Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

POTENSI ANTIBAKTERI FRAKSI AIR DAUN JAMBU AIR [Eugenia aqueum (Burm. F) Alston] TERHADAP Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Lanny Mulqie; Suwendar Suwendar; Ratu Choesrina; Dieni Mardliyani
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiff.v4i1.6818

Abstract

Penyakit infeksi memiliki peranan yang cukup besar untuk terjadinya morbiditas dan mortalitas baik di negara berkembang maupun di negara maju. Penerimaan masyarakat terhadap penggunaan obat tradisional untuk menangani penyakit mencapai 58%. Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan obat tradisional yaitu daun jambu air. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri daun jambu air terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli melalui penetapan konsentrasi hambat minimum (KHM) dan tipe kerja fraksi air daun jambu air. Fraksinasi dilakukan dengan cara ekstraksi cair-cair menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan air. Penetapan KHM dilakukan dengan metode difusi agar menggunakan teknik sumur. Penentuan tipe kerja dilakukan dengan metode turbidimetri. Hasil pengujian menunjukkan bahwa fraksi air daun jambu air memiliki aktivitas antibakteri dengan nilai KHM 0,78%. Tipe kerja fraksi air daun jambu air adalah bakterisid primer.
POTENSI ANTIBAKTERI FRAKSI EKSTRAK BUAH TIN DOMESTIK (Ficus carica L.) TERHADAP Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus Lanny Mulqie; Siti Hazar; Ratu Choesrina; Dieni Mardliyani; Aghnia Nurzahra; Nabila Nur Latifa
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Vol 6, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiff.v6i2.10853

Abstract

Munculnya bakteri resisten yang cepat terjadi di seluruh dunia, membahayakan efikasi antibiotik. Bakteri Staphylococcus aureus yang resisten terhadap antimikroba membuat pemilihan antibiotika terbatas dan infeksi pada luka tidak dapat diobati. infeksi yang disebabkan Pseudomonas aeruginosa sering mengakibatkan kerusakan yang signifikan pada jaringan dan menunjukkan resistensi terhadap antibiotika. Penggunaan antibiotika yang berasal dari alam dapat menjadi alternatif untuk mengatasi permasalahan resistensi antibiotika. Salah satu tanaman yang sudah banyak dibudidayakan di Indonesia adalah tanaman tin (Ficus carica L.). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi antibakteri ekstrak etanol buah tin yang didomestikasi di Indonesia terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus dengan metode difusi agar serta penetapan nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM). Fraksi n-heksana dan fraksi air memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dengan nilai KHM masing-masing sebesar 1,25% dan 10%. Fraksi etil asetat memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus dengan nilai KHM sebesar 1,25%.
Cytotoxic Activity Assay of Lime Leaves (Citrus aurantiifolia (Christm.) Swingle) with Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) Method on Artemia fransiscana Kellogg Rahma Nurillah Hikmat; Ratu Choesrina; Sri Peni Fitrianingsih
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i2.7938

