Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Rimpang Bangle Hitam (Zingiber ottensii (Val.)) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Salsabilla Permana Putri; Sri Peni Fitrianingsih; Siti Hazar
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.365 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.3120

Abstract

Abstract. Infectious diseases are a major public health problem for developed and developing countries. One of the causes of infection is bacteria. Black bangle contains chemical compounds with pharmacological effects that have potential as antibacterial. This study aims to determine the potential of black bangle rhizome (Zingiber ottensii (Val.)) as an antibacterial and to determine the value of Minimum Inhibitory Concentration (MIC) on the growth of Staphylococcus aureus bacteria. The research was conducted experimentally in a laboratory with the stages of collecting materials, determining plants, making simplicia, standardizing simplicia, screening for phytochemical simplicia and extracts, extracting, testing antibacterial activity, and determining the value of Minimum Inhibitory Concentration (MIC). Antibacterial activity test by agar diffusion method with well with positive control group (tetracycline), negative control (methanol), and test group (extract at concentrations of 40%, 20%, 10%, and 5% w/v). Based on the research conducted, the results showed that the methanol extract of black bangle rhizome with a concentration of 20% and 40% had antibacterial activity with an inhibitory diameter of each of 6.641±0.182 mm and 9.967±0.396 mm respectively. The value of the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) was determined using the agar dilution method with a positive control group (media with Staphylococcus aureus bacteria), negative control (media), and a test group (extract at a concentration of 20%, 18%, 16%, 14%, 12%, and 10% w/v). Minimum Inhibitory Concentration (MIC) value set is at a concentration of 18%. Abstrak. Infeksi merupakan salah satu penyakit dengan penderita terbanyak di negara maju maupun negara berkembang. Terjadinya infeksi dapat disebabkan karena adanya bakteri. Bangle hitam memiliki kandungan senyawa kimia dengan efek farmakologis yang berpotensi sebagai antibakteri. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui potensi rimpang bangle hitam (Zingiber ottensii (Val.)) sebagai antibakteri dan menentukan nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian dilakukan secara eksperimental laboratorium dengan tahapan kerja pengumpulan bahan, determinasi tanaman, pembuatan simplisia, standardisasi simplisia, skrining fitokimia simplisia dan ekstrak, ekstraksi, uji aktivitas antibakteri, serta penentuan nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM). Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi agar cara sumuran dengan kelompok kontrol positif (tetrasiklin), kontrol negatif (metanol), dan kelompok uji (ekstrak pada konsentrasi 40%, 20%, 10%, dan 5% b/v). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil yaitu ekstrak metanol rimpang bangle hitam dengan konsentrasi 20% dan 40% memiliki aktivitas antibakteri dengan diameter hambat masing-masing sebesar 6,641±0,182 mm dan 9,967±0,396 mm. Nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) ditentukan menggunakan metode dilusi agar dengan kelompok kontrol positif (media yang ditumbuhi bakteri Staphylococcus aureus), kontrol negatif (media), dan kelompok uji (ekstrak pada konsentrasi 20%, 18%, 16%, 14%, 12% dan 10% b/v). Nilai Konsentrasi Hambat Minimum yang ditetapkan ada pada konsentrasi 18%.
Studi Literatur Potensi Antibakteri Tanaman Sawo (Manilkara zapota (L.) P. Royen) terhadap Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Pencernaan Ulfah Cahyameta Siswoyo; Sri Peni Fitrianingsih; Siti Hazar
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.782 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4111

