This Author published in this journals
All Journal Jurnal Ecopsy
Neka Erlyani
Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Dampak e-media terhadap kenakalan perilaku seksual pada remaja di Batulicin Robby Adrianie; Hemy Heryati Anward; Neka Erlyani
Jurnal Ecopsy Vol 2, No 3 (2015): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ecopsy.v2i3.1927

Abstract

Remaja dengan berbagai masalahnya dapat memunculkan berbagai perilaku berupa kenakalan remaja. Kenakalan remaja mengacu kepada suatu rentang perilaku yang sangat luas, salah satu bentuk kenakalan remaja adalah kenakalan perilaku seksual. Perkembangan e-media seperti terbukanya informasi memungkinkan mengakses berbagai macam informasi pornografi, yang tidak layak dikonsumsi oleh remaja. Bentuk informasi ini sulit dikontrol dan mudah didapat bahkan dikota kecil seperti Batulicin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dampak e-media terhadap kenakalan perilaku seksual pada remaja di Batulicin dan mengetahui bentuk-bentuk kenakalan perilaku seksual akibat e-media pada remaja di Batulicin. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dengan teknik studi kasus deskriptif yang bertujuan mengetahui dampak dan bentuk-bentuk e-media terhadap kenakalan perilaku seksual pada remaja di Batulicin. Subjek penelitian adalah 2 orang remaja SMA di Batulicin dan 1 orang remaja MA di Batulicin, berusia 15 sampai 21 tahun dan memiliki akses untuk menggunakan e-media. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan tes grafis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga subjek telah melakukan hubungan seksual diluar nikah. Penyebabnya karena beberapa faktor internal dan eksternal. Tidak adanya norma yang dimiliki untuk menyaring informasi menjadikan subjek terjerumus dan melakukan kenakalan perilaku seksual. Informasi yang didapat melalui teman dan e-media seperti HP, laptop dan TV untuk memutar video porno. Bentuk kenakalan perilaku seksual ketiga subjek adalah berpegangan tangan, necking (berciuman sampai daerah dada), meraba payudara dan alat kelamin, petting (saling menempelkan alat kelamin), membaca atau menonton berbau pornografi, melakukan hubungan seksual. Kata kunci: E-Media, Kenakalan Perilaku Seksual, Remaja  Adolescents with a variety of problems can bring a variety of behaviors such as delinquency. Juvenile delinquency refers to a very wide range of behaviors, one of which is sexual behavior delinquency. The development of e-media information such as the open information enable the access to various kinds of pornography, which is not suitable for adolescents. This kind of information is difficult to control and easy to obtain even in a small town like Batulicin. The purpose of this study was to find out the impact of e-media on sexual behavior delinquency, and the forms of sexual behavior delinquency as a result of e-media in adolescents in Batulicin. The method used in this study was a qualitative approach, with a descriptive case study technique aimed at knowing the impact and forms of e-media on sexual behavior delinquency in adolescents in Batulicin. The subjects were 2 adolescents in SMA at Batulicin and 1 adolescent in MA at Batulicin, aged 15 to 21 years and having an access to e-media. Data were collected using techniques of observation, interview, documentation and graphical test. The results showed that all three subjects had sexual relations outside marriage. It was caused by several internal and external factors. The absence of norms to filter information made the subject fall in sexual behavior delinquency. The information were obtained through friends and e-media such as HP, laptop and TV playing porn videos. The forms of sexual behavior delinquency in three subjects were holding hands, necking (kissing up to the chest), touching breast and genital organ, petting, reading or watching pornography, and sexual intercourse. Keywords: E-Media, Sexual Behavior Delinquency, Adolescent
Peranan komunikasi interpersonal terhadap kohesivitas kelompok pada komunitas motor di Banjarbaru Yuliana Sari; Neka Erlyani; Sukma Noor Akbar
Jurnal Ecopsy Vol 3, No 2 (2016): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ecopsy.v3i2.2658

