Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING LEARNING BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP ILMIAH DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR Sanjayanti, N. P. A. H.; Sadia, W.; Pujani, N. M.
Jurnal Pendidikan IPA Vol 3, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Pendidikan IPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  Abstrak Tujuan penelitian ini adalah menganalisis (1) Perbedaan keterampilan berpikir kreatif (KBK) dan sikap ilmiah antara (SI) kelompok siswa yang belajar dengan contextual teaching learning bermuatan pendidikan karakter (CTLBPK)  dan model pembelajaran konvensional (MPK). (2) Interaksi model pembelajaran terhadap KBK dan SI ditinjau dari motivasi belajar (MB) siswa (3) Perbedaan KBK dan SI antara kelompok siswa yang belajar dengan CTLBPK dan MPK pada siswa yang memiliki MB tinggi. (4) Perbedaan KBK dan SI antara kelompok siswa yang belajar dengan CTLBPK dan MPK pada siswa yang memiliki MB rendah. Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen dengan rancangan factorial 2x2 posttest only control group design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 1 Seririt tahun pelajaran 2012/2013. Data KBK dikumpulkan dengan 24 item tes KBK, sedangkan data SI dan MB siswa dikumpulkan dengan 60 item kuisioner. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik deskriptif dan MANOVA dua jalur. Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan hasil penelitian bahwa (1) Terdapat perbedaan KBK dan SI antara kelompok siswa yang belajar dengan CTLBPK dan MPK (F=24,75; p<0,05). (2) Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan MB terhadap KBK dan SI siswa (F=18,95; p<0,05). (3) Terdapat perbedaan KBK dan SI antara kelompok siswa yang belajar dengan CTLBPK dan MPK pada siswa yang memiliki MB tinggi (F=24,97); p<0,05). (4) Terdapat perbedaan KBK dan SI antara kelompok siswa yang belajar dengan CTLBPK dan MPK pada siswa yang memiliki MB rendah (F =6,28; p<0,05). Keyword:CTLBPK, sikap ilmiah, kreatif, motivasi, karakter   Abstract The purpose of this research was to analyze (1) Differences in creative thinking skills (KBK) and a scientific attitude (SI) among group of students who studied with contextual teaching learning education uncharged character (CTLBPK) and the conventional learning models (MPK). (2) Interaction learning models against KBK and SI in this case of motivation to learn (MB) students. (3) Difference between KBK and SI groups of students who studied with CTLBPK and MPK on students who have high MB. (4) Difference between CBC and SI groups of students who study with CTLBPK and MPK on students who have low MB. This research is a quasi-experiment with a 2x2 factorial design posttest only control group design. The subjects were students of class X SMAN 1 Seririt school year 2012/2013. KBK data were collected with 24 items KBK test, while data collected SI and MB students with 60 item questionnaire. Data were analyzed with descriptive statistics and MANOVA two lanes. Based on the results of data analysis has been performed, (1) There are differences between the KBK and SI groups of students who study with CTLBPK and MPK (F = 24.75, p <0,05). (2) There is a model of learning and the interaction between the KBK and SI MB students (F = 18.95, p <0,05). (3) There are differences between the KBK and SI groups of students who study with CTLBPK and MPK on students who have high MB (F = 24.97), p <0,05). (4) There is a difference between the KBK and SI groups of students who study with CTLBPK and MPK at students who have a low MB (F = 6.28, p <0,05). Keyword: CTLBPK, scientific attitude, creative, motivation,character
Applying Collaborative Ranking Tasks to Improve Students’ Concept Mastery and Generic Science Skills Pujani, N. M.; Suma, K.; Sadia, W.; Wijaya, A. F. C.
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia Vol 7, No 3 (2018): September 2018
Publisher : Program Studi Pendidikan IPA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpii.v7i3.14304

