Wening Prastowo
Laboratorium Kedokteran Forensik Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Penggunaan Tes Teichmann untuk Mengidentifikasi Bercak Darah yang Menempel pada Pakaian dengan Paparan Air Tawar, Tanah, dan Udara bebas Puspitaati, Adiarani; Prastowo, Wening; Napitupulu, Onggung MH
Majalah Kesehatan FKUB Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.554 KB)

Abstract

Darah adalah salah satu dari bukti fisik yang paling sering ditemukan pada tempat kejadian perkara. Darah lebih mudah dikenali karena berwarna merah tua, tetapi bisa berubah karena pengaruh lingkungan. Perubahan warna pada bercak darah disebabkan oleh perubahan hemoglobin menjadi methemoglobin yang menyebabkan warna merah tua menjadi merah kecoklatan. Test Teichmann dilakukan untuk memastikan bercak yang diperiksa adalah darah.  Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan potensi tes Teichmann untuk mengidentifikasi bercak darah pada pakaian dengan paparan air tawar, tanah, dan udara dengan lama paparan 20 menit,  1x24 jam, 2x24 jam, 3x24 jam, 4x24 jam, dan 5x24 jam setelah paparan. Dari media dengan paparan air tawar, tanah, dan udara pada 20 menit, 1X24 jam, 2X24 jam, 3X24 jam, 4X24 jam, dan 5X24 jam, didapatkan kristal hematin yang berbentuk batang berwarna gelap kecoklatan yang mengindikasikan hasil positif bercak darah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tes Teichmann dapat mengidentifikasi bercak darah pada pakaian yang dipapar air tawar, tanah, dan udara dalam waktu 20 menit, 1X24 jam, 2X24 jam, 3X24 jam, 4X24 jam, dan 5x24 jam.Kata kunci: Bercak darah, Kristal hematin, Tes Teichmann.
Pengaruh Amitriptyline Dosis Lethal pada Bangkai Tikus Rattus Norvegicus strain Wistar terhadap Pertumbuhan Larva Musca Sp. Rahman, Puji; Djoko B, Aswin; Prastowo, Wening
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 26, No 2 (2010)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (762.012 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2010.026.02.6

Abstract

ABSTRAKKata Kunci:  Amitriptyline, Musca sp., pertumbuhan larvaPeran Post Mortem Interval (PMI) sangat penting untuk memperkirakan waktu kematian yang dapat diketahui dengan menentukan  umur  larva  lalat  yang  terdapat  pada  jenazah.  Pertumbuhan  larva  lalat  sangat  dipengaruhi  oleh  suhu lingkungan,  makanan,  kelembapan,  intensitas  cahaya,  dan  kontaminan.  Keberadaan  obat  antidepresan  dapat mengacaukan estimasi waktu kematian hingga 77 jam. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan media  dua  bangkai  tikus.  Tikus  pertama  dibunuh  dengan  cara  diberikan  amitriptyline  100  mg  peroral  (LD50  =  350 mg/kgBB).   Tikus kedua dibunuh dengan cara dislokasi cervical. Kedua bangkai ini dimasukkan ke 2 kandang yang telah berisi masing-masing 50 lalat Musca sp. Dilakukan pengamatan setiap 12 jam mulai dari larva lalat stadium satu sampai lalat dewasa. Setiap media tumbuh diambil 10 larva secara acak setiap hari untuk diukur panjang dan berat serta durasi pertumbuhannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan larva pada media dengan kandungan amitriptyline berbeda secara signifikan dibandingkan pertumbuhan larva pada media tanpa kandungan amitriptyline. Panjang larva pada media tumbuh dengan kandungan amitriptyline lebih panjang, berat larva pada media tumbuh dengan kandungan amitriptyline lebih berat dan durasi pencapaian stadium lebih lambat sejak hari ke-3a (p < 0,005). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa amitriptyline dapat memperlambat pertumbuhan larva lalat Musca sp.
Growth Rate Differences of Chrysomya sp. Larvae on Rattus novergicus Wistar Strain Corpse Exposed and Unexposed to Ephedrine Toxic Dose Poeranto, Sri; Prastowo, Wening; Resmi, Diandra Laksmita; Nugraha, Rivo Yudhinata Brian
Journal of Tropical Life Science Vol 7, No 3 (2017)
Publisher : Journal of Tropical Life Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/jtls.07.03.06

Abstract

Post Mortem Interval (PMI) is used as a parameter to define the onset, cause, manner, and time of death to help maintenance of law and identify crime victims by the age of the larvae found. Larval growth is influenced by the temperature, humidity, and contaminant (drug or toxic). This experiment used two media of dead rats (200 grams), one given ephedrine of LD50 = 266 mg/kg and the other without ephedrine. Both were put in 2 cages each containing 50 Chrysomya sp. Ten larvae were randomly taken every day for 14 days to be measured their length, weight, and duration of growth. The 3rd larvae stage in the media with ephedrine had weight gain on 5th – 6th day morning, while larvae in media without ephedrine had static weight gain on 5th day morning - afternoon and weight decrement on 6 – 7th day morning. Larva’s peak ratio of length/weight in the media with ephedrine was higher than that of larvae in the media without ephedrine. Larvae on media with ephedrine grew faster in 1st, 2nd, 3rd larvae stage, and pupal stage compared to larvae without ephedrine. Therefore, this study indicates that ephedrine can accelerate the growth rate of Chrysomya sp. larvae.
Emergency Room Medical Record Modification to Optimize Patient Education at X Hospital Hariyanto, Engelbert; Prastowo, Wening; Zuhriyah, Lilik
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol. 32 Supplement 1 (2022)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkb.2022.032.01.6s

Abstract

Regularly delivering information to patients and their families becomes a challenge for medical personnel in the Emergency Room (ER). Patients, or their families, often do not remember that education about their illness has been delivered. It can also happen because family members who took the patients into the emergency room differed from those who received the education. This situation can lead to misunderstandings, especially if there are legal problems in the future. This study aimed to find the priority problem in the hospital, the root of the problem, and solutions to optimize patient education in the ER. The methods used in the problem-finding were interviews, Focus Group Discussions (FGD), and USG (Urgency, Seriousness, and Growth) scoring. The solution selection method used FGD, fishbone analysis, 5-whys table, and CARL (Capability, Accessible, Readiness, and Leverage) scoring. The problem found was the lack of optimal patient education in the ER. The priority of the root of the problem found was no written documentation in the patient's medical record regarding providing education to patients or families. The chosen solution was to modify the ER medical record by including a checklist of educational points and a column for patients or families to sign. Further research is needed to prove the effectiveness of this medical record modification in optimizing education in the ER.