Fury Maulina
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

UJI KUALITATIF DAN KUANTITATIF KANDUNGAN PEMANIS BUATAN SIKLAMAT PADA SELAI ROTI DI KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2016 S. Ranny Yulia Effendi; Nur Fardian; Fury Maulina
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol. 3: No. 1 (Mei, 2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v3i1.453

Abstract

Selai merupakan  makanan setengah padat yang dibuat dari buah-buahan ataupun produk olahan lain. Proses pembuatannya dapat ditambahkan bahan tambah pangan (BTP) yakni pemanis buatan, seperti siklamat. Siklamat dapat mengganggu kesehatan jika dikonsumsi dengan kadar yang melewati batas maksimumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya kandungan dan kadar siklamat pada selai roti di Kota Lhokseumawe tahun 2016. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan tujuh sampel selai roti yang dilakukan secara kualitatif (pengendapan) dan kuantitatif (gravimetri). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh sampel positif mengandung siklamat dengan kadar berkisar antara 14-70 mg/kg yang menunjukkan bahwa seluruh sampel tidak melebihi batas maksimun. Hal ini menunjukkan bahwa selai roti yang beredar di Kota Lhokseumawe tahun 2016 memenuhi persyaratan BPOM No. 4 Tahun 2014.
Pengalaman dan Need Assessment Training Manajemen pada Dokter yang Bertugas di Daerah Tertinggal di Indonesia Fury Maulina
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 33, No 5 (2017): Proceedings of the 1st UGM Public Health Symposium
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/bkm.36936

Abstract

Latar belakang: Dokter yang bertugas di daerah tertinggal harus mampu bekerja dengan berbagai kondisi dan keterbatasan. Kondisi ini menuntut dokter memiliki kompetensi manajemen. Kompetensi manajemen dapat diperoleh melalui training. Tujuan: Penelitian ini mengidentifikasi pengalaman dan need assessment terkait training manajemen pada dokter di daerah tertinggal. Metode: mixed method dengan strategi eksploratoris sekuensial. Metode kualitatif dilakukan melalui wawancara mendalam pada 12 orang dokter umum pada 4 kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat, sementara metode kuantitatif dilakukan menggunakan kuesioner pada 167 dokter umum di Provinsi Sumatera Barat, Banten, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Papua Barat dan Papua. Hasil: Dokter di daerah tertinggal umumnya menjalankan tugas secara learning by doing. Adanya training manajemen menjadi salah satu media pembelajaran yang dapat menambah pengetahuan dan keterampilan manajemen. Pengalaman training manajemen bermanfaat karena dapat meningkatkan kompetensi manajemen sehingga berdampak pada pencapaian kinerja, keputusan dan kebijakan yang diambil di tempat kerja. Sebanyak 74/167 responden (44.3%) belum pernah mengikuti training manajemen, namun sebanyak 140/167 responden (83.8%) tertarik mengikuti training manajemen meskipun bukan kewajiban dari institusi. Leadership, effective communication, dan survival skills merupakan keterampilan manajemen yang paling dibutuhkan selama bertugas di daerah tertinggal, metode training yang diinginkan yaitu workshop, seminar dan diskusi kasus. Waktu pelaksanaan training yang diinginkan adalah sebelum penempatan, selama penempatan dan saat studi pendidikan dokter. Kesimpulan: Kompetensi manajemen dapat berkembang dengan adanya training manajemen. Rekomendasinya adalah training manajemen dapat diberikan saat studi pendidikan dokter dengan memasukkan pendidikan manajemen dalam kurikulum undergraduate serta menciptakan program intensif berupa rural clerkship program sebagai media pembelajaran.
Pengalaman terkait kompetensi manajemen pada dokter yang bertugas di daerah tertinggal di Indonesia: studi kualitatif Fury Maulina; Mardiati Mardiati
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 35, No 10 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.813 KB) | DOI: 10.22146/bkm.49386

Abstract

Experiences related to management competency of doctors in disadvantaged areas in Indonesia: a qualitative studyPurpose: Working in disadvantaged areas is challenging. Geographical barriers, lack of health facilities and accessibility has been impacted to health services delivery which is provided by doctors. This study explored the experiences related to management competency when doctors on duty in disadvantaged areas. Method: We conducted a qualitative study with phenomenological approach in Aceh Singkil Regency (an area in Province of Aceh which is still categorized as disadvantaged areas regarding to Presidential Regulation Number 131 year of 2015). Twelve doctors who work in three different characteristic areas (archipelago, watershed and land areas) underwent in-depth and structured interview. Doctors were recruited purposively. Data were analyzed using thematic analysis. Results: This study reveals that experiences related to management competency is induced by three situations, namely: a) Cultural diversity in community; b) Dealing with difficult situations; and c) Need to survive in difficult areas. Conclusion: Challenges and obstacles which is experienced by doctors when working in disadvantaged areas generate valuable experiences which related to management competencies, as communication skills, cultural competence, creativity, and leadership skills.