Ninoek Indriati
Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Daya Hambat Ekstrak Bahan Aktif Biji Picung (Pangium edule reinw.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Penghasil Histamin Arifah Kusmarwati; Ninoek Indriati
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 3, No 1 (2008): Juni 2008
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v3i1.7

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan ekstrak bahan aktif biji picung segar dan terfermentasi sebagai penghambat pertumbuhan bakteri penghasil histamin. Bakteri penghasil histamin yang diuji daya hambatnya meliputi Morganella morganii, Raoultella terigena, Enterobacter sp., Microbacterium testaceum, Staphylococcus sp., dan Micrococcus diversus. Pengujian daya hambat dilakukan dengan metode difusi pada lempeng agar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak akuades dan ekstrak etanol 50% dari biji picung segar mampu menghambat pertumbuhan bakteri penghasil histamin, sedangkan ekstrak n-heksana tidak memiliki daya hambat. Sementara itu, ekstrak akuades, etanol 50%, maupun n-heksana dari biji picung terfermentasi tidak mampu menghambat pertumbuhan bakteri penghasil histamin.
Studi Bakteri Pembentuk Histamin Pada Ikan Kembung Peda Selama Proses Pengolahan Ninoek Indriati; Rispayeni Rispayeni; Endang Sri Heruwati
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 1, No 2 (2006): Desember 2006
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v1i2.394

Abstract

Histamin merupakan salah satu senyawa biogenik amin yang dianggap sebagai penyebab utama keracunan makanan yang berasal dari ikan, terutama dari kelompok skombroid. Peda adalah produk fermentasi ikan yang umumnya dibuat dari ikan kembung yang merupakan kelompok ikan skombroid, yang diketahui banyak mengandung asam amino histidin bebas, sehingga potensial menimbulkan masalah keracunan histamin. Untuk mengetahui jenis‑jenis bakteri yang berperan pada pembentukan histamin pada ikan peda, telah diisolasi bakteri pembentuk histamin selama proses pengolahan peda, menggunakan media Niven yang sudah dimodifikasi. Isolat yang diperoleh diidentifikasi menggunakan BIOLOG Micro StationTm. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 15 jenis bakteri pembentuk histamin pada bagian daging dan 11 jenis pada bagian isi perut. Selama proses fermentasi, saat histamin diproduksi secara intensif, bakteri pada ikan peda didominasi oleh Enterobacter spp. dan Staphylococcus spp. Enterobacter spp. sudah berada pada bahan baku, baik pada daging maupun pada isi perut, sedangkan Staphylococcus spp. merupakan bakteri yang mengkontaminasi selama proses pengolahan.
Residu Logam Berat pada Ikan dan Kualitas Lingkungan Perairan Muara Sungai Barito Kalimantan Selatan Dwiyitno dwiyitno; Nugroho Aji; Ninoek Indriati
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 3, No 2 (2008): Desember 2008
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v3i2.19

Abstract

ABSTRAKPenelitian evaluasi kandungan residu logam berat pada ikan dan lingkungan perairan telah dilakukan di muara Sungai Barito, Kalimantan Selatan. Parameter yang diamati meliputi residu logam berat (Hg, Cd, Cu, dan Pb) pada ikan, air, dan sedimen. Di samping itu juga dilakukan analisis kualitas air yang meliputi suhu, kecerahan, pH, salinitas, DO, BOD, dan COD serta unsur hara yang terdiri atas amonia, nitrit, nitrat, sulfit, dan fosfat. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu pada bulan April dan September 2005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan logam berat (Hg, Cd, Cu, dan Pb) pada ikan dari perairan muara S. Barito belum melewati ambang batas yang diijinkan, sehingga masih aman untuk dikonsumsi. Namundemikian pada ikan haruan (Ophiocephalus striatus), tingkat konsumsinya harus mendapat perhatian karena kandungan logam berat Hg-nya sudah cukup tinggi. Secara umum, kandungan logam berat pada air dan sedimen muara S. Barito pada stasiun-stasiun yang diteliti masih di bawah ambang batas yang diijinkan, kecuali kandungan Cd air pada bulan September. Kualitas perairan muara S. Barito secara umum masih cukup baik, kecuali kandungan COD dan amonia pada beberapa stasiun.