Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : JAMBURA Journal of Architecture

KODE SEMIOTIKA PADA BANGUNAN PERPUSTAKAAN KAMPUS 4 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Sulaeman Halang; Heryati Heryati
JAMBURA Journal of Architecture Vol 4, No 1 (2022): JJoa : Juni 2022
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v4i1.14258

Abstract

Semiotika dalam arsitektur merupakan bahasa simbol yang memberi dan memahami informasi kepada pengamat lewat bentuk-bentuk dan pesan tertentu. Hal yang melatar belakangi pentingnya kajian ini adalah proses pemaknaan sebuah bangunan yang ingin disampaikan, setidaknya akan mampu dihayati oleh masyarakat umum dan pengamat bangunan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang analisisnya dilakukan secara deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, wawancara dan studi literatur. Objek amatan adalah gedung Perpustakaan kampus 4 Universitas Negeri Gorontalo yang terletak di Bone Bolango. Hasil peneltian menunjukkan bahwa gedung perpustakaan kampus 4 Univeritas Negeri Gorontalo tidak hanya menampilkan nilai estetika dari proporsi dan komposisi massanya, tetapi estetika ditampilkan karena adanya aplikasi konsep semiotik yang ditunjukkan pada penanda ikon, indeks, dan simbol. Penanda Ikon, indeks dan simbol ini secara eksplisit dan implisit memberikan makna pada bentuknya sebagai bangunan perpustakaan.
PENERAPAN ARSITEKTUR HIJAU PADA PERANCANGAN RUMAH SAKIT SPESIALIS SARAF DI KOTA GORONTALO Ririn Saskia Ramadhani; Vierta Ramlan Tallei; Heryati Heryati
JAMBURA Journal of Architecture Vol 5, No 2 (2023): JJoA : Desember 2023
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v5i2.21592

Abstract

ABSTRACT A specialized neurological hospital focuses on providing comprehensive care for patients with neurological disorders, such as those experiencing disturbances, abnormalities, or damage to the nervous system. The hospital has complete facilities to handle a wide range of neurological conditions. The purpose of designing a specialized neurogical hospital in Gorontalo City with a Green Architecture approach is to create an eco-frendly hospital that promotes better health. The research utilizes various methods to collect data releted to the design of a specialized neurological hospital, including data collection, site analysis, benchmarking, and literature review. The specialized neurological hospital in Gorontalo City is planned to be a comprehensive healthcare facility that accommodates all types of services for patients with neurological disorders. This design aims to provide convenient access to neurological care with complete facilities in a healthier building environment. The hospital is planned with a green architecture theme, empashizing sustainable and eco-frendly practices. The green architecture theme is intended to create an eco-frendly building thet requires minimal maintenance and reduces he use of natural resources. It ensures a comportable environment for building users while providing hope for better patient health.  Keywoards: Hospital, Neurology, Gorontalo, Green Architecture.  ABSTRAK Rumah sakit spesialis saraf adalah rumah sakit yang pelayanan utamanya yaitu untuk melayani pasien yang mengidap penyakit saraf seperti pasien yang mengalami gangguan, kelainan atau kerusakan pada sistem saraf tubuh yang memiliki fasilitas lengkap agar dapat menangani segala jenis penyakit saraf. Tujuan dari perancangan rumah sakit spesialis saraf adalah terwujudnya rancangan rumah sakit spesialis saraf di Kota Gorontalo dengan pendekatan Arsitektur Hijau sehingga menghasilkan rumah sakit yang ramah lingkungan serta memberi harapan sehat. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode pengumpulan data yang bertujuan untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan perancangan rumah sakit spesialis saraf, metode analisis site, studi banding dan studi literatur. Rumah sakit spesialis saraf di Kota Gorontalo direncanakan akan menjadi rumah sakit yang dapat mewadahi semua jenis fasilitas pelayanan kesehatan untuk para pengidap penyakit saraf sehingga dapat memudahkan para pasien untuk mendapatkan pelayanan penyakit saraf dengan fasilitas yang lengkap dengan bangunan yang lebih sehat, yang direncanakan dengan tema arsitektur hijau. Tema arsitektur hijau direncanakan agar dapat menciptakan bangunan yang lebih ramah lingkungan sehingga dapat memudahkan dalam perawatan bangunan serta mengurangi penggunaan sumber daya alam baru dan tidak akan merusak keadaan lingkungan sekitar, sekaligus memberikan kenyamanan bagi pengguna bangunan dan memberikan harapan sehat kepada pasien. Kata kunci: Rumah Sakit, Spesialis Saraf, Gorontalo, Arsitektur Hijau. 
PERANCANGAN SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN MARITIM DI PROVINSI GORONTALO DENGAN TEMA ARSITEKTUR EKOLOGI Afdhalash Badrid Soman; Kalih Trumansyahjaya; Heryati Heryati
JAMBURA Journal of Architecture Vol 5, No 2 (2023): JJoA : Desember 2023
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v5i2.20755

