This Author published in this journals
All Journal Buletin Eboni
M. Kudeng Sallata
Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Model Peningkatan Air Tanah Berbasis Pemukiman pada Hulu Daerah Aliran Sungai M. Kudeng Sallata; Hunggul YSH Nugroho; Ade Suryaman; Muhammad Saad
Buletin Eboni Vol 15, No 2 (2018): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (829.641 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5158

Abstract

Rendahnya persentase air hujan pada musim hujan yang tersimpan di daerah imbuhan air baku DAS, akan mengganggu keseimbangan hidrologi khususnya komponen-komponen penyusun siklus air dalam suatu DAS. Diperlukan terobosan dalam mengembangkan program konservasi tanah dan air secara menyeluruh dalam hubungannya dengan program-program pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Metode konsevasi air berupa  sumur resapan dan bentuk metode fisik lainnya seperti teras gulud, pengatur saluran air, untuk mengurangi atau memanen aliran permukaan (runoff) telah dikembangkan di Kampung Babangeng, Desa Pa’bumbungan, Kecamatan Eremerasa, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan, untuk meningkatkan kemampuan tanah meresapkan air (Soil infiltration capacity) kedalam tanah. Model kegiatan ini diharapkan menambah ketersediaan air tanah pada daerah imbuhan air DAS Calendu. Tujuan pengembangan adalah meningkatkan resapan air untuk ketersediaan air baku melalui pembangunan sumur resapan air berbasis kelompok pemukiman dan melakukan rehabilitasi lahan dan konservasi tanah partisipatif di daerah imbuhan air tanah DAS Calendu, Bantaeng. Hasil  pengembangan menunjukkan bahwa  dengan terbangunnya  dua  buah sumur resapan dengan kapasitas masing-masing  8 meter kubik dapat  meresapkan air  atau menambah air tanah  sebanyak  124,92 meter kubik dari 35 kejadian hujan dengan tinggi 1583 mm  periode Juli - Agustus 2017.  Hal yang sama terjadi pada periode hujan dari Oktober - Desember 2017, sumur dapat menampung runoff 122,84 meter kubik dari kejadian hujan lebih banyak yaitu 55 kali.
Pemanfaatan Potensi Jasa Lingkungan Melalui Pembangunan Wisata Alam di Kabupaten Tana Toraja M. Kudeng Sallata
Buletin Eboni Vol 13, No 1 (2016): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.963 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5071

Abstract

Kabupaten Tana Toraja memiliki objek wisata budaya yang populer setelah Provinsi Bali, menarik untuk dikunjungi karena masih konsisten melakukan adat istiadatnya yang unik dan memiliki daya tarik tersendiri bagi pengunjungnya. Namun selama ini, pemerintah setempat masih kurang menyiapkan objek wisata alam melalui pemanfaatan potensi jasa lingkungan yang dimiliki. Membangun objek wisata alam merupakan tindakan mendukung keberlangsungan kunjungan wisata tetap tinggi karena adanya peningkatan variasi objek wisata terutama terhadap pengunjung yang telah merasa jemu atau kurang berminat terhadap objek wisata budaya yang ada. Pemanfaatan bentang alam (landscape) yang ada atau  jenis tanaman yang berhubungan dengan budaya untuk membangun objek wisata alam, berpeluang berhasil karena masyarakat telah mengenalnya dengan baik, hanya menunggu fasilitator dan pendampingan dari pemerintah. Pembangunan objek wisata alam berupa hutan wisata, agrowisata, hutan kota, taman wisata, taman koleksi jenis tanaman obat, bambu setum, selain menjadi objek wisata juga merupakan upaya melestarikan lingkungan hidup di wilayah hulu DAS Saddang.
Pentingnya Aplikasi Teknik Konservasi Air dengan Metode Struktur Fisik di Wilayah Hulu DAS M. Kudeng Sallata
Buletin Eboni Vol 14, No 1 (2017): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.979 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5095

Abstract

Telah banyak upaya konservasi, baik dalam bentuk proyek pemerintah maupun partisipasi masyarakat yang dilakukan untuk menanggulangi permasalahan banjir, longsor dan kelangkaan air, namun sampai saat ini belum dapat meredamnya, bahkan dampaknya semakin banyak menelan jiwa manusia. Teknologi yang diterapkan untuk mengurangi erosi dan aliran permukaan selama ini kurang mendapat dukungan dari para petani yang mengharapkan produksi lahan yang tinggi. Diperlukan perubahan paradigma penerapan teknologi konservasi lahan dan air pada wilayah-wilayah pertanian. Paradigma lama yaitu teknologi konservasi yang diterapkan difokuskan untuk menekan erosi dan aliran permukaan tanpa memerhatikan peningkatan produksi suatu lahan. Paradigma baru yaitu penerapan teknologi konservasi lahan yang mengutamakan peningkatan produksi lahan namun mengurangi erosi dan aliran permukaan (run off). Aplikasi kombinasi teknik konservasi air secara struktur fisik dengan vegetatif sangat mendesak dilakukan untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan yang semakin meningkat pada wilayah DAS saat ini. Wanatani salah satu bentuk kombinasi tanaman dengan memilih tanaman yang produktif berdasarkan kebutuhan petani telah banyak dilakukan masyarakat. Pembangunan waduk, embung, dam parit secara berjenjang (cascade), sumur resapan dan biopori juga perlu dilakukan untuk menyimpan air sebagai sumber air pada musim kemarau untuk lahan pertanian. Semua jenis teknologi konservasi lahan tersebut dapat mengendalikan aliran permukaan dan erosi tanah, juga dapat meningkatkan produksi lahan untuk memenuhi kebutuhan petani.