Andi Sungkowo
Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KONSERVASI MATAAIR SEBAGAI UPAYA MANAJEMEN SUMBERDAYA AIRTANAH BERKELANJUTAN (STUDI KASUS: MATAAIR LINGSENG, SUB DAS CELENG, KABUPATEN BANTUL, YOGYAKARTA) Ira Mughni Pratiwi; Andi Sungkowo
Jurnal Ilmiah Lingkungan Kebumian Vol 1, No 1 (2015): Vol. xx Nomor yy dd mm yyyy
Publisher : Jurusan Teknik Lingkungan, FTM, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jilk.v1i1.3273

Abstract

Mataair merupakan salah satu sumberdaya air yang berasal dari airtanah. Mataair mempunyai peran penting sebagai pemasok kebutuhan air di berbagai tempat. Mataair telah menjadi bagian penting manusia dalam aspek sosial, budaya, dan ekonomi. Meskipun debit saat musim kemarau lebih kecil dibandingkan dengan saat musim penghujan tetapi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sepanjang tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerentanan mataair dan konservasi mataair sebagai manajemne sumberdaya air berkelanjutan.Metode yang digunakan adalah metode survei, pemetaan, dan skoring. Parameter yang dinilai untuk menentukan tingkat kerentanan mataair adalah curah hujan, kemiringan lereng, konduktivitas hidraulika, infiltrasi, debit mataair, dan penggunaan lahan.Mataair Lingseng merupakan mataair yang muncul melalui rekahan breksi dengan debit berfluktuatif. Debit rerata di bulan Oktober 113,33 ml/dt; bulan Desember 183,33 ml/dt; bulan April 91,67 ml/dt; dan bulan Mei 54 ml/dt. Tingkat kerentanan degradasi Mataair Lingseng mempunyai skor 18 dan termasuk dalam kelas III dengan kriteria kerentanan menengah. Konservasi dengan hutan pertanian sistem multistrata agrosilvikultur. Tanaman yang digunakan adalah pohon sengon, pohon kakao/coklat, pohon lamtoro, tanaman jagung, dan mulsa organik serta mulsa batu.Kata kunci: Konservasi, Kerentanan, Mataair, Berkelanjutan
Analisis Dampak Erosi Terhadap Kapasitas Sungai Mati Di Kecamatan Tawangsari Dan Kecamatan Sukoharjo Andi Renata Ade Yudono; Andi Sungkowo; Muammar Gomareuzzaman
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 4, No 1 (2020): Juni
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (20.098 KB) | DOI: 10.31315/jmel.v4i1.3190

Abstract

Dampak pelurusan sungai di Kecamatan Tawangsari dan Kecamatan Sukoharjo mengakibatkan terbentuknya Sungai Mati. Akibat dari proses alam dan aktivitas manusia menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan seperti pendangkalan yang disebabkan oleh erosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar erosi yang terjadi dan pengaruh terhadap kapasitas Sungai Mati. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode survei, pemetaan, dan wawancara. Untuk metode analisis erosi menggunakan metode USLE yang parameter-parameternya antara lain : Faktor erosivitas hujan (R) yang dihitung dari interpretasi data hujan; Faktor tanaman (C) dan faktor pengelolaan lahan (P) ditentukan dari peta tataguna lahan; Faktor panjang dan kemiringan lereng (LS) dihitung dari data topografi yang didapatkan dari pengukuran lapangan; dan Faktor erodibilitas tanah (K) ditentukan dari analisis jenis tanah. Sedangkan untuk mengetahui pengaruh erosi terhadap kapasitas Sungai Mati menggunakan analisis spasial. Berdasarkan dari hasil analisis dengan menggunakan metode USLE didapatkan hasil bahwasannya ada 73 lokasi di daerah penelitian yang berbeda besar erosinya, sedangkan untuk total erosi keseluruhan yang terdapat di daerah penelitian sebesar 37.704,42 Ton/Ha/thn atau 10.329,98 Ton/Ha/hari atau 29.251,25 m3/Ha/hari. Erosi yang terjadi tersebut dapat mengurangi kapasitas Sungai Mati yang semula (eksisting) sebesar 49.329,075 m3 menjadi 20.077,825 m3 m3/hari.
Analisis Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Gerakan Massa Tanah di Dusun Nglinggo, Desa Pagerharjo, Kec. Samigaluh, Kab. Kulonprogo, D.I Yogyakarta Aininda Yoga S P; Sari Bahagiarti Kusumayudha; Andi Sungkowo
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 4, No 1 (2020): Juni
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (20.098 KB) | DOI: 10.31315/jmel.v4i1.3034

