Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Kondisi Ekosistem Mangrove di Perairan Sei Carang Kota Tanjungpinang Hafsar, Khairul
Akuatiklestari Vol 1 No 2 (2018): Jurnal Akuatiklestari
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1069.107 KB) | DOI: 10.31629/akuatiklestari.v1i2.2288

Abstract

Tanjungpinang memiliki ekosistem mangrove seluas kurang lebih 1.300 Ha, namun 100 Ha diantaranya rusak akibat penebangan dan penimbunan untuk pemukiman dan industri yang menyebabkan banjir disejumlah wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi ekosistem mangrove di Perairan Sei Carang, Kota Tanjungpinang. Kondisi mangrove dilihat dengan mengukur kerapatan jenis, kerapatan relatif jenis, frekuensi jenis, frekuensi relatif jenis, dan indeks keanekaragaman. Jenis – jenis mangrove yang tumbuh di Perairan Sei Carang terdiri dari Rhizophora sp., Bruguiera sp., Avicennia sp., dan Sonneratia sp. Kawasan ini didominasi oleh jenis mangrove Rhizophora sp, yang merupakan jenis mangrove yang paling banyak ditemui. Kerapatan jenis mangrove di Perairan Sei Carang yang paling tinggi sampai dengan yang paling rendah adalah sebagai berikut yaitu Rhyzophora sp. 3000 individu/Ha, Bruguiera sp. 983 individu/Ha, Avicennia sp. 283 individu/Ha dan Sonneratia sp. 133 individu/Ha. Jenis Rhyzophora sp. merupakan jenis mangrove yang paling tinggi tingkat kerapatannya dan Sonneratia sp. merupakan jenis mangrove yang paling rendah tingkat kerapatan jenisnya. Rata-rata kerapatan jenis mangrove di Perairan Sei Carang sebesar 1100 individu/Ha yang menunjukkan bahwa kerapatan jenis masuk ke dalam kriteria sedang dan hal ini menunjukkan kondisi mangrove masih dalam keadaan baik. tingkat keanekaragaman jenis mangrove yaitu 0,8786 (H<1) menunjukkan bahwa jenis mangrove yang ada di dominasi oleh satu jenis mangrove yaitu Rhyzophora sp., sedangkan mangrove yang lainnya seperti Bruguiera sp., Avicennia sp., dan Sonneratia sp. lebih sedikit ditemui pada lokasi penelitian.
Tingkat Kelulusan Hidup Propagul Rhizophora sp. Di Area Restorasi Mangrove Pada Kawasan Pesisir Tanjung Pisau Dan Tanah Merah, Kabupaten Bintan Evan Roy Herdiwan; Febrianti Lestari; Khairul Hafsar
Jurnal Kelautan Vol 15, No 1: April (2022)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v15i1.11397

