Merita Eka Rahmuniyati
Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Sarjana, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati Yogyakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EDUKASI PENGANEKARAGAMAN MENU 4 BINTANG (4*) MP-ASI HOMEMADE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN STATUS GIZI BALITA Merita Eka Rahmuniyati; Tri Mei Khasana
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2020): Volume 1 Nomor 3 Tahun 2020
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v1i3.1099

Abstract

Praktik Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) yang tepat dapat memperbaiki status gizi bayi/anak. Lebih dari 50 % kematian anak balita terkait dengan keadaan kurang gizi, dan dua pertiga diantara kematian tersebut terkait dengan praktik pemberian makan yang kurang tepat pada bayi dan anak (UNICEF, 2013). Pemberian makan yang baik sejak masa awal pemberian MP-ASI hingga usia dua tahun merupakan salah satu upaya mendasar untuk menjamin pencapaian kualitas tumbuh kembang dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan. MP-ASI menu 4* sangat dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak dalam usia golden period. Kegiatan ini dilaksanakan di Dusun Pokoh yang diikuti 15 peserta (ibu kader dan ibu balita). Kegiatan ini terdiri dari penyuluhan, pemutaran video pembuatan MP-ASI serta pembagian buku resep bagi para peserta. Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Sebanyak 73,3% tingkat pengetahuan peserta mengalami peningkatan setelah mendapatkan edukasi berupa penyuluhan dan sebanyak 33,3% peserta tidak membuat MP-ASI secara mandiri. Pemutaran video merupakan sarana audio visula yang menarik dalam menyampaikan suatu informasi. Edukasi menu 4* MP-ASI homemade ini dapat meningkatkan pengetahuan ibu balita sehingga ibu balita dapat memberikan secara tepat sesuai umur, waktu pemberian MP-ASI 4*, serta ibu balita juga dapat menjadi lebih terampil dan mandiri dalam membuat MP-ASI 4* dari bahan pangan lokal yang memiliki nilai gizi yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan status gizi balita.
PERILAKU PEMBERIAN ASI SEBAGAI FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA BALITA Shinta Wulandari; Rodiyah Soekardi; Merita Eka Rahmuniyati
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 4 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i4.21031

Abstract

Permasalahan gizi stunting pada balita saat ini masih sering terjadi di Indonesia. Prevalensi balita stunting di Kabupaten Sleman pada tahun 2018 sebanyak 20,60%, dan wilayah kerja Puskesmas Ngemplak 2 sebanyak 9,81%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku pemberian ASI dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak 2 Sleman Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan desain case control. Sampel penelitian adalah ibu yang memiliki balita usia 7-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak 2. Besar sampel sebanyak 70 orang (35 case dan 35 control). Teknik pengambilan data menggunakan purposive sampling. Analisis data menggunakan uji Chi-Square. Hasil menunjukkan sebagian besar sudah melakukan IMD sebanyak 56 responden (80%), balita yang mendapatkan kolostrum sebanyak 61 balita (87,1%), bayi yang telah diberi ASI Eksklusif selama 6 bulan sebanyak 61 balita (87,1%) dan sejumlah 26 (51,4%) balita diberi ASI kurang dari 2 tahun. Balita yang tidak dilakukan IMD mempunyai risiko 0,7 kali dapat mengalami stunting pada balita dibandingkan yang dilakukan IMD. Balita yang tidak diberi kolostrum mempunyai risiko 2,2 kali dapat mengalami stunting dibandingkan dengan balita yang diberi kolostrum pada saat awal kehidupan. Balita yang tidak diberi ASI Eksklusif selama 6 bulan mempunyai risiko 2,2 kali dapat mengalami stunting dibandingkan dengan balita yang diberi ASI Eksklusif. Balita yang diberi ASI kurang dari 2 tahun mempunyai risiko 0,8 kali dapat mengalami stunting dibandingkan dengan balita yang diberi ASI ? 2 tahun.