Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PERBANDINGAN PEMBERIAN TEKNIK SLOW DEEP BREATHING DAN KOMPRES DINGIN TERHADAP INTENSITAS NYERI PASIEN PASCA OPERASIFRAKTUR EKSTREMITAS BAWAH S. Dwi Sulisetyawati; Slamet Evvendi; Wahyu Dwi Agussafutri
Jurnal Ilmiah Maternal Vol 3, No 1 (2019): MATERNAL (Jurnal Ilmiah)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Husada Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1209.179 KB) | DOI: 10.54877/maternal.v3i1.728

Abstract

Abstrak  Salah satu masalah utama pada sistem muskuloskeletal adalah fraktur dan bagian tubuh yang paling banyak terkena fraktur adalah ekstremitas bawah. Pembedahan atau operasi merupakan tindakan pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi fraktur sehingga akan muncul masalah nyeri pada pasien pasca operasi fraktur. Maka dari itu, perlu dilakukan tindakan relaksasi untuk mengurangi nyeri yang dirasakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pemberian teknik slow deep breathing dan kompres dingin terhadap intensitas nyeri pasien pasca operasi fraktur ekstremitas bawah di RS Khusus Bedah Karima Utama Surakarta.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain quasy experimental  yang dilakukan di RS Khusus Bedah Karima Utama Surakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 38 responden. Alat ukur yang digunakan adalah lembar observasi, data yang diperoleh diolah menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank Test dan uji Mann Withney dengan kemaknaan (α) = 0,005.Hasil analisis menggunakan uji Wilcoxon pada kedua kelompok menunjukan bahwa nilai P value 0,001 0,005, hasil analisis menggunakan uji Mann-Whitney didapatkan nilai P=0.337 (α 0,005), artinya Ha ditolak dan Ho diterima.Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tidak ada perbedaan pemberian terapi slow deep breathing dan kompres dingin terhadap intensitas nyeri pada pasien fraktur ekstremitas bawah di RS Khusus Bedah Karima Utama Surakarta, untuk itu rumah sakit diharapkan dapat menerapkan kedua intervensi tersebut untuk  meredakan nyeri yang dirasakan pasien. Kata kunci :Slow Deep Breathing, kompres dingin, nyeri, fraktur ekstremitas bawah     Comparison between Administration of Slow Deep BreathingTechnique and that Cold Compress on Post-Operative Pain Intensity of Lower Extremity Fracture S.Dwi Sulisetyawati, Slamet Evvendi, Wahyu Dwi Agussafutrisanni_salsabila@yahoo.co.id  Abstract One of the main problems in the musculoskeletal system is fracture, and the parts of body which are most exposed to the fracture are lower extremities. Surgery or operation is an intervention to deal with the fracture, and this usually induces post-operative pain.Therefore, relaxation should be done as to reduce the pain. The objective of this research is to investigate the comparison between administration of deep breathing technique and that of cold compress on post-operative pain intensity of the lower extremity fracture patients at Karima Utama Surgical Hospital of Surakarta.This research used the quantitative research with quasi experimental design conducted at Karima Utama Surgical Hospital of Surakarta. Purposive sampling technique was used to determine its samples. They consisted of 38 respondents. The data on the pain intensity were collected with observation sheet. They were then processed by using the Wilcoxon’s Sign Rank Test and the Mann Withney’s Test with the significance value of (α) = 0.005The result of the Wilcoxon’s Test on the two groups shows that the p-value  was 0.001 which was less than 0.005, and that of the Mann-Whitney’s Test shows that the p-value was α = 0.337, which was greater than 0.005, meaning that Ha was not verified but Ho was verified. Thus, there was not any difference between the administration of deep breathing technique and that of cold compress on post-operative pain intensity of the lower extremity fracture patients at Karima Utama Surgical Hospital of Surakarta. The hospital is accordingly expected to apply the two interventions to reduce post-operative pain felt by patients. Keywords: Slow Deep Breathing, cold compress, pain, fracture, lower extremities
Dampak Menopause Terhadap Konsep Diri Wanita yang Mengalami Menopause di Kelurahan Trengguli Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar S. Dwi Sulisetyawati
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 2 No. 1, Januari 2011
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.457 KB)