Abstract

ABSTRAKPertumbuhan komunitas motor di Indonesia merupakan sebuah realita yang dihasilkan dari perkembangan sosial masyarakat yang semakin heterogen. Sebuah komunitas motor dibentuk oleh sekelompok orang yang memiliki hubungan khusus antara mereka, komunitas cenderung diidentifikasikan sebagai dasar atas kepemilikan atau identifikai bersama diantara kelompok minat yang sama. Melalui komunitas ini, mereka saling berbagi nilai kognitif, emosi dan material juga mengembangkan interaksi antar anggota kelompok. Komunikasi interpersonal merupakan proses timbal balik yang memiliki peranan penting dalam pergaulan manusia. Anggota kelompok yang sangat kohesif saling mengkomunikasikan ide masing-masing untuk menciptakan kerjasama agar tercapai suatu tujuan yang diinginkan bersama-sama.Kohesivitas penting bagi kelompok karena ia yang menyatukan beragam anggota menjadi satu kelompok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan komunikasi interpersonal terhadap kohesivitas kelompok pada komunitas motor. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu Ada peranan Komunikasi Interpersonal Terhadap Kohesivitas Kelompok pada Komunitas Motor di Banjarbaru. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 42 orang anggota komunitas motor. Pemilihan subjek yaitu dengan menggunakan teknik sampling insidental. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Hasil analisa data menggunakan regresi linier sederhana yang menunjukkan bahwa ada peranan positif yang signifikan dari komunikasi interpersonal terhadap kohesivitas kelompok. Sebesar 77,8%, artinya peran komunikasi interpersonal terhadap kohesivitas kelompok cukup besar,  sisanya sebesar 22,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ada peranan komunikasi interpersonal terhadap kohesivitas kelompok pada komunitas motor. Oleh karena itu, disarankan untuk semua anggota komunitas motor mempertahankan kedekatan yang sudah terjalin serta lebih meningkatkan kekompakkan antar anggota kelompok. Kata Kunci: Komunikasi Interpersonal, Kohesivitas Kelompok, Komunitas Motor  ABSTRACTGrowth of motorcycle communities in Indonesia is a reality that results from the social development of a society which is increasingly heterogeneous. A motorcycle community is established by a group of people who have a special relationship among them. This community tends to be identified as a basis for ownership or based on shared similar interests among members in the group. Through this community, they share the cognitive, emotional and material values, and also develop interaction between group members. Interpersonal communication is a reciprocal process that has an important role in human relationship. The very cohesive members in the group will mutually communicate their ideas to create cooperation in order to achieve a desired goal together. Cohesiveness is important for the group because it unites the diverse members into one group. The objective of this study was to find out the role of interpersonal communication towards group cohesiveness in motorcycle community. The hypothesis of this study was that there was a role of Interpersonal Communication towards Group Cohesiveness in Motorcycle Community in Banjarbaru. The subjects in the study were 42 members of a motorcycle community. They were selected using the purposive sampling technique. The method used in the study was a quantitative method. The results of data analysis using the simple linear regression showed that there was a significant positive role of interpersonal communication towards the group cohesiveness, as much as 77.8%, indicating that the role of interpersonal communication towards group cohesiveness was fairly high, and the remaining 22.2% was explained by other variables not included in this study. Based on these results, it can be concluded that there was a role of interpersonal communication towards group cohesiveness in motorcycle community. Therefore, it is suggested for all members of motorcycle communities to maintain the attachment already established and to further improve the togetherness among group members. Keywords: Interpersonal Communication, Group Cohesiveness, Motorcycle Community 
Hubungan antara aktualisasi diri dengan intensitas penggunaan media sosial path pada remaja di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Banjarbaru Rizqi Amelia Putri; Neka Erlyani; Marina Dwi Mayangsari
Jurnal Ecopsy Vol 3, No 1 (2016): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.51 KB) | DOI: 10.20527/ecopsy.v3i1.1941

Abstract

 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktualisasi diri dengan intensitas penggunaan media sosial path pada remaja di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Banjarbaru. Sampel pada penelitian ini adalah siswa-siswi SMAN 2 Banjarbaru berjumlah 40 orang yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan skala aktualisasi diri dan angket intensitas penggunaan media sosial path. Berdasarkan uji regresi korelasi product moment Pearson diperoleh nilai signifikan sebesar 0,001 dengan r = 0,640 yang berarti ada hubungan positif antara aktualisasi diri dengan intensitas penggunaan media sosial path. Selain itu diperoleh R Square sebesar 0,409 menunjukkan bahwa aktualisasi diri memiliki sumbangan hubungan terhadap intensitas penggunaan media sosial path sebesar 40,9 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif antara aktualisasi diri dengan intensitas penggunaan media sosial path, sehingga semakin tinggi aktualisasi diri maka semakin tinggi pula intensitas penggunaan media sosial path pada remaja di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Banjarbaru.Kata kunci : Aktualisasi Diri, Intensitas Penggunaan Media Sosial Path, Remaja The purpose of this study was to find out the correlation between self-actualization and intensity of social media path usage in adolescents at Public Senior High School (SMAN) 2 Banjarbaru. The samples were 40 students of SMAN 2 Banjarbaru, selected using purposive sampling technique. Data were collected using a scale of self-actualization and a questionnaire of social media path usage intensity. Based on the pearson's product moment correlation test, it can be found out that the significant value was 0.001 with r = 0.640, indicating that there was a positive correlation between self-actualization and intensity of social media path usage. It also obtained r square of 0.409 indicating that self-actualization contributed to the correlation of intensity of social media path usage at 40.9 %. It can be concluded that there was a positive correlation of self-actualization and intensity of social media path usage; therefore the higher the self-actualization that the higher the intensity of social media path usage adolescents at SMAN 2 Banjarbaru.Keywords: Self-Actualization, Intensity of Social Media Path Usage, Adolescent
Peranan kelekatan pada jamban terhadap pembentukan identitas masyarakat pinggiran sungai di Kelurahan Kuin Selatan Kota Banjarmasin Rizky Amalia Jannati; Hemy Heryati Anward; Neka Erlyani
Jurnal Ecopsy Vol 2, No 3 (2015): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ecopsy.v2i3.1930

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya peranan kelekatan terhadap jamban pada pembentukan identitas masyarakat pinggiran sungai. Subjek pada penelitian ini berjumlah 40 orang terdiri dari 20 orang subjek berjenis kelamin perempuan dan 20 orang subjek laki-laki. Metode pengambilan subjek dilakukan dengan metode purposive sampling, yakni pengambilan sampel dengan kriteria tertentu. Penelitian kuantitatif ini dilaksukan dengan cara membagi kuisioner penelitian kepada subjek yang menggunakan jamban, serta bertempat tinggal di sepanjang pinggiran sungai Kelurahan Kuin Selatan RT 17 dan RT 18. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peranan kelekatan pada jamban sebesar 60,6% terhadap pembentukan identitas masyarakat pinggiran sungai di Kelurahan Kuin Selatan Kota Banjarmasin. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan ada peranan kelekatan terhadap jamban pada pembentukan identitas masyarakat pinggiran sungai di Kelurahan Kuin Selatan Kota Banjarmasin. Kata Kunci: kelekatan tempat, proses identitas, jamban, pinggiran sungai  Insanitary toilets by the river which are commonly used by riverside community have always been the task of the government as the policy maker in an effort to improve the quality of people’s lives, especially the citizens of Banjarmasin. The purpose of this study was to find out if there was a role of attachment to toilet towards the identity formation of riverside community. The hypothesis proposed in this study was that there was a role of the attachment to toilet towards the identity formation of riverside community in Kuin Selatan Urban Village of Banjarmasin City. The samples in this study were 40 people, selected using purposive sampling. Data were collected using a questionnaire, consisting of identity formation scale and attachment to toilet scale. The result of this study is there was a role of attachment to the toilet towards the identity formation with the effective contribution of 60.6%. It can be concluded that there was a role of attachment to toilet towards the identity formation of riverside community in Kuin Selatan Urban Village of Banjarmasin City.  Keywords: place attachment, identity formation, toilet, riverside
Gambaran altruisme anggota Komunitas 1000 Guru Kalimantan Selatan Cahaya Kamilah; Neka Erlyani
Jurnal Ecopsy Vol 4, No 1 (2017): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ecopsy.v4i1.3413

Abstract

Altruisme adalah tindakan suka rela yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk menolong orang lain tanpa mengharapkan imbalan apapun (kecuali perasaan telah melakukan kebaikan). Peneliti memilih subjek seorang laki-laki yang berusia 23 tahun status belum menikah dan sudah bekerja, aktif di Komunitas 1000 Guru Kalimantan Selatan dan komunitas kerelawanan lainnya. Peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran altruisme pada diri subjek yang merupakan anggota Komunitas 1000 Guru Kalimantan Selatan. Jenis penelitian yang peneliti gunakan ialah penelitian kualitatif dengan metode penelitian yaitu wawancara semi terstruktur dengan wawancara mendalam dan observasi tak berstruktur. Hasil yang diperoleh yaitu adanya gambaran altruisme pada diri subjek memenuhi ke lima aspek yaitu terdapatnya aspek empati, tanggung jawab sosial, meyakini keadilan dunia, kontrol diri internal dan ego yang rendah pada diri subjek yang dipengaruhi oleh lima faktor yang tergambar pada diri subjek, yaitu faktor suasana hati, empati, meyakini keadilan dunia, faktor sosiobiologis, dan faktor situasional.Kata Kunci: Altruisme, Komunitas 1000 Guru Kalimantan Selatan, Kualitatif. Altruisme is a voluntary act performed by a person or group of people to help others without expecting anything in return (except the feeling of having to do good). Researchers chose the subject of a man who was 23 years old and unmarried status is already working, active in the Community of 1000 Teachers South Kalimantan and other volunteer community. Researchers want to know how the image of altruism in the subject who is a member of the Community of 1000 Teachers South Kalimantan. This type of research is the study researchers use qualitative research method that is semi-structured interviews with in-depth interview and unstructured observation. The results obtained by the picture of altruisme in the subject it meets all five aspects, namely the presence of aspects of empathy, social responsibility, believes world justice, self-control internal and ego that is low on the subject that is affected by five factors that depicted the subject, namely factor mood, empathy, fairness believe world, sociobiological factors, and situational factors. Keywords: Altruisme, Community of 1000 Teachers South Kalimantan, Qualitative.
Peranan conscientiousness terhadap perilaku cyberloafing pada mahasiswa Lu’lu’ul Fuadiah; Hemy Heryati Anward; Neka Erlyani
Jurnal Ecopsy Vol 3, No 1 (2016): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.48 KB) | DOI: 10.20527/ecopsy.v3i1.1942

Abstract

 Penggunaan internet pada mahasiswa dapat berdampak negatif, salah satunya cyberloafing, yaitu tindakan individu yang menggunakaan akses internet lembaganya selama jam kuliah berlangsung untuk kepentingan pribadi dan aktivitas-aktivitas internet lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran. Cyberloafing dipengaruhi beberapa sifat-sifat kepribadian, salah satunya adalah conscientiousness (kesadaran). Mahasiswa yang memiliki tingkat conscientiousness yang tinggi dapat mengontrol perilaku untuk meraih tujuan dan tidak terpengaruh oleh keinginan pribadi sehingga tidak akan melakukan cyberloafing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan conscientiousness terhadap perilaku cyberloafing pada mahasiswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling dengan jumlah subjek 60 orang. Alat ukur menggunakan dua skala yaitu skala conscientiousness dengan jumlah 45 aitem (α = 0,927) dan skala cyberloafing dengan jumlah 50 aitem (α = 0,940). Skala ini menggunakan skala moodel Likert dan analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan regresi linear sederhana. Berdasarkan hasil diperoleh nilai -t hitung < -t tabel (-2,219 < 2,002), artinya ada peranan negatif antara conscientiousness dengan perilaku cyberloafing. Semakin tinggi tingkat conscientiousness, maka semakin rendah perilaku cyberloafing. Peranan conscientiousness terhadap perilaku cyberloafing hanya sebesar 7,8%, sehingga conscientiousness tidak sepenuhnya berperan langsung terhadap perilaku cyberloafing pada mahasiswa.Kata kunci: Conscientiousness, Cyberloafing The usage of internet can have negative impacts on students, one of which is cyberloafing, the action of an individual using the internet access of an institution during the lecture hours for personal interests and other internet activities that are not related to the lectures. Cyberloafing influences some personality traits, such as conscientiousness. Students whose high level of conscientiousness can control their behavior to reach their goals and are not affected by personal desires and so will not do cyberloafing. The purpose of this study was to find out the role of conscientiousness towards cyberloafing behavior in students. The sampling technique used in the study was a random cluster sampling technique with the subjects of 60 people. Data were collected using two scales, namely conscientiousness scale with 45 items (α = 0.927) and cyberloafing scale with 50 items (α = 0.940). These scales used Likert scale model, and the data were analyzed using simple linear regression. The results showed that the value of -t count < -t table (-2.219 < -2.002), indicating that there was a negative role of conscientiousness towards cyberloafing behavior. The higher the level of conscientiousness, the lower the cyberloafing behavior. The role of conscientiousness towards cyberloafing behavior was only 7.8%, so conscientiousness did not directly contribute to cyberloafing behavior in students.Keywords: Conscientiousness, Cyberloafing
Peranan penyesuaian diri terhadap stres akibat kemacetan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Dwi Utami Madya Putri; Hemy Heryati Anward; Neka Erlyani
Jurnal Ecopsy Vol 3, No 2 (2016): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.966 KB) | DOI: 10.20527/ecopsy.v3i2.2669

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan penyesuaian diri terhadap stres akibat kemacetan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Teknik pengambilan subjek dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan kriteria mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin angkatan 2013 dengan subjek sebanyak 51 orang. Metode pengumpulan data menggunakan regresi linier sederhana. Penyesuaian diri memiliki peranan terhadap stres sebesar 54,8%, sedangkan 45,2% dipengaruhi oleh faktor lain di luar stres. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat penyesuaian diri yang tinggi akan dapat menurunkan stres akibat kemacetan. Kata kunci: penyesuaian diri, stres, kemacetan ABSTRACT The objective of this study was to find out the role of self adjustment towards stress due to traffic jam on the students of Medical Faculty of Lambung Mangkurat University, Banjarmasin. The subjects in this study were selected using purposive sampling technique with the criteria that they were students of Medical Education Department of Medical Faculty of Lambung Mangkurat University Banjarmasin, batch 2013 as many as 51 students. The data collection method was a simple linear regression. The self adjustment had a role towards stress by 54.8 %, while 45.2 % was influenced by factors other than stress. Based on these results, it can be concluded that the high level of self adjustment can reduce the stress due to traffic jam. Keywords: self adjustment, stress, traffic jam 
Stigma sosial pada keluarga miskin dari pasien gangguan jiwa Sukmawati Varamitha; Sukma Noor Akbar; Neka Erlyani
Jurnal Ecopsy Vol 1, No 3 (2014): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.216 KB) | DOI: 10.20527/ecopsy.v1i3.498

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses terbentuknya stigma dan faktor-faktor penyebab munculnya stigma sosial pada keluarga miskin pasien gangguan jiwa. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Subyek penelitian ini berjumlah dua orang yang tinggal di sekitar tempat tinggal keluarga pasien. Teknik penggalian data dengan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, didapatkan bahwa stigma yang terbentuk pada subyek laki-laki dan subyek perempuan melalui proses isyarat, stereotip, dan prasangka. Pada analisis tentang faktor penyebab terbentuknya stigma didapatkan bahwa subyek laki-laki memiliki dua faktor dan subyek perempuan memiliki tiga faktor yang membentuk stigma. Penelitian ini menemukan tiga fakta baru yaitu subyek laki-laki dan subyek perempuan memiliki sikap positif terhadap kontak sosial dengan pasien dan tidak memunculkan diskriminasi, bersikap terbuka dan tidak menjauhi F beserta keluarganya, serta muncul sikap simpati dari masyarakat.
Hubungan perilaku asertif dengan penyesuaian diri pada siswa tahun pertama di SMP Muhammad Adi Setia Azhari; Marina Dwi Mayangsari; Neka Erlyani
Jurnal Ecopsy Vol 2, No 1 (2015): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.902 KB) | DOI: 10.20527/ecopsy.v2i1.513

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku asertif dengan penyesuaian diri pada siswa tahun pertama di SMP Negeri 1 Banjarmasin. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan antara perilaku asertif dengan penyesuaian diri. Sampel pada penelitian ini adalah siswa-siswi tahun pertama (kelas VII) SMP Negeri 1 Banjarmasin berjumlah 99 orang yang diambil dengan teknik cluster random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan skala yang terdiri dari skala perilaku asertif dan skala penyesuaian diri. Berdasarkan uji korelasi product moment Pearsondiperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 dengan r = 0,627 yang berarti ada hubungan positif antara perilaku asertif dengan penyesuaian diri. Berdasarkan hasil, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif antara perilaku asertif dengan penyesuaian diri, sehingga semakin tinggi perilaku asertif maka semakin tinggi pula penyesuaian diri pada siswa tahun pertama di SMP Negeri 1 Banjarmasin. 
Peranan penguasaan lingkungan terhadap motivasi migrasi pada penduduk yang tinggal di pemukiman kumuh Besty Ronna Istiqomah; Hemy Heryati Anward; Neka Erlyani
Jurnal Ecopsy Vol 3, No 3 (2016): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.116 KB) | DOI: 10.20527/ecopsy.v3i3.2660

Abstract

Tempat tinggal berpengaruh pada kesejahteraan psikologik dan salah  satu dimensi di dalamnya yaitu penguasaan lingkungan. Bagi mereka yang tidak dapat menguasai lingkungan kemungkinan hal ini turut berperan dengan motivasi mereka untuk pindah dari tempat tinggal hal inilah yang disebut sebagai motivasi migrasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan penguasaan lingkungan terhadap motivasi migrasi pada penduduk yang tinggal di daerah  kumuh Cempaka Raya di Banjarmasin. Hipotesis  dalam penelitian ini  yaitu ada peranan penguasaan lingkungan terhadap motivasi migrasi pada penduduk yang tinggal di pemukiman kumuh Cempaka Raya Banjarmasin. Subjek dalam penelitian ini adalah 60 orang penduduk di Cempaka Raya Banjarmasin RT 42. Pemilihan subjek yaitu dengan  menggunakan teknik cluster random sampling. Metode  pengumpulan  data pada penelitian ini menggunakan skala penguasaan lingkungan  dan skala motivasi migrasi. Metode analisis data yang digunakan  yaitu regresi linear sederhana. Berdasarkan  hasil  diperoleh nilai t hitung > t tabel  (13,273>1,672) yaitu terdapat peranan penguasaan lingkungan terhadap motivasi migrasi, dengan nilai t sebesar 13,273,  artinya terdapat peranan positif antara penguasaan lingkungan  dengan motivasi migrasi, semakin tinggi peguasaan lingkungan maka  semakin tinggi pula motivasi migrasi, dan sebaliknya. Peranan  penguasaan lingkungan terhadap motivasi migrasi adalah sebesar 75,2 %, sedangkan 24,8 % merupakan faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.Kata Kunci : Penguasaan Lingkungan, Motivasi Migrasi, Pemukiman KumuhResidence  affects  psychological  well-being,  and  one  of  the  dimensions  in  it  is  environment  control.  For  those  who cannot control the environment, the condition will most likely contribute to their motivation to move from their place to somewhere  else,  which  is  called  motivation  for  migration.  The  objective  of  this  study  was  to  find  out  the  role  of  the environmental  control  towards  the  motivation  for  migration  in  residents  living  in  the  slum  of  Cempaka  Raya  in Banjarmasin.  The  hypothesis  of  this  study  was  that  there  was  a  role of  environmental  control  towards  motivation  for migration in the population living in the slum of Cempaka Raya Banjarmasin. Subjects in this study were 60 residents in Cempaka Raya Banjarmasin RT 42. The subjects were selected using cluster random sampling technique. Data were collected  using  the  scale  of  environmental  control  and  the  scale  of  motivation  for  migration.  The  data  were then analyzed using simple linear regression. The results showed the value of t count > t table (13.273 > 1.672), indicating that there  was a role of environmental control towards the motivation for migration, with the value of t 13.273, which meant  there was  a  positive  role  of  environmental  control  towards  motivation  for  migration.  The  higher  the environmental  control,  the  higher  the  migration  motivation,  and  vice  versa.  The  role  of  the  environmental  control towards the motivation for migration was 75.2% while 24.8% was from other factors not included in this study.Keywords : Environmental Control, Motivation for Migration, Slum