Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KOMUNIKASI PEMASARAN PT MUSTIKA RATU CABANG PEKANBARU DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN PASAR Dicky Novaldy; Dyah Pithaloka
Medium: Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Komunikasi Vol 6 No 1 (2017): Medium Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.136 KB) | DOI: 10.25299/medium.2017.vol6(1).1088

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komunikasi pemasaran PT Mustika Ratu Cabang Pekanbaru dalam menghadapi persaingan pasar kosmetik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan penyajian secara deskriptif. Data dikumpulkan melalui pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian ini terdiri dari 5 orang. Subjek utama dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Untuk menganalisa hasil penelitian ini menggunakan teknik analisis data interaktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa langkah pertama PT Mustika Ratu Cabang Pekanbaru dalam menghadapi persaingan pasar kosmetik adalah dengan menggunakan segmentasi, targeting, positioning. Setelah itu, PT Mustika Ratu Cabang Pekanbaru menggunakan strategi komunikasi pemasaran terpadu atau yang dikenal dengan sebutan Integrated Marketing Communication (IMC) yang terdiri dari periklanan, promosi penjualan, personal selling, direct marketing, publisitas dan hubungan masyarakat, serta acara dan pengalaman komunikasi pemasaran PT Mustika Ratu Cabang Pekanbaru. Faktor yang mempengaruhi kegiatan komunikasi pemasaran PT Mustika Ratu Cabang Pekanbaru yakni periklanan di televisi yang kurang, kurangnya karyawan, pemberian sampel yang kurang, dan macetnya pendistribusian produk ke toko.
Peran Humas PT. Indah Kiat Pulp & Paper Dalam Upaya Menumbuhkan Citra Positif Masyarakat Desa Tualang Kabupaten Siak Dyah Pithaloka; Abdul Aziz; Meida Diwan
Medium: Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Komunikasi Vol 6 No 2 (2018): Medium Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (632.369 KB) | DOI: 10.25299/medium.2018.vol6(2).2415

Abstract

Penelitian tentang Peran Humas PT. Indah Kiat Pulp & Paper Dalam Upaya Menumbuhkan Citra Positif Masyarakat Desa Tualang Kabupaten Siak. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana Peran Humas PT. Indah Kiat Pulp & Paper Dalam Upaya Menumbuhkan Citra Positif Masyarakat Desa Tualang Kabupaten Siak. Analisis Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitattif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa peran Humas PT. Indah Kiat Pulp & Paper Dalam Upaya Menumbuhkan Citra Positif Masyarakat Desa Tualang Kabupaten Siak cukup baik, diharapkan pada humas PT. Indah Kiat Pulp & Paper lebih aktif lagi dalam mengontrol pelaksanaan dari program yang dijalankan hingga selesai, agar program yang dijalankan mencapai target dan sasaran yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
MOTIF PARA LANJUT USIA TINGGAL DI UPT PELAYANAN TRESNA WREDHA KHUSNUL KHOTIMAH PEKANBARU Dyah Pithaloka; Cutra Aslinda; Bambang Novriyanto
Medium: Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Komunikasi Vol 7 No 2 (2019): Medium Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.819 KB) | DOI: 10.25299/medium.2019.vol7(2).4404

Abstract

Perilaku manusia ditimbulkan atau dimulai dengan adanya motivasi. Motivasi seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. untuk memahami seseorang tidak cukup hanya dengan jalan mengamati tindakan perbuatannya saja, tetapi perlu pula menilik hal-hal yang melatar belakangi apa saja yang mendorong melakukan tindakan-perbuatan tersebut, apa motifnya, termasuk para lansia meskipun mereka berada di usia yang tidak produktif lagi. Jumlah penduduk lansia yang semakin bertambah dapat meningkatkan peluang seorang lansia untuk tinggal di panti wredha. Berdasarkan pra riset, peneliti mendapatkan kesimpulan awal bahwa alasan para lansia yang pada akhirnya menjadi penghuni Panti Sosial Tresna Wredha Khusnul Khotimah Pekanbaru adalah karena diantar oleh keluarga, ditemukan oleh petugas panti, dan datang atas kemauan sendiri. Penelitian ini akan melihat masalah tersebut khususnya motif para lansia yang datang ke panti atas kemauannya sendiri. Pendekatan penelitian ini adalah Fenomenologi Alfred Schutz, Ketika seseorang melakukan tindakan sosial menurut Shutz dalam fenomenologi ada fase motif didalamnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat berbagai macam motif para lansia untuk datang dan tinggal di panti, pertama; because motive adalah: rasa tidak diperhatikan oleh keluarga dirumah, keluarga kekurangan secara ekonomi sehingga merasa terbebani untuk merawat orang tua yang sudah lanjut usia, sering salah paham dengan anak dan menantu yang menyebabkan orang tua tidak betah dirumah. Sedangkan kedua; in order to motive yang berarti tujuan atau makna hidup yang diharapkan para lansia, yaitu: mendapat kehidupan yang lebih tenang karena ada yang merawat dan menjamin kebutuhan primernya, lebih bahagia dengan memiliki tetap kegiatan di masa tua, dan dapat fokus beribadah.
REPRESENTASI PEREMPUAN DI FILM PERSEPOLIS DALAM PERSEPEKTIF ISLAM : (Analisis Semiotika Model John Fiske) Sulton Abhitya Dirgantaradewa; Dyah Pithaloka
Medium: Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Komunikasi Vol 8 No 2 (2020): Medium Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/medium.2020.vol8(2).5260