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang : Menopause sebagai masa yang penting dalam kehidupan wanita, dimana pada masa ini terjadi peralihan dari masa produktif menuju masa non produktif. Banyak gejolak dan perubahan yang terjadi pada masa ini, fisik maupun psikis. Hal ini dapat membuat seorang wanita mengalami perubahan konsep diri yang dimilikinya. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak menopause terhadap konsep diri wanita yang mengalami menopause di kelurahan Trengguli. Kabupaten Karanganyar. Metode : Metode yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis dan melibatkan 5 orang sebagai responden dan dengan teknik ^sampel bertujuan (pjmosive sampling). Hasil : Penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan yang dialami wanita yang mengalami menopause meliputi perubahan fisik dan mental, yang berdampak terhadap konsep diri wanita tersebut. Konsep diri wanita yang mengalami menopause tersebut meliputi citra tubuh yang baik, ideal diri yang realistis, harga diri yang tinggi, fungsi peran yang baik, dan identitas diri yang kuat.Simpulan : Berdasarkan penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa wanita yang mengalami menopause memiliki konsep diri yang positif. Hal ini ditunjukkan oleh koping responden yang baik terhadap perubahan yang terjadi setelah menopause.Kata Kunci : menopause, konsep diri, wanitaABSTRACTBack Ground: Menopause as the important period in women's life, that this period the woman have transition period from productive to non productive. There are many change in this period, both physic ally and psycologically. This make women experiencing change their self concept. The aim of this research is to know the menopause effect to self concept of woman who were experiencing menopause in Trengguli village, Jenawi. District of Karanganyar. Method: Method used by the researcher was qualitative method with phenomenological . approach with five participants as the subject research that taken by purposive sampling. Result: This research shows that change of the women whc were experiencing menopause include physic and mental that effected to the woman's self concept. The self concept of women who were experiencing include their body image are good, their self ideal are realistic, their self esteem are high, their role function are good, and their self identity are strong. Conclusion : Based on this research can be taken conclusion that women who were experiencing menopause have positive self concept. That is indicated by coping of respondens post menopause are positif.Key Word : menopause, self concept, women
PENGARUH SUDUT POSISI TIDUR TERHADAP KUALITAS TIDUR DAN STATUS KARDIOVASKULER PADA PASIEN INFA RK MIOKARD AKUT (IMA) DI RUANG ICVCU RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA S. Dwi Sulisetyawati
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 6 No. 2, Juli 2015
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.015 KB)

Abstract

ABSTRAKPasien IMA umumnya akan mengalami penurunan kualitas tidur dan status kardiovaskuler. Kualitastidur yang buruk mengakibatkan proses perbaikan kondisi pasien akan semakin lama, sehingga akanmemperpanjang masa perawatan di rumah sakit. Salah satu cara untuk mengurangi akibat yang ditimbulkanyaitu pentingnya pengaturan sudut posisi tidur yang paling efektif bagi pasien. Tujuan penelitian untukmengetahui pengaruh sudut posisi tidur terhadap kualitas tidur dan status kardiovaskuler pasien IMA diRuang ICVCU RSUD Dr. Moewardi Surakarta.Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimental Designdengan rancangan Static Group Comparison. Subyek penelitian ini adalah pasien IMA yang dirawatpada hari pertama di ruang ICVCU RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Penelitian ini menggunakan uji TIndependen. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh antara sudut posisi tidur terhadap kualitastidur pasien IMA dengan nilai p = 0,023. Namun, tidak ada pengaruh antara sudut posisi tidur terhadap3 parameter status kardiovaskuler. psistole = 0,583, p diastole 0,563, p HR = 0,895 dan nilai p RR =0,858 (p > 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi pengaturan sudut posisi tidur 30°dapatmenghasilkan kualitas tidur yang baik, sehingga bisa dipertimbangkan sebagai salah satu intervensiuntuk memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur pasien.Kata kunci: IMA, sudut posisi tidur, kualitas tidur, status kardiovaskuler. ABSTRACTThe patient with AMI usually will experience decrease of sleep quality and cardiovascular status. Badsleep quality result process in improvement of patient’s condition longer, so that it will extend the periodof hospitalization. One way to decrease the impact that is appeared is the importance of the arrangementin the sleep position angle that is the most effective for the patients. The purpose of this research is toknow the effect of the sleep position angle to the sleep quality and cardiovascular status in patients withAMI in ICVCU Dr. Moewardi hospital of Surakarta. The kind of this research is a Quasi ExperimentalDesign with Static Group Comparison. The subject of this research are patients with AMI who treatedon the fi rst day in ICVCU Dr. Moewardi hospital of Surakarta. This research uses an Independent Ttest. The research result showed that there was the infl uence of the sleep posisition angle to the sleepquality of AMI patients with the value of p = 0.023. But, there was no infl uence of the sleep positionangle to three parameters of cardiovascular status. The value of systole p = 0.583, the value of diastolep = 0.563, the value of HR p = 0.895, and the value of RR p = 0.858 (p > 0.05). Based on the analysisresult could be concluded that the intervention of the sleep position angle with 30° could produce thegood quality sleep, so that it could be considered as one of the intervention to meet the need of patientrest and sleep.Keyword: AMI, sleep position angle, the sleep quality, status cardiovascular
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS LENDIR BEKICOT(ACHATINA FULICA) DENGAN KITOSAN TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA S. Dwi Sulisetyawati; Meri Oktariani
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 6 No. 2, Juli 2015
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.788 KB)

