A. Priyono
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Parasites Inventory on Ornamental Fish Transported in Soekarno-Hatta Airport, Cengkareng, Jakarta Alifuddin, M.; Priyono, A.; Nurfatimah, A.
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 1 No. 3 (2002): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.345 KB) | DOI: 10.19027/jai.1.123-128

Abstract

ABSTRACTStudy of parasites inventory on ornamental fish transported in Soekarno-Hatta Airport, Cengkareng, Jakarta was done.  Parasites were identified from coral platy fish (Xiphophorus maculatus), guppy cobra fish (Poecilia reticulata), red nose tetra fish (Hemigrammus rhodostomus) and serpe minor fish (Hyphessobrycon serpae).  Parasites found from coral platy fish were identified as Dactylogyrus  and Argulus japonicus; Trichodina heterodentata and Lerneae infected guppy cobra fish;  red nose tetra fish was infected by Gyrodactylus, whilst Ichthyoph-thirius multifiliis were found in serpe minor fish only. All of the parasites were known as ectoparasites and excluded from the List of Pest and Parasite Fish Quarantine. From this study, there was a correlation between present of parasites with length of fish.Key words : Ornamental fish, fish parasites, fish quarantine ABSTRAKPenelitian inventarisi parasit pada ikan hias yang dilalulintaskan melalui Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta telah dilakukan.  Inventarisasi parasit dilakukan terhadap ikan platis koral (Xyphophorus maculatus), ikan gupi kobra (Poecilia reticulata), ikan red nose tetra (Hemgrammus rhodostomus) dan ikan serpe minor (Hyphessobrycon serpae).  Pada ikan platis koral ditemukan parasit Dactylogyrus  dan Argulus japonicus; pada ikan gupi kobra ditemukan parasit  Trichodina heterodentata dan Lerneae; pada ikan red nose tetra hanya ditemukan parasit Gyrodactylus  dan pada ikan serpe minor hanya ditemukan parasit Ichthyophthirius multifiliis. Semua parasit yang ditemukan tergolong ektoparasit dan tidak tergolong sebagai patogen karantina.  Dari penelitian ini terlihat adanya hubungan keberadaan parasit dengan ukuran panjang ikan.Kata kunci : Ikan hias, parasit ikan, karantina ikan.
Study of the Influence Hormone LHRH-a and 17a-MT of Hemocytology on Orange Spot Grouper Broodstock, Epinephelus coioides Johnny, F.; Priyono, A.; Roza, D.
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 6 No. 1 (2007): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.331 KB) | DOI: 10.19027/jai.6.27-35

Abstract

An experiment to study the influence of the chronic hormone LHRH-a and 17a-MT on haematology orange spot grouper, Epinephelus coioides broodstock was conducted at Gondol Research Institute for Mariculture, Bali.  Fish weights were ranged 4.7-10.4 kg (female) and 10.4-17.8 kg (male).  The females broodstock was treated by hormone 17a-MT with dosage 50 mg/kg body weight, and males was by hormone LHRH-a with dosage 50 and 100 mg/kg body weight.  Fish were kept on two concrete tank contained 100 m3 sea water and 2 meters depth and density 15 fishes/tank,  male ratio and female was 1 : 2.  Hormone treatment was peformed every two months until six months culture.  Blood were collected before treatment by hormone and every two months.  Hemocytology parameters measured were hematocrit, hemoglobin, total erythrocyte, and total leucocyte.  Result of the average indicator of hemacytology to influence on haemological parameters. Keywords:  Epinephelus coioides, chronic hormone, hemocytology, orange spot grouper broodstock.   ABSTRAK Suatu percobaan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh  hormon LHRH-a dan 17a-MT terhadap keragaan hemositologi induk ikan kerapu lumpur, Epinephelus coioides telah dilakukan di Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol, Bali.  Ikan uji yang digunakan adalah induk ikan kerapu lumpur kelamin betina dengan bobot antara 4,7-10,4 kg dan induk kelamin jantan dengan bobot antara 10,4-17,8 kg.  Ikan uji dipelihara dalam bak beton volume 100 m3 dengan kepadatan 15 ekor/bak, dilengkapi aerasi dan pergantian air sistim mengalir.  Induk kelamin betina diberikan perlakuan implantasi pelet hormon LHRH-a dosis 50 mg/kg bobot, dan induk kelamin jantan dengan hormon 17a-MT dosis 50 dan 100 mg/kg bobot ikan.  Implantasi dilakukan setiap 2 bulan, pada awal percobaan (sebelum perlakuan hormon/bulan ke-0), bulan ke-2, bulan ke-4, dan bulan ke-6 dilakukan sampling darah untuk pengujian keragaan hemositologi, meliputi; persentase hematokrit, kadar nilai hemoglobin, jumlah total eritrosit, dan jumlah total leukosit.   Hasil percobaan menunjukkan bahwa penggunaan hormon LHRH-a pada induk ikan kerapu lumpur kelamin betina dan hormon 17a-MT pada induk ikan kerapu lumpur kelamin jantan berpengaruh terhadap keragaan hemositologi. Kata kunci:  Epinephelus coioides,  hemositologi, hormon kronik, induk ikan kerapu lumpur