Abstract

Abstract. Bacteria is one of the causes of world health problems commonly called bacterial infections. One of the most common bacterial infections is a digestive tract infection. Bacterial infections can be treated with antibiotics. There are many plants that have antibacterial activity, one of which is sapodilla (Manilkara zapota (L.) P. Royen). The purpose of this literature study was to determine the antibacterial potential of sapodilla plants against bacteria that cause digestive tract infections and the class of compounds contained in sapodilla plants. The study was conducted using the Systematic Literature Review (SLR) method in reputable research journals using the keyword "Manilkara zapota antibacterial". The results of the literature study indicate that the sapodilla plant has the antibacterial potential of sapodilla roots, leaves, flowers, fresh fruit, fruit peel, and seeds has antibacterial potential against Escherichia coli, Salmonella spp., Salmonella typhi, Salmonella typhimurium, Salmonella paratyphi A, Bacillus cereus, Vibrio cholera, Shigella flexneri. The sapodilla plant contains a class of alkaloids, flavonoids, tannins, saponins, phenols, quinones, sterols, glycosides, terpenoids, carboxylic acids, reducing sugars, carbohydrates, and proteins. Abstrak. Bakteri merupakan salah satu penyebab masalah kesehatan dunia yang biasa disebut infeksi bakteri. Salah satu infeksi bakteri yang sering terjadi adalah infeksi saluran pencernaan. Infeksi bakteri dapat diatasi dengan antibakteri. Terdapat banyak tanaman yang memiliki aktivitas antibakteri salah satunya adalah sawo (Manilkara zapota (L.) P. Royen). Tujuan dari studi literatur ini adalah untuk mengetahui potensi antibakteri tanaman sawo terhadap bakteri penyebab infeksi saluran pencernaan dan golongan senyawa yang terkandung pada tanaman sawo. Penelitian dilakukan dengan metode Systematic Literature Review (SLR) pada jurnal penelitian bereputasi menggunakan kata kunci “Manilkara zapota antibacterial”. Hasil studi literatur menunjukkan bahwa bagian-bagian tanaman sawo yakni bagian akar, daun, bunga, buah segar, kulit buah, dan biji memiliki potensi antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli, Salmonella spp., Salmonella typhi, Salmonella typhimurium, Salmonella paratyphi A, Bacillus cereus, Vibrio cholera, Shigella flexneri. Pada tanaman sawo terdapat golongan senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, fenol, kuinon, sterol, glikosida, terpenoid, asam karboksilat, gula pereduksi, karbohidrat, dan protein.
Kajian Pustaka Efek Farmakologi Daun Srikaya (Annona squamosa L.) Alpha Cindy Elora; Siti Hazar; Sri Peni Fitrianingsih
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.788 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4147

Abstract

Abstract. Medicinal plants are plants that one or all parts of the plant contain active substances that are efficacious for health and can be used as a healer of disease. One of the plants that has long been used and used as a traditional medicine is srikaya (Annona squamosa L.). Annona squamosa L. is one of the medicinal plants which is claimed to be beneficial for human health. A review of the literature on this plant needs further research to find various pharmacologycal effects. Chemical exploration for candied leaf extract was reported and contained many complex active phytochemicals. These secondary metabolites are important to further explore pharmacologycal effects. The extracted leaves of Annona squamosa L. have been identified as having antibacterial, antioxidant, anticholesterol, antipyretic, and antianthelmintic properties. This literature review emphasizes the systematic investigation of Annona squamosa L. in its pharmacologycal effects, which can be a source of impotence for a variety of human disorders. The results showed that there were 5 pharmacological effects of the leaf extract, namely antibacterial, antioxidant, anticholesterol, antipyretic, and antianthelmintic. Abstrak. Tanaman obat yaitu tanaman yang salah satu atau seluruh bagian pada tumbuhan tersebut mengandung zat aktif yang berkhasiat bagi kesehatan dan dapat dimanfaatkan sebagai penyembuh penyakit. Salah satu tanaman yang telah lama dimanfaatkan dan digunakan sebagai obat tradisional yaitu srikaya (Annona squamosa L.). Annona squamosa L. merupakan salah satu tanaman obat yang diklaim bermanfaat bagi kesehatan manusia. Kajian pustaka tentang tanaman ini perlu penelitian lebih lanjut untuk menemukan berbagai efek farmakologis. Eksplorasi kandungan kimia ekstrak daun srikaya dilaporkan dan mengandung berbagai fitokimia aktif yang kompleks. Metabolit sekunder ini penting untuk mengeksplorasi efek farmakologi lebih lanjut. Daun Annona squamosa L. yang telah diekstraksi telah diidentifikasi memiliki khasiat sebagai antibakteri, antioksidan, antikolesterol, antipiretik, dan antianthelmintik. Tinjauan pustaka ini menekankan penyelidikan sistematis Annona squamosa L. dalam efek farmakologis, yang bisa menjadi sumber impoten untuk berbagai gangguan manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 5 efek farmakologi dari ekstrak daun ini yaitu antibakteri, antioksidan, antikolesterol, antipiretik, dan antianthelmintik.
Studi Literatur Potensi Aktivitas Antidepresan dari Tumbuhan Suku Valerianaceae Muhammad Azis Aulia Rahman; Siti Hazar; Sri Peni Fitrianingsih
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.747 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4195