Abstract

ABSTRAKBekicot, umumnya merupakan hewan tropis yang marak bermunculan saat musim hujan tiba. Disampingbentuk tubuhnya yang lunak, bekicot ternyata memiliki banyak manfaat, salah satunya pada lendirbekicot. Lendir bekicot banyak memiliki fungsi diantaranya dapat menyembuhkan luka atau goresan,gingivitis, perawatan kulit. Kandungan penting dalam lendir bekicot antara lain glycosaminoglycanyang mengikat senyawa copper peptida. Protein achasin pada bekicot (Achatina fullica) mempunyaifungsi biologik penting, antara lain sebagai reseptor pengikat protein (enzim) bakteri. Kitosanmempunyai reaktifi tas kimia yang baik karena mempunyai sejumlah gugus hidroksil (OH) dan gugusamin (NH2). Sifat yang penting dari kitosan adalah memiliki muatan positif dalam larutan asam. Kitosanbersifat antimikrobia dan polikationik, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai agensia penggumpal.Tujuan penelitian adalah mengetahui perbandingan efektivitas lendir bekicot dengan kitosan terhadappenyembuhan luka. Metode penelitian meliputi isolasi lendir bekicot, sintesis kitosan 2% dan tahapanperlakuan secara in vivo menggunakan 5 kelompok mencit yaitu kontrol negatif; lendir bekicot, kitosan2%, lendir bekicot dan kitosan ratio 1:1, 1: 2, 2:1. Hasil penelitian menunjukkan lendir bekicot dankitosan 2% ratio 1 : 1 efektif untuk penyembuhan luka. Adanya kandungan antiinfl amasi dalam lendirbekicot dan antimikrobia dalam kitosan maka kombinasi campuran keduanya berpotensi dan efektifsebagai obat penyembuhan luka.Kata kunci : lendir bekicot, kitosan, penyembuhan luka. ABSTRACTSnails, generally a tropical animals proliferation during the rainy season arrives. Besides the soft bodyshape, snail proved to have many benefi ts, one of which the snail slime. Many snail slime has a functionwhich can heal wounds or scratches, gingivitis, skin care. Essential ingredients in snail mucus amongother glycosaminoglycan peptide that binds copper compounds. Protein achasin at snail (Achatina fullica)have important biological functions, such as receptor-binding protein (enzyme) bacteria. Chitosan has achemical reactivity which is good because it has a number of hydroxyl (OH) and amine groups (NH2).Important characteristics of chitosan has a positive charge in acidic solution. Chitosan is antimicrobialand polycationic, so it can be used as a coagulant agent. The research objective was to determine thecomparative effectiveness of snail slime with chitosan on wound healing. Research methods includeisolation of snail slime, the synthesis of 2% chitosan and stages of treatment in vivo using mice that fi venegative control group; Snail mucus, chitosan 2%, snail slime and chitosan ratio of 1: 1, 1: 2, 2: 1. Theresults showed snail slime and chitosan 2% ratio of 1: 1 is effective for wound healing. The content of the anti-infl ammatory and antimicrobial snail mucus in chitosan, the combination of a mixture of bothpotential and effective as wound healing drug.Keywords: snail slime, chitosan, wound healing.
PERBEDAAN EFEK PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN MINDI (MELIA AZEDARACH L) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI ESENSIAL DAN HIPERTENSI NON ESENSIAL DI KELURAHAN KADIPIRO KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA Meri Oktariani; S. Dwi Sulisetyawati
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 8 No. 1, Januari 2017
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.301 KB)

