Nurliana Nurliana
STAI Diniyah Pekanbaru

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Konstruksi Pernikahan Samara Perspektif Buya Hamka Nurliana Nurliana
Jurnal Al Himayah Vol. 3 No. 1 (2019): Al Himayah
Publisher : Jurnal Al Himayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.966 KB)

Abstract

Perkawinan untuk memenuhi petunjuk agama sembari mewujudkan keluarga harmonis, sejahtera dan bahagia. Pernikahan bernilai positif terhadap perilaku, akhlak dan agama dan menstabilkan kejiwaan seseorang. Keluarga bahagia dambaan setiap insan yang menikah, namun banyak sebab pemicu konflik dalam menjalankan kehidupan berkeluarga sehingga berpengaruh tidak baik. Esensi mulia pernikahan belum sepenuhnya tercermin pada pasangan suami-isteri. Realitas konflik perkawinan menggugah perhatian untuk menelaah ulang dan bertanya ada apa dengan kehidupan keluarga, mengapa terjadi permasalahan dan cenderung meluas. Pembinaan semacam apa yang diterapkan . Adakah solusi dari pelbagai persoalan membina keluarga. Penelitian ini sesuatu yang baru. Patut mendapat respon positif karena bertujuan melahirkan prespektif baru yang lebih progresif dalam mencermati isu pernikahan. Penelitian melalui library research dengan pendekatan deskriptif menggunakan jenis data deskriptif narasi melalui tekhnik study dokumentasi untuk memperoleh pemikiran Buya Hamka tentang sakinah mawaddah dan rahmah dalam pernikahan. Tekhnik analisis data yang digunakan ialah analisis isi (content analysis), melalui referensi kemudian diformulasikan. Konstruksi pernikahan samara perspektif Buya Hamka : Pertama, sakinah dipahami bahwa dalam kehidupan manusia sejatinya menemukan jodoh, setelah menemukan pasangan hidup seharusnya tinggal bersama Penopang sakinah yang dikehendaki adalah merealisasikan mawaddah dalam kehidupan perkawinan. Mawaddah dalam hal ini yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan kebersihan fisik, bersolek, berharum-haruman atau wangi-wangian, pandai menghormati pasangan, tidak bersifat angkuh, bersikap sederhana, melembutkan ucapan. Rahmah merupakan natijah dari perlakuan kehidupan sebelumnya, jika berjalan baik maka pada akhirnya sampai ke anak cucu, mencerminkan karakteristik orang tuanya, rahmah juga bagian dari tanda-tanda kebesaran Allah swt
FORMULASI KELUARGA ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Nurliana Nurliana
Jurnal Al Himayah Vol. 3 No. 2 (2019): Al Himayah
Publisher : Jurnal Al Himayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.414 KB)

Abstract

Masyarakat berpedoman pada nilai budaya yang berlaku, menselaraskan kehidupan pada nilai yang hidup dalam masyarakat, sebagai pedoman tertinggi bagi sikap mental, cara berfikir, dan bertingkah laku. Era revolusi Industri 4.0. problem terberat bagi keluarga umat Islam ialah menghadapai penyakit “kemanusiaan modern”. Tantangan dan godaan menyusup kehidupan keluarga melalui tekhnologi, komunikasi, dan informasi. Arus deras materialisme membawa perubahan pola hidup dan sikap prilaku suami, istri dan anak-anak. Orientasi materialisme dan konsumerisme mengakibatkan perilaku-perilaku yang menyimpang dan sikap hidup yang tidak tenang. Terjadi pergeseran pola hidup yang semula bercorak sosial religius ke pola individual materialistis dan sekuler. Inilah tawaran pembahasan, perlu mendapat respons positif, bertujuan melahirkan prespektif baru yang lebih progresif tentang formulasi keluarga era revolusi industri 4.0. perspektif hukum Islam. Formulasi keluarga era revolusi industri 4.0 perspektif hukum Islam: Pertama, sikap saling memahami, membudayakan sikap saling memahami dalam keluarga. Kedua, aktualisasi peran, setiap anggota keluarga menyadari perannya masing-masing sembari sikap saling membutuhkan. Ketiga, menghadirkan penghargaan, dalam bentuk ucapan pujian, kejutan, kata-kata motivasi, sikap dan perlakuan sesuai tata krama dan adab sopan santun yang dibimbing dalam Islam, mampu meminimalisir kesenjangan sosial serta konflik keluarga.
Bank ASI Perspektif Hukum Islam Nurliana Nurliana
Jurnal Al Himayah Vol. 4 No. 1 (2020): Al Himayah
Publisher : Jurnal Al Himayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.111 KB)

Abstract

Potensi kaum ibu masih tergolong rendah dalam memberikan ASI kepada anaknya terutama di Indonesia. Disebabkan berbagai faktor, terutama: kurangnya pengetahuan tentang manfaat ASI, gencarnya promosi susu formula, dan semakin meningkatnya jumlah wanita karir. Mendirikan bank ASI merupakan solusi nilai gizi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak bagi kaum ibu yang tidak mau memberikan ASI kepada anaknya. Bank ASI berpotensi menimbulkan hal yang subhat bahkan keharaman dalam hubungan mahram atau persaudaraan karena sepersusuan. Pendonor hanya sekedar memberikan identitas dirinya secara umum, seperti seseorang yang akan mendonorkan darahnya. Tidak dapat dilacak siapa saja bayi-bayi yang pernah mengkonsumsi ASI-nya, sehingga tidak jelas bagi seseorang siapa bermahram dengan siapa. Akibatnya, akan terjadi kelak di kemudian hari, seorang laki-laki menikah dengan seorang wanita yang ternyata pernah mengkonsumsi ASI dari seorang wanita pendonor ASI yang sama. Bila hal ini terjadi, berarti pasangan laki-laki dan perempuan telah menjadi saudara susuan, maka haram menikahi mahram yang terjadi akibat ikatan saudara sepersusuan
Pergantian Peran Pemimpin dalam Rumah Tangga Di Era Milineal Perspektif Hukum Islam Nurliana Nurliana
Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan Vol 16 No 1 (2019): Jurnal Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan
Publisher : LPPM STAI Diniyah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (888.857 KB)