Abstract

ABSTRAK Kanker merupakan permasalahan kesehatan dengan peningkatan kasus dan tingkat kematian secara global. Daun jeruk nipis (Citrus aurantiifolia (Christm.) Swingle) diketahui mengandung flavonoid berupa apigenin, kuersetin, dan kaempferol yang berpotensi memiliki aktivitas sitotoksik, sehingga tujuan penelitian ini dilakukan uji sitotoksik dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) untuk mengetahui potensi aktivitas sitotoksik ekstrak etanol daun jeruk nipis. Metode BSLT dilakukan pada nauplii Artemia fransiscana Kellogg berusia 48 jam yang diujikan pada ekstrak etanol daun jeruk nipis dengan berbagai konsentrasi. Konsentrasi yang digunakan yaitu 10, 50, 100, 250, 500, dan 1000 ppm. Pengamatan dilakukan 24 jam setelah Artemia fransiscana Kellogg dibiarkan kontak dengan ekstrak kemudian jumlah nauplii yang mati dihitung. Berdasarkan kematian Artemia fransiscana Kellogg yang didapatkan, dihitung persentase mortalitas dan LC50. Nilai LC50 dapat menentukan potensi sitotoksik sampel uji. Hasil LC50 yang didapatkan pada penelitian ini adalah 89,5159 ppm yang termasuk ke dalam kategori toksik (<500 ppm). Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun jeruk nipis berpotensi memiliki aktivitas sitotoksik yang baik dan dapat dikembangkan untuk penelitian sitotoksik. ABSTRACT Cancer is diseases with increasing cases and death rates globally. Lime leaves (Citrus aurantiifolia (Christm.) Swingle) are known with the presence of flavonoids, such as apigenin, quercetin, and kaempferol which have the potential to have cytotoxic activity. So, the aim of this study was to carry out cytotoxicity test using Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method to determine cytotoxic activity of the ethanol extract of lime leaves. BSLT method was carried out on 48-hour-old brine shrimps Artemia fransiscana Kellogg which were tested on ethanol extract of lime leaves with various concentrations. The concentrations used were 10, 50, 100, 250, 500 and 1000 ppm. The result observed 24 hour after brine shrimps was first exposed to the extract, then the number of dead larvae was counted. The percentage of mortality and LC50 was calculated based on the death of the brine shrimps. LC50 value determined cytotoxic activity of the test sample. The LC50 obtained in this study were 89,5159 ppm which included as toxic (<500 ppm). These resulta indicate that the ethanol extract of lime leaves has good citotoxic activity potential and could be developed for cytotoxic further research.
Uji Aktivitas Antidiabetes Kombucha Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis Lam.) Terhadap Mencit Jantan (Mus musculus) Swiss Webster Yang Diinduksi Aloksan Difani Armandita Khoerunnisa; Ratu Choesrina; Suwendar
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i2.8102

Abstract

Abstrak. Data empiris menunjukan daun gaharu (Aquilaria malaccensis Lam.) digunakan sebagai alternatif dalam mengatasi diabetes melitus. Namun karena rasanya yang pahit sehingga dibuat fermentasi dengan kultur kombucha untuk memperbaiki rasa dan meningkatkan senyawa fenolik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui golongan senyawa metabolit simplisia kombucha daun gaharu, dapat membuktikan efek dan menentukan dosis efektif kombucha daun gaharu yang memiliki aktivitas menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan. Penelitian eksperimental dengan menggunakan 5 kelompok yaitu kelompok I kontrol negatif diberikan CMC Na 1%, kelompok II kontrol pembanding diberikan glibenklamid, kelompok III, IV, dan V diberikan kombucha daun gaharu dengan dosis 0,26 ml/20 gBB, 0,52 ml/20 gBB, 1 ml/20 gBB. Sampel darah diambil pada hari ke-7 dan ke-14. Kemudian data dianalisis menggunakan uji one-way ANOVA dengan tingkat signifikansi p<0,05, dan dilanjutkan uji LSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombucha daun gaharu mengandung golongan senyawa metabolit seperti flavonoid, saponin, tannin, polifenolat, triterpenoid, dan steroid. Pemberian kombucha daun gaharu dosis 0,26 ml/20 gBB, 0,52 ml/20 gBB, 1 ml/20 gBB mencit memiliki dampak terhadap penurunan kadar glukosa darah. Dosis yang paling efektif terlihat pada kombucha daun gaharu dosis 1 ml/20 gBB mencit. Kata Kunci: Kombucha, Gaharu, Antidiabetes, Aloksan, Kadar glukosa darah. Abstract. Empirical data shows that agarwood leaves (Aquilaria malaccensis Lam.) are an alternative for overcoming diabetes mellitus. However, because of its bitter taste, it is fermented with kombucha culture to improve the taste and increase phenolic compounds. The purpose of this study was to determine the class of kombucha metabolite compounds of agarwood leaves, can prove the effect, and determine the effective dose of agarwood leaf kombucha which has the activity of lowering blood glucose levels of mice induced by alloxan. Experimental research using 5 groups, namely group I negative control given CMC Na 1%, group II comparison control given glibenclamide, group III, IV, and V have given agarwood leaf kombucha at doses of 0,26 ml / 20 gBB, 0,52 ml / 20 gBB, and 1 ml / 20 gBB. Blood samples were taken on days 7 and 14. Then the data were analyzed using a one-way ANOVA test with a significance level of p<0,05, and continued LSD testing. The results showed that agarwood leaf kombucha contains a class of metabolite compounds such as flavonoids, saponins, tannins, polyphenolics, triterpenoids, and steroids. Giving kombucha agarwood leaves doses of 0,26 ml/20 gBB, 0,52 ml/20 gBB, and 1 ml/20 gBB mice reduces blood glucose levels. The most effective dose is seen in kombucha agarwood leaves dose of 1 ml/20 gBB mice. Keywords: Kombucha, Gaharu, Antidiabetic, Alloxan, Blood glucose level.
Hubungan Kepatuhan Penggunaan Obat dengan Kualitas Hidup Pasien Skizofrenia Hebefrenik Rawat Jalan di Poliklinik Jiwa RSUD R. Syamsudin, S.H. Kota Sukabumi Nadya Nurjanah; Suwendar; Ratu Choesrina
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i2.8675

