Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

MODEL PEMBELAJARAN TERPADU UNTUK SAINS Kesipudin Kesipudin; Hikmawati Hikmawati
Jurnal Pijar Mipa Vol. 4 No. 2 (2009): September
Publisher : Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.311 KB) | DOI: 10.29303/jpm.v4i2.186

Abstract

Abstrak. Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) sampai dengan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Model pembelajaran ini pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik. Pembelajaran terpadu dalam sains  dapat dikemas dengan tema atau topik tentang suatu wacana yang dibahas dari berbagai sudut pandang atau disiplin keilmuan yang mudah dipahami dan dikenal peserta didik. Dalam pembelajaran sains   terpadu,  suatu konsep atau tema  dibahas dari  berbagai aspek mata pelajaran dalam bidang kajian sains. Tema lingkungan dapat dibahas dari sudut biologi, fisika, dan kimia. Dengan demikian melalui pembelajaran terpadu ini beberapa konsep yang relevan untuk dijadikan tema  tidak perlu dibahas berulang kali dalam mata pelajaran yang berbeda, sehingga penggunaan waktu untuk pembahasannya lebih efisien dan pencapaian tujuan pembelajaran juga diharapkan akan  lebih efektif.Kata-kata kunci: Model pembelajaran terpadu, sains. Abstract: Integrated learning model is one of the curriculum implementations which is recommended to be applied in all levels of education beginning from elementary schools (SD/MI) up to senior high schools. This type of teaching model is basically an approach which possibly makes students, either individually or in groups, actively find out concept and principle holistically and authentically. Integrated teaching in science can be design with theme or topic about discourse which can be discussed from various points of view or disciplines which are easily understood by the students. Environment theme, can be discussed from biological, physical and chemistry points of view. Thus, through integrated teaching, other relevant concepts are not necessary to be discussed again in different subjects so that it saves time, and the teaching objective can be reached more effectively.Key words: Integrated learning model, science.
Pengembangan Bahan Ajar Kompilasi Fisika Matematika II Pokok Bahasan Persamaaan Diferensial Untuk Meningkatkan Penalaran Matematis I Wayan Gunada; Joni Rokhmat; Hikmawati Hikmawati; Kesipudin Kesipudin
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (JPFT) Vol 3 No 2 (2017): Juli - Desember
Publisher : Department of Physics Education, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (771.838 KB) | DOI: 10.29303/jpft.v3i2.414

Abstract

This study aims to develop and produce teaching materials compilation of mathematical physics II on the subject of differential equations. Teaching materials that have been developed in the form of teaching modules. The research method used is a development study consisting of four stages: the stage of determination, design, development, and disseminate. The results obtained from this research are in the form of teaching module of mathematical physics II differential equation and its application. The teaching module generated in terms of feasibility aspects of content, presentation, and linguistics obtained amean score is 92.5 with a percentage is 79.74%. This shows that the teaching module that has been created as good and feasible to use. It can be categorized effective as measured by the impact of student activities, responses, and value of students reasoning abilities. The impact of student activity seen during the learning process after using the module is 73.59% and the student activity is categorized much or quite practical. The percentage of students' response after using the module was 80.1% and categorized well. The impact on the mathematical reasoning ability meanscore of the class 70.87.  This shows that the teaching module that has been created can be  categorizedeffetive. Thus, it can be concluded that the teaching module compilation of mathematical physics II the subject of differential equations and their applications can be said to be effective and feasible to use.
APLIKASI KONSEP KONSERVASI MANGROVE UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI PANTAI SELATAN LOMBOK TIMUR Agil Al Idrus; Kesipudin Kesipudin; I Gde Mertha
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2018): Februari
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.412 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v1i1.480