Abstract

ABSTRACTThis research is based on the importance of the role of mangroves to the needs of coastal ecosystems, because they have high economic and ecological value. The main problem in the mangrove ecosystem is the occurrence of logging and degradation for several purposes and purposes. Therefore, it is necessary to understand and understand the importance of rehabilitation and restoration, especially for the Bintan Regency area. So far, the restoration that has been carried out is using the seedling method. Mangrove Restoration Activities in the Tanah Merah and Tanjung Pisau areas, Bintan Regency using Rhizophora sp. The purpose of the study was to determine the survival rate and the level of community awareness of mangrove restoration activities in the coastal areas of Tanjung Pisau and Tanah Merah, Bintan Regency. This research uses purposive sampling method. Determination of sampling points in accordance with the points selected in government programs that have been carried out by taking into account the ability to represent each region. Monitoring is carried out using plots where in 1 plot there will be 33 mangroves planted with a 3x1 pattern, and 10 plots will be monitored for each area. The results showed that the survival rate for each region was Tanah Merah 58% and Tanjung Pisau 85% which were quite successful. While the level of public awareness is also quite good with a percentage of 73.4%.Keywords: Awareness, Mangrove, Restoration, Bintan IslandABSTRAKPenelitian ini didasari oleh pentingnya peranan mangrove terhadap kebutuhan ekosistem pesisir, karena memiliki nilai ekonomis dan ekologis yang tinggi. Permasalahan utama pada ekosistem mangrove adalah terjadinya penebangan dan degradasi untuk beberapa kepentingan dan peruntukan. Maka dari itu, perlunya memahami dan mengerti akan pentingnya rehabilitasi dan restorasi terutama untuk kawasan daerah Kabupaten Bintan. Selama ini restorasi yang telah dilakukan menggunakan cara pembibitan(penyemaian). Kegiatan Restorasi Mangrove pada wilayah Tanah Merah dan Tanjung Pisau, Kabupaten Bintan menggunakan cara pembenihan propagul Rhizophoran sp. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat kelulusan hidup dan tingkat kepedulian (awareness) masyarakat terhadap kegiatan Restorasi mangrove pada kawasan pesisir Tanjung Pisau dan Tanah Merah, Kabupaten Bintan. Penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling. Penentuan titik sampling sesuai dengan titik yang dipilih dalam program pemerintah yang sudah dilakukan dengan memperhatikan kecakupan mewakili setiap daerahnya. Pemantauan dilakukan dengan menggunakan plot dimana dalam 1 plot akan didapati 33 mangrove yang ditanam dengan pola 3x1, dan akan dipantau 10 plot untuk masing-masing wilayah. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kelulusan hidup masing-masing daerah adalah Tanah Merah 58% dan Tanjung Pisau 85% yang tergolong cukup berhasil. Sedangkan tingkat kepedulian masyarakat juga tergolong baik dengan mencapai persentase 73,4%. Kata kunci: Kepedulian , Mangrove, Restorasi, Pulau Bintan
Viabilitas Usaha Pengolahan Ikan Tamban Salai di Kabupaten Lingga Tetty Tetty; Khairunnisa Khairunnisa; Khairul Hafsar
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 14, No 2 (2021)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.14.2.359-363

Abstract

Kabupaten Lingga merupakan salah satu wilayah di Provinsi Kepualuan Riau yang memiliki potensi sumberdaya perikanan begitu besar, masyarakat umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan dan memanfaatkan hasil tangkapan sebagai sumber kehidupan. Pemanfaatan hasil tangkapan tidak hanya dalam bentuk bahan baku mentah, tetapi dalam bentuk pengolahan yaitu ikan asap, dikalangan masyarakat Kabupaten Lingga lebih dikenal dengan istilah ikan salai. Ikan yang biasa digunakan ialah ikan tembang atau ikan tamban (Sardinella fimbriata). Ikan salai menjadi makanan khas yang wajib dibawa oleh wisatawan ataupun pengunjung lokal ketika bertandang ke Kabupaten Lingga maupun hanya sekadar dijadikan sebagai panganan sehari-hari. Tujuan penelitian ini ialah Menilai viabilitas usaha pengolahan ikan tamban salai, Rata-rata usaha ikan tamban salai masih dalam skala kecil dengan metode pengasapan sederhana. Penelitian terkait viabilitas finansial usaha pengolahan perikanan masih sangat sedikit dilakukan, terutama pada usaha Ikan Tamban Salai di Kabupaten Lingga. Rata-rata total pengeluaran pangan pemilik usaha tamban salai sebesar Rp21.450.947 per tahun, non pangan sebesar Rp13.729.263 per tahun, rata-rata total konsumsi sebesar Rp36.561.222 per tahun, sedangkan rata-rata pengeluaran untuk biaya usaha sebesar Rp146.020.193 per tahun. Dalam penelitian ini diperoleh rata-rata pendapatan usaha ikan tamban salai sebesar Rp269.464.018 pertahun Jika dibandingkan antara total pengeluaran dan pendapatan maka dari 19 usaha ikan tamban salai di Kabupaten Lingga dapat dikatakan viabel
Efficiency Marketing of Smoked Fish in Lingga Regency Tetty Tetty; Haidawati Haidawati; Khairunnisa Khairunnisa; Wahyudin Wahyudin; Khairul Hafsar; Aidil Fadli Ilhamdy; Wahyu Muzammil; Septia Nurhasanah
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 14, No 2 (2021)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.14.2.371-376

