Fitri Kurniati
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Aplikasi Berbagai Bahan ZPT Alami untuk Meningkatkan Pertumbuhan Bibit Kemiri Sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) Fitri Kurniati; Tini Sudartini; Dikdik Hidayat
Jurnal Agro Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/1307

Abstract

Candlenut cv. Sunan is alternative biofuels plant also as raw of many industrial products. Its hard pulp seed becomes barrier of germination. This condition can be overcome by  giving natural plant growth regulators (PGRs), i,e shallot as auxin source, bamboo shoot as gibberellin source, banana bulb and coconut water as sources of cytokinin. The research aim was knowing effect of various PGRs and their combinations to promote germination and growth of seedling candlenut cv Sunan. The research was done from June to October 2016, in experimental design of Randomized Block Design (RBD), consisted of : a0 : control (without PGRs); a1 : shallot (BM); a2 : bamboo shoot (RB); a3: banana bulb (BP);  a4 : coconut water (AK); a5 : BM+ RB; a6 : BM + BP; a7 : BM + AK; a8 : RB+ BP;  a9 : RB + AK;  a10  : BP + AK;  a11 : BM + RB + BP + AK, all repeated three times. The result showed that application of natural PGRs had significant effect on germination percentage, plant height on 30 days after planting (dap), 37 dap, 44 dap, and 51 dap,  number of leaves 51 dap. Application of BP + AK gave the best effect on germination (97.78%), but no significant different with RB + BP; BM + RB + BP + AK. Application of BP + AK generated highest plant (13.57 cm). The best of the number of leaves was RB + AK (1.45 leaves). Overall application of natural PGRs from banana bulb + coconut water gave the best effect, besides bamboo shoot and shallot have opportunity to be developed.
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK URIN KAMBING YANG DIFERMENTASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) Visi Tinta Manik; Andi Budiansyah; Fitri Kurniati
Media Pertanian Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Agroteknologi Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/mp.v4i1.1223

Abstract

Tomat merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang memiliki nilai nutrisi cukup tinggi. Produksi tomat dari tahun ke tahun semakin meningkat sejalan dengan permintaan pasar. Untuk memenuhi permintaan tersebut, produksi tomat perlu ditingkatkan. Pupuk urin kambing yang difermentasi dapat digunakan untuk meningkatkan produksi tanaman tomat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian pupuk urin kambing terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan enam perlakuan. Konsentrasi pupuk urin kambing yang digunakan adalah 0 ml/l, 150 ml/l, 175 ml/l, 200 ml/l, 225 ml/l, dan 250 ml/l. Parameter yang diuji meliputi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, dan bobot buah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk urin kambing tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun tanaman tomat. Namun, dapat meningkatkan bobot buah tomat secara signifikan dibandingkan dengan perlakuan tanpa penambahan pupuk urin kambing. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian urin kambing dapat meningkatkan bobot buah tomat, sehingga berpotensi untuk meningkatkan produksi buah tomat.  
Potensi Bunga Marigold (Tagetes erecta L.) Sebagai Salah Satu Komponen Pendukung Pengembangan Pertanian Fitri Kurniati
Media Pertanian Vol 6, No 1 (2021): Media Pertanian
Publisher : Program Studi Agroteknologi Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.357 KB) | DOI: 10.37058/mp.v6i1.3010

Abstract

Marigold (Tagetes sp) merupakan tanaman hias yang sudah dikenal sejak lama di Indonesia, namun hanya di beberapa daerah yang menggunakannya secara rutin pada upacara keagamaan dan digunakan untuk bunga papan. Temuan peneliti baik di dalam maupun luar negeri menunjukkan bahwa bunga ini mempunyai potensi untuk dikembangkan karena banyak sekali kegunaannya. Berdasarkan hal tersebut artikel ini dibuat dengan tujuan memperluas penyebaran informasi dan meningkatkan animo untuk menelaah tentang marigold. Metode yang digunakan untuk membuat artikel ini adalah studi literatur dari berbagai telaahan dan hasil penelitian. Pada dasarnya kegunaan yang diperoleh dari bunga marigold disebabkan pada bunga marigold terkandung karotenoid berwarna kuning seperti karoten yaitu alfa dan beta karoten dan xantofil yaitu lutein dan zeaxantin, selain itu terkandung flavonoid. Karotenoid bisa menjadi antioksidan, menyembuhkan demam ringan, sakit tenggorokan ringan, pelembab alami, dan pengusir nyamuk alami.  Flavonoid adalah metabolit sekunder dari polifenol yang memiliki berbagai efek bioaktif termasuk anti virus, anti-inflamasi, anti penuaan, antioksidan, kardioprotektif, antidiabetes, dan anti kanker. Dengan demikian, bunga marigold bisa digunakan sebagai obat herbal, refugia, dan bahan obat anti nyamuk. Faktor pendukung yang pengembangan adalah: marigold  mudah dibudidayakan, secara ekonomis dan ekologis menguntungkan. Maka, marigold bisa dijadikan ladang usaha rumahan maupun skala besar.
PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus (Jacq) P. Kumm) PADA BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM Fitri Kurniati; Yaya Sunarya; Rina Nurajijah
Media Pertanian Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Agroteknologi Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.329 KB) | DOI: 10.37058/mp.v4i2.1358

