Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Perkembangan Anak Ditinjau dari Teori Mature Religion Putra, Windisyah
Nadwa Vol 7, No 1 (2013): Pendidikan Islam Unggul
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2013.7.1.541

Abstract

Physical development is not necessarily equivalent to spiritual development. Normally, a person who has reached maturity level will have spiritual maturity pattern such as thought maturity, personal maturity, and emotional maturity. Yet, the balance between physical maturity and spiritual maturity sometimes does not run in parallel. One may have grown physically but not spiritually. Re-ligious values need to be established in children since early ages. The religious values mean any deeds relating humans and God or among human beings rela-tionship. Physical development is measured based on chronological age, peak of human physical development which is called maturity. On the other hand, spir-itual development is measured based on level of ability and certain ability level achieved by spiritual development which is called maturity.AbstrakKedewasaan jasmani belum tentu berkembang setara dengan perkembangan ro-hani. Umumnya orang dewasa memiliki pola kematangan rohani tetapi dalam beberapa kasus keduanya tidak berkembang secara seimbang. Secara fisik, seseorang mungkin sudah dewasa tetapi secara rohani ia ternyata belum matang, termasuk kematangan keberagamaannya. Nilai-nilai keagamaan perlu ditanamkan kepada anak sejak usia dini. Perkembangan jasmani diukur berdasarkan umur kronologis. Puncak perkembangan jasmani yang dicapai manusia disebut dengan kedewasaan. Perkembangan rohani diukur berdasarkan tingkat kemampuan; pencapaian tingkat abilitas tertentu bagi perkembangan rohani disebut dengan istilah kematangan.
Perkembangan Anak Ditinjau dari Teori Mature Religion Putra, Windisyah
Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam Vol 7, No 1 (2013): Pendidikan Islam Unggul
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2013.7.1.541

Abstract

Physical development is not necessarily equivalent to spiritual development. Normally, a person who has reached maturity level will have spiritual maturity pattern such as thought maturity, personal maturity, and emotional maturity. Yet, the balance between physical maturity and spiritual maturity sometimes does not run in parallel. One may have grown physically but not spiritually. Re-ligious values need to be established in children since early ages. The religious values mean any deeds relating humans and God or among human beings rela-tionship. Physical development is measured based on chronological age, peak of human physical development which is called maturity. On the other hand, spir-itual development is measured based on level of ability and certain ability level achieved by spiritual development which is called maturity.AbstrakKedewasaan jasmani belum tentu berkembang setara dengan perkembangan ro-hani. Umumnya orang dewasa memiliki pola kematangan rohani tetapi dalam beberapa kasus keduanya tidak berkembang secara seimbang. Secara fisik, seseorang mungkin sudah dewasa tetapi secara rohani ia ternyata belum matang, termasuk kematangan keberagamaannya. Nilai-nilai keagamaan perlu ditanamkan kepada anak sejak usia dini. Perkembangan jasmani diukur berdasarkan umur kronologis. Puncak perkembangan jasmani yang dicapai manusia disebut dengan kedewasaan. Perkembangan rohani diukur berdasarkan tingkat kemampuan; pencapaian tingkat abilitas tertentu bagi perkembangan rohani disebut dengan istilah kematangan.
TRANSFORMATION OF TEACHER ROLES: ADDRESSING DISRUPTIONS IN EARLY CHILDHOOD EDUCATION Putra, Windisyah
Proceeding International Seminar of Islamic Studies INSIS 6 (February 2024)
Publisher : Proceeding International Seminar of Islamic Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The era of disruption in early childhood education (ECE) poses significant new challenges for educators. This study analyzes the transformation of the teacher's role in dealing with technological dynamics and rapid societal changes. The primary focus is on exploring adaptive strategies applied by teachers to sustain their relevance in delivering effective and meaningful learning. The literature review method engages various sources related to the transformation of the teacher's role in addressing disruptions in early childhood education. The research findings highlight: firstly, the importance of enhancing digital competence as a key step in supporting the teacher's existence; secondly, the necessity of collaboration among teachers, parents, and other education stakeholders to create a holistic learning ecosystem; thirdly, integrating more cutting-edge technology will make teachers more creative in designing their lessons; and fourthly, the need for an approach that encompasses technological aspects, pedagogical skills, and personal development of teachers. This study contributes to the early childhood education literature by providing a profound insight into the teacher's role in facing disruption and laying the foundation for the development of more effective education policies and practices in the future.
Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran dalam Pendidikan Multikultural Putra, Windisyah; Yusuf, Muhammad; Hadijaya, Yusuf
ALACRITY : Journal of Education Volume 5 Nomor 1 Februari 2025
Publisher : LPPPI Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52121/alacrity.v5i1.644

