Pramonowibowo Pramonowibowo
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto,SH Tembalang, Semarang

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

ANALISIS SEBARAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN PELAGIS KECIL DENGAN ALAT TANGKAP BAGAN PERAHU DI PERAIRAN KABUPATEN BELITUNG Sani, Agus Rosadi; Pramonowibowo, Pramonowibowo; Triarso, Imam
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 5, No 4: Oktober, 2016
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.237 KB)

Abstract

Penentuan daerah penangkapan merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan operasi penangkapan ikan. Dalam menentukan daerah penangkapan ikan nelayan pada umumnya masih menggunakan cara yang sederhan seperti melihat tanda-tanda alam atau berdasarkan naluri. Salah satu cara yang lebih maju dalam menentukan daerah penangkapan ikan adalah dengan menggunakan penginderaan jauh melalui sebaran oseonografi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran daerah penangkapan ikan dengan alat tangkap bagan perahu dan hasil tangkapan ikandi perairan Kabupaten Belitung, mengidentifikasi faktor oseonografi yang berpengaruh terhadap kedalaman, suhu, salinitas, dan kecepatan arus, terhadap variasi jumlah hasil tangkapan. Metode yang digunakan dalam penelitian in adalah metode deskriftif dan metode analisis data spasial. Pengolahan data menggunakan parameter sebaran dari hasil tangkapan ikan pelagis kecil dan parameter oseonografi, didukung dengan citra satelit Landsat ETM7 serta  program aplikasi Er Mapper 7.0. Hasil penelitian berupa peta daerah penangkapan bagan perahu, dari 34 titik stasiun daerah penangkapan ikan di peroleh sebagai berikut: kedalaman perairan 20-34 meter, salinitas 29-40‰, kecepatan arus 0,06-0,83,suhu 26-29,9⁰C. Hasil tangkapan berupa ikan selar (Trevallies) 2005,6 kg, ikan tembang (Clupea sp) 2010.5 kg, cumi-cumi (Loligo sp) 56.5 kg, Alu-alu , ikan Kembung (Rastrelliger sp) 700.5 kg  dan ikan petek (Leiognathus sp) 256 kg.
ANALISIS BIOEKONOMI PERIKANAN CUMI-CUMI (Loligo sp) DI PESISIR KABUPATEN KENDAL Theresia, Stephanie Martha; Pramonowibowo, Pramonowibowo; Wijayanto, Dian
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 2, No 3: Agustus, 2013
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.103 KB)

Abstract

Perairan Kabupaten Kendal merupakan salah satu wilayah penyebaran Cumi-cumi yang cukup potensial di perairan utara Jawa Tengah, dengan produksi sebanyak 50.454 kg pada tahun 2011. Kelestarian sumberdaya ikan akan terancam jika upaya pemanfaatan yang terus meningkat, jika tidak diupayakan langkah pengendalian. Tujuan dari penelitian ini adalah penganalisisan aspek biologi dan ekonomi sumberdaya Cumi-cumi di Pesisir Kabupaten Kendal yang meliputi produksi Cumi-cumi per usaha penangkapan Catch per Unit Effort (CPUE), Maximum Sustainable Yield (MSY), Maximum Economic Yield (MEY), dan Open Access Equilibrium (OAE). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2012. Materi penelitian ini adalah unit usaha perikanan tangkap yang hasil tangkapannya adalah Cumi-cumi di TPI Tawang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan jumlah sampel 13 nelayan. Data yang diambil berupa data primer dan data sekunder. Metode analisa data yang digunakan adalah metode time series dan metode bioekonomi model Gordon-Schaefer untuk menghitung MSY, MEY, dan OAE.Hasil penelitian dapat ditunjukan dari nilai rata-rata CPUE sumberdaya Cumi-cumi pada tahun 2007-2011 di PPP Tawang Kabupaten Kendal adalah 166 kg/alat tangkap. Produksi optimal (Copt) pada MSY sebesar 60.706 kg/tahun dengan effort optimum (Eopt) 182 alat tangkap/tahun. Produksi optimal (Copt) pada MEY sebesar 58.146 kg/tahun dan effort optimum (Eopt) sebesar 145 alat tangkap/tahun. Produksi optimal (Copt) pada OAE sebesar 39.623 kg/tahun dan effort optimum (Eopt) sebesar 289 alat tangkap/tahun.
NALISIS TINGKAH LAKU KEPITING BAKAU (SCYLLA SERRATA) TERHADAP PERBEDAAN SUDUT KEMIRINGAN PINTU MASUK DAN CELAH PELOLOSAN BUBU (SKALA LABORATORIUM) Hasanah, Mauidzatul; Fitri, Aristi Dian Purnama; Pramonowibowo, Pramonowibowo
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 5, No 4: Oktober, 2016
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.952 KB)

