Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pengaruh Penerapan Metode Resitasi Oleh Guru PAK dan Budi Pekerti Terhadap Keaktifan Belajar Siswa Sabar Rudi Sitompul; Christina Bona Rosa Hutasoit; Seri Antonius
Jurnal Christian Humaniora Vol 6, No 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46965/jch.v6i1.779

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara Metode Resitasi oleh Guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti terhadap keaktifan belajar Siswa Kelas V SD Negeri 173430 Saitnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Pembelajaran 2021/2022. Hipotesis penelitian adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan. Penelitian merupakan penelitian korelasional yang menggunakan teknik Statistik Deskriptif dan Inferensial. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V. Instrumen penelitian berupa angket tertutup. Hasil analisis nilai rxy=0,406rtabel=0,325 dan thitung=2,872ttabel=1,690 menunjukkan bahwa adanya hubungan antara Metode Resitasi terhadap keaktifan belajar Siswa dan memperoleh keberartian persamaan regresi sederhana yaitu . Uji hipotesis diperoleh Fhitung=15,23Ftabel=3,27 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Metode Resitasi oleh Guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti terhadap keaktifan belajar Siswa Kelas V SD Negeri 173430 Saitnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Pembelajaran 2021/2022  sebesar 16,48%.
Model Pendampingan Pastoral Dengan Pendekatan Gestalt Terhadap Tuan X Yang Sulit Menerima Kebutaannya Tahun 2021 Seri Antonius; Cici Pramida
Areopagus : Jurnal Pendidikan Dan Teologi Kristen Vol 20, No 1 (2022): Maret
Publisher : IAKN Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46965/ja.v20i1.1113

Abstract

Abstrak Tunanetra merupakan sebutan bagi individu yang mengalami gangguan penglihatan baik itu blind (buta total) maupun low vision (kurang memandang) yang menyebabkan individu tersebut mengalami penurunan terhadap konsep penerimaan diri. Penerimaan diri merupakan sikap rasa puas terhadap diri sendiri dengan bakat, kualitas, serta mengakui keterbatasan yang dimiliki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mendeskripsikan serta menerapkan model pendampingan pastoral dengan pendekatan gestalt bagi penyandang tunanetra yang sulit menerima kebutaannya. Pelaksanaan kegiatan memberikan kontribusi dalam pengembangan teori-teori pendampingan pastoral tekhusus dalam membantu penyandang tunanetra yang sulit menerima kebutaannya. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Model pendekatan yang digunakan adalah pendekatan gestalt yang mana pendekatan gestalt memberikan penekanan akan kesadaran sehingga mampu bertanggung jawab atas diri sendiri dan menerima kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Teknik analisa data yang digunakan penulis adalah menerapkan tahapan pendekatan gestalt, yaitu: pertama the beginning phase, kedua clearing the ground, ketiga the existential encounter, keempat integration dan kelima ending. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka diperoleh hasil bahwa penyandang tunanetra sudah memperoleh kesadaran dan mulai menerima kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, mampu bertanggung jawab atas dirinya dan memiliki semangat untuk hidup.Kata Kunci: , Penerimaan Diri, PTunanetraendekatan GestaltAbstractBlind is a term for individuals who experience visual impairments, both blind (total blind) and low vision (less vision) which causes the individual to experience a decrease in the concept of self-acceptance. Self-acceptance is an attitude of satisfaction with oneself with talents, qualities, and acknowledging one's limitations. This study aims to identify, describe and apply a model of pastoral care with a Gestalt approach for blind people who find it difficult to accept their blindness. The implementation of the activity contributes to the development of theories of pastoral care, especially in helping blind people who find it difficult to accept their blindness. This type of research is qualitative with descriptive method. The approach model used is the Gestalt approach where the Gestalt approach emphasizes awareness so that you are able to take responsibility for yourself and accept your strengths and weaknesses. The data analysis technique used by the author is to apply the stages of the Gestalt approach, namely: first The Beginning Phase, the second Clearing The Ground, the third The Existential Encounter, the fourth Integration and the fifth Ending. Based on the results of research that has been carried out, it is obtained that blind people have gained awareness and are starting to accept their strengths and weaknesses, are able to take responsibility for themselves and have a passion for life.Keywords: Blind, Self Acceptance, Gestalt Approach
Hubungan Pelaksanaan PAK dalam Keluarga Dengan Tingkah Laku Kristiani Anak Sekolah Minggu Seri Antonius; Lestari Sihotang
Areopagus : Jurnal Pendidikan Dan Teologi Kristen Vol 19, No 2 (2021): September
Publisher : IAKN Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46965/ja.v19i2.588