Abstract

Pendidikan multikultural merupakan pendekatan yang semakin penting dalam konteks globalisasi dan keragaman budaya di masyarakat. Manajemen kurikulum dan pembelajaran dalam pendidikan multikultural bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, menghargai perbedaan, dan mempersiapkan siswa untuk berinteraksi dalam masyarakat yang beragam. Dalam artikel ini, dibahas berbagai aspek manajemen kurikulum dan pembelajaran yang mendukung pendidikan multikultural, termasuk perencanaan kurikulum, pelatihan guru, metode pengajaran, serta evaluasi dan penilaian. Penelitian ini juga menyoroti tantangan yang dihadapi dalam implementasi pendidikan multikultural dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas kurikulum dan pembelajaran di sekolah. Dengan demikian, diharapkan artikel ini dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pendidikan yang lebih adil dan setara bagi semua siswa, terlepas dari latar belakang budaya mereka.
Analisis Kebijakan Karir Tenaga Pendidik Putra, Windisyah
EL-Hadhary: Jurnal Penelitian Pendidikan Multidisiplin Vol 2 No 02 (2024): El-Hadhary
Publisher : Lembaga Swadaya Masyarakat Asosiasi Masyarakat Madani Indonesia (AMMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61693/elhadhary.vol202.2024.67-80

Abstract

Educational policies need to be continuously monitored and evaluated due to their crucial role. Various interrelated factors, such as communication, resources, disposition, and structure, influence the implementation of these policies. Implementation can occur hierarchically, from top to bottom, by applying managerial and political procedures and approaches. Analyzing the career policies of educators in Indonesia highlights the challenges and opportunities faced in their implementation. Despite the allocation of 20% of the state budget (APBN) to education, its effectiveness remains questionable due to government disagreements and low teacher qualifications, as reflected in the results of the Teacher Competency Test (UKG), which are below standard. Data indicates that many teachers lack qualifications in pedagogical and professional competencies, negatively impacting education quality and student engagement. This study employs a descriptive qualitative method to explore related issues and gather information from various literature sources. The findings emphasize the need for teacher development and better career advancement strategies to enhance professionalism and the well-being of educators. Thus, this research recommends a holistic and collaborative approach to educational policy to achieve the desired quality.
Mutu Pendidikan dalam Penguatan Kreativitas Anak Prasekolah Putra, Windisyah
Ta'dib: Jurnal Pemikiran Pendidikan Vol. 11 No. 2 (2021): September 2021
Publisher : IAIN Takengon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54604/tdb.v11i2.43

Abstract

Semua anak mempunyai potensi untuk kreatif dengan tingkatan kreativitasnya yang beragam, maka diperlukanlah dukungan dari lingkungan yang baik. Sejatinya pembelajaran di PAUD lebih menekankan pada kemampuan berpikir akademik (konvergen) sementara proses berpikir kreatif (divergen) menjadi jarang disentuh. Orangtua dan guru dapat membantu mengembangkan kreativitas anak dengan menciptakan situasi belajar sambil bermain. Anak dapat mengembangkan kreativitasnya dengan menaruh kepercayaan terhadap kemampuan dirinya, berani mengembangkan gagasan baru, dan memiliki kesempatan bermain sesuai dengan minat dan bakatnya. Pendidikan yang diberikan dapat menstimulasi anak usia dini agar mereka lebih berkembang dan kreatif. Guru dan orangtua tidak hanya membuat anak pintar dalam sesaat dengan memaksakan anak harus belajar sesuatu yang tidak sesuai dengan daya kemampuannya. Tindakan itu akan mematikan kreativitas anak dan hasilnya anak tidak mempunyai kepercayaan diri. Memberikan penghargaan bagi setiap hasil karya anak akan memberikan dorongan positif bagi anak dari pada hukuman dan komentar negatif yang membuat anak menjadi takut dan terpojokkan. Kreativitas akan tumbuh pada tempat yang tepat, tempat yang memiliki dua syarat yaitu; (1) rasa aman dari gangguan dan tekanan; dan (2) kemerdekaan psikologis. Anak-anak yang tidak merasa aman karena dinakali teman, takut kotor, takut jatuh, takut dimarahi, takut dicela, takut dicemooh, akan mengalami hambatan proses kreativitas. Sebaliknya, anak-anak yang memperoleh rasa aman, akan memulai segala aktivitas dengan perasaan lapang dan menyenangkan. “Inovasi-inovasi” akan lahir ketika anak merasakan ketiadaan ancaman. Bagaimana mungkin seorang anak dapat bermain dan belajar dengan nyaman bila mereka harus berada dalam ruang yang sempit, pengap dan gelap. Lantas bagaimana bisa tumbuh rasa ingin tahu anak bila ia selalu berhadapan dengan lingkungan yang kosong”, “rapi” dan “steril”. Adanya praktik pendidikan yang kurang menghargai kebebasan anak sebagai praksis pendidikan yang membelenggu, bukan membebaskan.
Senam Sehat Gembira Dalam Mengembangkan Body-Kinesthetic Intellegence Untuk Anak Usia Dini Putra, Windisyah; Zulfikar, Dede; Muspira
Ta'dib: Jurnal Pemikiran Pendidikan Vol. 13 No. 2 (2023): September 2023
Publisher : IAIN Takengon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54604/tdb.v13i2.339

