Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH MEDIA PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN Dimas Dwi Yoga Saputra; wandi -; Rahmadhani Dwi Aditya; Ganif Djuwadi; Diniyah Kholidah
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 8 No 1 (2022): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jiki.v8i1.3230

Abstract

Latar Belakang: Kebersihan tangan yang cermat dapat mengurangi risiko penularan penyakit dari tangan dan infeksi dari orang ke orang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh media pembelajaran kahoot terhadap pengetahuan tentang cuci tangan pakai sabun pada anak kelas 5 di SDN III Gunungjati di Kecamatan Jabung Kabupaten Malang. Subjek dan Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, desain penelitian pra-eksperimen dengan pendekatan one-group pre-test-post-test. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 SDN III Gunungjati yang berjumlah 22 siswa Pengambilan sampel dengan teknik total sampling. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuisioner. Hasil Pengetahuan sebelum di berikan perlakuan adalah 18 siswa (81,8%) dengan kriteria baik 2 siswa (9,1%) dengan kriteria cukup dan 2 siswa (9,1%) dengan kriteria kurang, sementara itu setelah di berikan perlakuan berupa media pembelajaran kahoot tentang cuci tangan pakai sabun jumlah siswa yang memiliki kriteria cukup dan kurang mengalami peningkatan dengan hasil 22 (100%) siswa mendapakan hasil baik semua. Keseimpulan: Ada pengaruh penggunaan media pembelajaran kahoot terhadap pengetahuan cuci tangan pakai sabun pada siswa. Dengan demikian maka media pembelajaran kahoot efektif untuk meningkatkan pengetahuan tentang cuci tangan pakai sabun.
GAMBARAN ASUHAN GIZI PADA PASIEN SIROSIS HEPATIS DENGAN HEMATEMESIS MELENA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SAIFUL ANWAR MALANG Wira Triangga Yusminingrum; Endang Widajati; Diniyah Kholidah
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI)
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jiki.v5i2.724