Abstract

Kepiting merupakan komoditas perikanan yang banyak diminati masyarakat Indonesia. Penangkapan kepiting bakau dapat dilakukan menggunakan perangkap, salah satunya adalah bubu lipat. Desain pintu masuk (funnel) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi penangkapan dengan bubu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh perbedaan sudut kemiringan pintu masuk bubu terhadap kecepatan merayap kepting bakau, sudut kemiringan yang optimal untuk bubu dan mengetahui presentase pelolosan kepiting pada celah pelolosan berukuran 3 cm x 10 cm. Sudut yang dipakai dalam penelitian adalah sudut 20°, 30° dan 60°, dengan bidang jaring berbentuk kotak. Untuk menentukan pengaruh kemiringan sudut terhadap kecepatan merayap kepiting digunakan uji Kruskal Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepiting bakau dapat melintasi bidang jaring berbentuk kotak dengan mudah pada sudur 20° dibandingkan sudut 60°. Kecepatan tertinggi adalah pada sudut 20° sebesar 0.022 m/s dan kecepatan terendah pada sudut 60° sebesar 0,008 m/s, sedangkan pada sudut 30° sebesar 0,015 m/s. Perbedaan sudut kemiringan memberikan pengaruh yang nyata terhadap kecepatan merayap kepiting bakau dan desain yang ideal adalah bubu dengan sudut kemiringan 30°. Celah pelolosan dengan ukuran 3 x 10 cm dapat meloloskan kepiting bakau sebesar 47%.
PENGARUH PERBEDAAN BAHAN BUBU DAN JENIS UMPAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN LOBSTER AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus) DI RAWA PENING SEMARANG Putra, Adhikoro Tidar; Purnama Fitri, Aristi Dian; Pramonowibowo, Pramonowibowo
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 2, No 3: Agustus, 2013
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.201 KB)

Abstract

Alat tangkap yang digunakan dalam penangkapan lobster (Cherax quadricarinatus) yaitu alat tangkap Bubu. Bubu adalah alat tangkap yang berbentuk kurungan atau keranjang dan terbuat dari berbagai bahan (kayu, rotan, bilah besi, kawat anyam, bambu, paralon dan sebagainya) serta mempunyai satu atau lebih ijep. Biasanya diletakkan di dasar perairan dengan atau tanpa umpan, satu per satu atau berangkai serta dihubungkan dengan tali ke pelampung untuk menunjukkan posisinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh perbedaan bahan material bubu (bambu dan paralon), menganalisis pengaruh perbedaan jenis umpan (mujair dan cacing) dan menganalisis ada tidaknya interaksi antara bahan bubu dan jenis umpan terhadap hasil tangkapan lobster (Cherax quadricarinatus) di Rawa Pening, Kabupaten Semarang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental fishing dengan 2 variabel yaitu bahan bubu dan jenis umpan dengan 4 perlakuan.Hasil penelitian menunjukan bahwa perbedaan bubu bambu dan bubu paralon pada penelitian ini berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan lobster (Cherax quadricarinatus) dimana jenis bubu bambu lebih banyak hasil tangkapannya, perbedaan umpan mujair dan umpan cacing pada alat tangkap bubu lobster berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan lobster (Cherax quadricarinatus) dimana bubu berumpan mujair lebih banyak hasil tangkapannya, hal ini dilihat dari hasil tangkapan pada bubu bambu berumpan cacing sebanyak 288 ekor dan bubu bambu berumpan mujair sebanyak 399 ekor, bubu paralon berumpan cacing 232 ekor dan bubu paralon berumpan mujair sebanyak 341 ekor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bubu bambu dengan menggunakan umpan ikan mujair lebih baik digunakan, karena hasil lobster (Cherax quadricarinatus) didapatkan tangkapan lebih banyak.
PERBANDINGAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN DAN CARA IKAN TERTANGKAP PADA GILL NET STANDAR DAN GILL NET UMUM UNTUK IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI PERAIRAN RAWAPENING Aditama, Tommy; Pramonowibowo, Pramonowibowo; Rosyid, Abdul
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 2, No 3: Agustus, 2013
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Danau Rawapening dengan luas 2.770 hektar terletak di Kabupaten Semarang seiring berjalanya waktu mengalami penurunan dengan semakin tingginya eksploitasi sumberdaya perikanan. Di tahun 2011 produksi danau Rawapening hanya 2440 ton yang seharusnya masih bisa ditingkatkan. Selama ini penangkapan ikan Nila di perairan Rawapening menggunakan alat tangkap gill net yang spesifikasinya tidak terukur khusus untuk ikan Nila. Jaring insang yang dipakai di Rawapening saat ini dinilai memiliki selektivitas rendah terutama mengacu pada ukuran ikan. Banyak ikan-ikan yang masih undersize ikut tertangkap dengan alat tangkap tersebut. Selain itu jaring insang tersebut juga menghasilkan mutu ikan yang kurang baik, karena ikan-ikan yang tertangkap pada gill net tersebut tertangkap dengan cara entangled (terpuntal). Sehingga ikan mengalami rigor mortis lebih cepat dan akibatnya ikan akan menghasilkan mutu daging yang kurang baik. Untuk itu, penelitian mengenai gill net standar sangat diperlukan demi terciptanya optimalisasi dalam kegiatan penangkapan ikan di Rawapening. Metode yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif dengan membandingkan berat dan kuantitas ikan tertangkap pada kedua gill net, dan mengamati secara langsung cara ikan tertangkap. Hasil penelitian berupa spesifikasi alat tangkap gill net standar untuk ikan Nila di perairan lentik (tertutup) yaitu panjang 1000 mata jaring, lebar 25 mata jaring, mesh size 3 inchi, E = 0,5, pelampung menggunakan rubber sponge, dan pemberat menggunakan timah dengan berat masing-masing 5 gram. Dalam segi kuantitas dan cara ikan tertangkap gill net standar memiliki kemampuan lebih baik daripada gill net umum, sedangkan dalam segi berat ikan tertangkap, gill net umum mendapatkan hasil sedikit lebih baik daripada gill net standar.
ANALISIS STRATEGI PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS PENANGKAPAN DI PERAIRAN RAWAPENING Mandika, Sandra; Wibowo, Bambang Argo; Pramonowibowo, Pramonowibowo
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 2, No 3: Agustus, 2013
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.059 KB)