Abstract

Abstract. Schizophrenia is a mental illness with symptoms of psychosis and cognitive dysfunction. The prevalence of schizophrenia in Indonesia is 400,000 people. Non-adherence to antipsychotic medication has an impact on leading to disease complication, low effectiveness of drug treatment, and decreased quality of life. This study aims to determine the characteristics of patients, identify the level of medication adherence and the level of quality of life and determine relationship of medication adherence and quality of life. The research instrument used the MMAS-8 to asses medication adherence and WHOQOL-BREF to assess the quality of life and statistical correlation analyzed using the chi-square test. The results showed that relationship of medication adherence and quality of life in patients with hebephrenic schizophrenia at the psychiatric polyclinic RSUD R. Syamsudin, S.H. Sukabumi City had a low level of adherence and quality of life, a correlation analysis showed that there was a significant correlation between medication adherence and quality of life (p value=0.00, P<0.05). Abstrak. Skizofrenia merupakan salah satu gangguan kesehatan mental dengan gejala psikosis serta disfungsi kognitif. Prevalensi penderita skizofrenia di Indonesia yaitu sebanyak 400.000 orang. Ketidakpatuhan penggunaan obat antipsikotik dapat menimbulkan komplikasi, tujuan terapi tidak tercapai dan menurunkan kualitas hidup pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien, mengidentifikasi tingkat kepatuhan penggunaan obat dan tingkat kualitas hidup serta mengetahui hubungan antara kepatuhan penggunaan obat dengan kualitas hidup. Penelitian ini menggunakan kuesioner MMAS-8 untuk menilai kepatuhan penggunaan obat dan WHOQOL-BREF untuk menilai kualitas hidup serta analisis korelasi secara statistik dengan metode chi-square. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan hubungan kepatuhan penggunaan obat dengan kualitas hidup pasien skizofrenia hebefrenik rawat jalan di poliklinik jiwa RSUD R. Syamsudin, S.H. Kota Sukabumi menunjukkan tingkat kepatuhan dan tingkat kualitas hidup rendah, serta pada hasil analisis korelasi menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara kepatuhan penggunaan obat dan kualitas hidup (p value=0.00, P<0.05).
ANTHELMINTIC ACTIVITY TEST OF BIDARA ARAB LEAVES ETHANOL EXTRACT (Ziziphus spina-christi (L.) Desf.) AGAINST PORK ROUND WORMS AND THEIR EGGS (Ascaris suum Goeze) IN VITRO Mufliha Dzan Nuroyni; Sri Peni Fitrianingsih; Ratu Choesrina
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i2.8704

Abstract

Worm infection is one of the most common diseases in developing countries such as Indonesia. Indonesia is a country with a very high level of biodiversity, including the diversity of medicinal plants. Bidara Arab (Ziziphus spina-christi) is one of the medicinal plants that can be used as an anthelmintic. This study aims to scientifically prove the anthelmintic activity of ethanol extract of bidara arab leaves against pig roundworm and their eggs (Ascaris suum Goeze) in vitro. The test was divided inti 3 groups, the test group (20%, 25%, and 30% concentration), the comparison group (Pirantel Pamoat 0,2% and Piperazin Sitrat 15% for pork round worms, and Albendazol 0,15% for helminth eggs), and negative control group (Hank Salin and CMC-Na 0,5%). The parameters observed were the type of paralysis, time, percentage of paralysis and death in worms, and the percentage inhibition of fertile egg development in worm eggs. The results showed that the 20%, 25% and 30% concentrations of bidara arab leaves extract had anthelmintic activity and caused flasid paralysis in adult pork round worms and had ovicidal effect on worm eggs. The best and most potent activity was shown at 30% concentration
Profil Peresepan Obat pada Pasien Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) di Poli THT RSUD Oto Iskandar Di Nata Soreang Kabupaten Bandung Kaamilah Naadiyah; Sri Peni Fitrianingsih; Ratu Choesrina
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i2.8899