Abstract

ABSTRACT.Indonesia is an archipelagic country with a greater ocean area than land area. Its strategic geographical location also supports shipping in Indonesia. It has an area of water reaching 3,257,357 km² with a coastline stretching to 99,803 km², making Indonesia the country with the second longest coastline in the world. As of 2020, the Gazette of the Republic of Indonesia recorded a total of 16,771 islands. Ironically, despite being an archipelagic and maritime country, Indonesia experiences an annual shortage of sailors. The Human Resource Development Agency reported in 2015 that the national maritime industry still requires 83,000 sailors. The province of Gorontalo, in particular, contributes very few marine experts, primarily due to the absence of maritime high schools offering advanced education. The theme of Ecological Architecture was chosen to address the lack of public awareness regarding the preservation of the coastal environment. This issue has resulted in damage to the 40-hectare mangrove forests along the coast of Kwandang district and Anggrek district in North Gorontalo regency, caused by the surrounding community actions.The method of data collection used was the descriptive method, which involved gathering primary and secondary data sources. These sources were then explained and analyzed through descriptions. Additionally, the data was collected through literature studies, object observations, surveys, data studies or comparative studies, and interviews with relevant parties.The hope or purpose of this design is to address the shortage of sea officers, which poses a significant challenge for our country, known as a maritime country. ABSTRAK.Indonesia adalah negara kepulauan dengan luas lautan melebihi luas daratan. Letak geografis negara Indonesia yang sangat strategis juga mendukung dalam segi pelayaran di Indonesia. Memiliki luas wilayah perairan mencapai 3.257.357 km2 dengan panjang garis pantai mencapai 99.803 km yang ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia serta jumlah pulau yang tercatat di Grezette Republik Indonesia di tahun 2020 sebanyak 16.771 pulau.Ironisnya, Indonesia sebagai negara kepulauan dan negara maritim justru mengalami kekurangan pelaut setiap tahunya. Menurut Badan Pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) pada tahun 2015, industri maritim nasional masih membutuhkan 83.000 pelaut. Provinsi Gorontalo sendiri masih sangat sedikit menyumbang tenaga ahli kelautan, hal ini dikarenakan tidak terdapatnya sekolah tinggi pelayaran yang dapat melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Tema Arsitektur Ekologi di ambil karena belum ada kesadaran masyarakat dalam memelihara lingkungan dekat pantai hal ini mengakibatkan 40 hektar hutan mangrove di pesisir kecamatan Kwandang dan kecamatan Anggrek kabupaten Gorontalo Utara rusak akibat masyarakat sekitar.Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu dengan pengumpulan sumber data primer dan sekunder kemudian dijelaskan dan dianalisa dalam bentuk uraian, serta data-data yang di kumpulkan degan cara Studi literature, observasi objek dan survey, melakukan studi data atau studi perbandingan, dan melakukan wawancara kepada pihak-pihak terkait.Harapan atau tujuan dari desain ini adalah untuk dapat membantu menambah kekurangan akan tenaga perwira laut yang menjadi masalah bagi negara kita yang di juluki sebagai negara maritim.
KONSEP DASAR ARSITEKTUR BALI PADA PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN KESENIAN BALI DI KECAMATAN TOILI KABUPATEN BANGGAI I Nengah Dwi Kumbara Dika; Nurnaningsih Nico Abdul; Heryati Heryati
JAMBURA Journal of Architecture Vol 5, No 2 (2023): JJoA : Desember 2023
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v5i2.20634