Abstract

Pada umumnya petani membuat media jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus (Jacq) P. Kumm) berbahan dasar serbuk kayu, diantaranya sengon. Namun ketersediaanya semakin hari semakin berkurang, sehingga diperlukan alternatif bahan lain sebagai substitusi, misalnya sekam padi yang mengandung serat tinggi dengan komposisi utama selulosa 33% sampai 44%, lignin 19% sampai 47%, hemniselulosa 17% sampai 26%, pentose 16,95% sampai 21,95% dan silica 13%. Tujuan penelitian adalah mengetahui pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih pada berbagai komposisi media tanam. Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2019 di Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana, diulang sebanyak 5 kali. Perlakuan terdiri dari p0 (100% serbuk kayu), p1 (15% sekam padi + 85 % serbuk kayu), p2 (30 % sekam padi + 70 % serbuk kayu), p3 (45 % sekam padi + 55 % serbuk kayu) dan p4 (60 % sekam padi +40% serbuk kayu). Analisis data menggunakan uji Fisher pada taraf kesalahan 5% dan dilanjutkan dengan Uji Jarak berganda Duncan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil paling baik pada perlakuan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah tubuh buah dan bobot basah jamur tiram putih yang lebih baik terdapat pada komposisi 15 % media sekam + 85% serbuk kayu, yaitu 38,70 tubuh buah dan bobot basah 493,98 g.
Potensi Pupuk Hijau Turi Mini (Sesbania rostrata Brem) Dalam Bidang Pertanian Fitri Kurniati
Media Pertanian Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Agroteknologi Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.87 KB) | DOI: 10.37058/mp.v5i1.2125

Abstract

Penggunaan pupuk anorganik yang terus menerus menyebabkan kerusakan tanah dan pencemaran lingkungan akibat residu yang ditinggalkannya. Penggunaan pupuk organik dapat mengatasinya dengan cara meningkatkan kesuburan fisik, kimia dan biologis tanah. Salah satu diantaranya adalah pupuk hijau yang sekaligus mengatasi masalah keterbatasan pupuk organik yang berasal dari pupuk kandang. Pupuk hijau yang potensial untuk dikembangkan adalah turi mini (Sesbania rostrata) dari kelompok legum yang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan legum lainnya. Turi mini mempunyai nodula pada batang yang sangat banyak, selain pada akarnya, yang bekerjasama dengan bakteri Azorhizobium caulinodans untuk menambat N2 udara. Jumlah nodul itu bisa 5 sampai 10 kali lipat daripada legum lainnya, sehingga dapat memfiksasi N2 udara mencapai 5 sampai 10 kali lipat yaitu 270 kg ha-1. Turi mini dapat meningkatkan efisiensi penyerapan N sampai 25%, meningkatkan kandungan N tanah dan meningkatkan penyerapan P. Kelebihan dari legum lain adalah mampu hidup pada kondisi tergenang seperti di rawa-rawa atau pada lahan sawah, tahan terhadap tingkat salinitas tinggi, tahan terhadap kekeringan. Hasil penelitian yang telah dibuktikan beberapa peneliti adalah meningkatkan hasil gabah padi, meningkatkan bobot tongkol jagung dan mengurangi penggunaan pupuk anorganik urea
PERANAN ZAT PENGATUR TUMBUH ALAMI DAN PORASI BONGGOL PISANG PADA PERTUMBUHAN KENCUR (Kaempferia galanga L.) Fitri Kurniati; Nur Arifah Qurota A’yunin; Elya Hartini; Miranda Miranda
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 24, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.24.2.129-137.2020

