Wira Triangga Yusminingrum
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

The The Description of the Nutritional Care of Patients Cirrhosis Hepatic with Hematemesis Melena on Regional General Hospital Dr. Saiful Anwar Malang Wira Triangga Yusminingrum
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI)
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang (State Health Polytechnic of Malang)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jiki.v5i2.724

Abstract

ABSTRACT Hepatic Cirrhosis is a chronic disease in the liver with liver inflammation and fibrosis which results in distortion of the liver structure and loss of most liver functions. The cause of the emergence of hepatic cirrhosis in western countries most often is alcoholic involvement while in Indonesia the most is caused by hepatitis B or C virus. To find out the description of nutrition care including Assessment, Diagnosis, Intervention, Monitoring and Evaluation in Hepatic Cirrhosis patients with Hematemesis Melena at the Regional General Hospital Dr. Saiful Anwar Malang. The research design used is analytic observational study with case study design that is by observing nutritional care in hepatic cirrhosis patients with hematemesis melena at the Inpatient Installation 1 of Internal Medicine (IPD) Regional General Hospital Dr. Saiful Anwar on 2 to 30 April 2018. The study subjects were 6 patients. Data collection by interviewing, observing, measuring and calculating directly on patients, families and room nutritionists. The data obtained are presented in tables and graphs and analyzed descriptively. The results showed that to assess nutritional status using LILA, there were 4 patients with poor nutritional status to worse. Biochemistry in the initial data obtained hemoglobin and hematocrit in 5 low patients, erythrocytes 6 patients low, 6 patients with anemia, high 5 leukocytes patients, SGOT 5 patients high, SGPT 5 patients low and 5 patients with low albumin. Physical examination of hepatic cirrhosis patients showed that 6 patients (100%) had weakness, colored urine, decreased appetite and abdominal pain, 5 patients (83.33%) experienced nausea, yellow eyes, black defecation, ascites and shortness of breath, and 4 patients (66.67%) had edema, whereas on clinical examination of hepatic cirrhosis patients showed 3 patients (50%) with low blood pressure, 4 patients (66.67%) with normal pulse, 4 patients (83.33% ) with low temperature and 5 patients with GCS light at the time of the initial examination. In the past history, the most common causes were hepatitis B virus, nutritional history before 4 patients often consumed tea and coffee more than 3 times a day and in the nutritional history now 4 patients with energy, protein and fat intake were in the poor category, while 6 patients with carbohydrate intake in the less category. Nutritional diagnoses used were NI-2.1, NI-5.2, NI-5.4 and NB-1.1 domains. Nutritional interventions provided are giving or modifying, the type or amount of food and nutrients at a certain time (ND-1.2) and the provision of education related to eating arrangements according to the patient's condition (E-1.1). In the monitoring and evaluation of 4 patients with poor nutritional status to poor, biochemical fluctuations in 6 patients, 4 patients with increased blood pressure, 3 patients experienced a decrease in GCS or awareness and fluctuating food intake in 6 patients. From the results of the study found 6 patients at risk of malnutrition using SGA and MUST, while the assessment of nutritional status using anthropometric measurements of upper arm circumference (LILA) 4 patients experienced poor nutritional status to worse. The average level of energy, protein, fat and carbohydrate consumption is still in the poor category, this is because food is given gradually. Anthropometry development has not increased, biochemical examination has not improved, laboratory tests have changed every day and physical conditions in 5 patients have decreased. Families are needed to monitor behavior changes in patients. Keywords: Hepatic Cirrhosis, Nutritional Care, Hospital
GAMBARAN ASUHAN GIZI PADA PASIEN SIROSIS HEPATIS DENGAN HEMATEMESIS MELENA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SAIFUL ANWAR MALANG Wira Triangga Yusminingrum; Endang Widajati; Diniyah Kholidah
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI)
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jiki.v5i2.724