Abstract

Sirosis Hepatis merupakan penyakit kronis pada hati dengan inflamasi dan fibrosis hati yang mengakibatkan distorsi struktur hati dan hilangnya sebagian besar fungsi hati. Penyebab munculnya sirosis hepatis di negara barat paling sering yaitu diakibatan oleh alkoholik sedangkan di Indonesia terbanyak disebabkan karena virus hepatitis B atau C. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran asuhan gizi meliputi Assessment, Diagnosis, Intervensi, Monitoring dan Evaluasi pada pasien Sirosis Hepatis dengan Hematemesis Melena di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Malang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain studi kasus (case study) yaitu dengan mengamati asuhan gizi pada pasien sirosis hepatis dengan hematemesis melena di Instalasi Rawat Inap 1 Ilmu Penyakit Dalam (IPD) Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar pada tanggal 2 sampai dengan 30 April 2018. Subyek penelitian berjumlah 6 pasien. Pengumpulan data dengan cara wawancara, obeservasi, pengukuran dan perhitungan secara langsung pada pasien, keluarga serta ahli gizi ruangan. Data yang diperoleh disajikan dalam tabel dan grafik serta dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk menilai status gizi menggunakan LILA didapatkan 4 pasien status gizi kurang sampai buruk. Biokimia pada data awal didapatkan hemoglobin dan hematokrit pada 5 pasien rendah, eritrosit 6 pasien rendah, 6 pasien dengan anemia, leukosit 5 pasien tinggi, SGOT 5 pasien tinggi, SGPT 5 pasien rendah dan 5 pasien dengan albumin yang rendah. Pemeriksaan fisik pasien sirosis hepatis menunjukkan bahwa 6 pasien (100%) mengalami lemas, BAK warna teh, nafsu makan menurun dan nyeri pada perut, 5 pasien (83,33%) mengalami mual, mata kuning, BAB hitam, asites dan sesak nafas, serta 4 pasien (66,67%) memiliki edema, sedangkan pada pemeriksaan klinis pasien sirosis hepatis menujukkan 3 pasien (50%) dengan tekanan darah rendah, 4 pasien (66,67%) dengan nadi normal dan 5 pasien dengan GCS ringan pada saat pemeriksaan awal. Pada riwayat penyakit dahulu penyebab terbanyak yaitu virus hepatitis B, riwayat gizi dahulu 4 pasien sering mengkonsumsi teh dan kopi lebih dari 3 kali sehari dan pada riwayat gizi sekarang 4 pasien dengan asupan energi, protein dan lemak dalam kategori kurang, sedangkan 6 pasien dengan asupan karbohidrat dalam kategori kurang. Diagnosis gizi yang digunakan yaitu domain NI-2.1, NI-5.2, NI-5.4 dan NB-1.1. Intervensi gizi yang diberikan yaitu pemberian atau modifikasi, jenis atau jumlah makanan dan zat gizi pada waktu tertentu (ND-1.2) dan pemberian edukasi terkait pengaturan makan sesuai kondisi pasien (E-1.1). Pada monitoring dan evaluasi 4 pasien dengan status gizi kurang sampai dengan buruk, biokimia yang fluktuatif pada 6 pasien, 4 pasien dengan peningkatan tekanan darah, 3 pasien mengalami penurunan GCS atau kesadaran dan asupan makanan yang fluktuatif pada 6 pasien. Hasil penelitian didapatkan 6 pasien beresiko malnutrisi menggunakan SGA dan MUST, sedangkan penilaian status gizi dengan menggunakan pengukuran antropometri lingkar lengan atas (LILA) 4 pasien mengalami status gizi kurang sampai dengan buruk. Rata-rata tingkat konsumsi energi, protein, lemak dan karbohidrat masih dalam kategori kurang, hal ini disebabkan makanan diberikan secara bertahap. Perkembangan antropomteri belum mengalami peningkatan, pemeriksaan biokimia belum mengalami peningkatan yang lebih baik, pemeriksaan laboratorium terdapat perubahan setiap hari dan kondisi fisik pada 5 pasien mengalami penurunan. Keluarga diperlukan untuk memantau perubahan perilaku pada pasien.
EDUKASI GIZI DENGAN MEDIA BOOKLET TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN, ASUPAN KALSIUM DAN AKTIVITAS FISIK UNTUK MENCEGAH OSTEOPOROSIS PADA LANSIA Nurul Hidayah; Diniyah Kholidah; Annasari Mustofa
Jurnal Pendidikan Kesehatan Vol 8 No 1 (2019): Jurnal Pendidikan Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jpk.v8i1.661

Abstract

Osteoporosis in the elderly can occur due to a variety of factors, including physical activity and less due to an intake of calcium from foods that are low. Efforts that can be made as prevention is to increase knowledge through booklets and familiarize behaves live a healthy life, i.e., consuming foods high in calcium and physical activity or exercise routine. The purpose of this research is to know the influence of nutrition education with the media booklet against the level of knowledge, calcium intake and physical activity to prevent osteoporosis in the elderly in the RSIA Puri Malang. Research methods using pre experimental design with one group pretest posttest design. Sampling by means of purposive sampling obtained a sample of 26 respondents research with attention to inclusion and exclusion criteria.The difference in the average level of knowledge of respondents about calcium intake and physical activity before and after being given the nutritional education of 15.77 points that mean there is a change in the knowledge of the respondent. Statistical tests paired sample t test shows there is a significant difference. The difference in the average intake of calcium the respondent before and after given the nutritional education of 52.95 mg which means there is a change in the intake of calcium of the respondents. Statistical tests paired sample t test shows there is a significant difference. The difference in average physical activity the respondent before and after nutrition education is given in the amount of minus 0.04 points which means there is no change in the physical activity of respondents. Statistical tests paired sample t test showed there was no significant difference. Nutrition education needs to be done on an ongoing basis by providing substantial material about calcium intake needs for elderly accompanied sample menu of foods that can be applied, providing the motivation so that the elderly routinely follow gymnastics elderly and doing sport itself as well as the need to do further research to look at the description of food intake based on the respondent eating habits daily.
The Relationship between Nutritional Status and Physical Activity with Work Productivity Among Production Employees at PT. Agung Karya Atta Malang City Aldi Faisa Wahyudi; Suwoyo Sukijar; Ekowati Retnaningtyas; Diniyah Kholidah
Bhamada Occupational Health and Safety Environment Journal Vol 2 No 2 (2024): Jurnal Volume 2 No 2 Bulan Desember
Publisher : LPPM Universitas Bhamada Slawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/bohsej.v2i2.735

