Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENERAPAN PARK AND RIDE DI STASIUN BEKASI Mega Suryandari; Achmad Wisakcono; Imma widyawati Agustin
TATALOKA Vol 17, No 3 (2015): Volume 17 Number 3, August 2015
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (890.615 KB) | DOI: 10.14710/tataloka.17.3.172-185

Abstract

The purpose of this research is to know the implementation of park and ride at BekasiStation. The method of analysis in this research is the assessment of parking performance based onstandards and parking user perception with Kano-model, and the Analytic-Hierarchy-Process(AHP) to analyze the implementation of park and ride at Bekasi Station. The results show thatparking performance doesn’t meet the standard. The problem of parking performance at BekasiStation are view from two perspectives, namely: the peak accumulation which is more than itscapacity and parking index which is more than 1 (one). Improved performance based on userperception parking with Kano Model, the main priority is obvious parking lines and the parkingstandard. The priority of implemention of park and ride at Bekasi Station is provideparking28.48%. From the results of this research, the writter recommends to build a parking in conformitywith the parking user’s perception for short term solution and the implementation of park and ridefor the long term solution.
Implementasi Kebijakan Angkutan Umum di DKI Jakarta Sabrina Handayani; Dessy Angga Afrianti; Mega Suryandari
Jurnal Teknologi Transportasi dan Logistik Vol. 2 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltrada Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52920/jttl.v2i`1.30

Abstract

Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terpadat di Indonesia. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk Provinsi DKI Jakarta, pengguna kendaraan bermotor di Jakarta juga mengalami peningkatan. Oleh karena itu, pemerintah melakukan beberapa cara untuk mengatasi masalah kemacetan tersebut, salah satunya dengan memberikan alternatif transportasi yang berfungsi untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, yaitu TransJakarta, MRT.Jakarta, LRT Jakarta dan KRL CommuterLine. Kekhawatiran akan terjadinya kompetisi antarmoda angkutan umum dalam melayani penumpang antara layanan rail-based transit (MRT, LRT dan CommuterLine) dengan TransJakarta dialihkan menjadi kolaborasi dan integrasi layanan angkutan umum agar bisa saling menunjang satu sama lain. Saat ini pemerintah sudah menerapkan beberapa kebijakan eksternal seperti memberlakukakn sistem ganjil-genap, larangan penggunaan sepeda motor di ruas jalan tertentu dan menerapkan sistem electronic road pricing. Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan fasilitas transportasi publik di DKI Jakarta, hal tersebut dibuktikan dari 220 halte TransJakarta terdapat 19 halte yang sudah terkoneksi dengan layanan rail-based transit atau sebesar 69,5% secara fisik dan 59,5% secara pembayaran (feeder). Untuk meningkatkan proporsi angkutan yang terintegrasi pemerintah perlu mengevaluasi kebijakan angkutan umum dengan kolaborasi. Hal tersebut silakukan guna mendukung kebijakan push and pull dan memudahkan pengguna angkutan umum dalam perpindahan moda secara fisik, pembayaran dan penjadwalan
Simulasi Dampak Rencana Penerapan Skema Ganjil Genap di Kota Bekasi Ari Ananda Putri; Yuanda Patria Tama; Mega Suryandari
Jurnal Teknologi Transportasi dan Logistik Vol. 2 No. 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltrada Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52920/jttl.v2i2.35