Abstract

Profil peresepan obat merupakan gambaran obat yang diresepkan dari suatu pelayanan farmasi, profil peresepan dapat menjadi salah satu dasar dalam menyusun perencanaan obat pada suatu rumah sakit. Otitis media supuratif kronis merupakan penyakit infeksi pada telinga tengah ditandai keluarnya sekret telinga terus menerus atau hilang timbul, beresiko terjadi gangguan pendengaran dengan prevalensi tinggi di Indonesia yaitu 2-4%. Penelitian ini bertujuan untuk melihat profil peresepan berdasarkan jenis kelamin, usia pasien, persentase jenis dan golongan obat yang diresepkan, frekuensi penggunaan obat, dosis obat dan melihat kesesuaian dengan guideline. Penelitian ini merupakan non eksperimental atau deskriptif observasional bersifat retrospektif dengan teknik purposive sampling, menggunakan rumus slovin untuk menentukan jumlah sampel, subjek penelitian ini adalah data rekam medik pasien OMSK yang diberikan terapi obat di poli THT RSUD Otista pada periode bulan Januari–Juni 2022 diperoleh 126 populasi dan 56 sampel. Data 56 pasien dianalisis secara deskriptif dengan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil yang diperoleh dari data pasien OMSK berdasarkan jenis kelamin terbanyak yaitu laki-laki (57,14%), berdasarkan usia yaitu 26-45 tahun (41,07%), golongan obat terbanyak diberikan yaitu antibiotik tetes telinga (30,29%), aural toilet (29,14%), antibiotik oral (25,14%), kortikosteroid (14,29%), antihistamin (0,57%) dan NSAID (0,57%). Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa profil peresepan obat pasien OMSK di poli THT RSUD Otista bulan Januari-Juni 2022 yang terbanyak diresepkan yaitu kombinasi tiga obat yaitu antibiotik tetes telinga ofloksasin 0,3% 2 kali sehari 4 tetes, aural toilet H2O2 3% 2 kali sehari 4 tetes dan antibiotik oral cefixime 200mg tablet 2 kali sehari, terapi yang diberikan sudah sesuai guideline. The drug prescription profile is an overview of the drugs prescribed from a pharmaceutical service, the prescription profile can be one of the bases in preparing drug planning in a hospital. Chronic suppurative otitis media is an infectious disease of the middle ear characterized by continuous or intermittent discharge from the ear, the risk of hearing loss occurs with a high prevalence in Indonesia of 2-4%.This study aims to see the prescribing profile based on gender, age of the patient, percentage of the type and class of drugs prescribed, frequency of drug use, drug dosage and see suitability with guideline. This study is a retrospective non-experimental or descriptive observational with purposive sampling techniques, using the slovin formula to determine the number of samples, the subject of this study is medical record data of OMSK patients given drug therapy at the ENT poly of Otista Hospital in the January-June 2022 period obtained 126 populations and 56 samples. The 56 patients were analyzed descriptively by presenting them in tabular form. The results obtained from the most CSOM patients based on gender were men (57.14%), based on age 26-45 years (41.07%), the most widely given drug classes were ear drops antibiotics (30.29%), aural toilet (29.14%), oral antibiotics (25.14%), corticosteroids (14.29%), antihistamines (0.57 %) and NSAIDs (0.57%). Based on this study, it was concluded that the drug prescribing profile of OMSK patients at the ENT poly of Otista Hospital in January-June 2022 was the most widely prescribed, namely a combination of three drugs, ear drop antibiotics ofloxacin 0.3% 2 times a day 4 drops, aural toilet H2O2 3% 2 times a day 4 drops and oral antibiotics cefixime 200mg tablets 2 times a day, the therapy given was according to guideline.