Akhyarnis Febrialdi
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muara Bungo

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENGARUH PENGGUNAAN EKSTRAK BELIMBING WULU (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI PENGGUMPAL GETAH KARET Mukhlisin Mukhlisin; Akhyarnis Febrialdi
Jurnal Sains Agro Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Sains Agro
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.76 KB) | DOI: 10.36355/jsa.v4i2.288

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Ekstrak Belimbing Wuluh, serta untuk mendapatkan dosis yang terbaik untuk penggumpalan getah karet. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dengan 3 ulangan, adapun perlakuan tersebut adalah L1 = 20 ml asam Cuka, L2 = 20 ml  Ekstrak Belimbing Wuluh, L3 = 40 ml Ekstrak Belimbing Wuluh, L4 = 60 ml Ekstrak Belimbing Wuluh L5 = 80 ml Ekstrak Belimbing Wuluh L6 = 100 Ml Ekstrak Belimbing Wuluh, Masing-masing dilarutkan dalam 100 ml Lateks. Parameter yang diamati adalah pH lateks, Waktu pembekuan lateks (mnt), Berat Karet Basah (gr), Berat Karet Kering (gr), dan Kadar Karet Kering (%). Dari hasil yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ekstrak belimbing wuluh berpengaruhnyataterhadap penggumpal lateks dengan perlakuan terbaik L2. Dengan dosis 20 ml / 100 ml Lateks. Kata Kunci : Ektrak Belimbing Wuluh, penggumpal getah karet
PENGARUH BEBERAPA JENIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SERAI WANGI (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) Salman Salman; Akhyarnis Febrialdi
Jurnal Sains Agro Vol 6, No 1 (2021): Jurnal Sains Agro
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/jsa.v6i1.501

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa jenis pupuk kandang terhadap  pertumbuhan dan hasil tanaman sereh wangi. Penelitian dilaksanakan di Lahan Petani di Desa Titian Teras Kecamatan Batang Masumai Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Lokasi Penelitian terletak pada ketinggian tempat ± 97 m diatas permukaan laut dan temperatur udara berkisar antara 25°C-31°C (Monograpi Desa Titian Teras, 2018). Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2019 sampai bulan Januari 2021.   Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan yaitu : O0:tanpa pupuk organik, O1: pupuk kandang ayam,O2 : pupuk kandang sapi, O3 : pupuk kandang Kambing  dan O4 : pupuk kandang kerbau. Data yang diperoleh dari pengamatan terakhir dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (Anova), bila hasil analisis berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan News Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf 5 %.  Adapun parameter yang diamati ini adalah terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan, lebar daun dan jumlah daun per rumpun.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan, dan jumlah daun per rumpun tetapi tidak berpengaruh terhadap lebar daun. Perlakuan pupuk kandang kambing memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanmanan sereh wangi.
PENGARUH JUMLAH RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) Sapri Sapri; Akhyarnis Febrialdi
Jurnal Sains Agro Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Sains Agro
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/jsa.v6i2.657

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh dan mendapatkan jumlah ruas stek yang terbaik terhadap pertumbuhan bibit kopi Robusta (Coffea canephora). Penelitian dilaksanakan di desa Talang Tembago Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Terletak pada ketinggian tempat ± 800 m dpl, pada Andosol dengan pH tanah 6-7. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 18 Januari 2021 sampai 30 April 202.Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan      4 perlakukan dan 5 ulangan yaitu S1     (1 Ruas Stek kopi Robusta), S2 (2 Ruas Stek kopi Robusta), S3 (3 Ruas Stek kopi Robusta) dan S4 (4 Ruas Stek kopi Robusta). Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah panjang Tunas (cm), diameter tunas (mm), jumlah daun (Helai), luas daun (cm2), panjang akar (mm) dan volume akar (ml). Untuk mengetahui pertumbuhan bibit kopi (Coffea canephora.) pengaruh jumlah ruas stek dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis ragam, apabila berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji jarak Berganda Duncan Multipe Range Test (DMRT) pada taraf 5 %.Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah ruas stek berpengaruh sangat nyata terhadap panjang tunas (cm), diameter tunas (mm), luas daun total (cm2), dan panjang akar (mm), berpengaruh nyata terhadap volume akar (ml) dan tidak berpengaruh terhadap jumlah daun (helai) bibit kopi Robusta (Coffea canephora). Perlakuan S2 (2 Ruas Stek Kopi Robusta) adalah perlakuan yang terbaik terhadap pertumbuhan bibit kopi Robusta (Coffea canephora)
Profil Beberapa Tanaman Obat di Hutan Sungai Telang Kabupaten Bungo Akhyarnis Febrialdi
Jurnal Sains Agro Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Sains Agro
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/jsa.v3i1.509