Abstract

Anak usia dini merupakan masa yang tepat dalam mengembangkan berbagai aspek perkembangan. Body-Kinesthetic Intellegence adalah salah satu kecerdasan yang mengacu pada koordinasi gerakan tubuh mengikuti irama untuk menciptakan keseimbangan dalam gerakan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan senam sehat gembira dalam mengembangkan Body-Kinesthetic Intellegence anak. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif berupa penyajian data secara deskriptif kualitatif. Subjek dalam penilitian ini adalah anak usia 5-6 tahun yang berjumlah 20 anak. Kegiatan penelitian dilakukan di RA Babussalam Kabupaten Bener Meriah dengan Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara. Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa melalui senam sehat gembira Body-Kinesthetic Intellegence pada anak dapat dikembangkan secara optimal dengan memperhatikan gerakan-gerakan yang disesuaikan dengan kebutuhan anak dan pentingnya peranan guru dalam membimbing serta menciptakan kreatifitas dalam melakukan gerakan-gerakan senam. Hal ini terlihat dari kategori pencapaian perkembangan anak yang sebagian besar berada dalam kriteria Berkembang Sesuai Harapan. Kata kunci: Senam sehat Gembira, Body-Kinesthetic Intellegence, perkembanagan anak usia dini
Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran dalam Pendidikan Multikultural Putra, Windisyah; Yusuf, Muhammad; Hadijaya, Yusuf
ALACRITY : Journal of Education Volume 5 Nomor 1 Februari 2025
Publisher : LPPPI Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52121/alacrity.v5i1.644

Abstract

Pendidikan multikultural merupakan pendekatan yang semakin penting dalam konteks globalisasi dan keragaman budaya di masyarakat. Manajemen kurikulum dan pembelajaran dalam pendidikan multikultural bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, menghargai perbedaan, dan mempersiapkan siswa untuk berinteraksi dalam masyarakat yang beragam. Dalam artikel ini, dibahas berbagai aspek manajemen kurikulum dan pembelajaran yang mendukung pendidikan multikultural, termasuk perencanaan kurikulum, pelatihan guru, metode pengajaran, serta evaluasi dan penilaian. Penelitian ini juga menyoroti tantangan yang dihadapi dalam implementasi pendidikan multikultural dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas kurikulum dan pembelajaran di sekolah. Dengan demikian, diharapkan artikel ini dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pendidikan yang lebih adil dan setara bagi semua siswa, terlepas dari latar belakang budaya mereka.
Quality Management of Kindergarten Teaching Staff: A Multisite Study of Integrated Islamic Kindergartens in Aceh Ananda, Rusydi; Putra, Windisyah; Wijaya, Candra
Journal Evaluation in Education (JEE) Vol 6 No 4 (2025): October
Publisher : Cahaya Ilmu Cendekia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37251/jee.v6i4.2234

Abstract

Purpose of the study: This study investigates teacher quality management in Integrated Islamic Kindergartens in Central Aceh Regency by examining the processes of planning, organizing, implementation, and supervision across Islamic Kindergartens. Methodology: Using a qualitative multisite approach, data were gathered through interviews, observations, and document analysis, and analyzed through systematic data condensation, display, and verification. Main Findings: The findings show that quality planning is guided by a synergy between institutional vision, mission, motto, and objectives with national education standards and JSIT (Jaringan Sekolah Islam Terpadu) guidelines, resulting in a balanced emphasis on academic competence, professional skills, and spiritual formation. Organizational quality is sustained through transparent structures, measurable task distribution, coordinated teamwork, and standardized operating procedures. Recruitment applies competency-based selection enriched with Islamic values, prioritizing Qur’anic mastery, character integrity, pedagogical expertise, and emotional maturity. Teacher development is implemented through Islamic andragogy, integrating professional training with spiritual nurturing via halaqah, mentoring, and routine religious studies. Supervision adopts a holistic model that evaluates academic performance, pedagogical practice, and spiritual consistency to ensure continuous improvement. Novelty/Originality of this study: The novelty of this study lies in the formulation of a hybrid teacher quality management model that fuses national quality assurance frameworks with JSIT principles, positioning moral goodness as the foundation, pedagogical quality as the institutional output, and educational excellence as the long-term goal. This model offers a new theoretical framework and practical reference for enhancing teacher quality in faith-based early childhood education institutions.