Abstract

Realitas kehidupan di era milineal lebih di dominasi oleh isteri. Banyak wanita yang bekerja di sektor ekonomi, perbankkan, bahkan sebagai pemimpin dalam suatu institusi, pada awalnya untuk menghilangkan kejenuhan di rumah, berlanjut pada prinsip untuk membantu ekonomi keluarga, dan pada akhirnya menggantikan peran suami dalam mencari nafkah, bahkan mengambil alih semua tanggung jawab yang semestinya dibebankan pada suami. Sementara suami melakukan pekerjaan rumah yang biasa dilakukan isteri, isteri bekerja di luar rumah guna mencari nafkah keluarga, sehingga terjadi pergantian peran. Realitas kehidupan rumah tangga seperti ini apakah suami masih berperan sebagai pemimpin dalam rumah tangga?. Merupakan suatu tawaran pembahasan yang perlu melakukan pengkajian tersendiri. Kebutuhan inilah yang akan dijawab dalam tulisan ini, meliputi pemimpin dalam rumah tangga perspektif Hukum Islam. Peran suami diambil alih oleh isteri sebagai penanggung jawab kehidupan rumah tangga dan suami juga mengambil kendali peran isteri dalam rumah tangga, maka hal ini boleh-boleh saja. Karena prinsip menjalankan kehidupan rumah tangga ialah memakai prinsip taawun (tolong menolong). Namun isteri tidak boleh berlaku seenaknya terhadap suami, atau menganggap dirinya (isteri sebagai pemimpin dalam rumah tangga). Maka pergantian peran dalam rumah tangga boleh-boleh saja namun yang menjadi pemimpin tetap berada di tangan suami. Bahkan isteri bekerja di luar rumah juga atas izin dari suaminya, dan suami bertanggung jawab penuh terhadap kehidupan keluarga. Berdasarkan Alqur’an surat an-Nisa’ 34 di atas.
Pendidikan Berbasis Motivasi Nurliana Nurliana; Miftah Ulya
Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan Vol 16 No 2 (2019): Jurnal Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan
Publisher : LPPM STAI Diniyah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1165.49 KB)

Abstract

The education traditional focuses on the imposition method namely teaching by pouring out things that are considered important by the teacher for students. This method does not consider learning given according to ability. Since discoveries about human personality and behavior, the development of the education sector has begun to change. Human behavior is driven by certain motives, the act of learning is successful if it is based on motivation. To move actions requires motivation. With motivation, someone has passion, desire, planning, targets that will be realized, motivation as a drive-in human. The millennial era, with all facilities including educational innovations using various media and forms of a strategy used, but the educational process has not been realized according to educational goals. Due to a lack of motivation possessed by students. As a result, it is less keratin, less innovative, not solutive. This is the phenomenon of education today. So that research on motivation-based education needs to be done, is an offer of discussion that is urgent for the world of education today. The motivating learning motivation includes: First, the teacher as an Inspirator can inspire students. Second, Giving clear objectives, through the material presented. Third, the teacher must be able to guide and provide solutions to each obstacle.
Pernikahan dalam Islam Antara Ibadah dan Kesehatan Menuju Keselamatan Nurliana Nurliana
Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan Vol 19 No 1 (2022): Jurnal Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan
Publisher : LPPM STAI Diniyah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46781/al-mutharahah.v19i1.397

Abstract

Pernikahan merupakan jalan menuju ibadah kepada Allah SWT dan bernilai pahala ketika dijalankan sesuai dengan ketentuan Islam dan berpengaruh baik terhadap kesehatan fisik dan mental, pernikahan bisa merubah kehidupan yang biasa menuju keselamatan dunia dan akhirat. Islam memposisikan pernikahan melalui azaz dan prinsip yang kokoh supaya terwujud tujuan berkeluarga secara baik, terlihat adanya ketenangan, kebahagiaan keluarga, kehidupan yang baik. Menjaga keluarga dari keretakan rumah tangga memelihara dan membimbing pertumbuhan anak-anak dengan penuh nilai kasih sayang melalui nuansa kelembutan dan kasih sayang. Era modernisasi informasi digital saat ini berbagai hal yang menantang dan dan menghadang kehidupan keluarga melalui informasi tekhnologi dan informasi. Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini melalui tri anggulasi yaitu melalui penseleksian data, pensajian data, dan menarik kesimpulan kemudian dianalisis melalui konten analisis (conten alayisis). Pernikahan bisa menyelamatkan kehidupan seseorang dari perbuatan zina, menjaga pandangan, menjaga sikap yang baik, serta menjaga kehidupan lebih terhormat, menyelamatkan seseorang dari beberapa perbuatan yang tidak baik. Dari aspek bathiniah bahwa dengan pernikahan bisa menyelamatkan ibadah dan amal soleh melalui kebahagian yang dirasakan