Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : agriTECH

Penentuan Difusivitas Panas Pempek Lenjer Selama Perebusan Menggunakan Metode Numeri Railia Karneta; Amin Rejo; Gatot Priyanto; Rindit Pambayun
agriTECH Vol 35, No 1 (2015)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.831 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9415

Abstract

The knowledge of thermal diffusivity coefficient is important in order to determine the proper or optimum time for pempek lenjer processing. Formula and temperature will affect thermal diffusivity. The research objective was to numerically determine thermal diffusivity coefficient of pempek lenjer during boiling. The measured variables were sample temperature measured at pempek center point (r0) = 0 cm, r1= 1 cm, r= 2 c, and time for boiling pempek. Data was analyzed by using 9 and 12 models through computer program of Engineering Equation Solver (EES) Ver 8.91. The results showed that thermal diffusivity coefficient of pempek lenjer for formula 1, 2, 3, and 4 were between 0.321 and 1.515 .10 -7 m2/s, between 0.297 and 1.389.10-7 m2/s, between 0.378 and 1.471. 10-7 m/s and between 0.2778 and 1.620. 10-7 m2/s respectively .ABSTRAKKoefisien difusivitas panas pada perebusan pempek lenjer harus diketahui, karena dapat ditentukan waktu pengolahan pempek yang tepat (optimal). Formula dan suhu akan mempengaruhi koefisien difusivitas panas.Tujuan penelitian adalah menentukan koefisien difusivitas panas pada perebusan pempek lenjer secara numerik. Variabel yang diukur adalah suhu sampel pada titik pusat (r0) = 0 cm, r1= 1 cm, r2= 2 cm, dan lama pemasakan pempek. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan model difusivitas panas di titik sembarang dan model difusivitas panas di titik pusat, dengan program computer Engineering Equation Solver (EES) Ver 8.91.Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien difusivitas panas pempek lenjer pada formula 1 adalah interval 0,321 - 1,515. 10-7 m/s, pada formula 2 adalah 0,297 - 1,389. 10-7 m2/s, pada formula 3 adalah 0,378 - 1,471. 10-7 m/s, dan formula 4 adalah 0,2778 - 1,620. 10-7 m2/s.
Model Kinetika Degradasi Capsaicin Cabai Merah Giling pada Berbagai Kondisi Suhu Penyimpanan Dharia Renate; Filli Pratama; Kiki Yuliati; Gatot Priyanto
agriTECH Vol 34, No 3 (2014)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.469 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9462

