This Author published in this journals
All Journal KESMAS
Maureen Punuh
Universitas Sam Ratulangi

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Konsumsi Fast Food Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Gizi Lebih pada Siswa SD Negeri 11 Manado Badjeber, Fauzul; Kapantouw, Nova H.; Punuh, Maureen
KESMAS Vol 1, No 1 (2012): Volume 1, Nomor 1, Januari 2012
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Overweight means many or over nutriens that content into the food, in this case carbohydrate and fat. This cause the increasing of calory amount into the body that overweight and obesity. Food habit is significantly influenced by change of life style, included in life style to consume fast food. The research is done with case control design the purpose is to find out the fast food consumption as a factor that cause higher nutrient to the students of SD Negeri 11 Manado. Screening to the children is be done trouggh of weight scale and had been analized based on indicator that been use, which is BB/U index use the standaritation of WHO-NCHS 2007 with cut off point z-score > +2SD had been declare as a higher nutrient. the data analysed by SPSS 12.0 for Windows with Mann Whitney test and OR (odds ratio) was also done to know the relation of risk factors.The result shows the main different (P<0,05) between averange intake energy consumption to the case group and control group. Odds ratio test shows students that often consume fast food minimal 3 times a week had 3,28 times had overweight risk. ABSTRAKGizi lebih adalah kelebihan asupan gizi pada makanan yang berupa karbohidrat dan lemak. Ini mengakibatkan kenaikan jumlah kalori dalam tubuh sehingga menimbulkan kelebihan berat badan dan kegemukan. Kebiasaan makan dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan gaya hidup, termasuk gaya hidup untuk mengkonsumsi fast food. Penelitian yang dilakukan dengan rancangan case control yang bertujuan untuk mengetahui konsumsi fast food sebagai faktor terjadinya gizi lebih pada siswa-siswi SDN 11 Manado. Screening pada anak dilakukan melalui penimbangan berat badan dan dianalisis berdasarkan indikator yang digunakan yaitu indeks BB/U memakai baku rujukan WHO-NCHS 2007 dengan cut off point z-score > +2SD dinyatakan gizi lebih. Pengolahan data menggunakan program SPSS 12.0 dengan uji Mann Whitney dan OR (odds ratio) untuk mengetahui hubungan dan besarnya risiko dari suatu faktor risiko.Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang bermakna (P<0,05) antara asupan rata-rata konsumsi energi untuk kelompok kasus dan kelompok kontrol. Dengan uji odds ratio menunjukkan siswa-siswi yang sering mengkonsumsi fast food minimal 3 kali per minggu mempunyai risiko 3,28 kali menjadi gizi lebih
HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 24-59 BULAN DI DESA TATELI III KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA Tuasuun, Diana; Amisi, Marsella; Punuh, Maureen
KESMAS Vol 8, No 6 (2019): Volume 8, Nomor 6, Oktober 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Status sosial ekonomi (pekerjaan, pendidikan dan pendapatan keluarga) berperan penting dalam mempengaruhi status gizi suatu keluarga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status sosial ekonomi (pendidikan orang tua, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga) dengan status gizi balita berdasarkan indeks IMT/Usia 24-59 bulan yang ada di Desa Tateli III Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi yang diambil yaitu  balita usia 24-59 bulan. Sampel pada penelitian ini adalah jumlah populasi balita 24-59 bulan di Desa Tateli III yang berjumlah 75 orang pada bulan Juli. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2019. Status gizi berdasarkan (BB/U) terdapat gizi kurang sebanyak 12% dan gizi baik sebanyak 88%. Indeks status gizi (TB/U) status gizi pendek sebanyak 17,3% dan normal sebanyak 82,7%. Indeks status gizi (BB/TB) dan (IMT/U) terdapat status gizi kurus sebanyak 17,3%, normal sebanyak 74,7% dan gemuk sebanyak 8,0%. Karakteristik sosial ekonomi, pendidikan ayah dan ibu yang mendominasi adalah tamat SMA dan termasuk dalam kategori tingkat pendidikan tinggi. sebanyak 81,3% ibu bekerja di dalam rumah sebagai ibu rumah tangga. Rata-rata pendapatan keluarga di Desa Tateli III adalah Rp.750.00,-bulan. Berdasarkan hasil uji Fisher Exact di dapatkan pendidikan ibu (IMT/U)nilai p = 1,000. Pendidikan ayah (IMT/U) nilai p = 1,000. Pekerjaan ibu (IMT/U) nilai p = 1000. Berdasarkan uji Korelasi Spearman di dapatkan pendapatan keluarga (IMT/U) nilai p = 0,929. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu tidak terdapat hubungan antara pendidikan orang tua, pekerjaan ibu dan pendapatan keluarga dengan status gizi balita (IMT/U). Di sarankan bagi orang tua yang mempunyai anak dengan status gizi normal untuk menjaga status gizi anak dan untuk orang tua dengan balita yang berstatus gizi gemuk dan kurus agar dapat lebih diperhatikan yaitu dari segi pemberian makanan kepada balita. Kata Kunci: Sosial Ekonomi dan Status Gizi ABSTRACTSocioeconomic status (employment, education and family income) have an important role in influencing the nutritional status of a family. The purpose of this research was to determine the relationship between socioeconomic status (parental education, mother's occupation, family income) and  nutritional status of children under the age of 24-59 months BMI/Age index in Tateli III Village, Mandolang District, Minahasa Regency. This research uses a cross sectional approach. The sample in this research is the population of toddlers 24-59 months in the village of Tateli III, amounting to 75 people in July. This research was conducted in June to August 2019. Based on nutritional status (Body Weight/Age) there are malnutrition as much as 12% and good nutrition as much as 88%. Nutritional status index (Body Height/Age) short nutritional status as much as 17.3% and normal as much as 82.7%. Nutritional status index (Body Weight/Body Height) and (BMI/Age) contained thin nutritional status of as much 17.3%, normal as much 74.7% and fat as much 8.0%. The socioeconomic characteristics, the dominating education of fathers and mothers are high school graduates and included in the category of higher education level as much 81.3% of mothers work in the house as housewives. The average family income in Tateli III Village is Rp.750.00, -months. Based on the Fisher Exact test results obtained mother's education (BMI/Age) p = 1,000. Father's education (BMI/Age) p = 1,000. Maternal occupation (BMI/Age) p value = 1000. Based on the Spearman Correlation test,  family income (BMI/Age) p value = 0.929. The conclusion of this research is that there is no relationship between parental education, mother's occupation and family income with nutritional status of children (BMI/Age). So it is recommended for parents who have children with normal nutritional status to maintain the nutritional status of children and for parents with toddlers who are fat and thin nutritional status so that it can be more concerned, namely in terms offeeding totoddlers. Keywords : Socioeconomic and Nutritional status