Abstract

Sirosis Hepatis merupakan penyakit kronis pada hati dengan inflamasi dan fibrosis hati yang mengakibatkan distorsi struktur hati dan hilangnya sebagian besar fungsi hati. Penyebab munculnya sirosis hepatis di negara barat paling sering yaitu diakibatan oleh alkoholik sedangkan di Indonesia terbanyak disebabkan karena virus hepatitis B atau C. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran asuhan gizi meliputi Assessment, Diagnosis, Intervensi, Monitoring dan Evaluasi pada pasien Sirosis Hepatis dengan Hematemesis Melena di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Malang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain studi kasus (case study) yaitu dengan mengamati asuhan gizi pada pasien sirosis hepatis dengan hematemesis melena di Instalasi Rawat Inap 1 Ilmu Penyakit Dalam (IPD) Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar pada tanggal 2 sampai dengan 30 April 2018. Subyek penelitian berjumlah 6 pasien. Pengumpulan data dengan cara wawancara, obeservasi, pengukuran dan perhitungan secara langsung pada pasien, keluarga serta ahli gizi ruangan. Data yang diperoleh disajikan dalam tabel dan grafik serta dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk menilai status gizi menggunakan LILA didapatkan 4 pasien status gizi kurang sampai buruk. Biokimia pada data awal didapatkan hemoglobin dan hematokrit pada 5 pasien rendah, eritrosit 6 pasien rendah, 6 pasien dengan anemia, leukosit 5 pasien tinggi, SGOT 5 pasien tinggi, SGPT 5 pasien rendah dan 5 pasien dengan albumin yang rendah. Pemeriksaan fisik pasien sirosis hepatis menunjukkan bahwa 6 pasien (100%) mengalami lemas, BAK warna teh, nafsu makan menurun dan nyeri pada perut, 5 pasien (83,33%) mengalami mual, mata kuning, BAB hitam, asites dan sesak nafas, serta 4 pasien (66,67%) memiliki edema, sedangkan pada pemeriksaan klinis pasien sirosis hepatis menujukkan 3 pasien (50%) dengan tekanan darah rendah, 4 pasien (66,67%) dengan nadi normal dan 5 pasien dengan GCS ringan pada saat pemeriksaan awal. Pada riwayat penyakit dahulu penyebab terbanyak yaitu virus hepatitis B, riwayat gizi dahulu 4 pasien sering mengkonsumsi teh dan kopi lebih dari 3 kali sehari dan pada riwayat gizi sekarang 4 pasien dengan asupan energi, protein dan lemak dalam kategori kurang, sedangkan 6 pasien dengan asupan karbohidrat dalam kategori kurang. Diagnosis gizi yang digunakan yaitu domain NI-2.1, NI-5.2, NI-5.4 dan NB-1.1. Intervensi gizi yang diberikan yaitu pemberian atau modifikasi, jenis atau jumlah makanan dan zat gizi pada waktu tertentu (ND-1.2) dan pemberian edukasi terkait pengaturan makan sesuai kondisi pasien (E-1.1). Pada monitoring dan evaluasi 4 pasien dengan status gizi kurang sampai dengan buruk, biokimia yang fluktuatif pada 6 pasien, 4 pasien dengan peningkatan tekanan darah, 3 pasien mengalami penurunan GCS atau kesadaran dan asupan makanan yang fluktuatif pada 6 pasien. Hasil penelitian didapatkan 6 pasien beresiko malnutrisi menggunakan SGA dan MUST, sedangkan penilaian status gizi dengan menggunakan pengukuran antropometri lingkar lengan atas (LILA) 4 pasien mengalami status gizi kurang sampai dengan buruk. Rata-rata tingkat konsumsi energi, protein, lemak dan karbohidrat masih dalam kategori kurang, hal ini disebabkan makanan diberikan secara bertahap. Perkembangan antropomteri belum mengalami peningkatan, pemeriksaan biokimia belum mengalami peningkatan yang lebih baik, pemeriksaan laboratorium terdapat perubahan setiap hari dan kondisi fisik pada 5 pasien mengalami penurunan. Keluarga diperlukan untuk memantau perubahan perilaku pada pasien.