Dermatitis seboroik adalah inflamasi kroniksuperfisial yang sering di kaitkan dengan kelenjar sebum berlebih. Pada penderita obesitas, aktivitas kelenjar sebasea akan mengalami peningkatan sehingga terjadi produksi sebum yang berlebih. Sebum yang berlebih tersebut dapat dicerna oleh jamur Malassezia spp pada kulit sehingga menghasilkan asam lemak bebas yang dapat merusak lapisan kulit.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan angka kejadian dermatitis seboroik di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD.DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2019.Penelitian ini menggunakan metodecross-sectional, kualitatif, analitik dengan pengumpulan data sekunder dermatitis seboroik. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pencatatan data berupa Indeks Massa Tubuh (IMT) dermatitis seboroik yang diklasifikasikan berdasarkan IMT Asia-Pasifik serta dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil Penelitian didapatkan dari 144 orang sesuai sampel yang didapat. Pada penderita dermatitis seboroik frekuensi IMT terbanyak yaitu obesitas I sebanyak 41,7%. Hasil uji Sperman diperoleh p=0,001 (p<0,05) dengan nilai r= 0,282 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara IMT dengan dermatitis seboroik dengan kekuatan korelasi sedang.Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwasemakin tinggi Indeks Massa Tubuh (IMT), maka semakin tinggi angka kejadian dermatitis seboroik(p=0,001).