Abstract

Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen dalam Keluarga Dengan Tingkah Laku Kristiani Anak Sekolah Minggu Usia 10-12 Tahun di Gereja HKBP Resort Sipoholon. Masalah sebelumnya terdapat pada tingkah laku anak sekolah Minggu yang suka lari sana sini ketika sedang berdoa, mengganggu teman-teman ketika beribadah, menarik kuping temannya, sering keluar-keluar saat ibadah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik deskriptif inferensial, dengan populasi seluruh anak sekolah Minggu usia 10-12 tahun di Gereja HKBP resort Sipoholon 1 Kec. Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara yang berjumlah 120 orang dengan menggunakan teknik random sampling. Penelitian sampel yang dilakukan terhadap 36 anak sekolah minggu usia 10-12 tahun di gereja HKBP resort Sipoholon 1 Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen dalam Keluarga Dengan Tingkah Laku Kristiani Anak Sekolah Minggu.Kata Kunci: pendidikan agama kristen dalam keluarga, tingkah laku kristiani Abstract:This study aims to determine the relationship between the implementation of Christian religious education in the family and the Christian behavior of Sunday school children aged 10-12 years at the HKBP Church at the Sipoholon 1 resort, Sipoholon District. The previous problem was the behavior of Sunday school children who likes to run here and there while praying, disturbing friends when worshiping, pulling on his friend's ears, often going out during worship. The method used in this research is inferential descriptive statistical method, with a population of all Sunday school children aged 10-12 years in the HKBP Church resort Sipoholon 1 Kec. Sipoholon North Tapanuli Utara, amounting to 120 people using random sampling techniques. The sample research was conducted on 36 Sunday school children aged 10-12 years at the HKBP church at the Sipoholon 1 resort, Sipoholon District, North Tapanuli Utara.. A positive relationship test is obtained. This study concludes that there is a positive and significant relationship between the implementation of Christian religious education in the family and the Christian behavior of Sunday school children Keywords: christian religious education in the family, christian behavior
Penggunaan Kata κοινωνία Dalam 1 Korintus 1:9 Dan Interpretasinya Dalam Mengatasi Perpecahan Di Jemaat Warseto Freddy Sihombing; Seri Antonius
KAMASEAN: Jurnal Teologi Kristen Vol. 3 No. 1 (2022): Kamasean: Jurnal Teologi Kristen
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/kamasean.v3i1.104

Abstract

The purpose of this research is to explore the meaning of the word (koinonia: fellowship) which is found in 1 Corinthians 1:9. In Paul's letter, it is explained about the call as believers to share in fellowship with Jesus Christ. God calls believers to fellowship with Jesus Christ, the Son of God, which is God's ultimate goal. This fellowship of believers parallels the fellowship of the Father, Jesus Christ, and the Holy Spirit. This fellowship is a supernatural (spiritual) interaction between the person of God and His church on earth which is the theological implication of the concept of the Triune God. Using the hermeneutic method, the writer finds that Paul's explanation regarding (koinonia: fellowship) is the main basis for providing solutions to the problem of division that occurred in the Corinthian church. This is also an example for the congregation today in finding the best solution for the problem of division that occurs. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali makna kata κοινωνία (koinonia: persekutuan) yang terdapat dalam 1 Korintus 1:9. Dalam surat Paulus ini dijelaskan mengenai panggilan sebagai orang percaya untuk turut mengalami persekutuan dengan Yesus Kristus. Allah memanggil orang percaya kepada persekutuan dengan Yesus Kristus, Anak Allah, yang merupakan tujuan utama Allah. Persekutuan orang percaya ini pararel dengan persekutuan antara Bapa, Yesus Kristus, dan Roh Kudus. Persekutuan ini adalah sebuah interaksi supranatural (rohani) antara pribadi Allah dan gereja-Nya di bumi yang merupakan implikasi teologis dari κοινωνία terhadap konsep Allah Trituggal. Dengan metode hermeneutik penulis menemukan bahwa penjelasan Paulus berkaitan dengan κοινωνία (koinonia: persekutuan) ini menjadi dasar utama untuk memberikan solusi dalam masalah perpecahan yang terjadi di jemaat Korintus. Hal ini juga menjadi contoh bagi jemaat saat ini dalam menemukan solusi terbaik untuk persoalan perpecahan yang terjadi.
INJIL MENYELAMATKAN ORANG BERDOSA SERI ANTONIUS -
JURNAL PIONIR Vol 6, No 2 (2020): Juli
Publisher : Universitas Asahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36294/pionir.v7i3.1369