Abstract

The objective of this research was to asses relationship between temperature and storage time of capsaicin degradation of red chilli paste and to measure activation energy and shelf life using the Arrhenius model. The treatmens were storage temperature (20°C, 30°C, 40°C) and storage times (0, 2, 4, 6, 8, 10 weeks).  Parameters analyzed were capsaicin content using HPLC method, pH, and particle size.  The data was analyzed using linier regression and Arrhenius equation  The results showed that temperature condition and storage time affected capsaicin degradation of red chilli paste, unlike pH and particle size.  The longer storage time the lower capsaicin content.  The capsaicin content of red chilli paste stored at 30°C and 40°C in week-4 was 746,36 μg/g and 714,19 μg/g respectively, and it declined to 149,31 μg/g and 136,77 μg/g after being stored for ten weeks.  Research concluded that red chilli paste stored for 10 weeks at 20°C caused the lowest capsaicin degradation from   916.8029 μg/g  to 683.8097 μg/g. Degradation rate of capsaicin followed the first order reaction.  Arrhenius equation for capsaicin was  Y= -9356.3x + 27.836, (R=0.76), and activation energy was 18.581 kcal/mol.  Shelf life determination of capsaicin followed kinetic reaction equation of the fi rst order  i.e t = ln(Ao-At)/k.  The self life of red chilli paste stored at 20°C, 30°C and 40°C were 10.62 weeks, 8.62 weeks and 8.45 weeks respectively.ABSTRAKTujuan penelitian untuk mengkaji hubungan suhu dan lama penyimpanan terhadap degradasi capsaicin cabai merah giling serta menghitung energi aktivasi dan waktu simpan dengan pendekatan model persamaan Arrhenius. Perlakuan terdiri dari dua faktor yaitu suhu penyimpanan (20°C, 30°C, dan 40°C) serta lama penyimpanan (0, 2, 4, 6, 8 dan 10 minggu). Metode analisis untuk kadar capsaicin menggunakan HPLC. Analisis pendukung yaitu pH dan ukuran partikel.  Data disajikan dengan grafi k persamaan regresi linier dan persamaan Arrhenius.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi suhu dan lama penyimpanan berpengaruh terhadap degradasi capsaicin cabai merah giling, namun, pH dan ukuran partikel tidak berpengaruh secara signifi kan.  Semakin lama penyimpanan maka kandungan capsaicin semakin menurun. Kadar capsaicin cabai giling yang disimpan pada suhu 30°C dan 40°C  pada minggu ke-empat masing masing sebesar 746,36 μg/g dan 714,19 μg/g menurun perlahan sampai pada  minggu ke-10 menjadi 149,31 μg/g dan 136,77 μg/g.  Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa kadar capsaicin cabai giling yang disimpan pada suhu 20°C selama 10 minggu merupakan degradasi terendah dari 916,80 μg/g menjadi 683,81 μg/g.  Laju degradasi capsaicin mengikuti orde satu.  Persamaan Arrhenius untuk Capsaicin adalah Y= 27,836-9356,3x (R=0,76) dan energi aktivasi sebesar 18581,65 kal/mol. Penentuan umur simpan capsaicin mengikuti persamaan kinetika reaksi orde satu yaitu t =ln(Ao-At)/k, maka umur simpan capsaicin cabai merah giling yang disimpan pada suhu 20°C, 30°C dan 40°C berturutturut sebesar 10,64 minggu; 8,62 minggu dan 8,45 minggu.
Perbaikan Sifat Fisik, Kimia, dan Antibakteri Edible Film Berbasis Pati Ganyong Budi Santoso; Antaria Marsega; Gatot Priyanto; Rindit Pambayun
agriTECH Vol 36, No 4 (2016)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.133 KB) | DOI: 10.22146/agritech.16759

Abstract

The objective of the research was to improve physical, chemical, and antibacterial edible film based on Canna edulis Kerr by using eel’protein, gambir (Uncaria gambir Roxb), and Citrus hystic extract. The research design was completely randomized factorial design with three replications. There were three studies: the addition of eel’s protein extract, Uncaria gambir Roxb extract, and pH value at the concentration 0 % (v/v), 3 % (v/v), 6 % (v/v), 0 % (w/v), 1.5 % (w/v), 3 % (w/v), and 3, 4, 5, 6 respectively. The results showed that eel’s protein extract concentration significantly effected (at 5 % level test) on thickness and solubility, the Uncaria gambir Roxb extract concentration significantly affected the thickness, percentage of elongation and solubility and interaction between Uncaria gambir Roxb extract and pH value significantly affect the solubility. Charaterictics of the edible film was as follows: thickness 0.15 to 0.28 mm, percentage of elongation 37.17 to 84.4 %, solubility 4,00 to 69.57 %, water vapor transmission rate 4.09 to 11.77 g.m-2.d-1, and inhibition zone for microbe 0.44 to 2.79 mm. ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah adalah untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan antibakteri edible film berbasis pati ganyong dengan memanfaatkan ekstrak protein belut sawah, gambir, dan jeruk kunci. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap faktorial dengan tiga kali ulangan. Perlakuan penelitian terdiri atas konsentrasi ekstrak protein belut (0, 3, dan 6 (%v/v); konsentrasi ekstrak gambir (0, 1,5, dan 3 (%b/v), dan pH (3, 4, 5, dan 6). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak protein belut berpengaruh nyata terhadap ketebalan dan kelarutan, ekstrak gambir berpengaruh nyata terhadap ketebalan, persentasi pemanjangan, dan kelarutan serta perlakuan interaksi antara ekstrak gambir dan pH berpengaruh nyata terhadap kelarutan edible film. Karakteristik edible film yang dihasilkan memiliki ketebalan berkisar 0,15 hingga 0,28 mm, persen pemanjangan berkisar 37,17 hingga 84,4 %, kelarutan edible film dalam air berkisar 41,00 hingga 69,67 %, laju transmisi uap air edible film berkisar antara 4,09 hingga 11,77 g.m-2.hari-1, dan bersifat antibakteri Staphylococcus aureus dengan nilai diameter daya hambat (DDH) berkisar 0,44 hingga 2,79 mm.
Pengembangan Edible Film Komposit Berbasis Pati Jagung dengan Penambahan Minyak Sawit dan Tween 20 Budi Santoso; Debby Amilita; Gatot Priyanto; Hermanto Hermanto; Sugito Sugito
agriTECH Vol 38, No 2 (2018)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (757.749 KB) | DOI: 10.22146/agritech.30275