Abstract

Bermula dengan keberhasilan penerapan kebijakan sistem ganjil genap yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang kemudian dilakukan perpanjangan waktu pelaksanaannya guna menyukseskan pelaksanaan Asian Games 2018. Tujuan Pemerintah saat itu guna mempersingkat waktu tempuh keberangkatan para atlet menuju lokasi pertandingan menjadi 30 menit sesuai dengan standar internasional. Ternyata pengaruh kebijakan tersebut juga dirasakan warga ibukota, dimana waktu perjalanan mereka menjadi relatif lebih singkat. Dampak positif dari sistem ini, membuat peneliti ingin melakukan uji coba di kota lain, yaitu Kota Bekasi, dikarenakan kemacetan di kota ini mengalami peningkatan yang signifikan setiap tahunnya. Metode analisis yang dilakukan menggunakan bantuan aplikasi Software Visum 15.0 untuk melihat perubahan kinerja lalu lintas jaringan jalan terkait kecepatan rata-rata, waktu tempuh rata-rata, volume lalu lintas, tingkat pelayanan jalan, dan emisi gas buang kendaraan di beberapa titik kemacetan di Kota Bekasi. Simulasi penerapan skema ganjil genap di Kota Bekasi terbukti mampu mengurangi jumlah volume lalu lintas pada ruas jalan uji coba, dimana rata-rata kecepatan mengalami peningkatan 2x lipat, dan rata-rata waktu tempuh perjalanan mengalami penurunan sekitar 55% dibandingkan dengan kondisi sebelum dilakukannya simulasi skema dimaksud. Namun disisi lain, ruas jalan lain pada saat kebijakan ini belum disimulasikan, menjadi lebih buruk dalam segi tingkat pelayanannya. Selain itu penurunan jumlah volume lalu lintas, secara tidak langsung juga mengurangi emisi gas buang kendaraan yang berdampak positif bagi kesehatan masyarakat. Emisi dari kendaraan mobil menurun sebanyak 5% namun disisi lain terjadi peningkatan emisi bagi kendaraan sepeda motor sebanyak 5%. Hal ini disebabkan para pengguna kendaraan mobil pribadi cenderung merubah moda transportasi mereka menjadi sepeda motor maupun transportasi online dan merubah rute perjalanan mereka sebagai dampak dari simulasi penerapan kebijakan tersebut.
Fenomenologi Perilaku Pelanggaran Lalu Lintas Anak Bawah Usia di Kota Bekasi (Studi Kasus Kecamatan Bekasi Timur) Mega Suryandari; Arini Dewi Lestari; Anak Agung Bagus Oka Krisna; Surya Aji Ermanto
Jurnal Teknologi Transportasi dan Logistik Vol. 3 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltrada Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52920/jttl.v3i1.46

Abstract

Pada Abad 20 komponen ruang kota bergerak dari sebelumnya lingkungan Industri Perkantoran menjadi lingkungan Pemukiman, Pendidikan dan Budaya. Daya tarik kota memicu arus urban yang memindahkan kebutuhan Pendidikan dari setiap unit terkecil masyarakat (keluarga) ke area perkotaan. Selain Aspek Insfrastruktur, keselamatan berlalu lintas dibangun atas kesadaran masyarakat dalam tertib berlalu lintas. Kebutuhan pelajar akan transportasi menuju instalasi Pendidikan meningkat, disisi lain terjadi peningkatan fenomena kecelakaan lalu lintas disebabkan pelanggaran lalu lintas. Kecelakaan Lalu lintas paling banyak dialami oleh para remaja dan dewasa muda sebagai urutan pertama. Penelitian ini penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan melakukan wawancara pelanggar lalu lintas anak bawah usia. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Perilaku Pelanggaran Lalu Lintas oleh pelajar dibawah usia ditempat studi kasus. Dalam penelitian ini digunakan data primer, dengan simple random sampling sebagai teknik pengambilan sampel Analisis hasil data menggunakan Crosstab/Tabulasi silang. Dari hasil penelitian diketahui diketahui bahwa Usia, Gender, Alasan Penggunaan, Izin Orang Tua, Larangan Sekolah, Jarak dan Jenis Sepeda Motor yang dipakai memiliki pengaruh terhadap Jumlah Pelanggaran Lalu Lintas.
Upaya Peningkatan Keselamatan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Medan – Tebing Tinggi Km 30-31 Di Kabupaten Deli Serdang Baharudin E. Hasibuan; Feri Wisudawanto; Mega Suryandari
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 4 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (774.112 KB) | DOI: 10.31004/jpdk.v4i4.5982

