Bayu Hastinoto Prawirodigdo
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Representasi Bangsa Amerika dan Bangsa Jepang dalam Film The Last Samurai Bayu Hastinoto Prawirodigdo; Turnomo Rahardjo; Triyono Lukmantoro; M Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.902 KB)

Abstract

Film sebagai wacana mampu membentuk kesan-kesan mengenai karakter, sejarah, dan budaya pada suatu bangsa. Sejarah modernisasi Jepang diisi dengan perubahan radikal yang memengaruhi nasib kaum samurai dan bangsa Jepang secara keseluruhan sehingga Jepang mampu mencapai kemajuannya hingga saat ini. Gambaran yang tidak akurat tentang perubahan ini dapat memicu pemahaman yang keliru mengenai peristiwa pemberontakan kaum samurai dan peran bangsa Amerika dalam proses modernisasi yang terjadi di Jepang pada abad ke-19. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi bangsa Amerika dan bangsa Jepang terkait dengan sejarah modernisasi Jepang.            Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika untuk menganalisa obyek yang diteliti. Teknik analisa data menggunakan teori John Fiske “the codes of television”. Film The Last Samurai diuraikan secara sintagmatik pada level realitas dan level representasi. Sedangkan penguraian level ideologi menggunakan analisa secara paradigmatik.            Film The Last Samurai menggambarkan serangkaian konflik yang muncul ketika suatu bangsa tengah menjalankan modernisasi. Konsep tradisionalitas dan modernitas digunakan untuk membedakan masing-masing pihak yang berkonflik. Melalui penelitian ini, ditemukan bahwa The Last Samurai memuat pemikiran Max Weber mengenai rasionalitas orang modern yang membedakan mereka dengan orang tradisional. Film ini merupakan penerapan dari orientalisme sebagai wacana yang dibuat oleh orang Barat untuk mengevaluasi atau menjelaskan budaya Timur, sejarah Timur, dan orang Timur. The Last Samurai secara gamblang memberikan penghormatan pada budaya tradisional Timur namun tetap memuat supremasi Barat yang ditunjukkan tidak hanya melalui gambaran orang Barat tapi juga melalui gambaran dari orang Timur itu sendiri. Kata kunci : film, samurai, modernisasi Jepang, orientalisme
Representasi Oksidentalisme dalam Film Gintama (2017) Bayu Hastinoto Prawirodigdo
TUTURAN: Jurnal Ilmu Komunikasi, Sosial dan Humaniora Vol. 3 No. 2 (2025): Mei: TUTURAN: Jurnal Ilmu Komunikasi, Sosial dan Humaniora
Publisher : Institut Nalanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47861/tuturan.v3i2.1428

Abstract

Movies can influence audiences' perceptions of foreigners who are a minority group in society. There are positive and negative views of Westerners formed in Japanese films. The live-action movie “Gintama” uses the historical setting of Japan in the Bakumatsu period where Western countries succeeded in forcing Japan to open relations with foreign countries. This study attempted to determine the representation of occidentalism in Gintama movie. Using a qualitative descriptive research method that relies on Roland Barthes' semiotic analysis, this study analyzed the representation of occidentalism in this film through stages of analysis at the denotation level and connotation level. The analysis process involved documentation as a data collection technique. The results of the study showed the existence of denotative and connotative meanings that represent occidentalism in the historical story of Japan during the Bakumatsu period that is presented in this film. The results of the study indicated that occidentalism in the film Gintama is in accordance with the concept of occidentalism explained by Ian and Buruma where the West tends to be viewed negatively while Japan tends to be depicted positively.