Abstract

Gerakan tanah merupakan salah satu peristiwa alam yang sering menimbulkan bencana dan kerugian material (Fitriadi, 2017), berdasarkan artikel yang diterbitkan Kementerian ESDM tentang Pengenalan Gerakan Tanah, gerakan massa tanah adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut bergerak ke bawah atau keluar lereng. Bencana yang ditimbulkan oleh gerakan massa tanah di Kecamatan Samigaluh pada tahun 2017 mengakibatkan terputusnya jalur transportasi, rusaknya infrastruktur, rusaknya sanitasi lingkungan dan keselamatan masyarakat terancam. Berdasarkan hasil observasi pada 17 April 2018 ditemukan tiga titik lokasi gerakan massa tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gerakan massa tanah di Dusun Nglinggo juga kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman gerakan massa tanah.Metode penelitian yang digunakan yaitu, kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan survei, pengumpulan data populasi yang besar, menggunakan sampel yang relatif kecil. Serta pemetaan guna melengkapi data sebaran gerakan massa tanah dan kerentanannya, metode wawancara digunakan untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab berdasarkan undang-undang no.24 tahun 2007. Hasil pada penelitian ini yaitu, ancaman gerakan massa tanah di Dusun Nglinggo tidak meliputi seluruh daerah tersebut. Karena Dusun Nglinggo dan sekitarnya memiliki material yang cukup kuat seperti batuan vulkanik berupa breksi andesit, lava andesit dan tuf-lapili, kesiapsiagaan masyarakat Dusun Nglinggo terhadap gerakan massa tanah termasuk dalam kategori kurang siap, namun untuk pengetahuan masyarakat sangatlah baik serta koordinasi antar masyarakat dan aparat sangatlah kondusif.Kata kunci: Kesiapsiagaan, Bencana, Gerakan Massa Tanah, Dusun Nglinggo, Kulonprogo.
Analisis Dampak Erosi Terhadap Kapasitas Sungai Mati Di Kecamatan Tawangsari Dan Kecamatan Sukoharjo Andi Renata Ade Yudono; Andi Sungkowo; Muammar Gomareuzzaman
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 4, No 1 (2020): Juni
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmel.v4i1.3190

Abstract

Dampak pelurusan sungai di Kecamatan Tawangsari dan Kecamatan Sukoharjo mengakibatkan terbentuknya Sungai Mati. Akibat dari proses alam dan aktivitas manusia menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan seperti pendangkalan yang disebabkan oleh erosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar erosi yang terjadi dan pengaruh terhadap kapasitas Sungai Mati. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode survei, pemetaan, dan wawancara. Untuk metode analisis erosi menggunakan metode USLE yang parameter-parameternya antara lain : Faktor erosivitas hujan (R) yang dihitung dari interpretasi data hujan; Faktor tanaman (C) dan faktor pengelolaan lahan (P) ditentukan dari peta tataguna lahan; Faktor panjang dan kemiringan lereng (LS) dihitung dari data topografi yang didapatkan dari pengukuran lapangan; dan Faktor erodibilitas tanah (K) ditentukan dari analisis jenis tanah. Sedangkan untuk mengetahui pengaruh erosi terhadap kapasitas Sungai Mati menggunakan analisis spasial. Berdasarkan dari hasil analisis dengan menggunakan metode USLE didapatkan hasil bahwasannya ada 73 lokasi di daerah penelitian yang berbeda besar erosinya, sedangkan untuk total erosi keseluruhan yang terdapat di daerah penelitian sebesar 37.704,42 Ton/Ha/thn atau 10.329,98 Ton/Ha/hari atau 29.251,25 m3/Ha/hari. Erosi yang terjadi tersebut dapat mengurangi kapasitas Sungai Mati yang semula (eksisting) sebesar 49.329,075 m3 menjadi 20.077,825 m3 m3/hari.
Analisis Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Gerakan Massa Tanah di Dusun Nglinggo, Desa Pagerharjo, Kec. Samigaluh, Kab. Kulonprogo, D.I Yogyakarta Aininda Yoga S P; Sari Bahagiarti Kusumayudha; Andi Sungkowo
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 4, No 1 (2020): Juni
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmel.v4i1.3034