Abstract

Gospel Saved Sinners. This article is a literature study that describes concept of Christian’s salvation in the view and teaching of God's word. The author seeks various information from library resources related to the research topic which presented descriptively. The concept of Christian’s salvation based on the word of God is different from the concept of salvation based on the view of religion in general and also view of certain church. Understanding the notion of salvation in Christianity today has experienced a shift and seems to have been narrowed down with various understandings that are not in accordance with the nature and understanding of salvation in the Bible (especially according to Romans). Sin is essentially a violation of the law that God has set for humans, sin makes men apart from God. In Romans, Paul emphasizes that the work of God carried out in Christ and accepted by faith, results in our justification or restoration of relationship with God.
PERNIKAHAN KRISTEN DALAM PERSPEKTIF FIRMAN TUHAN Seri Antonius
JURNAL PIONIR Vol 6, No 2 (2020): Mei
Publisher : Universitas Asahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36294/pionir.v6i2.1239

Abstract

This article is a literature study that describes the concept of Christian marriage in the view and teaching of God's word. To explain this, the author gives various information from library sources related to the research topic which was then described descriptively. From the research carried out, the concept of Christian marriage taught by the word of God is different from the concept of happiness based on human views in general. Understanding of the meaning of marriage in Christianity today has experienced a shift and seems to have been narrowed down with various understandings that are not in accordance with the nature and understanding of marriage in the Bible. Some understand getting married and forming a household because of several factors and one of them is because of age or peers they are all married and have children. God's Word clearly states and reveals God's plan and design for a new household.  Keywords: the concept of Christian marriage, submission, love
DESAIN PENGEMBANGAN KURIKULUM PRODI KEPEMIMPINAN KRISTEN BERBASIS MERDEKA BELAJAR DI INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) TARUTUNG Maringan Sinambela, M.Th, Grecetinovitri Seri Antonius Tarigan, Megawati Manullan Nurelni Limbong
JURNAL PIONIR Vol 7, No 1 (2021): Januari
Publisher : Universitas Asahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36294/pionir.v7i1.2159

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuat desain pengembangan kurikulum Prodi Kepemimpinan Kristen berbasis merdeka belajar di IAKN Tarutung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development ). Teknik analisa data yang digunakan adalah dengan teknik analisis deskriptif, yakni  sebagai jenjang kualifikasi kriteria  kelayakan untuk menyimpulkan hasil validasi. Berdasarkan hasil penelitian desain kurikulum berbasis Merdeka Belajar pada Program Studi Kepemimpinan Kristen di Fakultas Ilmu Teologi IAKN Tarutung yang dikembangkan pada penelitian ini layak digunakan.Kata Kunci: Desain Pengembangan Kurikulum, Merdeka Belajar, Prodi Kepemimpinan Kristen AbstractThis study aims to create a curriculum development design for the Christian Leadership Study Program based on Merdeka Belajar at IAKN Tarutung. The method used in this research is the method of research and development ( R & D). The data analysis technique used is descriptive analysis technique, namely    as the criteria for the eligibility criteria to conclude the validation results. Based on the results of the research on the Merdeka Belajar based curriculum in the Christian Leadership Study Program at the IAKN Tarutung Theological Science Faculty developed in this study, it is feasible to use.Keywords: Curriculum Development Design, Merdeka Belajar, Christian Leadership Study Program
KONSEP BERBAHAGIA DALAM PENGAJARAN TUHAN YESUS Seri Antonius
JURNAL PIONIR Vol 6, No 1 (2020): Januari
Publisher : Universitas Asahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36294/pionir.v6i1.1091

Abstract

Seri Antonius. Konsep berbahagia dalam pengajaran Tuhan Yesus. Artikel ini merupakan sebuah penelitian pustaka yang memaparkan konsep berbahagia yang sebenarnya menurut pengajaran Tuhan Yesus. Untuk memaparkan hal tersebu, penulis mencari berbagai informasi dari sumber pustaka terkait topik penelitian yang kemudian di exegesa secara sistematis dan diapaprkan secara deskriptif. Dari penelitian yang dilaksanakan, konsep berbahagia yang diajarkan Tuhan Yesus berbeda dengan konsep berbahagia berdasarkan pandangan manusia secara umum. Pemahaman tentang pengertian bahagia dalam kekristenan masa kini telah mengalami pergeseran dan kelihatannya telah dipersempit dengan berbagai-bagai pemahaman yang tidak sesuai dengan hakikat dan pengertian berbahagia dalam Alkitab. Ada yang memahami kehidupan yang berbahagia adalah kehidupan yang diberkati oleh Allah dari sisi materi. Pengajaran Yesus ini lain dari pada pandangan orang pada saat itu. Yesus berkata bahwa orang yang miskin lah yang berbahagia. Yesus juga berkata bahwa orang yang berdukacita itulah yang berbahagia. Konsep Yesus pada dasarnya berlawanan dengan pandangan dan pengertian umum. Di sini kita bisa melihat bahwa Yesus ingin merubah cara pandang dan cara pikir orang-orang yang mengikuti-Nya. Yesus tidak mau orang banyak mengikuti-Nya hanya karena mujizat dan tanda-tanda yang telah diadakan-Nya, tetapi lebih dari itu Yesus menghendaki agar murid-murid-Nya dan orang banyak itu memiliki cara pandang dan cara pikir yang baru sama seperti Yesus,khususnya dalam hal kebahagaiaan.Kata kunci: Berbahagia, lapar dan haus, berdukacita, lemah lembut
Adam dan Kristus: Studi Komparasi Antara Penghukuman Dan Pembenaran Allah Berdasarkan Roma 5:18-19 Warseto Freddy Sihombing; Seri Antonius
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 5, No 1 (2022): September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v5i1.268