Abstract

The aim of this research was to determine the characteristics of composite edible film based on corn starch with the addition of palm oil and Tween 20. This study used a Factorial Randomized Completely Design with two treatments and three replications for each treatment. The first factor was the concentration of palm oil (1%; 2%; 3%) v/v (1; 2: and 3 %v/v), the second factor was the concentration of Tween 20 (0.5%; 1.0%; 1.5%)v/v. The observed parameters includes water vapour transmission rate, water content, thickness, compressive strength, elongation percentage, dan solubility. The results showed that palm oil addition had significant effect on thickness, elongation percentage, water vapour transmission rate, water content, the addition of Tween 20 had significant effect on the elongation percentage and compressive strength. The interaction between palm oil and the Tween 20 addition had significant effect on thickness, elongation percentage, and solubility. The optimum treatment based on physical and chemical charateristics of composite edible film was palm oil concentration of 1% and Tween 20 of 1% with thickness 0.23mm, elongation percentage 21.67%, solubility 89.9%, water vapour transmission rate 16.80%, water content 19.28%, and compressive strength 5.53gf. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik edible film komposit berbasis pati jagung yang dinkorporasikan dengan minyak sawit dan Tween 20. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap faktorial (RALF) dengan dua faktor perlakuan yang setiap perlakuannya diulang sebanyak tiga kali. Faktor pertama adalah konsentrasi minyak sawit (1%; 2%; 3%) v/v dan faktor kedua adalah konsentrasi Tween 20 (0,5%; 1,0%; 1,5%) v/v.  Parameter penelitian meliputi: laju transmisi uap air, kadar air, ketebalan, kuat tekan, persen pemanjangan, dan kelarutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi minyak sawit berpengaruh nyata terhadap ketebalan, persen pemanjangan, laju transmisi uap air, kadar air dan Tween 20 berpengaruh nyata terhadap persen pemanjangan dan kuat tekan.  Interaksi kedua perlakuan penelitian ini berpengaruh nyata terhadap ketebalan, persen pemanjangan, dan kelarutan edible film komposit yang dihasilkan. Perlakuan terbaik berdasarkan sifat fisik dan kimia adalah edible film komposit adalah konsentrasi minyak sawit 1% (v/v) dan Tween 20 1%(v/v) dengan ketebalan 0,23mm, persen pemanjangan 21,67%, kelarutan 89,9%, laju transmisi uap air 16,80 %, kadar 19,28%, dan kuat tekan 5,53 gf.
Perbaikan Sifat Laju Transmisi Uap Air dan Antibakteri Edible Film dengan Menggunakan Minyak Sawit dan Jeruk Kunci Budi Santoso; Zuhara Hilda; Gatot Priyanto; Rindit Pambayun
agriTECH Vol 37, No 3 (2017)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.826 KB) | DOI: 10.22146/agritech.31539