Abstract

Utilization of fishery in Lingga Regency is fresh fish  and processed into smoked fish as we known ikan  salai. The smoked Fish raw material is  Fringescale sardinella (Sardinella Fimbriata).  Specifically, this research is to know : (1) the marketing distribution channel of  smoked fish in Lingga Regency, (2) the marketing efficiency of smoked fish in Lingga Regency. The research was conducted in September - December 2021. In the Lanjut, Berindat, Persing, and sedamai village, Singkep Pesisir District, Lingga Regency. The results of the study show is  there are 2 marketing channels . Marketing channel 1,   the margin amount is Rp. Rp28,462,   fishery share is 34,62% and marketing  efficiency is 0,57%.   Marketing channel 2,  the margin amount is Rp 13,750, fishery share  is 75, 42%, and marketing efficiency is 0,74%. The value of marketing efficiency is 0.57% and 0.74%. The marketing channels of smoked fish  in this area is efficient.
PENGENALAN JASA EKOSISTEM PESISIR DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 KABUPATEN BINTAN Khairul Hafsar; Khairunnisa; Aditya Hikmat Nugraha
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 6 No. 3 (2022): Jurnal Panrita Abdi - Juli 2022
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/pa.v6i3.17635

Abstract

The Riau Islands, with an area of 96% covering the ocean, has a coastal ecosystem consisting of mangrove ecosystems, seagrass ecosystems, and coral reef ecosystems that form a single unit producing ecosystem services. In general, the people of the Riau Islands Province have a fairly high dependence on direct benefits derived from the existence of coastal ecosystems without knowing other services/indirect benefits that can be provided by coastal ecosystems, resulting in over-exploitation that threatens environmental damage to these ecosystems. Conservation and counseling efforts need to be carried out so that the community can know and understand other services/benefits that can be provided by coastal ecosystems, namely by providing education related to coastal ecosystem services to high school students. High school students are generally the young generation of the nation's future successors who can be given an understanding of the roles and services of coastal ecosystems. Community service activities aim to increase public knowledge regarding coastal ecosystem services through lectures, videos, competitions, and pocketbooks to increase target insight. Community Service Activities provide material through lecture methods related to coastal ecosystem services supported by video screenings and poster competitions. Evaluation is done by comparing students' answers based on pre-test and post-test with the Quizizz application's help to increase correct answers > 50%. The results of the comparison of the Pre Test and Post Test showed an increase in the correct answers answered by students at SMAN 1 Bintan Timur. Community Service Activities have increased students' knowledge at SMAN 1 Bintan Timur, Bintan Regency. Power Point Media, Videos, Pocket Books, and Poster Contests effectively introduce coastal ecosystem services to students and high school students. --- Kepulauan Riau dengan wilayahnya yang 96% meliputi lautan memiliki ekosistem pesisir yang lengkap yang terdiri dari ekosistem mangrove, ekosistem lamun dan ekosistem terumbu karang yang membentuk satu kesatuan dalam menghasilkan jasa ekosistem. Umumnya masyarakat wilayah Kepulauan Riau memiliki ketergantungan yang cukup tinggi terhadap manfaat langsung yang berasal dari keberadaan ekosistem pesisir tanpa mengetahui jasa lain/manfaat tidak langsung yang dapat diberikan oleh ekosistem pesisir, sehingga terjadi over eksploitasi yang mengancam kerusakan lingkungan ekosistem tersebut. Upaya konservasi dan penyuluhan perlu dilakukan agar masyarakat dapat mengetahui serta memahami jasa-jasa/manfaat lain yang dapat diberikan oleh ekosistem pesisir yaitu dengan memberikan edukasi terkait jasa ekosistem pesisir terhadap siswa Sekolah Menengah Atas. Siswa sekolah menengah  atas  umumnya  adalah  para   generasi  muda  calon  penerus  bangsa  yang  dapat diberikan pemahaman terkait  peran dan jasa ekosistem pesisir. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait jasa ekosistem pesisir melalui ceramah, video, lomba, dan buku saku dengan harapan dapat menambah wawasan sasaran. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dilakukan dengan memberikan materi melalui metode ceramah terkait jasa ekosistem pesisir yang didukung dengan pemutaran video dan lomba poster. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan jawaban benar siswa berdasarkan pre test dan post test dengan bantuan aplikasi Quizizz dengan harapan adanya peningkatan jawaban benar > 50%. Hasil perbandingan Pre Test dan Post Test menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jawaban benar yang dijawab oleh Siswa dan Siswi SMAN 1 Bintan Timur. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat telah meningkatkan pengetahuan Siswa dan Siswi SMAN 1 Bintan Timur Kabupaten Bintan. Media Power Point, Video dan Buku Saku serta Lomba Poster efektif untuk mengenalkan jasa ekosistem pesisir kepada Siswa dan Siswa Sekolah Menengah Atas.
DAMPAK PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN NELAYAN PULAU MAPUR KABUPATEN BINTAN Zola Febriani; Khairul Hafsar
JURNAL MARITIM Vol 1 No 2 (2020): FEBRUARI
Publisher : Prodi Manejemen Kepelabuhan dan Pelayaran, Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Karimun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.684 KB) | DOI: 10.51742/ojsm.v1i2.69

