Henny Debora Sianipar
Sekolah Tinggi Teologi STAPIN Majalengka

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perspektif Etika Politik Kristen Tentang Hubungan Gereja Dan Negara Henny Debora Sianipar; Pratiwi Eunike
Journal of Religious and Socio-Cultural Vol 1 No 1 (2020): Journal of Religious and Socio-Cultural Vol.1 No.1 (April 2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Widya Agape dan Perkumpulan Teolog Agama Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (754.647 KB) | DOI: 10.46362/jrsc.v1i1.38

Abstract

Each individual in one community always interacts with each other to form one unit with a strong rule of law. In this case religion plays a role in regulating people's lives so that they can coexist and need each other. Similarly, a country that is an organization in a region provides rules to the community by forming a common goal.Religion and state are inseparable from society because in order to realize the common ideals of society it is necessary to understand the values contained in religion and state so as to demand that society control what religion is and what is a state in all its roles and functions more and more in this modern age.This study uses(library research) methods using books and other reading materials. The approach used is descriptive that focuses on the meaning of the phrase. Setiap individu dalam satu komunitas selalu berinteraksi satu sama lain membentuk satu kesatuan dengan aturan hukum yang kuat. Dalam hal ini agama berperan dalam mengatur kehidupan masyarakat agar dapat hidup berdampingan dan saling membutuhkan. Demikian pula negara yang merupakan organisasi di suatu daerah memberikan aturan kepada masyarakat dengan membentuk tujuan bersama, agama dan negara tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena untuk mewujudkan cita-cita bersama masyarakat perlu dipahami nilai-nilai yang terkandung dalam agama dan agama. Negara sehingga menuntut masyarakat untuk mengontrol apa itu agama dan apa itu negara dalam segala peran dan fungsinya semakin banyak di era modern ini. Penelitian ini menggunakan metode (studi pustaka) dengan menggunakan buku dan bahan bacaan lainnya. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif yang menitikberatkan pada makna frasa.
Kecemburuan Allah Terhadap Penyembahan Berhala Dan Patung Menurut Keluaran 20:4 Susanti Embong Bulan; Henny Debora Sianipar
Journal of Religious and Socio-Cultural Vol 1 No 2 (2020): Journal of Religious and Socio-Cultural Vol.1 No.2 (October 2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Widya Agape dan Perkumpulan Teolog Agama Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (805.132 KB) | DOI: 10.46362/jrsc.v1i2.39

Abstract

In the Old Testament, the jealousy of God is always in the context of worshipping idols. The second commandment clearly prohibits the worshipping of statues for this reason, that God is jealous. This article is based on Exodus 20:4-6, and its purpose is to understand the meaning of God’s jealousy with respect to the worship of idols and its implications in the lives of believers. Now, the summary of this article is firstly: the jealousy of God in respect to idolatry says that God cannot be represented in any shape or form whatsoever because the jealousy of God says that He is a God who is Holy. As such, only God Himself should be worshipped by believers. Secondly, the jealousy of God in respect to idolatry says that there is to be no other object of worship other than God because the worship of idols signifies spiritual adultery that results in the jealousy of God. Because of this, believers must reject all forms of idolatry. Thirdly, idolatry brings about the jealousy of God because of God’s faithful covenant with His people. Thus, the jealousy of God should become the foundation of worship to God. Fourthly, the jealousy of God in relation to idolatry brings about judgment because the jealousy of God says that He is just when giving judgment as a consequence for worshipping idols. Fifthly, the jealousy of God in relation to idolatry says that God loves His people and at the same time says that God is just in giving blessings to those who love Him. The love of God underlies the relationship God has with His people. As such, love also becomes the foundation of the relationship believers have with God. Dalam Perjanjian Lama, kecemburuan Tuhan selalu dalam konteks menyembah berhala. Perintah kedua dengan jelas melarang penyembahan patung karena alasan ini, bahwa Tuhan itu cemburu. Artikel ini didasarkan pada Keluaran 20: 4-6, dan tujuannya adalah untuk memahami arti kecemburuan Tuhan sehubungan dengan penyembahan berhala dan implikasinya dalam kehidupan orang percaya. Nah, ringkasan dari artikel ini adalah yang pertama: kecemburuan Tuhan sehubungan dengan penyembahan berhala mengatakan bahwa Tuhan tidak dapat diwakili dalam bentuk apapun karena kecemburuan Tuhan mengatakan bahwa Dia adalah Tuhan yang Kudus. Karena itu, hanya Tuhan Sendiri yang harus disembah oleh orang percaya. Kedua, kecemburuan Tuhan terhadap penyembahan berhala mengatakan bahwa tidak ada objek ibadah selain Tuhan karena menyembah berhala menandakan perzinahan spiritual yang mengakibatkan kecemburuan Tuhan. Karena itu, orang beriman harus menolak segala bentuk penyembahan berhala. Ketiga, penyembahan berhala menyebabkan kecemburuan Tuhan karena perjanjian setia Tuhan dengan umat-Nya. Oleh karena itu, kecemburuan kepada Tuhan harus menjadi dasar dalam beribadah kepada Tuhan. Keempat, kecemburuan Tuhan dalam kaitannya dengan penyembahan berhala mendatangkan penghakiman karena kecemburuan Tuhan mengatakan bahwa Dia adil ketika memberikan penghakiman sebagai konsekuensi menyembah berhala. Kelima, kecemburuan Tuhan dalam kaitannya dengan penyembahan berhala mengatakan bahwa Tuhan mencintai umat-Nya dan pada saat yang sama mengatakan bahwa Tuhan hanya memberikan berkat kepada mereka yang mencintai-Nya. Kasih Tuhan mendasari hubungan Tuhan dengan umat-Nya. Karena itu, cinta juga menjadi dasar hubungan orang percaya dengan Tuhan.