Rinta Kusumawati
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Sintesis Selulosa Asetat dari Limbah Pengolahan Agar Nurhayati Nurhayati; Rinta Kusumawati
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 9, No 2 (2014): Desember 2014
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v9i2.103

Abstract

Telah dilakukan sintesis selulosa asetat dari limbah pengolahan agar. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi NaOH yang optimum untuk isolasi selulosa dari limbah pengolahan agar dan rasio selulosa terhadap asam asetat anhidrida yang tepat untuk sintesis selulosa asetat dari selulosa limbah pengolahan agar. Selulosa dari limbah diisolasi menggunakan NaOH dengan konsentrasi 3, 6, dan 9% pada 95 °C selama 35 menit. Proses asetilasi dilakukan dengan rasio selulosa : asam asetat anhidrida 1:10; 1:20; dan 1:30 (b/v) pada 50 °C selama 35 menit dilanjutkan pada suhu ruang selama 14 jam. Terhadap produk selulosa diukur rendemen selulosa, kadar holoselulosa, dan alfa selulosa; sedangkan pada produk selulosa asetat diamati derajat putih (whiteness), identifikasi gugus fungsi, kadar asetil, kelarutan, dan uji termal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa larutan NaOH 6% menghasilkan kadar holoselulosa (63,3%) dan -selulosa (53,33%) tertinggi dengan nilai rendemen selulosa sebesar 24,92%. Sintesis selulosa asetat dengan perlakuan rasio selulosa:asam asetat anhidrida 1:10 memberikan hasil terbaik, yaitu warna selulosa asetat lebih putih, dengan rendemen sebesar 26,19% dan kadar asetil  43,5%. Identifikasi gugus fungsi menggunakan FTIR terhadap selulosa asetat menunjukkan adanya serapan gugus karbonil (C=O) dan gugus ester (C-O) masingmasing pada bilangan gelombang 1.755 cm-1 dan 1.235 cm-1. Selulosa asetat dari semua perlakuan bersifat larut dalam diklorometan tapi tidak larut dalam aseton. Dengan demikian, selulosa asetat yang dihasilkan merupakan jenis selulosa triasetat. Hasil uji termal terhadap selulosa asetat perlakuan 1:10 menunjukkan bahwa selulosa triasetat yang diperoleh terdegradasipada temperatur 350 °C.
Penerimaan Panelis Dan Konsumen Terhadap Dodol Garut Yang Disubstitusi Dengan Tepung Alginat Rinta Kusumawati; Jamal Basmal
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 10, No 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v10i2.368

Abstract

Penelitian penerimaan panelis dan konsumen terhadap dodol garut yang disubstitusi dengan tepung alginat telah dilakukan. Formula dodol garut yang digunakan adalah formula yang dikembangkan oleh salah satu industri dodol di Kota Garut yang menggunakan agar kertas. Substitusi terhadap agar kertas dilakukan dengan perbandingan agar kertas : tepung alginat sebagai berikut: 1:0; 1:1; dan 0:1. Kualitas dodol ditetapkan melalui uji skor oleh 15 panelis semi terlatih untuk parameter kenampakan, rasa, bau, kekerasan, kekenyalan, dan kelengketan. Selain itu juga dilakukan uji penerimaan konsumen oleh 102 panelis tidak terlatih dan pengukuran tekstur menggunakan texture analizer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi agar kertas dengan hidrogel tepung alginat (0:1) memberikan pengaruh  pada parameter kelengketan, namun tidak mempengaruhi parameter kenampakan, rasa, bau, kekerasan, dan kekenyalan. Konsumen juga menilai suka sampai sangat suka untuk formula tersebut dimana dodol terasa lembut saat dikunyah tetapi sedikit lengket. Hal ini sesuai dengan hasil pengukuran texture analizer terhadap parameter kelengketan sebesar 1.029,92 dan kepaduan (cohesiveness) 0,42 yang lebih tinggi dari formulasi dengan agar kertas saja atau campuran agar kertas dan alginat.
Pemanfaatan Limbah Ekstraksi Alginat dan Silase Ikan sebagai Bahan Pupuk Organik Jamal Basmal; Adwin Widanarto; Rinta Kusumawati; Bagus Sediadi Bandol Utomo
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 9, No 2 (2014): Desember 2014
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v9i2.104

Abstract

Percobaan pemanfaatan limbah padat ekstraksi alginat dengan tepung silase ikan (tepsil) menjadi bahan pupuk organik telah dilakukan. Perlakuan yang diberikan adalah rasio antara tepung limbah ekstraksi alginat : tepsil = 1:1; 2:1 dan 3:1. Sebagai pengikat antara tepung limbah ekstraksi dengan tepsil digunakan pasta Sargassum. Perlakuan rasio limbah padat ekstrasi alginat dengan tepsil mempengaruhi komposisi unsur hara makro dan mikro serta kadar hormon pemacu pertumbuhan dalam bahan pupuk. Ditinjau dari unsur hara makro maka perlakuan yang terbaik ditemukan pada perlakuan P11 yakni satu bagian limbah alginat dan satu bagian tepsil dengan komposisi P 34,56 mg/100g, N 3,01%, K 1,2 mg/100g, Ca 48,23 mg/100g, Corganik 21,31mg/100g, Mg 1,41 mg/100 g, kemampuan daya serap air 587,93% dengan unsur mikro Fe 217,01 ppm, Zn 8 ppm, Cu 0,02 ppm dan nilai hormon pertumbuhan giberelin 82,36 ppm, auksin 67,65 ppm, sitokinin-zeatin 36,86 ppm dan sitokinin-kinetin 28,71 ppm. Bahan pupuk yang dihasilkan dapat diproses lebih lanjut menjadi pupuk organik untuk kebutuhan pertanian setelah ditambah dengan unsur hara mikro dan makro dari bahan organik yang lain.