Abstract

Kawasan konservasi perairan adalah kawasan perairan yang dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi, untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan. Penetapan zona inti merupakan bagian dari kegiatan penentuan zonasi disuatu daerah tertentu guna menjaga dan terpeliharanya sumberdaya ikan yang ada pada zona inti yang ditetapkan. Zona inti merupakan daerah pemijahan, pengasuhan dan/atau alur ruaya ikan. Penetapan zona inti berdampak pada sumberdaya ikan yang ada di Pulau Mapur Kabupaten Bintan bertambah dan pendapatan masyarakat nelayan tradisional meningkat sebanyak 30%. Manfaatnya yang besar membuat masyarakat Pulau Mapur menambah zona inti dari satu zona menjadi tujuh zona inti yang ditetapkan berdasarkan musyawarah desa dengan harapan laut tetap terjaga dan hasil laut akan berlimpah dan tentunya akan meningkatkan kesejahteraan nelayan Pulau Mapur dan sekitarnya
Viabilitas Usaha Pengolahan Ikan Tamban Salai di Kabupaten Lingga Tetty Tetty; Khairunnisa Khairunnisa; Khairul Hafsar
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 14, No 2 (2021)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing LLC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.14.2.359-363

Abstract

Kabupaten Lingga merupakan salah satu wilayah di Provinsi Kepualuan Riau yang memiliki potensi sumberdaya perikanan begitu besar, masyarakat umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan dan memanfaatkan hasil tangkapan sebagai sumber kehidupan. Pemanfaatan hasil tangkapan tidak hanya dalam bentuk bahan baku mentah, tetapi dalam bentuk pengolahan yaitu ikan asap, dikalangan masyarakat Kabupaten Lingga lebih dikenal dengan istilah ikan salai. Ikan yang biasa digunakan ialah ikan tembang atau ikan tamban (Sardinella fimbriata). Ikan salai menjadi makanan khas yang wajib dibawa oleh wisatawan ataupun pengunjung lokal ketika bertandang ke Kabupaten Lingga maupun hanya sekadar dijadikan sebagai panganan sehari-hari. Tujuan penelitian ini ialah Menilai viabilitas usaha pengolahan ikan tamban salai, Rata-rata usaha ikan tamban salai masih dalam skala kecil dengan metode pengasapan sederhana. Penelitian terkait viabilitas finansial usaha pengolahan perikanan masih sangat sedikit dilakukan, terutama pada usaha Ikan Tamban Salai di Kabupaten Lingga. Rata-rata total pengeluaran pangan pemilik usaha tamban salai sebesar Rp21.450.947 per tahun, non pangan sebesar Rp13.729.263 per tahun, rata-rata total konsumsi sebesar Rp36.561.222 per tahun, sedangkan rata-rata pengeluaran untuk biaya usaha sebesar Rp146.020.193 per tahun. Dalam penelitian ini diperoleh rata-rata pendapatan usaha ikan tamban salai sebesar Rp269.464.018 pertahun Jika dibandingkan antara total pengeluaran dan pendapatan maka dari 19 usaha ikan tamban salai di Kabupaten Lingga dapat dikatakan viabel
FACTORS AFFECTING THE INCOME OF FISHERMEN OF SERAYA ISLAND BATAM CITY IN THE SPAWNING SEASON OF DINGKIS (Siganus sp.) Hafsar, Khairul; Novedri, Muhamad Nazri; Ulfah, Fitria
Aurelia Journal Vol 6, No 1 (2024): April
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/aj.v6i1.13544