Abstract

Keanekaragaman hutan merupakan potensi besar untuk dimanfaatkan oleh manusia, hutan kabupaten Bungo khusunya Desa sungai telang memiliki potensi keanekaragaman hutan yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat. penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan Simplisia dan Skrining Fitokimia beberapa Tanaman obat di Hutan Desa sungai Telang Kabupaten Bungo.Tanaman obat yang diskrening dan dibuat simplisianya adalah tanaman disekitar yang tumbuh hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar hutan tersebut. Dari hasil ekplorasi terdapat 14 Jenis tanaman obat yang sangat sering digunakan oleh masyarakat yaitu Micania Micranta, Morinda citrifoli, Zingiber Casumounar, Physallis peruviann, Isotoma longiflora, M. leucadendra, Averrhoa bilimbi L, Lantana camara Linn, Impatiens balsamina L, Gynura procumbens, Daemonorops didymophyll, Casia Tora L, Jatropha multifida L, dan Oxalis Barrelieri. Dilakukan skrening fitokimia terhadap beberapa tanaman obat tersebut positif mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, steroid, saponin dan Fenolik. Dengan terindentifikasinya kimia tanaman tersebut menambah potensi manfaat tanaman tersebut untuk diolah lebih lanjut menjadi obat modern dan pengayaan bahan ajar dan jurnal ilmiah.  
Beberapa Tanaman Obat Yang Digunakan Masyarakat Desa Sungai Telang Kecamatan Bathin Iii Ulu Kabupaten Bungo Akhyarnis Febrialdi; Subagiono Subagiono
Jurnal Sains Agro Vol 1, No 1 (2016): Jurnal Sains Agro
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1350.245 KB) | DOI: 10.36355/jsa.v1i1.2

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis dan identifikas hasil hutan yang digunakan oleh masyarakat sebagai tanaman obat di sekitar hutan Kecamatan Bathin III Ulu kabupaten Bungo. Metode survey lapangan dengan mewawancarai responden dan masyarakat setempat. Sampel tanaman akan dibuat herbarium. Dari penelitian didapatkan 28 jenis tanaman yang berkhasiat obat.  Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data inventaris tanaman obat yang dapat dimanfaatkan sebagai Bank data tanaman obat, diolah menjadi bahan ajar serta sebagai acuan pihak terkait dalam pembukaan lahan perkebunan untuk kelestarian tanaman obat asal hutanKeywords: Tanaman Obat, identifikasi Tanaman, Hutan Bathin III Ulu Kabupaten Bungo
PENGARUH PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BATANG KOPI ROBUSTA (Coffea robusta) DI POLYBAG Adi Arpansori; akhyarnis febrialdi
Jurnal Sains Agro Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Sains Agro
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.423 KB) | DOI: 10.36355/jsa.v5i1.315