Abstract

Gerakan tanah merupakan salah satu peristiwa alam yang sering menimbulkan bencana dan kerugian material (Fitriadi, 2017), berdasarkan artikel yang diterbitkan Kementerian ESDM tentang Pengenalan Gerakan Tanah, gerakan massa tanah adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut bergerak ke bawah atau keluar lereng. Bencana yang ditimbulkan oleh gerakan massa tanah di Kecamatan Samigaluh pada tahun 2017 mengakibatkan terputusnya jalur transportasi, rusaknya infrastruktur, rusaknya sanitasi lingkungan dan keselamatan masyarakat terancam. Berdasarkan hasil observasi pada 17 April 2018 ditemukan tiga titik lokasi gerakan massa tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gerakan massa tanah di Dusun Nglinggo juga kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman gerakan massa tanah.Metode penelitian yang digunakan yaitu, kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan survei, pengumpulan data populasi yang besar, menggunakan sampel yang relatif kecil. Serta pemetaan guna melengkapi data sebaran gerakan massa tanah dan kerentanannya, metode wawancara digunakan untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab berdasarkan undang-undang no.24 tahun 2007. Hasil pada penelitian ini yaitu, ancaman gerakan massa tanah di Dusun Nglinggo tidak meliputi seluruh daerah tersebut. Karena Dusun Nglinggo dan sekitarnya memiliki material yang cukup kuat seperti batuan vulkanik berupa breksi andesit, lava andesit dan tuf-lapili, kesiapsiagaan masyarakat Dusun Nglinggo terhadap gerakan massa tanah termasuk dalam kategori kurang siap, namun untuk pengetahuan masyarakat sangatlah baik serta koordinasi antar masyarakat dan aparat sangatlah kondusif.Kata kunci: Kesiapsiagaan, Bencana, Gerakan Massa Tanah, Dusun Nglinggo, Kulonprogo.
KESIAPSIAGAAN PENGGUNA PASAR TRADISIONAL TERHADAP ANCAMAN BENCANA GEMPA BUMI DAN KEBAKARAN DI PASAR BERINGHARJO YOGYAKARTA Nia Karuniasih Yulianti Basri; Helmy Murwanto; Andi Sungkowo; Bambang Prastistho; Puji Lestari
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 5, No 2 (2021): Desember
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmel.v5i2.4109