Abstract

Salah satu permasalahan dalam budidaya kencur (Kaempferia galanga L.) adalah periode dormansi yang lama sehingga pertumbuhan yang tidak seragam. Pematahan masa dormansi dapat dilakukan dengan perendaman dalam air atau pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT). Selain itu pada masa pertumbuhan diperlukan pula suplai unsur hara, salah satunya pupuk organik fermentasi (porasi) batang pisang. Tujuan penelitian untuk mengetahui peranan ZPT alami yang berinteraksi dengan porasi bonggol pisang terhadap pertumbuhan kencur. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola faktorial. Perlakuan yaitu : Faktor pertama ZPT, terdiri dari j0 = kontrol (tanpa ZPT), j1= bawang merah, j2 = rebung bambu, j3 = bonggol pisang. Faktor kedua porasi bonggol pisang , yaitu : p0 = tanpa porasi, p1 = 2,5 ton/ha porasi, p2 = 5 ton/ha porasi.  Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi antara ZPT alami dengan dosis porasi batang pisang terhadap panjang akar umur 60 hari setelah tanam. Akar terpanjang terdapat pada dosis porasi 10 ton per hektar  tanpa perlakuan ZPT, sedangkan pada dosis porasi 5 ton per hektar, ZPT bawang merah lebih baik daripada ZPT lainnya. Secara mandiri ZPT alami, yaitu bawang merah, rebung bambu dan bonggol pisang menunjukkan peranan lebih baik daripada kontrol pada parameter  kecepatan tumbuh. Sedangkan pada parameter luas daun umur 60 HST, bawang  merah menunjukkan peranan yang lebih baik  daripada rebung bambu, bonggol pisang dan control
Effect of Type of Natural Substances Plant Growth Regulator on Nutmeg (Myristica Fragrans) Seedlings Fitri Kurniati; Elya Hartini; Azhar Solehudin
Agrotechnology Research Journal Vol 3, No 1 (2019): Agrotechnology Research Journal
Publisher : Perkumpulan Agroteknologi/Agroekoteknologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.043 KB) | DOI: 10.20961/agrotechresj.v3i1.25792

Abstract

Nutmeg (Myristica fragrans Houtt) is an important spices in Indonesia. The advantages of nutmeg is essential oil content, the result of distillation which is for the spices industry, the manufacture of soaps, perfumes, cosmetics, have high economic value and are a source of foreign exchange to non oil & gas, Indonesia is able to supply the needs of the market the world of up to 70% to 75%. Generally, nutmeg in Indonesia use generative propagation which has the strong root system and long life, but the germination takes a long time. Using the natural plant growth regulators for germination can be used to accelerate growth. Natural PGR’s can be extracted from some plants such shallot as a source of auxin, banana hump as a source of cytokinins, and bamboo shoots as a source of giberellin.The purpose of this study was to determine the types of natural PGR’s that have good effect on the growth of nutmeg seedling. The experiment was carried out in Desa, Bugel, Kecamatan Ciawi Tasikmalaya with altitude at 600 meters above sea level, from June 2018 to September 2018. This study used Randomized Completely Block Design (RCBD) Method. The treatments were: a0= control, a1= shallot, a2= bamboo shoot, a3= banana hump, a4= shallot + bamboo shoot, a5= shallot +, banana hump, a6= bamboo shoot + banana hump, a7= shallot + bamboo shoot + banana hump.The result showed that:1) type of natural substances plant growth regulator effected on various growth variable, 2) Combination of shallot bulb + bamboo shoot, or combination of shallot bulb + bamboo shoot and banana hump good effected on plant height, seedling diametre, number of leaf, leaf area, and shoot root ratio.
Response of Cucumis sativus L.’s Growth and Harvest to Variations in Soaking Time and Plant Growth Promoting Rhizobacteria Concentration Erviyana Windiastuti; Muhammad Hajji Ramadhan; Visi Tinta Manik; Fitri Kurniati; Yaya Sunarya
Jurnal Biologi Tropis Vol. 23 No. 3 (2023): July - September
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cucumber (Cucumis sativus L.) has numerous properties, making it a potential dietary, medicinal, and cosmetic element. As accordingly, organic methods must be implemented to enhance cucumber productivity. Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) is used as biologic fertilizer and biological control agent. Seed priming with PGPR was the strategy utilized in this experiment. To optimize this strategy, this study must be undertaken to identify the reaction of seed priming PGPR Bacillus subtilis and Pseudomonas fluorescens to Cucumis sativus L. growth and yield.      The study design employs a split-plot design with two components, two variations of soaking time duration and four variations of concentration of PGPR. The plant’s height, the amount of leaves, and dry weight of the root were all noted as the plant growth parameters observed. The harvest criteria observed included the quantity and weight of fruits per plant. The variance approach (F test) was used to assess the observations. The Least Significant Difference (LSD) test is subsequently applied to evaluate the differences throughout treatments at a significant threshold of 5%.. Growth and yield parameters responded differently in each treatment. However, all of the results obtained following statistical testing revealed that the reaction was not significantly different. This study gives vital information for farmers in optimizing cucumber production and implementing organic farming practices by employing PGPR as a biological fertilizer, indicating that further land selection is required.