Abstract

The lack of students concept mastery and generic science skills underlying this research. The purpose of this research was to improve the students’ concept mastery and generic science skill by applying the collaborative ranking-task model in Earth and Space Science learning. This type of research was a classroom action research, conducted in two cycles. The data were collected by observation technique, test, and questionnaire. The study was conducted on physics students amounted to 25 people (10 male and 15 female). The success of the study was determined by the grade point average which should be at least 70. The obtained data were analyzed descriptively. The results showed that there was an increase in the students’ concept mastery starting from cycle 1 to cycle 2 ( x1= 50, s1 = 11.4 in the ‘deficient’ category; and x2= 64, s2 = 8.3 in the ‘sufficient’ category). The generic science skills were numerically increased from cycle 1 to cycle 2 (x1= 58.4, s1 = 13.3; x2= 62.8, s2 =10.2; in the ‘moderate’category). The developed indicators of generic science skills included indirect observation, logic inference, and concept building. The mean score of student response was x = 58.6; s = 6.7 which was in the positive category.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPA SISWA Putra, I. B. P. Angga; Pujani, N. M.; Juniartina, P. Prima
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.934 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil pemahaman konsep IPA siswa dan menganalisis perbedaan pemahaman konsep IPA antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan model pembelajaran langsung. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu dengan rancangan Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP N 1 Sukasada pada semester genap tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 236 siswa. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik class random sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 59 siswa yang tersebar dalam 2 kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data pemahaman konsep diperoleh melalui tes pemahaman konsep IPA. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan Anakova satu jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pemahaman konsep IPA siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berkualifikasi tinggi (N-gain = 0,74). Ketercapaian indikator menafsirkan, mencontohkan, merangkum, menyimpulkan, dan menjelaskan berkualifikasi tinggi. Ketercapaian indikator mengklasifikasikan dan membandingkan berkualifikasi sedang. (2) Terdapat perbedaan pemahaman konsep IPA antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan model pembelajaran langsung (F = 18,063, p < 0,05). Siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw secara signifikan memiliki pemahaman konsep IPA yang lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran langsung (|μ1−μ2| > LSD). Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa aktif berdiskusi dalam kelompok asal dan kelompok ahli, sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran.Kata kunci: jigsaw, pembelajaran langsung, pemahaman konsep
PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA Adnyani, I. G. A. A. Widya; Pujani, N. M.; Juniartina, P. Prima
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.431 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan profil keterampilan berpikir kritis siswa serta mendeskripsikan perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa antara siswa yang belajar dengan model learning cycle 7E dan model pembelajaran direct instruction. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu dengan rancangan Nonequivalen Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Sukasada yang berjumlah 250 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik class random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 64 siswa yang tersebar di dalam 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar tes uraian keterampilan berpikir kritis. Tes uraian digunakan agar lebih mudah dalam mengamati keterampilan berpikir kritis siswa. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan uji-t dua ekor. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh simpulan sebagai berikut: 1) Keterampilan berpikir kritis siswa yang belajar dengan model learning cyce 7E berkualifikasi sedang (N-Gain = 0,64). Ketercapaian dimensi merumuskan masalah, memberikan argument, melakukan induksi, melakukan deduksi, melakukan evaluasi berkualifikasi sedang dan dimensi memutuskan dan melaksanakannya berkualifikasi tinggi 2) Terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa antara siswa yang belajar dengan model learning cycle 7E dan model pembelajaran direct instruction. Keterampilan berpikir kritis siswa yang diperoleh dari siswa yang belajar dengan model learning cycle 7E lebih baik dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran direct instruction.Kata kunci : learning cycle 7E, direct instruction, berpikir kritis
PENGARUH MODEL QUANTUM LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA Indrayani, K. Arma Ayu; Pujani, N. M.; Devi, N. L. Pande Latria
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.233 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil hasil belajar IPA siswa di SMP Negeri 4 Singarajadan menganalisis perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti model Quantum Learningdengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional di SMP Negeri 4 Singaraja. Penelitianini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan non-equivalent pre test-post test control groupdesign. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII berjumlah 348 orang. Sampel penelitian dipilih2 kelas yaitu kelas VII SMP Negeri 4 Singaraja. Sebanyak 62 siswa yang ditentukan dengan teknikrandom sampling. Penelitian ini melibatkan 3 variabel yaitu 1) variabel bebas adalah modelpembelajaran, 2) variabel terikat adalah hasil belajar kognitif IPA, dan 3) variabel kovariat adalahpengetahuan awal siswa. Pengumpulan data menggunakan instrumen tes objektif diperluas. Untukmengetahui adanya perbedaan hasil belajar IPA siswa antara kelompok eksperimen dengan kelompokkontrol digunakan uji ANAKOVA dengan taraf sig.< 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasilbelajar IPA siswa SMP Negeri 4 Singaraja yang belajar dengan MQL berkualifikasi tinggi (x̅=84),sedangkan yang belajar dengan MPK nilai rata-rata juga berkualifikasi tinggi (x̅=71). Terdapat perbedaanyang signifikan hasil belajar antara siswa yang belajar model Quantum Learning dan siswa yang belajardengan model pembelajaran konvensional (F= 0,000 sig.< 0,05). Hasil belajar IPA siswa dengan modelQuantum Learning lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional μ μ 2,58 1 2  .Kata Kunci: Model Quantum Learning, Model Konvensional, Hasil Belajar IPA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPA SISWA Putra, I. B. P. Angga; Pujani, N. M.; Juniartina, P. Prima
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.934 KB) | DOI: 10.23887/jppsi.v1i2.17215

