M. Kudeng Sallata
Balai Penelitian Kehutanan Makassar

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Konservasi dan Pengelolaan Sumber Daya Air Berdasarkan Keberadaannya Sebagai Sumber Daya Alam M. Kudeng Sallata
Buletin Eboni Vol 12, No 1 (2015): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.877 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5056

Abstract

Sumberdaya air merupakan sumber daya alam yang tidak hidup (abiotik) namun dapat diperbaharui (renewable resources). Air adalah salah satu sumber alam paling penting bagi makhluk hidup namun sering menjadi permasalahan dalam keberadaannya (occurance), peredaran/sirkulasinya (circulation) dan penyebarannya (distribution). Selain itu karena sifat-sifatnya, air sangat mudah terkontaminasi dengan zat-zat kimia lainnya melalui pencemaran lingkungan. Oleh karena itu diperlukan upaya konservasi melalui sistem pengelolaan yang efektif dan efisien sehingga terjadi kemanfaatannya secara berkelanjutan sampai ke generasi mendatang.
Pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) dan Keberadaannya di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan M. Kudeng Sallata
Buletin Eboni Vol 10, No 2 (2013): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4024.148 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5013

Abstract

Pinus merkusii Jungh et de Vriese adalah satu-satunya jenis pinus  tumbuh secara alam di Indonesia yang selama ini dikenal pada tiga tempat yaitu : di Aceh, Tapanuli dan Kerinci, semuanya berlokasi di Pulau Sumatera; namun saat ini jenis pinus tersebut dapat juga berkembang secara alami di wilayah Kabupaten Tana Toraja dengan baik. Keberadaan pinus di Toraja sangat berkaitan faktor lingkungan tempat tumbuh yang memengaruhi fungsi fisiologis dan morfologisnya. Dukungan faktor lingkungan sangat optimum misalnya : temperatur udara, intensitas cahaya matahari, kelembaban udara yang cukup untuk berlangsungnya proses fotosintesis secara optimum. Proses fotosintesis tersebut memproduksi karbohidrat yang cukup bagi perkembangan tanaman pinus. Secara geografis, Kabupaten Tana Toraja terletak pada 2o-3o LS dan 119o-120oBT, pada dataran tinggi bagian utara semenanjung Sulawesi Selatan. Terletak pada ketinggian dari 500 – 2.500 m dpl menyebabkan temperatur/suhu udara secara reguler setiap hari berkisar antara 15o-32oC. Kelembaban udara berkisar 82-86% dan rata-rata curah hujan antara 1.500-3.500 mm setiap tahun. Keberadaan tegakan pinus pada lahan milik di beberapa tempat, telah membawa banyak keuntungan bagi para pemiliknya terutama untuk perbaikan kondisi ekonomi keluarga. Sangat diharapkan terbentuknya kelembagaan yang memadai antara masyarakat dan pemerintah untuk mengatur pemanfaatan tegakan pinus secara holistik (bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat namun tidak merusak lingkungan).
Paradigma Konservasi Tanah dan Air: Hubungannya Kerusakan Lingkungan M. Kudeng Sallata
Buletin Eboni Vol 11, No 2 (2014): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.649 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5043

Abstract

Permasalahan banjir, longsor dan kerusakan lingkungan terasa semakin kompleks apalagi kalau terjadi di wilayah pemukiman. Penyebab utama adalah cuaca ekstrim dan tekanan penduduk yang semakin padat, namun banyak pihak tidak menyadarinya. Pertumbuhan penduduk tak terkendali memicu peningkatan penggunaan lahan secara masif.  Kebutuhan pangan, sandang, papan, energi, hingga kebutuhan rekreasi juga meningkat. Alih fungsi lahan semakin gencar yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Disisi lain, penerapan teknik konservasi tanah dan air semakin dilupakan karena dianggap faktor penghambat. Jika jumlah penduduk tidak segera dikendalikan, kerusakan lingkungan semakin parah.
Pemanfaatan Mikrohidro Untuk Membangun Desa Mandiri Energi M. Kudeng Sallata; Hunggul Yudono SHN; Abd. Kadir Wakka
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea Vol. 4 No. 1 (2015)
Publisher : Foresty Faculty of Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1065.063 KB) | DOI: 10.18330/jwallacea.2015.vol4iss1pp71-80

Abstract

To enhance active participation of local communities in forest management, the benefit of forest services to fulfill their basic need should be maximized. This research has been carried out to examine the potential of forest and the village to be an energy self-sufficient village. The specific objectives of the research are to: 1) acquiring data of village potential for microhydro development, 2) establishing a microhydro installation by maximizing the benefit of water power, and 3) acquiring data of potential impact of microhydro development on well local community participation and awareness. The research methods were direct observation, interviews and descriptive analysis. Based on field situation, the design and manufacture of turbine engine has been assembled to produce electricity of 10 KVA. Consumers were 131 households allied in group to operate the microhydro properly. The establishment of microhydro have enhanced positive perception on forest-water yield, collective participation, awareness and sense of ownership of the villagers to forest ecosystem.