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh air kelapa muda terhadap pertumbuhan  stek batang kopi  robusta serta  untuk mendapatkan konsentrasi air kelapa muda yang terbaik  di polybag. Penelitian dilaksanakan di Desa Talang Tembago Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten Merangin, yang terletak pada ketinggian 950 meter dpl, tanah andosol pH 6,0.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan yaitu : K0 (Tanpa air kelapa muda), K1 (Konsentrasi 25% air kelapa muda), K2 (Konsentrasi 50% air kelapa muda), K3 (Konsentrasi 75% air kelapa muda), dan K4 (Konsentrasi 100% air kelapa muda). Adapun parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah panjang  tunas (mm), lingkar tunas (mm), jumlah daun (helai), luas daun total (cm²), dan panjang akar (mm). Data yang diperoleh dari pengamatan terakhir dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (Anova), bila hasil analisis berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan News Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf 5 %.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian air kelapa muda berpengaruh nyata terhadap, panjang  tunas, lingkar tunas, dan panjang akar. Konsentrasi 50% air kelapa muda memberikan hasil terbaik terhadap, tinggi tunas, lingkar tunas, dan panjang akar pada stek batang kopi robusta (Coffea robusta) di polybag. Kata kunci :  Stek Kopi , Air Kelapa Muda dan pertumbuhan
Kondisi Beberapa Plasma Nutfah Non Kayu Disekitar Hutan Kecamatan Rantau Pandan Muara Bungo Akhyarnis Febrialdi
Jurnal Sains Agro Vol 2, No 1 (2017): Jurnal Sains Agro
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1035.464 KB) | DOI: 10.36355/jsa.v2i1.104

Abstract

Hutan memberikan beragam manfaat bagi kehidupan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hutan memiliki ragam jenis tumbuh-tumbuhan dan diantaranya terdapat jenis buah-buahan yang dapat dimakan dan sangat bermanfaat sebagai sumber keragaman genetik bagi program pemuliaan tanaman. Banyak aktifitas manusia yang mengancam keberadaan plasma Nutfah nonkayu di hutan. Beberapa usaha perlu dilakukan untuk pelastarian plasma nutfah hutan non kayu. Tulisan ini menyamapaikan kondisi beberapa plasma nutfah nonkayu di nsekitar hutan Kecamatan Rantau Pandan Kabupaten Bungo
POTENSI BEBERAPA TUMBUHAN BUAH LOKAL KAWASAN AGROWISATA LUBUK BERINGIN KABUPATEN BUNGO Akhyarnis Febrialdi
Jurnal Sains Agro Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Sains Agro
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/jsa.v5i2.469

Abstract

Lubuk beringin merupakan salah satu destinasi agrowista populer di KabupatenBungo. Memiliki sumberdaya alam wisata serta menyimpan kekayaan sumberdaya genetik tanaman buah lokal yang beragam. Beberapa tumbuhan buah tersebar disekitar hutan pada kawasan lubuk beringin. Dengan metode eksplorasi dan pengumpulan informasi dari masyarakat terdapat 13 Family dan 16 Jenis tumbuhan buah lokal dengan status terbanyak tumbuh liar.
MASASE UTERUS UNTUK MEMPERCEPAT BERAHI POSTPARTUM DAN MENINGKATKAN HORMON PGF2α PADA TERNAK SAPI BALI Supriyono Supriyono; Akhyarnis Febrialdi
STOCK Peternakan Vol 1, No 1 (2017): STOCK Peternakan
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/sptr.v1i1.98