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil pemahaman konsep IPA siswa dan menganalisis perbedaan pemahaman konsep IPA antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan model pembelajaran langsung. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu dengan rancangan Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP N 1 Sukasada pada semester genap tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 236 siswa. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik class random sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 59 siswa yang tersebar dalam 2 kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data pemahaman konsep diperoleh melalui tes pemahaman konsep IPA. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan Anakova satu jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pemahaman konsep IPA siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berkualifikasi tinggi (N-gain = 0,74). Ketercapaian indikator menafsirkan, mencontohkan, merangkum, menyimpulkan, dan menjelaskan berkualifikasi tinggi. Ketercapaian indikator mengklasifikasikan dan membandingkan berkualifikasi sedang. (2) Terdapat perbedaan pemahaman konsep IPA antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan model pembelajaran langsung (F = 18,063, p < 0,05). Siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw secara signifikan memiliki pemahaman konsep IPA yang lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran langsung (|μ1−μ2| > LSD). Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa aktif berdiskusi dalam kelompok asal dan kelompok ahli, sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran.Kata kunci: jigsaw, pembelajaran langsung, pemahaman konsep
PENGARUH MODEL QUANTUM LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA Indrayani, K. Arma Ayu; Pujani, N. M.; Devi, N. L. Pande Latria
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.233 KB) | DOI: 10.23887/jppsi.v2i1.17218

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil hasil belajar IPA siswa di SMP Negeri 4 Singarajadan menganalisis perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti model Quantum Learningdengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional di SMP Negeri 4 Singaraja. Penelitianini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan non-equivalent pre test-post test control groupdesign. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII berjumlah 348 orang. Sampel penelitian dipilih2 kelas yaitu kelas VII SMP Negeri 4 Singaraja. Sebanyak 62 siswa yang ditentukan dengan teknikrandom sampling. Penelitian ini melibatkan 3 variabel yaitu 1) variabel bebas adalah modelpembelajaran, 2) variabel terikat adalah hasil belajar kognitif IPA, dan 3) variabel kovariat adalahpengetahuan awal siswa. Pengumpulan data menggunakan instrumen tes objektif diperluas. Untukmengetahui adanya perbedaan hasil belajar IPA siswa antara kelompok eksperimen dengan kelompokkontrol digunakan uji ANAKOVA dengan taraf sig.< 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasilbelajar IPA siswa SMP Negeri 4 Singaraja yang belajar dengan MQL berkualifikasi tinggi (x̅=84),sedangkan yang belajar dengan MPK nilai rata-rata juga berkualifikasi tinggi (x̅=71). Terdapat perbedaanyang signifikan hasil belajar antara siswa yang belajar model Quantum Learning dan siswa yang belajardengan model pembelajaran konvensional (F= 0,000 sig.< 0,05). Hasil belajar IPA siswa dengan modelQuantum Learning lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional μ μ 2,58 1 2  .
PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA Adnyani, I. G. A. A. Widya; Pujani, N. M.; Juniartina, P. Prima
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.431 KB) | DOI: 10.23887/jppsi.v1i2.17172

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan profil keterampilan berpikir kritis siswa serta mendeskripsikan perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa antara siswa yang belajar dengan model learning cycle 7E dan model pembelajaran direct instruction. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu dengan rancangan Nonequivalen Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Sukasada yang berjumlah 250 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik class random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 64 siswa yang tersebar di dalam 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar tes uraian keterampilan berpikir kritis. Tes uraian digunakan agar lebih mudah dalam mengamati keterampilan berpikir kritis siswa. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan uji-t dua ekor. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh simpulan sebagai berikut: 1) Keterampilan berpikir kritis siswa yang belajar dengan model learning cyce 7E berkualifikasi sedang (N-Gain = 0,64). Ketercapaian dimensi merumuskan masalah, memberikan argument, melakukan induksi, melakukan deduksi, melakukan evaluasi berkualifikasi sedang dan dimensi memutuskan dan melaksanakannya berkualifikasi tinggi 2) Terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa antara siswa yang belajar dengan model learning cycle 7E dan model pembelajaran direct instruction. Keterampilan berpikir kritis siswa yang diperoleh dari siswa yang belajar dengan model learning cycle 7E lebih baik dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran direct instruction.
IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA KELAS X MIPA 2 MAN BULELENG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Hidayah, S. N.; Pujani, N. M.; Sujanem, R.
Jurnal Pendidikan Fisika Undiksha Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpf.v8i1.20575

Abstract

Studi awal menunjukkan aktivitas belajar dan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa kelas X MIPA 2 MAN Buleleng rendah. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan aktivitas belajar, (2) meningkatkan kemampuan pemecahan masalah fisika, dan (3) mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap penerapan model PBL dalam pembelajaran fisika. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas X MIPA 2 (34 orang). Objek penelitian adalah model PBL, aktivitas belajar, kemampuan pemecahan masalah, dan tanggapan siswa. Instrumen penelitian adalah lembar observasi aktivitas belajar, tes kemampuan pemecahan masalah, dan angket tanggapan siswa. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan analisis kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan: (1) skor rata-rata aktivitas belajar siswa siklus I sebesar 17,7 dengan kategori tinggi dan siklus II sebesar 19,8 dengan kategori sangat tinggi, (2) nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah fisika siswa siklus I sebesar 77,5 dengan ketuntasan klasikal 88,2% dan siklus II sebesar 85,3 dengan ketuntasan klasikal 100%, (3) skor rata-rata tanggapan siswa terhadap penerapan model PBL dalam pembelajaran fisika sebesar 82,1 (SD = 4,2) dengan kategori positif. Simpulan penelitian ini adalah penerapan model PBL dapat meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa kelas X MIPA 2 MAN Buleleng. Kata Kunci: aktivitas belajar, kemampuan pemecahan masalah fisika, model PBL
IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA KELAS X MIPA 2 MAN BULELENG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 S. N. Hidayah; N. M. Pujani; R. Sujanem
Jurnal Pendidikan Fisika Undiksha Vol. 8 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpf.v8i1.20575

Abstract

Studi awal menunjukkan aktivitas belajar dan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa kelas X MIPA 2 MAN Buleleng rendah. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan aktivitas belajar, (2) meningkatkan kemampuan pemecahan masalah fisika, dan (3) mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap penerapan model PBL dalam pembelajaran fisika. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas X MIPA 2 (34 orang). Objek penelitian adalah model PBL, aktivitas belajar, kemampuan pemecahan masalah, dan tanggapan siswa. Instrumen penelitian adalah lembar observasi aktivitas belajar, tes kemampuan pemecahan masalah, dan angket tanggapan siswa. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan analisis kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan: (1) skor rata-rata aktivitas belajar siswa siklus I sebesar 17,7 dengan kategori tinggi dan siklus II sebesar 19,8 dengan kategori sangat tinggi, (2) nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah fisika siswa siklus I sebesar 77,5 dengan ketuntasan klasikal 88,2% dan siklus II sebesar 85,3 dengan ketuntasan klasikal 100%, (3) skor rata-rata tanggapan siswa terhadap penerapan model PBL dalam pembelajaran fisika sebesar 82,1 (SD = 4,2) dengan kategori positif. Simpulan penelitian ini adalah penerapan model PBL dapat meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa kelas X MIPA 2 MAN Buleleng. Kata Kunci: aktivitas belajar, kemampuan pemecahan masalah fisika, model PBL