Abstract

Abstract. The plants of Valerianaceae Family is a medicinal plant that has potential as an antidepressant. One of the sesquiterpenoid content of the Valerianaceae Family is valeranic acid, which can play a role in the mechanism of antidepressant. This study aims to determine the antidepressant potential of Valerianaceae plants, the content of compounds from Valerianaceae plants which have antidepressant activity, and the mechanism of action of several Valerianaceae plants as antidepressants. The research was conducted using a systematic literature review method, the literature search was carried out using the keywords “Species of Valerianaceae as antidepressant”, “Mechanism of Valerianaceae as antidepressants”, “Antidepressant activity of Valerianaceae” dan “Use of the Valerianaceae family”. The stages carried out in this research is literature search and selection, literature review, preparation, discussion and conclusion. Based on the literature search, data obtained from seven plants from the Valerianaceae Family that have potential as antidepressants, that is Valeriana hardwickei, Valeriana officinalis, Valeriana jatamansi, Nardostachys jatamansi, Valeriana prionophylla, Valeriana fauriei, and Valeriana glechomifolia. Of the seven plants, there were only four have complete data, that is Valeriana officinalis, Valeriana prionophylla, Valeriana fauriei, and Valeriana glechomifolia. So that the four plants were declared to have good potential as antidepressants, because they already had more complete data than the other three plants. Abstrak. Tumbuhan Suku Valerianaceae merupakan tumbuhan obat yang memiliki potensi sebagai antidepresan. Kandungan seskuiterpenoid dari tumbuhan Suku Valerianaceae ini salah satunya adalah asam valeranat yang dapat berperan dalam mekanisme antidepresan. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui potensi antidepresan dari tumbuhan Suku Valerianaceae, kandungan senyawa dari tumbuhan Suku Valerianaceae yang memiliki aktivitas antidepresan, serta mekanisme kerja dari beberapa tumbuhan Suku Valerianaceae sebagai antidepresan. Penelitian dilakukan dengan metode tinjauan pustaka sistematis, penelusuran pustaka dilakukan menggunakan kata kunci “Species of Valerianaceae as antidepressant”, “Mechanism of Valerianaceae as antidepressants”, “Antidepressant activity of Valerianaceae” dan “Use of the Valerianaceae family”. Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu pencarian dan pemilihan literatur, peninjauan literatur, penyusunan, pembahasan dan kesimpulan. Berdasarkan penelusuran pustaka didapatkan data tujuh tumbuhan dari Suku Valerianaceae yang memiliki potensi sebagai antidepresan, yaitu Valeriana hardwickei, Valeriana officinalis, Valeriana jatamansi, Nardostachys jatamansi, Valeriana prionophylla, Valeriana fauriei, dan Valeriana glechomifolia. dari tujuh tumbuhan hanya terdapat empat tumbuhan dengan data yang lengkap, yaitu Valeriana officinalis, Valeriana prionophylla, Valeriana fauriei, dan Valeriana glechomifolia. Sehingga empat tumbuhan tersebut dinyatakan memiliki potensi yang baik sebagai antidepresan, karena sudah memiliki data yang lebih lengkap dibandingkan tiga tumbuhan lainnya.
Studi Literatur Aktivitas Hepatoprotektif Beberapa Tanaman Suku Lamiaceae Amelia Alfia Insani; Lanny Mulqie; Siti Hazar
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.957 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4232