Abstract

A film is a work of art that displays various types of meanings displayed through visuals and audio, which can have a significant effect on humans as the audience, often displaying phenomena that occur in various aspects of life. The Persepolis film depicts how the Iranian proletariat lived at that time, where the women depicted in the film embraced feminism. The purpose of this study was to determine how the representation of women in the Persepolis film through an Islamic perspective, which will be analyzed using John Fiske's semiotics. In order to produce in-depth results, the researcher used John Fiske's theory of semiotics with 3 coding levels, namely the level of reality which consists of appearance, clothing, behavior and expression, then the level of representation which consists of action, dialogue, conflict, background and music and ideological level. This study uses qualitative research methods with the aim of knowing the representation of women in the Persepolis film. The results found through the 3 levels are dominated by appearances, expressions, and actions that represent situations. There are acts of feminism, there is Westernization and moral degradation. Feminist actions that are carried out continuously leading to western feminism will result in a person behaving negatively. Like wanting to be a leader, not wanting to wear the veil, wanting to be completely equal as men.
SELF-CONCEPT OF MINANGNESE STUDENTS IN PEKANBARU Dyah Pithaloka; Cutra Aslinda
Profetik: Jurnal Komunikasi Vol 13, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/pjk.v13i2.1947

Abstract

Pekanbaru is the capital city of Riau Province in Indonesia which is known for its progressive trading that made it into a multi-ethnic city. Accordingly, the most ethnic group in Pekanbaru city is the Minangkabau with 40.96% of the total population, followed by Malays who are the native of Riau province, then Javanese, Batak, and Chinese. There is an interesting phenomenon related to youth self-concept from Minangkabau (Minang) as the majority tribe who don’t acknowledge themselves as Minangnese when they interacting with their peers from across tribes. In that situation, they choose to call themselves “Orang Pekanbaru” which means people who originated from Pekanbaru city instead. The study conducted on Minangnese students from Riau Islamic University (UIR) who were born and residing in Pekanbaru. Using snowball sampling and interview techniques researchers analyze their self-concept and the factors that influence it. This study concludes that the student's self-concept dynamically changes throughout their development age. So, they see themselves Minangnese during their childhood era, then as they grow to teenage it turns into a negative feeling in the sense that he does not want to be considered a descendant of Minangnese, and later when they becoming a university student he starts to see himself as a Minangnese back with better perception. Some of the factors that influence them as teenagers are their view on the cultural gap among tribes in Pekanbaru, whereas the factors that make it changes again as students caused by the development of the mindsets.
Gender-based Interpersonal Communication Behavior: When Women No Longer Muted Wulandari, Happy; Dyah Pithaloka; Sherly Aidya Pasya
LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 13 No. 1 (2025): Lontar : Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30656/lontar.v13.i1.10288

Abstract

This is a study using interview methods, focus group discussions, and systematic literature reviews. The problem is positioned on the change in the form of communication between women in the past and present. In an environment that supports the form of communication in the passive category, contemporary women today are gradually using the assertive category, especially in the context of romantic interpersonal relationships. Previously, in this category, women were expected to behave passively. In the explanation, muted group theory, patriarchal culture, and emotional intelligence of women will also be touched on to better understand the change in the form of communication in contemporary conditions.