Kabupaten Lingga merupakan salah satu wilayah di Provinsi Kepualuan Riau yang memiliki potensi sumberdaya perikanan begitu besar, masyarakat umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan dan memanfaatkan hasil tangkapan sebagai sumber kehidupan. Pemanfaatan hasil tangkapan tidak hanya dalam bentuk bahan baku mentah, tetapi dalam bentuk pengolahan yaitu ikan asap, dikalangan masyarakat Kabupaten Lingga lebih dikenal dengan istilah ikan salai. Ikan yang biasa digunakan ialah ikan tembang atau ikan tamban (Sardinella fimbriata). Ikan salai menjadi makanan khas yang wajib dibawa oleh wisatawan ataupun pengunjung lokal ketika bertandang ke Kabupaten Lingga maupun hanya sekadar dijadikan sebagai panganan sehari-hari. Tujuan penelitian ini ialah Menilai viabilitas usaha pengolahan ikan tamban salai, Rata-rata usaha ikan tamban salai masih dalam skala kecil dengan metode pengasapan sederhana. Penelitian terkait viabilitas finansial usaha pengolahan perikanan masih sangat sedikit dilakukan, terutama pada usaha Ikan Tamban Salai di Kabupaten Lingga. Rata-rata total pengeluaran pangan pemilik usaha tamban salai sebesar Rp21.450.947 per tahun, non pangan sebesar Rp13.729.263 per tahun, rata-rata total konsumsi sebesar Rp36.561.222 per tahun, sedangkan rata-rata pengeluaran untuk biaya usaha sebesar Rp146.020.193 per tahun. Dalam penelitian ini diperoleh rata-rata pendapatan usaha ikan tamban salai sebesar Rp269.464.018 pertahun Jika dibandingkan antara total pengeluaran dan pendapatan maka dari 19 usaha ikan tamban salai di Kabupaten Lingga dapat dikatakan viabel