Abstract

Mangrove dikenal oleh masyarakat lokal sebagai tumbuhan bakau yang memiliki nilai strategis dari aspek ekonomi, sosial dan ekologi. Konsep konservasi mangrove yang menitikberatkan hanya pada nilai ekologi cendrung kurang direspon oleh masyarakat lokal. Oleh karena itu dibutuhkan formulasi yang dapat meningkatkan partisipasi masyarakat lokal untuk aksi konservasi mangrove. Formulasi yang memiliki nilai strategis dalam rangka aksi konservasi mangrove adalah pengelolaan kawasan pantai yang memiliki ekosistem mangrove dengan mengoptimalkan kapasitas kelembagaan lokal.  Tujuan kegiatan ini adalah untuk mensosialisasikan peranan dan mangrove bagi masyarakat. Tujuan jangka panjang adalah memberikan contoh untuk: (1) konservasi mangrove yang dapat menjadi model dalam kebijakan terpadu pengelolaan potensi mongrove untuk mencapai tujuan ekologi, ekonomi dan sosial masyarakat lokal dan (2) laboratorium alam yang representatif sebagai sumber belajar biologi. Target khusus penelitian ini adalah: (1) Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat lokal, (2) dapat mengembangkan dan mempromosikan konsep ekowiasata mangrove sebagai sumber ekonomi masyarakat lokal yang berkelanjutan, (3) kapasitas  kelembagaan masyarakat lokal menjadi inisiator dalam rehabilitasi habitat mangrove (4) ada regulasi ditingkat masyarakat lokal dalam perlindungan areal mangrove dari aktivitas masyarakat dan (5) Laboratorium alam untuk pembelajaran dan penelitian  biologi.  Metode yang digunakan pada pengabdian ini adalah survey, observasi, wawancara, penyampaian materi, dan diskusi. Dilaksanakan secara bersamaan dengan kelompok konservasi mangrove untuk pengembangan ekowiasta dan laboratorium alam. Analisis yang digunakan adalah analisis diskriptif dan  konten sesuai dengan  tujuan. Berdasarkan kegiatan, survey, diskusi, dan tanya jawab dengan masyarakat, dapat disimpulkan bahwa:  Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan ekosistem mangrove perlu ada program tindak lanjut, dengan membangun kemitraan dengan masyarakat, pemerintah dan perguruan tinggi yang saling menguntungkan. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang ekosistem mangrove, perlu digali potensinya, mencarikan solusinya, dikembangkan menjadi konsep ekowisata mangrove yang halal.
PELATIHAN PEMBUATAN ALAT PERAGA FISIKA BATERAI ALUMINIUM-ION RECHARGEABLE UNTUK GURU-GURU DI PONPES NURUL HAKIM PUTRI KABUPATEN LOMBOK BARAT Aris Doyan; Susilawati Susilawati; Muhammad Taufik; Wahyudi Wahyudi; Kesipudin Kesipudin
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2018): Februari
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.023 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v1i1.488

Abstract

Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pemahaman guru-guru fisika tentang pembuatan alat peraga fisika baterai aluminium-ion rechargeable berbahan dasar arang aktif batok kelapa. Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut di atas diadakan kegiatan pengabdian pada masyarakat pada guru dan di demonstrasikan ke siswa ponpes Nurul Hakim Putri Kabupaten Lombok Barat dengan langkah-langkah sebagai berikut: Memberikan demonstrasi tentang cara mendesain alat peraga, memberikan contoh penggunaan alat peraga yang sudah di desain untuk menjelaskan konsep-konsep seperti perubahan energi kimia menjadi energi listrik dan cahaya. Demonstrasi penggunaan alat peraga dalam pembelajaran fisika melibatkan guru IPA dan siswa dan di laksanakan di kelas XI IPA. Guru-guru mata pelajaran IPA dimaksud untuk dapat menginformasikan ke guru-guru IPA ke sekolah lainnya karena sering mengadakan pertemuan dalam MGMP sekolah menengah di Lombok Barat. Pada pertemuan dimaksud, guru-guru membahas masalah-masalah yang terkait dengan pembelajaran di kelas, termasuk tentang desain alat peraga. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini berupa demonstrasi tentang cara mendesain alat peraga, simulasi penggunaan alat peraga dalam pembelajaran, dan tanya jawab terkait materi sosialisasi desain alat. Evaluasi dilaksanakan diakhir kegiatan dengan cara meminta kepada para peserta kegiatan sosialisasi untuk mengungkapkan aspek positif yang dirasakan setelah mengikuti kegiatan dan meminta peserta untuk memberi saran-saran untuk perbaikan kegiatan yang akan datang. Keberhasilan kegiatan ini dapat dilihat dari respon positif yang dikemukakan oleh guru dan siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta kegiatan diperoleh data bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat karena telah memberikan pengetahuan tentang: Desain Alat Peraga fisika baterai aluminium-ion rechargeable berbahan dasar arang aktif batok kelapa. Peserta sangat berharap kegiatan sosialisasi dapat dilaksanakan di MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran).