Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Implementasi Kebijakan Angkutan Umum di DKI Jakarta Sabrina Handayani; Dessy Angga Afrianti; Mega Suryandari
Jurnal Teknologi Transportasi dan Logistik Vol. 2 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltrada Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52920/jttl.v2i`1.30

Abstract

Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terpadat di Indonesia. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk Provinsi DKI Jakarta, pengguna kendaraan bermotor di Jakarta juga mengalami peningkatan. Oleh karena itu, pemerintah melakukan beberapa cara untuk mengatasi masalah kemacetan tersebut, salah satunya dengan memberikan alternatif transportasi yang berfungsi untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, yaitu TransJakarta, MRT.Jakarta, LRT Jakarta dan KRL CommuterLine. Kekhawatiran akan terjadinya kompetisi antarmoda angkutan umum dalam melayani penumpang antara layanan rail-based transit (MRT, LRT dan CommuterLine) dengan TransJakarta dialihkan menjadi kolaborasi dan integrasi layanan angkutan umum agar bisa saling menunjang satu sama lain. Saat ini pemerintah sudah menerapkan beberapa kebijakan eksternal seperti memberlakukakn sistem ganjil-genap, larangan penggunaan sepeda motor di ruas jalan tertentu dan menerapkan sistem electronic road pricing. Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan fasilitas transportasi publik di DKI Jakarta, hal tersebut dibuktikan dari 220 halte TransJakarta terdapat 19 halte yang sudah terkoneksi dengan layanan rail-based transit atau sebesar 69,5% secara fisik dan 59,5% secara pembayaran (feeder). Untuk meningkatkan proporsi angkutan yang terintegrasi pemerintah perlu mengevaluasi kebijakan angkutan umum dengan kolaborasi. Hal tersebut silakukan guna mendukung kebijakan push and pull dan memudahkan pengguna angkutan umum dalam perpindahan moda secara fisik, pembayaran dan penjadwalan
Keterkaitan Disparitas Wilayah dengan Interaksi Spasial di Kota Bekasi Dessy Angga Afrianti; Sabrina Handayani
Jurnal Teknologi Transportasi dan Logistik Vol. 2 No. 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltrada Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52920/jttl.v2i2.34

Abstract

Fenomena sistem transportasi dapat memicu terjadinya proses dan perkembangan spasial yang lebih kompleks dimana akan berimplikasi pada perubahan konfigurasi secara spasial dalam konteks sosial ekonomi, tata guna dan pemanfaatan lahan, utilitas dan transportasi. Metode penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu penalaran deduktif kualitatif untuk menganalisis hubungan interaksi antarmoda transportasi darat dengan penggunaan ruang. Teknik pengumpulan data dibagi menjadi dua yaitu observasi (melakukan pengamatan dengan mempertimbangkan secara langsung terhadap objek penelitian untuk memperkuat fakta atau temuan yang diperoleh dari berbagai sumber) dan dokumentasi terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan objek studi. Teknik analisis yang digunakan yaitu metode klasifikasi supervised. Pola perkembangan kawasan terbangun Kota Bekasi berdasarkan analisis yang menunjukkan bahwa setiap kecamatan di Kota Bekasi mengalami pertambahan luasan kawasan terbangun yang cukup siginifikan. Jumlah persentase kawasan terbangun dari 2010-2019 meningkat sebesar 1,02%. Peningkatan persentase kawasan terbangun dipengaruhi juga oleh laju pertumbuhan penduduk yang menyebabkan meningkatnya kepadatan penduduk. misalnya yaitu kepadatan penduduk Kecamatan Medan Satria Tahun 2010 yaitu 9.528 jiwa/km² menjadi 13.272 jiwa/km² pada Tahun 2019. Berdasarkan hasil analisis distribusi perjalanan bahwasanya terdapat ketimpangan spasial terkait perkembangan fungsi guna lahan yaitu pada Kecamatan Bekasi Utara dan Kecamatan Bantar Gebang. Dimana Kecamatan Bekasi Utara memiliki tingkat bangkitan dan tarikan tertinggi baik dari tahun 2010 dan 2019, sedangkan Kecamatan Bantar Gebang memiliki bangkitan dan tarikan terendah. Perubahan fungsi land use di sebagian besar daerah dapat mempengaruhi kegiatan transportasi sehingga menyebabkan peningkatan jumlah perjalanan dari satu daerah ke daerah lain. Faktor utama penyebab perkembangan pesat Kota Bekasi yaitu karena berbatasan langsung dengan kota megapolitan DKI Jakarta dan Kabupaten Bekasi yang menjadi rencana pusat kegiatan nasional berupa kawasan industri.
Pengaruh Pengembangan Kota Mandiri Kawasan Pakuwon terhadap Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Dessy Angga Afrianti; Sabrina Handayani; Panji Pasa
Jurnal Teknologi Transportasi dan Logistik Vol. 3 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltrada Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52920/jttl.v3i1.47

Abstract

Perubahan intensitas penggunaan lahan di kawasan perkotaan membuat banyaknya muncul fenomena pembangunan kota – kota mandiri. Kota mandiri pada kawasan perkotaan seperti kawasan Pakuwon memicu munculnya perubahan pada pola pergerakan perjalanan seperti bangkitan dan tarikan perjalanan. Keberadaan Pakuwon Mall yang berada di Jalan Pakuwon Indah sebagai salah satu mall terbesar di Indonesia serta Pakuwon City dalam pengembangan sebagai kota mandiri dimana salah satunya yaitu memberikan dampak yang cukup besar pada jalan utama tersebut. Sehingga, perubahan pola pergerakan tersebut mempengaruhi kinerja transportasi pada wilayah sekitar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh penggunaan lahan terhadap bangkitan dan tarikan pergerakan di sekitar Kawasan Pakuwon tersebut. Metode yang digunakan pada penelitian ini bersifat deskriptif dengan mengidentifkasi kondisi tata guna lahan dan transportasi pada kawasan tersebut, kemudian dilakukan analisis bangkitan dan tarikan, serta pengaruhnya terhadap kinerja transportasi di Kawasan kota mandiri tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola penggunaan lahan di wilayah studi adalah mixed use area dan cenderung berbentuk linear mengikuti pola jaringan jalan. Setiap tata guna lahan akan menimbulkan pola bangkitan dan tarikan yang berbeda, bangkitan pergerakan yang ditimbulkan sangat besar dimana bangkitan yang dihasilkan untuk Pakuwon City sebesar 153,728 smp/jam dan Pakuwon Mall sebesar 177,080 smp/jam sedangkan tarikan yang dihasilkan untuk Pakuwon City sebesar 153,583 smp/jam dan Pakuwon Mall sebesar 150,492 smp/jam, sehingga Pakuwon City dan Pakuwon Mall berpengaruh terhadap kinerja lalu lintas di sekitar.
Integrasi Fasilitas Pelayanan Pada Pelabuhan Sekupang Kota Batam Dessy Angga Afrianti; Vandarina Safira Dinda; Suci Susanti
Jurnal Transportasi Multimoda Vol 19, No 1 (2021): Juni
Publisher : Puslitbang Transportasi Antarmoda-Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/mtm.v19i1.1857

Abstract

Kota Batam sebagai kota kepulauan sudah memiliki titik transfer yang terintegrasi, salah satunya yaitu Pelabuhan Sekupang yang sudah terintegrasi dengan Bus Trans Batam. Namun, belum tersedia pelayanan yang optimal. Dari permasalahan tersebut penting dilakukan pengukuran kinerja integrasi antarmoda pada Pelabuhan Sekupang dengan pedoman Evaluation of Intrermodai Passenger Transfer Facilities. Dimana dalam pengukuran integrasi antarmoda menggunakan Modal Interaction Matrix dan Trip Segment Analysis. Dalam Trip Segment Analysis terdapat segment disutility dan access cost disutility. Setelah ditemukan hasil pengukuran kinerja integrasi antarmoda perlu adanya upaya dan penentuan desain peningkatan kinerja integrasi antarmoda pada pelabuhan. Kemudian setelah diterapkan upaya maka dilakukan perbandingan hasil pengukuran kinerja integrasi antarmoda eksisting dan setelah peningkatan kinerja integrasi antarmoda.
PERENCANAAN ANGKUTAN PEMADU MODA BANDARA BALI UTARA-KABUPATEN BULELENG Walida Magfiroh Burkani; Dessy Angga Afrianti; Sabrina Handayani
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol. 14 No. 2 (2022): Jurnal Tata Kota dan Daerah
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.takoda.2022.014.02.1

Abstract

Bandara Bali Utara merupakan salah satu simpul transportasi yang sedang direncanakan di Provinsi Bali. Bandara ini nantinya akan menjadi bandara penyangga untuk Bandara Ngurah Rai di Kabupaten Badung, selain itu Bandara Bali Utara akan menjadi solusi untuk permasalahan kepadatan di Bali Selatan dan juga menjadi pembangkit perekonomian Bali Utara. Namun hingga saat ini belum terdapat layanan angkutan di Kabupaten Buleleng yang dapat melayani potensi permintaan penumpang Bandara Bali Utara. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar permintaan potensial, konsep operasional, tarif angkutan, dan skenario implementasi operasional dari angkutan pemadu moda di Bandara Bali Utara. Dari hasil analisis yang telah dilakukan didapat jumlah potensial demand tahun dasar sebesar 4.541 orang/hari, berdasarkan lokasi potensial demand tersebut ditentukan satu rute rencana angkutan pemadu moda, yaitu Terminal Banyuasri-Bandara Bali Utara dengan jumlah armada yang akan beroperasi yaitu 28 bus sedang dengan headway sebesar 10 menit. Biaya operasional kendaraan diestimasikan mencapai Rp.335 per bus-km sehingga tarif rencana yang dibebankan kepada penumpang adalah Rp.27.000. Berdasarkan analisis potensial demand di Kabupaten Buleleng, maka ditentukan 4 titik halte, yaitu Halte Pantai Lovina, Terminal Seririt, Halte Celukan Bawang, dan Halte Gerokgak. Kata Kunci : potensial demand, kinerja operasional, biaya operasional kendaraan, tarif, implementasi operasional.
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas CBD di Kawasan Pemerintahan Kabupaten Kediri Afrianti, Dessy Angga; Handayani, Sabrina; Sarwosri, Heny Sekar
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 35 No. 1 (2023): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v35i1.1917

Abstract

Kabupaten Kediri menjadi salah satu daerah yang memiliki kegiatan yang cukup padat, terutama di Kecamatan Ngasem yang menjadi pusat kegiatan pemerintahan. Semua kegiatan pemerintahan terpusat di kecamatan ini, salah satunya di kantor Pemerintah Kabupaten Kediri. Penataan lalu lintas di kawasan pemerintahan Kabupaten Kediri di CBD Ngasem sangat diperlukan untuk memberikan solusi peningkatan kualitas pelayanan jalan, yaitu tersedianya ruas jalan dengan kapasitas dan tingkat pelayanan yang memadai. Hal ini diharapkan mampu menertibkan lalu lintas sebagai akibat dari kegiatan pemerintahan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kinerja ruas, kinerja simpang, kinerja jaringan, dan analisis pejalan kaki. Kinerja jaringan yang dihasilkan tersebut memiliki tundaan rata-rata 24,81 detik, kecepatan jaringan 35,46 km/jam, total jarak perjalanan 7.579,43 kend.km, dan total waktu perjalanan 868.207,4 detik. Oleh karena itu, diperlukan beberapa rekomendasi skenario pemecahan masalah. Selanjutnya, analisis kinerja jaringan pada skenario–skenario menggunakan aplikasi Vissim. Hasil analisis pemodelan Vissim menunjukkan skenario 3 sebagai skenario terbaik.
Model Pemilihan Moda dengan Maksud Perjalanan Bekerja Menuju Central Business District di Kabupaten Subang (Studi Kasus: Trayek 05A dan 010A) Munparihah, Neng Dalva; Afrianti, Dessy Angga; Handayani, Sabrina
Paulus Civil Engineering Journal Vol. 7 No. 3 (2025): Paulus Civil Engineering Journal V7N3 2025
Publisher : Universitas Kristen Indonesia Paulus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52722/567ddw64

Abstract

Masalah pemilihan moda dapat dianggap sebagai Langkah terpenting dalam pembuatan dan evaluasi rencana transportasi. Kondisi ini terjadi di Kabupaten Subang terutama di Kawasan CBD (Central Business District) dimana Masyarakat harus memilih antara transportasi umum dan pribadi untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti bekerja. Tujuan dari penelitian ini, untuk membuat model pemilihan moda dimana hasil dari model ini dapat digunakan sebagai acuan dalam membuat usulan kebijakan untuk meningkatkan pengguna Angkutan perkotaan di Kabupaten Subang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis logit biner Nisbah dengan memanfaatkan aplikasi SPSS 27. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin kecil ratio antara biaya Angkutan perkotaan dan biaya sepeda motor, maka semakin meningkat probabilitas Angkutan perkotaan di Kabupaten Subang. Berdasarkan uji sensitivitas, biaya transportasi merupakan indikator yang sangat sensitive terhadap perubahan probabilitas Angkutan perkotaan. Sehingga, usulan strategi dalam meningkatkan probabilitas Angkutan perkotaan yang diusulkan adalah penerapan subsidi tarif Angkutan perkotaan sehingga tarif yang murah akan meningkatkan Masyarakat untuk beralih dari sepeda motor ke Angkutan perkotaan.
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas CBD di Kawasan Pemerintahan Kabupaten Kediri Afrianti, Dessy Angga; Handayani, Sabrina; Sarwosri, Heny Sekar
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 35 No. 1 (2023): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v35i1.1917

Abstract

Kabupaten Kediri menjadi salah satu daerah yang memiliki kegiatan yang cukup padat, terutama di Kecamatan Ngasem yang menjadi pusat kegiatan pemerintahan. Semua kegiatan pemerintahan terpusat di kecamatan ini, salah satunya di kantor Pemerintah Kabupaten Kediri. Penataan lalu lintas di kawasan pemerintahan Kabupaten Kediri di CBD Ngasem sangat diperlukan untuk memberikan solusi peningkatan kualitas pelayanan jalan, yaitu tersedianya ruas jalan dengan kapasitas dan tingkat pelayanan yang memadai. Hal ini diharapkan mampu menertibkan lalu lintas sebagai akibat dari kegiatan pemerintahan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kinerja ruas, kinerja simpang, kinerja jaringan, dan analisis pejalan kaki. Kinerja jaringan yang dihasilkan tersebut memiliki tundaan rata-rata 24,81 detik, kecepatan jaringan 35,46 km/jam, total jarak perjalanan 7.579,43 kend.km, dan total waktu perjalanan 868.207,4 detik. Oleh karena itu, diperlukan beberapa rekomendasi skenario pemecahan masalah. Selanjutnya, analisis kinerja jaringan pada skenario–skenario menggunakan aplikasi Vissim. Hasil analisis pemodelan Vissim menunjukkan skenario 3 sebagai skenario terbaik.