Abstract

Abstract. One of the complementary alternative therapies for liver damage is the use of hepatoprotector. Many studies have been carried out regarding hepatoprotective activity in plants. Two species from the Lamiaceae family are used empirically to treat liver disease. This study aims to determine the potential of Lamiaceae family as hepatoprotector. The method used in this research is a systematic literature review with data sourced from an article in International Journal published from 2012-2022 by article research, article selection based on inclusion and exclusion criteria then data extraction. The results of this study are Mentha piperita, Salvia officinalis, Scutellaria baicalensis, Rosmarinus officinalis, Ocimum gratissimum, Prunella vulgaris, Clerodendrum paniculatum, Ocimum basillicum, Teucrium polium, Melissa officinalis, Leucas cephalotes, Ajuga parviflora dan Thymus vulgaris plant have hepatoprotective activity. Abstrak. Salah satu terapi alternatif komplementer pada kerusakan hati adalah penggunaan hepatoprotektor. Banyak dilakukan penelitian terkait aktivitas hepatoprotektif yang berasal dari tanaman. Dua spesies tanaman suku Lamiaceae digunakan secara empiris untuk mengobati penyakit hati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi tanaman dari suku Lamiaceae yang berperan sebagai hepatoprotektor. Metode penelitian yang digunakan adalah systematic literature review dengan sumber data dari artikel dalam Jurnal Internasional yang diterbitkan dari tahun 2012-2022 dengan tahapan pencarian artikel, penyaringan artikel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi lalu dilakukan ekstraksi data. Dari hasil penelusuran pustaka diketahui bahwa tanaman Mentha piperita, Salvia officinalis, Scutellaria baicalensis, Rosmarinus officinalis, Ocimum gratissimum, Prunella vulgaris, Clerodendrum paniculatum, Ocimum basillicum, Teucrium polium,Melissa officinalis,Leucas cephalotes,Ajuga parviflora dan Thymus vulgaris memiliki aktivitas hepatoprotektif.
Studi Literatur Beberapa Tumbuhan Suku Asteraceae yang Memiliki Efek Antidepresan Hilda Novianti Putri; Siti Hazar; Fetri Lestari
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.032 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4265

Abstract

Abstract. Depression is a common disease as anyone can experience it from time to time during their lifetime. Synthetic antidepressant drugs have been developed continuously to produce more effective drugs with minimal side effects. The use of medicinal plants is widespread in developing countries. Asteraceae is one of the plant tribes known for its various secondary metabolites that possess various pharmacological activities, including in the central nervous system. This research aims to determine the antidepressant activity of multiple plants of Asteraceae tribes and the contents that deliver the antidepressant effects. This study started with conducting a literature study using “antidepressants” and “Asteraceae” as keywords through many reputable international journal publishers such as Science Direct (Elsevier), PubMed, and Hindawi. The criteria used were research articles published in the last ten years. The research was conducted through several stages: literature search and retrieve, literature review, data extraction and synthesis, and reporting. It can be concluded that Chrysactinia mexicana A. Gray, Tanacetum parthenium L. Schultz-Bip, Anthemis wiedemanniana Fisch. & Mey, Centaurea kurdica Reichardt, Taraxacum officinale, Xanthium orientale subsp. italicum (Moretti) Greuter, Artemisia indica Linn, and Synedrella nodiflora (L.) Gaertn have antidepressant activities that are mediated by its flavonoids, sesquiterpene lactones, and pentacyclic triterpenes. Abstrak. Depresi umum terjadi sebab dapat dialami oleh siapapun dari waktu ke waktu selama masa hidupnya. Obat-obatan antidepresan sintetik terus dikembangkan untuk melahirkan obat yang efektif dengan profil efek samping seminimal mungkin. Pada waktu bersamaan penggunaan tanaman obat umum ditemukan di negara-negara berkembang. Suku Asteraceae (kenikir-kenikiran) merupakan salah satu suku tumbuhan yang kaya akan kandungan berbagai metabolit sekunder yang teruji memiliki berbagai aktivitas farmakologis, salah satunya pada sistem saraf pusat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas antidepresan dari beberapa tumbuhan suku Asteraceae beserta kandungannya yang dapat memberikan efek antidepresan. Metode yang digunakan yaitu dengan melakukan studi literatur. Penelusuran artikel dilakukan menggunakan kata kunci “antidepressants” dan “Asteraceae” bersumber dari jurnal internasional sejumlah penerbit bereputasi seperti Science Direct (Elsevier), PubMed, dan Hindawi. Kriteria literatur yang digunakan adalah artikel berbentuk studi eksperimental yang terbit pada sepuluh tahun terakhir. Penelitian dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu pencarian dan pengambilan literatur, review literatur, ekstraksi dan sintesis data, dan pelaporan. Dapat disimpulkan bahwa Chrysactinia mexicana A. Gray, Tanacetum parthenium L. Schultz-Bip, Anthemis wiedemanniana Fisch. & Mey, Centaurea kurdica Reichardt, Taraxacum officinale, Xanthium orientale subsp. italicum (Moretti) Greuter, Artemisia indica Linn, dan Synedrella nodiflora (L.) Gaertn memiliki aktivitas antidepresan yang dimediasi oleh kandungan flavonoid, seskuiterpen lakton, dan triterpen pentasiklik.
Pemeriksaan Karakteristik Simplisia dan Penapisan Fitokimia Simplisia dan Ekstrak Etanol Daun Suji (Draceana angustifolia (Medik.) Roxb.) Ega Nirmala; Umi Yuniarni; Siti Hazar
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.203 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4329