Abstract

Masalah gizi seseorang menggambarkan konsumsi zat gizi yang tidak mencukupi atau melebihi kebutuhannya. Salah satu faktor dalam menilai status gizi seseorang adalah aktivitas fisik. Seseorang yang mengalami obesitas biasanya cenderung lebih malas dalam beraktivitas sehingga kebugaran jasmani seseorang menurun. Tingkat aktivitas fisik dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan status gizi dan aktivitas fisik dengan produktivitas kerja pada karyawan produksi di PT. Agung Karya Atta. Metode penelitian ini adalah kuantitatif analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling yaitu sebanyak 76 responden. Data diambil menggunakan kuesioner oleh responden. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan program spss dengan uji statistik regresi logistik. Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara variabel status gizi dengan produktivitas kerja (p-value 0,001), dan ada hubungan antara variabel aktivitas fisik dengan produktivitas kerja (p-value 0,029). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan produktivitas kerja, dan terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan produktivitas kerja. Diharapkan karyawan bagian produksi dapat mencapai keseimbangan yang baik antara status gizi, aktivitas fisik dan produktivitas kerja. Kata Kunci : Status Gizi, Aktivitas Fisik, Produktivitas Kerja
UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN TINDAKAN MENGENAI KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SANTRI PONDOK PESANTREN, KABUPATEN MALANG Shabrina Isybahiyah Rahma; Diniyah Kholidah; Sugianto Hadi; Pudji Suryani
HEARTY Vol 11 No 2 (2023): AGUSTUS
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn Khaldun, Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/hearty.v11i2.15045

Abstract

Masalah kesehatan gigi dan mulut khususnya karies gigi merupakan penyakit yang dialami hampir setengah populasi penduduk dunia (3,58 milyar jiwa). Proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi rusak/berlubang/sakit (45,3%). Agar kejadian masalah kebersihan gigi dan mulut tidak terus bertambah, upaya yang dapat dilakukan dengan pemberian edukasi. Pemberian edukasi didukung dengan media modul elektronik dan video. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pelatihan edukasi kebersihan gigi dan mulut terhadap pengetahuan dan media video terhadap tindakan gosok gigi santri di Pondok Pesantren Tahfidz Baitul Manshurin Pakis, Kabupaten Malang. Desain penelitian berupa pre-eksperimental dengan pendekatan one grup pretest posttest design dengan total sampling 30 orang yang termasuk dalam pembina dan pengurus UKP (Unit Kesehatan Pondok) dan 34 orang santri/santriwati usia 13-14 tahunInstrumen yang digunakan berupa kuesioner dan lembar observasi. Analisis data mengguakan uji Wilcoxon signed rank test. Hasil menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah dengan media modul elektronik (p = 0,000) dan adanya perubahan tindakan menggosok gigi sebelum dan sesudah (p = 0,000). Terdapat peningkatan pengetahuan pengurus dan pembina UKP dari kegiatan pelatihan serta dapat melakukan pemberdayaan masyarakat (edukasi mandiri), sehingga ada perubahan tindakan menggosok gigi pada santri/santriwati pondok. Perlu dilakukan kegiatan edukasi kebersihan gigi dan mulut secara berkala pada santri.