Abstract

ABSTRAK Hipertensi adalah kondisi yang lazim terjadi dan sering muncul pada kunjungan di layanan primer yang dapat berkembang menjadi infarkmiokardial, stroke, gagal ginjal dan kematian bila tidak dideteksi secara dini dan ditangani secara tepat. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat digolongkan menjadi hipertensi primer (hipertensi esensial atau hipertensi idiopatik) dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer merupakan jenis hipertensi yang paling banyak dengan prevalensi 90-95%, sedangkan hipertensi sekunder memiliki prevalensi 2-10% dari populasi. Alternatif terapi pada pasien dengan hipertensi selain terapi farmakologis yaitu penggunaan terapi non farmakologis dengan pemberian tanaman obat seperti daun mindi (Melia azedarachL) yang berkhasiat menurunkan tekanan darah. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisa perbedaan efek pemberian rebusan daun mindi (Melia azedarach L) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi esensial dan hipertensi non esensial. Tahapan penelitian meliputi pengajuan ijin penelitian, pembagian kuesioner, pengisian kuesioner oleh responden, pengumpulan kuesioner, pengolahan dan analisa data. Analisis data dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test (uji komparasi 2sampel berpasangan) dengan derajat kemaknaan pd”0,05. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh terapi pemberian rebusan daun mindi terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi esensial, p value 0,003 (p value d” 0,05). Tidak terdapat pengaruh terapi pemberian rebusan daun mindi terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi non esensial, p value 0,083 (p value> 0,05). Terdapat perbandingan signifikan antara kelompok esensial dengan kelompok non esensial, p value 0,026 (p value< 0,05). Kata kunci: hipertensi, air rebusan, daun mindi (Melia azedarach L) ABSTRACT Hypertension is a condition that is common and frequently appears on visits in primary care that can develop into infarkmiokardial, stroke, kidney failure and death if not detected early and treated appropriately. Based on the cause, hypertension can be classified into primary hypertension (essential hypertension or idiopathic hypertension) and secondary hypertension. Primary hypertension is a type of hypertension most with a prevalence of 90-95%, while the secondary hypertension has a prevalence of 2-10% of the population. Alternative therapy in patients with hypertension in addition to pharmacological therapy is the therapeutic use of nonpharmacologic by administering tanamanobat like leaves mindi (Melia azedarachL) efficacious lowering blood pressure. The purpose of research is to analyze the differences in the effect of decoction of the leaves mindi (Melia azedarach L) against the reduction of blood pressure in patients with essential hypertension and non-essential hypertension. Stages of research include the application for permission to research, distribution of questionnaires, the questionnaires by respondents, the questionnaire collection, processing and analysis of data. Analysis of data using statistical test of Wilcoxon Signed Rank Test (2 sampel paired comparison test) with a significance level pd”0,05. Results showed that administration of therapeutic effect Mindi leaf decoction to decrease blood pressure in patients with essential hypertension, p value 0,003 (p value d” 0.05). There is no therapeutic effect giving Mindi leaf decoction to decrease blood pressure in hypertensive patients non-essential, p value 0.083 (p value> 0.05). There is a significant between-group comparison of essential non-essential group, p value 0,026 (p value <0.05). Keywords: Hypertension, Leaf mindi (Melia azedarach L)
Upaya Pemberdayaan Perawat Dalam Mengurangi Kecemasan Pasien Melalui Pelayanan Keperawatan Berbasis PCC (Patient Centered Care) Murharyati, Atiek; Safitri, Wahyuningsih; Setiyawan; S. Dwi Sulisetyawati
PENA ABDIMAS : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 6 No 2 (2025): Juli 2025
Publisher : LPPM Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasien di setiap rumah sakit termasuk di Rumah Sakit PKU Muhamadiyah Sukoharjo pada umumnya mengalami kecemasan. Oleh karena belum optimalnya upaya mengurangi kecemasan pasien sehingga membutuhkan sebuah langkah konkrit yang dilakukan dari pihak Rumah sakit untuk mampu mewujudkan layanan kesehatan yang memusatkan pelayanan pada pasien sehingga pasien merasa nyaman, lebih dihargai saat dilakukan proses keperawatan serta mampu mengurangi cemas pada pasien. Salah satu upaya mengurangi kecemasan pasien melalui model pelayanan keperawatan yang tepat, diantaranya adalah dengan menerapkan Patient Centered Care (PCC). Tujuan dilakukan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan perawat dan tenaga kesehatan lainnya tentang PCC dan pengaruhnya dalam mengurangi kecemasan pasien. Metode yang dilakukan melalui kegiatan ceramah penyampaian materi dan diskusi materi. Sasaran kegiatan merupakan bagian manajemen Rumah Sakit, perawat dari IGD, ICU, dan rawat inap. Hasil yang didapatkan dari kegiatan ini peserta mampu mendemonstrasikan pelaksanaan prosedur PCC. Kesimpulannya adalah perawat, dan tenaga kesehatan lainnya di RS PKU Muhamadiyah Sukoharjo mampu mengoptimalkan dan mengimplementasikan serta meningkatkan pengetahuan berkaitan dengan pelayanan berbasis Patient Centered Care (PCC) dalam upaya mengurangi kecemasan pada pasien Keywords: Cemas, pasien, Patient Centered Care