Abstract

Abstract. Suji leaf (Draceana angustifolia) is one of the natural materials that has been widely used by people, one of them is used as a medicinal plant. Its manufacture as a medicinal plant can’t be separated from manufacture into the form of Simplicia. Each simplicia must be guaranteed in terms of quality, efficacy, and safety. Based on this, the problem in this research is formulated as follows: (1) What are the characteristics of suji leaf simplicia based on specific and non-specific parameters? (2) What are the groups of secondary compounds/metabolites contained in simplicia and ethanol extract of suji leaves? Determination of specific parameters including the determination of the water-soluble extract content and the determination of the ethanol-soluble extract content. Then for non-specific parameters including the determination of water content, determination of drying shrinkage, determination of total ash content, and determination of acid insoluble ash content. For phytochemical screening, the test is carried out by the color test method using specific reagents. The results of this research were: For the determination of the water-soluble extract content and the determination of the ethanol-soluble extract content were 12.67% and 5.84%, respectively. The results for the determination of the water content of 7.99%, the determination of drying shrinkage of 9.69%, the determination of the total ash content of 6.39%, and the determination of the acid insoluble ash content of 0.45%. The simplicia and ethanol extract of suji leaves contain several classes of chemical compounds/secondary metabolites including phenolic compounds and terpenoids. Abstrak. Daun suji (Draceana angustifolia) merupakan salah satu bahan alam yang telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Pemanfaatan daun suji juga sudah berkembang untuk digunakan sebagai tanaman obat. Dalam pembuatannya sebagai tanaman obat tidak lepas dari pembuatannya ke dalam bentuk simplisia. Setiap simplisia haruslah terjamin dalam hal mutu, khasiat dan keamanannya. Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan masalah pada penelitian kali ini yaitu: (1) Bagaimanakah karakteristik simplisia daun suji berdasarkan parameter spesifik dan parameter non spesifik? (2) Apa sajakah golongan senyawa/metabolit sekunder yang terkandung pada simplisia maupun ekstrak etanol daun suji?. Penetapan parameter spesifik yang dilakukan meliputi penetapan kadar sari larut air dan penetapan kadar sari larut etanol. Kemudian untuk parameter non spesifik yang dilakukan yaitu penetapan kadar air, penetapan susut pengeringan, penetapan kadar abu total dan penetapan kadar abu tidak larut asam. Untuk penapisan fitokimia pada simplisia maupun ekstrak etanol daun suji dilakukan dengan metode uji warna dengan menggunakan pereaksi spesifik. Hasil dari penelitian ini adalah: Hasil penetapan kadar sari larut air dan penetapan kadar sari larut etanol berturut-turut adalah 12,67% dan 5,84%. Hasil untuk penetapan kadar air 7,99%, penetapan susut pengeringan 9,69%, penetapan kadar abu total 6,39% dan penetapan kadar abu tidak larut asam 0,45%. Pada simplisia dan ekstrak etanol daun suji mengandung beberapa golongan senyawa kimia/metabolit sekunder diantaranya adalah senyawa fenolik dan terpenoid.
Kajian Literatur Efek Farmakologi Biji dan Buah Anggur (Vitis vinifera L.) Kamilia Ayu Khairunnisa; Siti Hazar; Lanny Mulqie
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.747 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4462