Abstract

Kesuburan ternak sapi Bali yang optimal tercermin oleh rendahnya Service per Conception, angka kebuntinganyang tinggi, berahi postpartum yang pendek. Maka, produksi anak sapi yang dilahirkan setiap tahun akan meningkat,sehingga populasi dan kesuburan sapi menjadi tinggi. Tingginya populasi sapi tersebut akan menyebabkan proteinhewani asal sapi cukup tersedia sehingga agroindustri peternakan meningkatBeberapa alternatif untuk memperpendek selang waktu pascalahir ke estrus pertama setelah melahirkan antara lainyang secara tidak langsung adalah perbaikan pakan, baik kualitas maupun kuantitas agar organ-organ reproduksiberfungsi secara optimal, sedangkan yang secara langsung antara lain adalah dengan penyuntikan PGF2α dan masaseuterus untuk mempercepat involusi uterus. Pemberian PGF2α pada sapi milik rakyat perlu dipertimbangkan, karenaharganya yang cukup mahal untuk ukuran peternak dan pemberiannya harus di bawah pengawasan dokter hewan.Perlakuan yang berdampak menyerupai injeksi PGF2α adalah masase uterus, masase uterus lebih praktis dan lebihekonomis.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh masase uterus terhadap kecepatan timbulnya berahipostpartum dan hormon PGF2α pada ternak sapi bali. Penelitian ini menggunakan percobaan faktorial RAL 3x2 denganperlakuan Faktor A masase uterus selama 0 menit (a0), 1 menit (a1) dan 2 menit (a2), perlakuan faktor B induk sapi Baliprimipara (b1) dan multipara (b2), yang masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali.Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dan dikandang peternak. Penelitian dengan metode surveibertujuan untuk mengidentifikasi ternak yang akan dijadikan sampel penelitian. Penelitian berikutnya dilakukan dikandang peternak dengan melakukan masase uterus yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadapangka kesuburan ternak. Peubah yang diamati adalah : jumlah sampel yang dipergunakan untuk perlakuan, estreuspertama potpartum dan hormon PGF2αKesimpulan dari hasil penelitian ini adalah : Hasil seleksi status ovarium sapi Bali yang dijadikan sampelsebanyak 94,52%, masase uterus selama 1 menit dapat mempercepat estrus pertama postpartum (39,51 hari) dan kadarhormon PGF2α dalam darah induk sapi Bali sesaat setelah perlakuan tertinggi terdapat perlakuan 2 menit masase padainduk primipara.Kata kunci : masase uterus, berahi postpartum, sapi Bali
TANAMAN OBAT HUTAN YANG DIMANFAATKAN OLEH MASYARAKAT DI KECAMATAN PELEPAT KABUPATEN BUNGO Akhyarnis Febrialdi; Agus Setiawan
Jurnal Sains Agro Vol 7, No 1 (2022): Jurnal Sains Agro
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/jsa.v7i1.811

Abstract

Penelitian dilaksanakan di Sekitar Hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo. Lingkungan di Hutan Adat Desa Baru Pelepat dan hutan adat Desa Batu Kerbau ketinggian tempat 174 mdpl dan 129 mdpl, suhu udara 26 oC dan 28 oC, kelembaban udara 80 % dan 78 %, kecepatan angin 1,0 m/detik dan 4,1 m/detik serta intensitas cahaya matahari  60 Lux dan 61 Lux.Penentuan responden dilakukan dengan purposive sampling dan Metode yang digunakan dalam pengambilan data tanaman obat yang biasa dipakai oleh masyarakat dilakukan dengan teknik wawancara dan pengisian kuesioner. Metode yang digunakan untuk menghitung  keragaman tanaman obat digunakan metode petak ganda (kuadrat) dengan frame.Hasil penelitian menunjukan terdapat 20 jenis tanaman berkhasiat obat yang dipakai oleh masyarakat di Kecamatan Pelepat. Indeks keanekaragaman tanaman obat di Hutan Adat Desa Baru Pelepat dan hutan adat Desa Batu Kerbau tergolong rendah dengan nilai masing-masing  1,916 dan 1,34. Nilai indeks keseragaman tanaman obat di Hutan Adat Desa Baru Pelepat dan Hutan Adat Desa Batu Kerbau tergolong sedang dengan nilai 0,51 dan 0,6. Berdasarkan hasil pengamatan vegetasi tidak ditemukan spesies tanaman yang mendominasi di ekosistem ke dua (2) hutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa areal hutan adat masih menunjang keberagaman tanaman berkhasiat obat