Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. N DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SADEWA RSUD BANYUMAS Pujiasih, Nurhani; Priyatin, Wiwik; Purnomo, Roni
Journal of Nursing and Health Vol. 1 No. 2 (2016): Journal of Nursing and Health
Publisher : Yakpermas Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52488/jnh.v1i2.125

Abstract

Latar Belakang : Berdasarkan data RSUD Banyumas klien dengan gangguan jiwa pada bulan januari 2009 di temukan sebanyak 62 kasus (68%) alasan masuk klien yaitu dengan perilaku kekerasan. Tindakan kekerasan itu akan menimbulkan penderita cenderung mempunyai sikap perusak, marah dan mengakibatkan penderita muncul perilaku kekerasan jika tidak bisa dikontrol. Tujuan : Asuhan Keperawatan Pada Tn. N Dengan Masalah Utama Resiko Perilaku Kekerasan di Ruang Sadewa RSUD Banyumas. Metode : Metode yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data adalah dengan wawancara dengan pasien dan keluarga pasien, mengobsevasi keadaan pasien dan melakukan pemeriksaan fisik secara lengkap Head to toe, membaca buku status pasien serta mencari informasi tentang pasien dari perawat yang ada diruang Sadewa RSUD Banyumas. Hasil : Diagnosa yang muncul pada pasien adalah resiko perilaku kekerasan sebagai Core Problem, gangguan persepsi sensori: halusinasi sebagai Caussa, dan isolasi sosial sebagai Effect. Pada diagnosa ke dua dan ke tiga yaitu perilaku kekerasan dan gangguan persepsi sensori: halusinasi penulis tidak memunculkan di implementasi karena waktunya terbatas, maka dari itu penulis hanya fokus pada diagnosa yang pertama yaitu resiko perilaku kekerasan. Kesimpulan : Evaluasi yang telah dilakukan oleh penulis dengan evaluasi formatif, evaluasi pada tahapan akhir dapat disimpulkan bahwa evaluasi yang dilakukan tercapai dan berhasil, pasien mampu melakukan serta menerapkan implementasi yang telah dilatih pasien. Kata Kunci: Asuhan Keperawatan, Resiko Perilaku Kekerasan
Faktor-Faktor yang Berhubungan fengan Kecemasan Anggota Keluarga terhadap Penularan TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sokaraja II Kabupaten Banyumas Priyatin, Wiwik
Jurnal Keperawatan Soedirman Vol. 02 No. 3 (2007)
Publisher : Jurusan Keperawatan FIKES UNSOED

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jks.2007.2.3.131

Abstract

Lungs Tuberculoses is a contagious diseases, so if one of the member in the family got this disease, it will very influence other members of the family. Moreover, it causes the worries feeling to be contagious of this illness. The problem of this research is what’s the factors that related to the worries of the family’s member in public health of Sokaraja II, in Banyumas Regency through the contagion of lungs tuberculosis. The general aim of this writing is to get the worries, description of the family’s member through the lungs TB’s Contagious diseases in public health of Sokaraja II, in Banyumas regency and the specific aim is to know the relation of gender, age, education, economy condition, occupation, the family’s member perception of lungs TB diseases, The Family’s member perception on the contagion of the lungs TB. This research is an analytical descriptive, that’s explain the relationship of the variabels through the hypothesis evaluation. The Method of the research that used in this writing is survey method by cross sectional approach. It is an approach that done by the time the decided or chosen by the writer with some variabels in one time. The Samples of this research is questionnaire. Data analysis that used in this research is descriptive analysis, it’s the percentages to know the characteristics of the respondents. “chi squere and product moment” to know the factors that related with the lungs TB contagious’ worries of the family’s member. The result of the research shows that the gender, ages, education, economy condition, occupation, the family’s perception of the lungs TB illness and the perception through the treatment of lungs TB has a significant relationship with the family’s member worries through the lungs TB Contagion.
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA TN.S DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGREJA KABUPATEN PURBALINGGA Purtiawan, Anggita Kharisma; Ajiningtyas, Eko Sari; Priyatin, Wiwik
Sentani Nursing Journal Vol. 6 No. 1 (2023): Februari
Publisher : Jayapura Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52646/snj.v6i1.188