Abstract

The objective of the research was to improve water vapor transmission rate and antibacterial properties of edible film by using red palm oil and Citrus mitis. The research design was factorial completely randomized design with three replications. There were three studies: the addition of Uncaria gambir Roxb extract, palm oil concentration, and pH value at the concentration 0, 1.5, and 3 (% w/v); 0, 1.5, and 3 (% v/v); and 3, 4, 5, and 6 respectively. The results showed that interaction of Uncaria gambir Roxb extract, palm oil and pH had significant effected on solubility of edible film. Interaction of Uncaria gambir Roxb and palm oil had significant effected on thickness, percentage of elongation and solubility of edible film. Interaction of Uncaria gambir Roxb and pH had significant effected on solubility of edible film. Characteristic of edible film was produced thickness 0.15 to 0.28 mm, percentage of elongation 23.33 to 87.78%, solubility 33.9 to 49.16%, water vapor transmission rate 3.43 to 8.52 g.m-2.d-1, and inhibition zone for Staphylococcus aureus 0.2 to 8.2 mm.ABSTRAKTujuan penelitian adalah untuk memperbaiki laju transmisi uap air dan sifat antibakteri edible film dengan menggunakan minyak sawit dan jeruk kunci. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap faktorial dengan tiga kali ulangan. Perlakuan terdiri atas konsentrasi ekstrak gambir; 0, 1,5, dan 3 (% b/v), konsentrasi minyak sawit; 0, 1,5, dan 3 (% v/v), dan pH (3, 4, 5, dan 6). Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi ekstrak gambir, minyak sawit, dan derajat keasaman (pH) berpengaruh nyata terhadap kelarutan edible film. Interaksi ekstrak gambir dengan minyak sawit berpengaruh nyata terhadap ketebalan, persen pemanjangan, dan kelarutan edible film. Interaksi minyak sawit dengan derajat keasaman (pH) berpengaruh nyata terhadap kelarutan edible film. Interaksi ekstrak gambir dengan derajat keasaman (pH) berpengaruh nyata terhadap kelarutan edible film. Karakteristik edible film yang dihasilkan adalah ketebalan 0,15–0,28 mm, persen pemanjangan 23,33–87,78%, kelarutan 33,9–49,16%, laju transmisi uap air 3,43–8,52 g.m-2.hari-1, dan diameter daya hambat terhadap Staphylococcus aureus 0,2–8,2 mm.Kata kunci: Antibakteri; edible film; gambir; minyak sawit; pH
Peningkatan Sifat Bioactive Edible Film dengan Menggunakan Filtrat Bubuk Gambir dan Minyak Sawit Merah Budi Santoso; Sari Apriliana; Gatot Priyanto; Hermanto hermanto; Agus Wijaya
agriTECH Vol 40, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.129 KB) | DOI: 10.22146/agritech.40601

Abstract

Penelitian edible film berkembang pesat dari tahun ke tahun khususnya peningkatan sifat fungsionalnya seperti antimikrobia dan antioksidan dari bahan aktif alami. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan sifat bioactive edible film dengan memanfaatkan senyawa katekin dari ekstrak tanaman gambir dan senyawa β-karoten dari minyak sawit merah. Metode yang digunakan dua faktor perlakuan dengan tiga kali pengulangan untuk setiap perlakuan dan data hasil penelitian diolah menggunakan rancangan acak lengkap factorial. Faktor perlakuan: konsentrasi filtrate bubuk gambir (A1: 20, A2: 30, A3: 40)%(b/v) dan konsentrasi minyak sawit merah (B1: 1, B2: 1,5, B3: 2)%(v/v). Aktivitas antioksidan bioactive edible film dipengaruhi secara signifikan oleh perlakuan filtrate bubuk gambir dan kuat tekan oleh minyak sawit merah. Kedua perlakuan ini berpengaruh nyata terhadap persen pemanjangan. Berdasarkan seluruh parameter, perlakuan A3B3 (filtrat bubuk gambir 40%, minyak sawit merah 2%) merupakan perlakuan terbaik, dengan ketebalan 0,041mm, persen pemanjangan 32,14%, kuat tekan 111,60 gf, laju transmisi uap air 61,15 g.m-2.hari-1, aktivitas antioksidan 14,09 ppm, dan aktivitas antibakterinya lemah.