Abstract

One of the fish commodities that has great potential to be utilized by the fishermen of Seraya Island is Dingkis (Siganus sp.). During the spawning season, Dingkis experience a high price increase of 5 times the price during the non-spawning season, namely IDR 30,000-60,000/kg. Therefore, Seraya Island fishermen take advantage of this opportunity because Dingkis fish only spawn during a certain season, namely January-February, which coincides with Chinese New Year (Imlek). The aim of the research is to determine the income of Seraya Island fishermen during the Dingkis spawning season and the influence of the price of Dingkis, the number of Dingkis fish caught, and the number of other fish catches on the income of Seraya Island fishermen. The research was conducted on Seraya Island, Batu Legong Village, Bulang District, Batam City in February 2023. Data analysis was used to answer the first objective, namely by calculating income, the second objective was to test the influence of the independent variable on the dependent variable using SPSS type 26 software. The research results show that the average income of Seraya Island fishermen during the Dingkis spawning season is IDR 9,001,143/month. Partial test results on the number of catches of Dingkis fish have an effect on the income of Seraya Island fishermen. The price of Dingkis fish and the number of other fish caught have no influence on the income of Seraya Island fishermen.
Efficiency Marketing of Smoked Fish in Lingga Regency Tetty, Tetty; Haidawati, Haidawati; Khairunnisa, Khairunnisa; Wahyudin, Wahyudin; Hafsar, Khairul; Ilhamdy, Aidil Fadli; Muzammil, Wahyu; Nurhasanah, Septia
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 14, No 2 (2021)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.14.2.371-376

Abstract

Utilization of fishery in Lingga Regency is fresh fish  and processed into smoked fish as we known ikan  salai. The smoked Fish raw material is  Fringescale sardinella (Sardinella Fimbriata).  Specifically, this research is to know : (1) the marketing distribution channel of  smoked fish in Lingga Regency, (2) the marketing efficiency of smoked fish in Lingga Regency. The research was conducted in September - December 2021. In the Lanjut, Berindat, Persing, and sedamai village, Singkep Pesisir District, Lingga Regency. The results of the study show is  there are 2 marketing channels . Marketing channel 1,   the margin amount is Rp. Rp28,462,   fishery share is 34,62% and marketing  efficiency is 0,57%.   Marketing channel 2,  the margin amount is Rp 13,750, fishery share  is 75, 42%, and marketing efficiency is 0,74%. The value of marketing efficiency is 0.57% and 0.74%. The marketing channels of smoked fish  in this area is efficient.
Estimasi Jasa Ekosistem Terumbu Karang di Pulau Mapur Kabupaten Bintan Kepulauan Riau: Estimation of Coral Reef Ecosystem Services on Mapur Island, Bintan Regency, Riau Islands Rindani, Mersa; Wahyudin; Khairul Hafsar
MarIslands Vol 2 No 2 (2024): Jurnal Marisland
Publisher : Department of Socio-economic Fisheries, Marine Science and Fisheries Faculty, Raja Ali Haji Maritime University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jm.v2i2.4678

Abstract

Mapur Island has a total area of 1,046.29 hectares, which it located at east part of Bintan Island. Mapur Island has the potential of coral reefs that are directly utilized by fishermen of Mapur Island (fishing ground) and the beautiful of coastal waters that are to be used tourisms activities such as snorkeling and diving. The study aims to identify coral reef ecosystem services in Mapur Island, Bintan Regency, Riau Islands and to estimate the economic value of coral reef ecosystems in Mapur Island, Bintan Regency. on January – February 2022 Mapur Island, Bintan Regency. Research using methods is a mixed method, combining two quantitative and qualitative research methods. Determination of respondents using a simple random method of Simple Random Sampling. This research was procedured by three stages, namely preparation, implementation and data processing. Data were analyzed in the form of direct use value, indirect use value, option value, and exitence value, total economic value (Total Economy Value). The results showed that the kind of the benefits of coral reef ecosystem services in the Mapur Island, Bintan Regency, Riau Islands, where it obtained 4 benefits: Direct used benefits; indirect used benefits; the benefits of choice; the benefits of existence. The results of the total economic value of coral reef ecosystems on Mapur Island, Bintan Regency with The area of 1,046.29 ha as big as IDR.1.010.753.105.005 year. With direct used benefits of IDR.897.077.366.884 year, indirect used benefits of coral reef ecosystems of IDR.8.740.788.790 year, elective benefits of IDR.99,104,588,800 year, and existence benefits of IDR.100,600,531 year.