Abstract

Latar belakang : Berdasarkan kasus penyakit diabetes melitus tahun 2018 di Kabupaten Purbalingga tepatnya di Puskesmas Karangreja sebanyak 129 penderita diabetes melitus dimana 5% dari jumlah tersebut berada di desa Tlahab Lor Kecamatan Karangreja, berjumlah 7 penderita terdapat 1 lansia yang sudah mengalami luka dengan riwayat penyakit diabetes melitus. Tujuan : Untuk mengetahui gambaran Asuhan Keperawatan Gerontik pada Tn.S dengan Diagnosa Medis Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Karangreja Kabupaten Purbalingga. Metode : Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan responden lansia yang menderita diabetes melitus, usia >60 tahun, laki-laki atau perempuan berfokus pada asuhan keperawatan dengan pasien diabetes mellitus. Menggunakan 3 instrumen yaitu lembar observasi, lembar wawancara dan format pengkajian Gordon. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tlahab Lor selama 3 hari mulai tanggal 22-24 Februari 2023. Hasil : Setelah dilakukan tindakan selama 3 hari, keadaan klien menjadi lebih baik, GDS membaik. Kesimpulan : Semua masalah keperawatan yang ditemukan pada klien dapat teratasi.
IMPLEMENTASI JUS PARE TERHADAP KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELLITUS PADA IBU S KELUARGA BAPAK S DESA SINDURAJA PURBALINGGA Faridah, Yulia Sari; Priyatin, Wiwik; Suciliyana, Yolinda
Sentani Nursing Journal Vol. 6 No. 2 (2023): Agustus
Publisher : Jayapura Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52646/snj.v6i2, Agustus.195

Abstract

Latar Belakang: Diabetes mellitus merupakan penyakit kronik yang terjadi akibat pankreas tidak bisa membentuk insulin yang cukup. Diabetes melitus dapat diobati dengan terapi obat maupun non obat. Salah satu pengobatan nonfarmakologi dapat diterapkan dengan konsumsi jus buah pare. Pare adalah tanaman yang dapat dipergunakan sebagai obat tradisional untuk membantu menurunkan kadar gula darah. Pare mengandung charatin (zat kimia), polipeptida P-insulin, dan lektin. karena kandungan saponinnya memiliki efek hipoglikemik. Proses Penurunan Glukosa oleh buah pare dengan cara meningkatkan pemanfaatan glukosa pada otot skelet dan jaringan perifer, sehingga menghambat penyerapan glukosa pada usus halus. Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui Bagaimana Implementasi Jus Pare terhadap Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah pada Pasien Diabetes mellitus di Desa Sinduraja Purbalingga. Hasil: Hasil dari impementasi keparawatan menyatakan bahwa jus pare dapat menurunkan kadar glukosa darah. setelah di lakukan pemberian jus pare selama 3 hari pada Ibu S di keluarga Bapak S dengan hiperglikemia. Hal ini dibuktikan dari pengukuran kadar glukosa darah pada hari pertama dengan hasil 426mg/dL lalu menurun menjadi 338mg/dL, hari kedua dengan hasil 405mg/dL menjadi 338mg/dL, dan hari ketiga dengan hasil 360mg/dL menjadi 309mg/dL. Kesimpulan: Jus pare berpengaruh untuk menurunkan Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
IMPLEMENTASI SENAM ERGONOMIS UNTUK MENGATASI NYERI GOUT ARTHRITIS PADA IBU W DI KELUARGA BAPAK R DESA KALIERANG BREBES Cahyani, Angelina Pramudya; Priyatin, Wiwik; Suciliyana, Yolinda
Sentani Nursing Journal Vol. 7 No. 1 (2024): Februari
Publisher : Jayapura Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52646/snj.v7i1, Februari.196