Abstract

Rawapening merupakan rawa di Kabupaten Semarang yang mengandung sumberdaya ikan yang cukup besar potensinya 245.1 ton. pada tahun 2011. Jumlah nelayan yang menggantungkan hidupnya pada sumberdaya danau 1.589 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keanekaragaman alat tangkap yang ada di Rawapening, mengkaji pembagian zona daerah penangkapan di Rawapening, mengkaji pendapatan nelayan di Rawapening dan menganalisis strategi pemanfaatan sumber daya perikanan dari aspek teknis penangkapan ikan di Rawapening. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif studi kasus. Analisa data yang digunakan Analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keanekaragam alat tangkap di Rawapening adalah Branjang (lift net), Jaring, Bubu/Icir, dan Pancing, Sodo tarik, Jala, Seser. Zona Perikanan tangkap terdiri dari 3 (tiga) sub zona : Sub Zona Penangkapan Ikan dengan alat branjang, Sub Zona Penangkapan Ikan dengan alat sodo tarik dan Sub Zona Penangkapan Ikan dengan alat penangkap selain branjang dan sodo tarik. Pendapatan masyarakat nelayan sekitar Rawapening masih berada pada Garis Kemiskinan Non-makanan, seperti dijelaskan pada pembahasan pendapatan nelayan. Alternatif rangking strategi yang menjadi rangking 1 (satu) dalam upaya pemanfaatan sumber daya Rawapening adalah strategi SO1, mengoptimalkan pelaksanaan PERDA Kab. Semarang dalam mengatur pengelolaan sumberdaya, dengan menggunakan alat tangkap yang beragam.
ANALISIS BIOEKONOMI SUMBERDAYA IKAN GABUS (Ophiocephalus striatus) MODEL GORDON SCHAEFER DI PERAIRAN RAWA PENING KABUPATEN SEMARANG Munica, Dian; Triarso, Imam; Pramonowibowo, Pramonowibowo
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 5, No 4: Oktober, 2016
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.217 KB)