Abstract

Abstract. Grapes are divided into two types that are commonly cultivated and can be consumed, namely Vitis vinifera and Vitis Labrusca. The vine (Vitis vinifera L) is one of the fruit plants with a high production rate, which has an important function in health. This study aims to determine the pharmacological potential of grape seeds and fruit from several research results and to find out what types of secondary metabolite compounds are contained in grape seeds and fruit. The research method used is SLR with two keywords using several databases. The results of the literature search showed pharmacological activities as antibacterial, antifungal, anticancer, antioxidant, and antihyperlipidemic. Antibacterial activity obtained from the inhibition zone produced strong activity, activity as antifungal obtained from the inhibition zone resulted in moderate activity, activity as a strong anticancer with an LC50 value produced with some cancer cells, activity as an antioxidant with an IC50 value of 11.3998 g/mL and activity as antihyperlipidemia obtained from a significant decrease in total cholesterol values. The secondary metabolite compounds contained in seeds and grapes are alkaloids, flavonoids, carotenoids, saponins, tannins and terpenoids. Abstrak. Tanaman anggur dibagi menjadi dua jenis yang umum dibudidayakan dan bisa dikonsumsi, yakni Vitis vinifera dan Vitis Labrusca. Tanaman anggur (Vitis vinifera L) merupakan salah satu tanaman yang buah dengan tingkat produksi yang tinggi, yang memiliki fungsi penting dalam kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi biji dan buah anggur secara farmakologi dari beberapa hasil penelitian dan mengetahui apa saja golongan senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam biji dan buah anggur. Metode penelitian yang digunakan adalah SLR dengan dua kata kunci menggunakan beberapa basis data. Hasil pencarian literatur menunjukkan aktivitas farmakologi sebagai antibakteri, antifungi, antikanker, antioksidan, dan antihiperlipidemia. Aktivitas antibakteri diperoleh dari zona hambat dihasilkan aktivitas yang kuat, aktivitas sebagai antifungi diperoleh dari zona hambat dihasilkan aktivitas yang sedang, aktivitas sebagai antikanker kuat dengan nilai LC50 yang dihasilkan dengan beberapa sel kanker, aktivitas sebagai antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 11,3998 µg/mL dan aktivitas sebagai antihiperlipidemia diperoleh dari penurunan nilai kolesterol total yang signifikan. Golongan senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam biji dan buah anggur yaitu alkaloid, flavonoid, karotenoid, saponin, tanin dan terpenoid.
Uji Sitotoksik Fraksi dan Ekstrak Batang Kayu Bajakah (Uncaria sp.) Menggunakan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) Mochamad Farhan Fadilah Zein; Siti Hazar; Suwendar
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1128.074 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4567