Abstract

Latar belakang: Gout arthritis yaitu menumpuknya asam urat yang diidentifikasi suatu jenis penyakit dengan disertai rasa nyeri pada bagian tulang sendi, hal ini kerap kali didapati pada area bawah kaki. Gout arthritis juga bisa menyebabkan meningkatnya rasa sakit dan kematian akibat komplikasi. Ada beberapa cara mengurangi nyeri seperti senam ergonomis. Senam ergonomis merupakan suatu kegiatan penting dengan menggerakan persendian secara perlahan dan teratur untuk lansia. Pada saat melakukan senam ergonomis jantung akan merasakan sensasi pijatan yang akan membuat diafragma naik turun, akibatnya aliran darah yang menuju jantung maupun ke seluruh tubuh akan lancar dan terhindar dari sumbatan. Hal itulah yang akan mengurangi nyeri pada penderita gout arthritis. Tujuan: Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh pengalaman dalam memberikan “Implementasi Senam Ergonomis Untuk Mengatasi Nyeri Pada Pasien Gout Arthritis Pada Ibu W di Keluarga Bapak R Desa Kalierang Brebes”. Hasil: Hasil dari implementasi keperawatan menyatakan bahwa senam ergonomis dapat menurunkan nyeri akibat gout arthritis. Dibuktikan dengan penurunan nyeri yang awalnya skala 5 menjadi skala 2, setelah melakukan senam ergonomis selama 3 kali seminggu. Kesimpulan: senam ergonomis yang dilakukan selama 3 kali seminggu dapat menurunkan nyeri pada penderita gout arthritis.
PENERAPAN AKTIVITAS JALAN PAGI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI LANJUT USIA DI DESA TLAGAYASA Pertiwi, Sara Gita; Sulistyowati, Priyatin; Priyatin, Wiwik
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 9 No. 6 (2024): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v9i6.9643

Abstract

Hypertension is classified as a non-communicable condition that requires special attention, particularly among the elderly, as it necessitates comprehensive and integrated long-term management. One of the measures to reduce mortality risk from ischemic heart disease and stroke is lowering blood pressure without medication through physical activities such as walking. The objective of this research is to enhance understanding of the implementation of morning walking routines to help lower blood pressure in elderly individuals with hypertension in Tlagayasa Village. The research method employed a case study design with a descriptive approach to illustrate the effects of morning walking on blood pressure reduction. The intervention was conducted three times a week, with each session lasting 30 minutes. The findings indicated a reduction in blood pressure, decreasing from 180/95 mmHg to 175/87 mmHg, with a decrease of 5 mmHg in systolic pressure and 3 mmHg in diastolic pressure. In summary, regular morning walking significantly reduces systolic and diastolic blood pressure in elderly individuals with hypertension Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang memerlukan perhatian khusus, terutama pada kelompok lanjut usia, karena membutuhkan penanganan jangka panjang yang komprehensif dan terpadu. Salah satu langkah untuk menurunkan risiko mortalitas akibat penyakit jantung iskemik dan stroke adalah dengan menurunkan tekanan darah tanpa pengobatan, melalui aktivitas fisik seperti jalan kaki. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai pelaksanaan kegiatan jalan pagi dalam menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Desa Tlagayasa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan deskriptif untuk menggambarkan efek aktivitas jalan pagi terhadap penurunan tekanan darah. Implementasi dilakukan selama tiga kali dalam seminggu dengan durasi 30 menit per sesi. Hasil menunjukkan adanya penurunan tekanan darah dari 180/95 mmHg menjadi 175/87 mmHg, dengan selisih tekanan sistolik pada poin 5 mmHg dan diastolik pada poin 3 mmHg. Kesimpulannya, aktivitas jalan pagi secara rutin dapat secara substansial mengurangi tekanan darah sistolik dan diastolik pada lansia dengan hipertensi