Abstract

Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus) merupakan salah satu sumberdaya perikanan yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan karena memiliki nilai ekonomi tinggi. Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di Kabupaten Semarang merupakan salah satu daerah yang terdapat penangkapan ikan Gabus (Ophiocephalus striatus). Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis karakteristik perikanan tangkap, menganalisis potensi dan pemanfaatan sumberdaya khususnya pada keadaan bioekonomi sumberdaya ikan Gabus (Ophiocephalus striatus) dengan indikator MSY, MEY, dan OA, dan menganalisis kelayakan usaha ikan Gabus (Ophiocephalus striatus) di Kabupaten Semarang. Metode analisis bioekonomi menggunakan model surplus produksi Gordon Schaefer dengan data jumlah trip penangkapan dan data produksi ikan Gabus (Ophiocephalus striatus) selama 8 tahun (tahun 2007-2014). Identifikasi usaha produsen dilakukan analisis keuntungan, R/C, dan BEP. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode convenience sampling. Analisis dengan Model Bioekonomi Gordon-Schaefer menghasilkan batasan penangkapan ikan Gabus (Ophiocephalus striatus) lestari (MSY) sebanyak 108.624 kg/tahun dan EMSY 46.610 trip/tahun. Sedangkan penangkapan optimum (MEY) 89.528 kg/tahun dan EMEY 27.067 trip/tahun. Kondisi open access (OA) produksinya sebanyak 105.793 kg/tahun dan EOA 54.134 trip/tahun. Hasil analisis keuntungan untuk usaha penangkapan Bubu/Icir (Traps) menunjukkan keuntungan rata-rata nelayan sebesar Rp 14.052.492/tahun. Nilai R/C rata-rata 1,83 berarti usaha penangkapan masih layak untuk dilanjutkan. Analisis BEP memperoleh nilai 1,95 kg/trip. Secara biologi dan secara ekonomi, sumberdaya ikan Gabus (Ophiocephalus striatus) telah mengalami over fishing. Rata-rata tingkat pemanfaatan sumberdaya secara biologi adalah 197%.
ANALISIS USAHA PERIKANAN PADA ALAT TANGKAP BUBU DI PERAIRAN RAWAPENING DESA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG Setyawan, Ringga; Wibowo, Bambang Argo; Pramonowibowo, Pramonowibowo
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 2, No 3: Agustus, 2013
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.856 KB)

Abstract

Aspek ekonomi merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam pengembangan suatu usaha, diantaranya besar keuntungan dan waktu pengembalian modal. Usaha penangkapan alat tangkap bubu pencarian keuntungan menjadi tujuan utama. Oleh karena itu, dengan analisis usaha dapat diketahui apakah usaha tersebut menguntungkan atau tidak, serta besarnya tingkat keuntungan yang dapat dihasilkan. Tujuan dari penelitian ini melakukan identifikasi alat tangkap bubu yang meliputi spesifikasi alat tangkap, cara operasi, hasil tangkapan, dan jenis ikan hasil tangkapan pada berbagai lokasi penangkapan dan melakukan analisis financial penggunaan alat tangkap bubu yang beroperasi di Perairan Rawapening. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bersifat studi kasus. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel acak distratifikasi Purposive Sampling. pendapatan nelayan bubu bambu sebesar Rp 10.250.000,00, nelayan bubu plastik sebesar Rp 3.365.000. Dari analisis finansial didapatkan hasil NPV bubu bambu -3.756.902,00, R/C 1,84, IRR 30 untuk bubu plastik 574.208,00, R/C 1,25, IRR 42. Kesimpulan yang diperoleh usaha bubu bambu memiliki keuntungan yang lebih besar. Dari analisis finansial untuk kedua usaha penangkapan masih layak untuk dijalankan.
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PERIKANAN TANGKAP CANTRANG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) BULU TUBAN JAWA TIMUR Listiana, Solely Ermin Dwi; Mudzakir, Abdul Kohar; Pramonowibowo, Pramonowibowo
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 2, No 3: Agustus, 2013
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.45 KB)

Abstract

Kabupaten Tuban merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Timur yang memiliki potensi perikanan laut dengan produksi Rp 36.227.170.000/tahun. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Bulu Tuban mempunyai aksesibilitas transportasi yang baik, karena letaknya berada di jalur pantura. Alat tangkap Cantrang di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Bulu Tuban merupakan alat tangkap mendominasi. Usaha penangkapan cantrang yang dilakukan harus menghasilkan keuntungan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis usaha. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa tingkat kelayakan usaha dari usaha penangkapan ikan dengan alat tangkap cantrang ditinjau dari finansial. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2013 di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Bulu Tuban Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang bersifat studi kasus. Studi kasus adalah pengamatan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode sensus dengan jumlah yaitu sebesar 48. Analisis usaha menggunakan metode discounted criterion. Dari metode ini diperoleh nilai rata-rata NPV sebesar Rp 256.452.573,-(NPV bernilai positif), nilai rata-rata B/C Ratio sebesar 1,17 ( B/C > 1), rata-rata IRR sebesar 50 %,dan PP (Payback Period) 2 tahun yang berarti usaha perikanan Cantrang di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Bulu Tuban Jawa Timur dapat dikatakan layak (feasible) dilanjutkan.