Abstract

ogyakarta adalah salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki risiko tinggi potensi gempa bumi khususnya gempa bumi tektonik. Catatan sejarah kejadian gempa bumi di Yogyakarta sering terjadi dengan skala 5,9 bahkan lebih dari 7,0 SR, diantaranya gempa bumi Yogyakarta-Jawa Tengah 2006 mengakibatkan sekitar 5.716 korban meninggal dengan kerugian 3.134 juta, terdapat 30 pasar tradisional yang rusak berat akibat gempa di Yogyakarta dan Klaten, salah satunya pasar Beringharjo. Pasar Beringharjo dikenal sebagai destinasi wisata utama di kawasan Malioboro Yogyakarta yang tidak lepas dari ancaman bencana gempa bumi serta dampak sekundernya yaitu kebakaran, sehingga diperlukan upaya penanggulangan bencana melalui upaya kesiapsiagaan dari pengguna pasar agar kerugian dapat diminimalisir. Tujuan penelitian untuk mengetahui kesiapsiagaan pengguna pasar terhadap ancaman bencana gempa bumi dan kebakaran yang digambarkan melalui pengetahuan, sikap, sistem peringatan dini, rencana tanggap darurat, dan mobilisasi sumber daya serta menilai dan mendiskripsikan sarana-prasarana yang menunjang keselamatan pengguna pasar. Penelitian ini menggunakan alat ukur kuesioner diadopsi dari LIPI-UNESCO/ISDR tahun 2006, lembar obsevasi dan lembar pertanyaan merujuk dari Peraturan Pd – T – 11 – 2005 – C, Kepmen Pu No 11/Ktsp/2000 dan Permen Pu No 29/Prt/2006. Hasil studi menunjukan kesiapsiagaan pengguna pasar berada pada kategori siap sebesar 54%, sangat siap sebesar 22%, hampir siap sebesar 17 %, kurang siap sebesar 6 %, dan tidak siap sebesar 1 %.  Nilai sarana-prasarana masuk dalam keandalan cukup dengan skor 80. Kesiapsiagaaan pengguna pasar masuk dalam kategori siap dan didukung oleh kecukupan sarana – prasarana yang menunjang keselamatan pengguna pasar.       Kata kunci : Kesiapsiagaan, Gempa bumi, Kebakaran, Pengguna Pasar Beringharjo
KESIAPSIAGAAN PENGGUNA PASAR TRADISIONAL TERHADAP ANCAMAN BENCANA GEMPA BUMI DAN KEBAKARAN DI PASAR BERINGHARJO YOGYAKARTA Nia Karuniasih Yulianti Basri; Helmy Murwanto; Andi Sungkowo; Bambang Prastistho; Puji Lestari
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 5, No 2 (2021): Desember
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmel.v5i2.4109

Abstract

ogyakarta adalah salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki risiko tinggi potensi gempa bumi khususnya gempa bumi tektonik. Catatan sejarah kejadian gempa bumi di Yogyakarta sering terjadi dengan skala 5,9 bahkan lebih dari 7,0 SR, diantaranya gempa bumi Yogyakarta-Jawa Tengah 2006 mengakibatkan sekitar 5.716 korban meninggal dengan kerugian 3.134 juta, terdapat 30 pasar tradisional yang rusak berat akibat gempa di Yogyakarta dan Klaten, salah satunya pasar Beringharjo. Pasar Beringharjo dikenal sebagai destinasi wisata utama di kawasan Malioboro Yogyakarta yang tidak lepas dari ancaman bencana gempa bumi serta dampak sekundernya yaitu kebakaran, sehingga diperlukan upaya penanggulangan bencana melalui upaya kesiapsiagaan dari pengguna pasar agar kerugian dapat diminimalisir. Tujuan penelitian untuk mengetahui kesiapsiagaan pengguna pasar terhadap ancaman bencana gempa bumi dan kebakaran yang digambarkan melalui pengetahuan, sikap, sistem peringatan dini, rencana tanggap darurat, dan mobilisasi sumber daya serta menilai dan mendiskripsikan sarana-prasarana yang menunjang keselamatan pengguna pasar. Penelitian ini menggunakan alat ukur kuesioner diadopsi dari LIPI-UNESCO/ISDR tahun 2006, lembar obsevasi dan lembar pertanyaan merujuk dari Peraturan Pd – T – 11 – 2005 – C, Kepmen Pu No 11/Ktsp/2000 dan Permen Pu No 29/Prt/2006. Hasil studi menunjukan kesiapsiagaan pengguna pasar berada pada kategori siap sebesar 54%, sangat siap sebesar 22%, hampir siap sebesar 17 %, kurang siap sebesar 6 %, dan tidak siap sebesar 1 %.  Nilai sarana-prasarana masuk dalam keandalan cukup dengan skor 80. Kesiapsiagaaan pengguna pasar masuk dalam kategori siap dan didukung oleh kecukupan sarana – prasarana yang menunjang keselamatan pengguna pasar.       Kata kunci : Kesiapsiagaan, Gempa bumi, Kebakaran, Pengguna Pasar Beringharjo