Abstract

AbstractSalvation in Jesus Christ is only obtained by sinners through faith. Without faith in Jesus Christ, no one will be saved. God only justifies those who believe in Jesus Christ, so they will not receive God's wrath. By inductive method, this article explores the truth of apostle Paul's statement in Romans 5:18-19; that disobedience of first Adam made all men being sinful and cursed. On the other hand, the Jesus Christ’s obedience as the second / last Adam has made sinful men being right before God and have hope for eternal life. Paul gives a comparison between Adam and Christ — between the first Adam and the last Adam. The first Adam has caused men (his descendants) commite to sin, but the second/last Adam has finally provided a way out of God’s punishment and wrath. This is a great grace of God.Keywords: first adam; second adam; obedience; disobedience; justification; comparisonAbstrakKeselamatan di dalam Yesus Kristus hanya diperoleh orang berdosa melalui iman. Tanpa iman kepada Yesus Kristus, seorang pun tidak akan beroleh keselamatan. Allah hanya membenarkan mereka yang beriman kepada Yesus Kristus, dengan demikian mereka tidak akan mengalami murka Allah. Dengan metode induktif, artikel ini menggali kebenaran dari pernyataan rasul Paulus dalam Roma 5:18-19; bahwa ketidataaktaatan Adam pertama telah menjadikan semua manusia berdosa dan terkutuk. Di pihak lain, ketaatan Yesus Kristus sebagai Adam kedua/terakhir telah menjadikan manusia yang telah berdosa tersebut benar di hadapan Allah dan memiliki pengharapan untuk memperoleh hidup kekal. Paulus memberikan sebuah komparasi antara Adam dan Kristus—antara Adam pertama dan Adam terakhir. Adam pertama telah mengakibatkan manusia (keturunannya) berdosa, tetapi Adam kedua/terkahir telah  memberikan jalan keluar dari penghukuman dan murka Allah. Ini merupakan kasih karunia Allah yang besar.Kata-kata kunci: adam pertama, adam kedua, ketaatan, ketidaktaatan, pembenaran,                   komparasi
Membangun Teologi Pendidikan Agama Kristen di Gereja Lokal Warseto Freddy Sihombing; Seri Antonius
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 5, No 1: Agustus 2022
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47131/jtb.v5i1.70

Abstract

Christian Religious Education (PAK) is a central part of Christianity and can be applied not only in schools, but also in local churches. This certainly requires serious handling as part of an ecclesiastical ministry. The church in carrying out its function as a place of fellowship for believers with God is bound by the teaching of God's word contained in the Bible. Education is the goal of the great commission ordered by Jesus. The delivery of God's word from the servant of God or the pastor of the local church can be conveyed to the congregation by applying the PAK pedagogical principles. In long church’s history, we have honestly recorded the strengths and weaknesses of the church while in this world. The theological basis of PAK in the local church is a biblical reason related to the importance of PAK teaching which consists of PAK tasks, processes and objectives. AbstrakPendidikan Agama Kristen (PAK) adalah bagian yang sentral dalam kekristenan dan dapat diterapkan bukan hanya di sekolah, melainkan juga di gereja lokal. Hal ini tentu membutuhkan penanganan yang serius sebagai bagian dari pelayanan gerejawi. Gereja dalam menjalankan fungsinya sebagai tempat persekutuan orang percaya dengan Tuhan terikat dengan pengajaran firman Tuhan yang terdapat dalam Alkitab. Pendidikan adalah tujuan dari amanat agung yang dipesankan oleh Yesus. Penyampaian firman Tuhan dari hamba Tuhan atau pendeta jemaat lokal dapat disampaikan kepada jemaat dengan menerapkan prinsip pedagogis PAK. Dalam perjalanan sejarah gereja yang panjang, secara jujur telah mencatat kelebihan dan kelemahan gereja selama ada di dunia ini. Dasar teologis PAK dalam gereja lokal adalah alasan alkitabiah berkaitan dengan pentingnya pengajaran PAK yang terdiri dari tugas, proses dan tujuan PAK.