Abstract

Jalan Medan – Tebing Tinggi km 30-31 berada di wilayah Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang. Merupakan jalan trans sumatera yang memiliki fungsi arteri primer dengan kecepatan rencana 60 km/jam, dari data kecelakaan Laporan Umum PKL Deli Serdang Tahun 2021. Dengan kondisi yang demikian, timbul permasalahan lalu lintas berupa kecelakaan lalu lintas. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan dengan menganalisis permasalahan tersebut. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode analisis pembobotan Z-Score dan analisis kronologis kecelakaan. Analisis pembobotan Z-Score digunakan untuk mengetahui segmen mana yang prioritas untuk dilakukan penanganan. Analisis kronologis digunakan untuk mengetahui kecenderungan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Segmen dengan tingkat kecelakaan tertinggi pada Jalan Medan – Tebing Tinggi km 30-31 antara lain sta 300-400, sta 400-500, dan sta 800-900. Faktor penyebab kecelakaan yang paling banyak terjadi manusia 40% dan prasarana 30%. Faktor manusia banyak pengendara melaju dengan kecepatan tinggi yang berakibat pada tingginya angka kecelakaan. Rekomendasi upaya peningkatan keselamatan yang diberikan disesuaikan dengan faktor penyebab kecelakaan seperti penambahan, penyesuaian, serta perawatan fasilitas perlengkapan jalan yang sesuai dengan persyaratan teknis dan penggantian bahan permukaan pada perlintasan sebidang dengan bahan full depth rubber.
Analisa Gangguan Pada ID Operasi Kereta MRT Jakarta Uned Supriadi; Mega Suryandari; Rina Wahyu Isjayanti
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 12 No 2 (2021): December 2021
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem persinyalan CBTC atau dikenal juga sebagai moving block sifatnya fleksibel pergerakan kereta. Ditambah dukungan perangkat penanda posisi kereta yang akurat, headway pun dapat diatur sedemikian rupa agar dekat, namun tetapi dalam batasan jarak aman. Untuk mendukung keselamatan tersebut maka dalam perkeretaapian ada istilah fasilitas operasi, dimana fasilitas operasi tersebut adalah segala fasilitas yang diperlukan agar kereta api dapat beroperasi, dimana untuk jenis dari fasilitas operasi tersebut diantaranya adalah sistem interlocking yang memiliki fungsi untuk membantu kelancaran perjalanan kereta api dalam stasiun maupun di luar stasiun. Bentuk fasilitas operasi yang ada di dalam stasiun adalah sistem persinyalan dimana untuk jenis sistem persinyalan yang digunakan di wilayah studi khususnya pada stasiun Lebak Bulus – Bundaran HI menggunakan sistem persinyalan Communication Bassed Train Control (CBTC). Kesimpulan dari gangguan pada ID operasi disebabkan oleh beberapa unsur yaitu bejalan berlawanan dengan travel direction, dihilangkan oleh tim dispatcher, ID operasi akan hilang setelah melakukan perjalanan, ketika kereta melakukan EB (emergency brake). Pada saat ID Operasi hilang, masinis melaporkan kejadian kepada OCC (Operation Control Center) untuk tindak lanjutnya seperti apa, meminta rute di normalkan kembali atau pemberian ID Operasi kembali pada kereta tersebut, dan masinis mengganti mode operasi dari ATO (Automatic Train Operation ) untuk berjalan ke stasiun selanjutnya.
ANALISIS RANTAI PASOK DAN MEKANISME IMPOR BERAS DALAM MENJAGA STABILITAS HARGA DI INDONESIA Veronica, Veronica; Koto, Siti Khadijah; Efendi, Ade Irfan; Suryandari, Mega
Fruitset Sains : Jurnal Pertanian Agroteknologi Vol. 12 No. 6 (2025): February: Ilmu Pertanian dan Bidang Terkait
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/fruitset.v12i6.6129

Abstract

In January 2024, there was a rice deficit of 2.8 million tons, while rice production in 2023 reached 53.63 million tons of dry milled grain (GKG), down 2.05% from the previous year. The main problem in the supply chain is the role of middlemen who buy rice at low prices and sell it at high prices to traders and consumers. Perum BULOG is advised to buy directly from farmers to overcome this problem. In addition, the supply chain of imported rice involves eight complex stages. The government needs to regulate imports based on the production deficit and increase production through cooperation with the National Research and Innovation Agency (BRIN). The use of 4.0 technology in distribution, such as resource planning and warehouse management systems, is also recommended. However, challenges such as the limited digital infrastructure in remote areas and the lack of farmers' understanding of digital agriculture require special attention. Therefore, government policies must focus on technology procurement, improving human resource competence, simplifying bureaucracy, engaging the private sector, monitoring cartel practices, and mitigating external risks. This comprehensive approach is expected to strengthen food security and ensure rice price stability throughout Indonesia.