Abstract

Abstract. The Bajakah Tampala plant is known by another name Uncaria sp. empirically by the people of the interior of the island of Borneo, the Bajakah tampala plant (Uncaria sp.) is used as a stamina enhancer and is often used as a cure for gout, diabetes, hypertension and other diseases. The plant is also used as an anticancer drug. The trunk of Bajakah tampala (Uncaria sp.) is thought to contain secondary metabolites that can be used as anticancer. This research was conducted with the aim to determine the secondary metabolite content of the tampala bajakah trunk (Uncaria sp.) and to determine the cytotoxic activity and the Lethal Concentration (LC50) value of the fraction and extract of the Bajakah stem (Uncaria sp.) against Artemia franciscana Kellogg shrimp larvae. using the Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method. The LC50 value was calculated using the probit analysis method. Furthermore, to prove this, it is necessary to conduct experiments and analyzes of the ethanol extract of the stems and the fraction of the stems. The cytotoxic effect of each extract and fraction was identified on the mortality percentage of Artemia franciscana Kellogg nauplii. and calculated the value of LC50 by probit analysis. The results showed that the ethanol extract was more toxic than the fraction with an LC50 value of 23.8416 ppm. Abstrak. Tumbuhan Bajakah Tampala dikenal dengan nama lain Uncaria sp. secara empiris oleh masyarakat pedalaman pulau Kalimantan, tumbuhan bajakah tampala (Uncaria sp.) untuk penggunaan sebagai peningkat stamina dan sering digunakan sebagai obat asam urat, diabetes, hipertensi dan penyakit lainnya. Tumbuhan tersebut juga dimanfaatkan sebagai obat antikanker. Batang kayu bajakah tampala (Uncaria sp.) diduga mengandung senyawa metabolit sekunder yang dapat digunakan sebagai antikanker. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dari batang kayu bajakah tampala (Uncaria sp.) dan mengetahui aktivitas sitotoksik serta nilai Lethal Concentration (LC50) dari fraksi dan ekstrak batang kayu bajakah(Uncaria sp.) terhadap larva udang Artemia franciscana Kellogg. dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Nilai LC50 dihitung menggunakan metode analisis probit. Selanjutnya untuk pembuktian ini perlu dilakukan percobaan dan analisis ekstrak etanol batang kayu dan fraksi batang kayu. Efek sitotoksik dari masing-masing ekstrak dan fraksi diidentifikasi terhadap persentase kematian nauplii Artemia franciscana Kellogg. dan dihitung nilai LC50 dengan analisa probit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol lebih toksik daripada fraksi dengan nilai LC50 sebesar 23,8416 ppm.
Penetapan Kadar Sari Larut Air dan Kadar Sari Larut Etanol Simplisia Buah Tin (Ficus carica L.) Nabila Nur Latifa; Lanny Mulqie; Siti Hazar
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.002 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4575

Abstract

Abstract. Fig fruits (Ficus carica L.) is one of the plants found in the Al-Quran Surah At-tin have many function as medicine. Raw material of fig fruit (Ficus carica L.) need to be standardized as one of the important stages in development of Indonesian medicine. Standardization of the simplicia of fig fruits (Ficus carica L.) was tested for water soluble extract content and ethanol soluble extract content to determine the amount of compound content in simplicial that can be attracted by solvent. A simplicia cannot be said to be of good quality if it does not meet the quality requirements stated in the simplicia monograph. However, the requirements for the standardization of the simplicia of fig fruits have not been listed in the general monograph. The purpose of this research was to determine of the water soluble extract content and ethanol soluble extract content of the simplicia of fig fruits (Ficus carica L.). The method used in this research is experimental at the Laboratory of the Islamic University of Bandung. Based on the results simplicia standardization of fig fruits (Ficus carica L.) water soluble extract content of 3.70% and ethanol soluble extract content of 39.25%. Abstrak. Buah Tin (Ficus carica L.) merupakan salah satu tanaman yang terdapat di dalam Al- Quran Surat At-tin yang memiliki banyak manfaat dalam pengobatan. Bahan baku buah Tin (Ficus carica L.) perlu dilakukan standardisasi sebagai salah satu tahapan dalam pengembangan obat di Indonesia. Standardisasi simplisia buah Tin (Ficus carica L.) dilakukan uji kadar sari larut air dan kadar sari larut etanol untuk mengetahui jumlah kandungan senyawa dalam simplisia yang dapat tertarik oleh pelarut. Suatu simplisia tidak dapat dikatakan bermutu jika tidak memenuhi persyaratan mutu yang tertera dalam monografi simplisia. Namun, persyaratan kadar sari larut air dan etanol simplisia buah Tin belum tercantum dalam monografi umum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penetapan uji kadar sari larut air dan kadar sari larut etanol simplisia buah Tin (Ficus carica L.). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah secara eksperimental di Laboratorium Universitas Islam Bandung. Berdasarkan hasil standardisasi simplisia buah Tin (Ficus carica L.) maka diperoleh kadar sari larut air sebesar 3,70% dan kadar sari larut etanol sebesar 39,25%.