Abstract

ABSTRACT The design of Bali Arts Training Center is a Balinese art building with a design concept located in Toili Dsitrict, Banggai Regency, Central Sulawesi Province. Balinese arts in toili are accommodated by Balinese Traditional Institutions, namely Adat and Banjar and private studios in the Toili District. The available private studios have a limited capacity and subpar facilities. Thus, in terms of providing facilities for the arts, are not optimal in terms of facilities and training management. This design was created to serve as a forum for Balinese art practitioners in the Toili area. The data collection employed a literature study with several supporting data such as books, journals, articles and so forth, followed by interviews, analyzing and summarizing the informants’ opinions related to the discussion title and theme. Last it observation, i.e direct monitoring. Qualitative descriptive analysis, namely analyzing the obtained data, drafting the concept, and designing the process. The Balinese architectural approach is applied in this design because it is considered in accordance with the required art building concept. Further, with the basic concept of Balinese architecture, such as Tri Hita Karana, Tri Angga, Tri Loka, and several other concepts, it is expected to create buildings that align with Balinese design principles. The study’s results are in the form of a Balinese Arts Training Center building that can accommodate and provide facilities for artist in the Toili District with supporting facilities such as adequate space for movement, fostering positive interaction between space users and space in the building in the process of training, coaching, developing, and performing Balinese arts. . Keywords: Balinese Art, Traditional and Banjar, Balinese Architecture ABSTRAK Perancangan Pusat Pelatihan Kesenian Bali merupakan sebuah bangunan kesenian Bali dengan gagasan perancangan yang terletak di Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Kesenian Bali di Toili diwadahi oleh Lembaga Tradisional Bali yaitu Adat dan Banjar dan sanggar-sanggar pribadi yang ada di kecamatan Toili. Sanggar-sanggar pribadi yang tersedia tidak maksimal dalam penyediaan fasilitas serta dengan daya tampung yang kecil Sehingga, dalam mewadahi bidang kesenian, belum maksimal dalam hal fasilitas dan manajemen pelatihannya.Perancangan ini dibuat dengan tujuan sebagai wadah bagi para pelaku kesenian Bali yang ada di daerah Toili. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu studi literatur dengan cara mencari data-data penunjang lainnya melalui buku-buku, jurnal, artikel dan lainnya, Wawancara yaitu menganalisa dan merangkum pendapat-pendapat dari narasumber yang berkaitan dengan judul serta tema yang di angkat, dan observasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung pada lokasi. Analisa deskriftif kualitatif yaitu melakukan Analisa terhadap data yang sudah diperoleh, penyusunan konsep dan proses desain. Pendekatan Arsitektur Bali diterapkan dalam perancangan ini karena dianggap selaras dengan konsep bangunan kesenian yang diperlukan. Konsep-konsep dasar arsitektur Bali seperti Tri Hita Karana, tri Angga, Tri loka dan beberapa konsep lainnya, diharapkan dapat menciptakan bangunan yang sesuai dengan kaidah perancangan Bali.Hasil dari penelitian ini berupa rancangan bangunan Pusat Pelatihan Kesenian Bali yang dapat mewadahi serta menyediakan fasilitas bagi para pelaku kesenian yang ada di Kecamatan Toili dengan fasilitas pendukung seperti fasilitas ruang gerak yang memadai, sehingga akan tercipta dan terjalin interaksi yang baik antara pengguna ruang dan ruang dalam bangunan dalam proses pelatihan, pembinaan, pengembangan maupun pementasan kesenian Bali. Kata Kunci: Kesenian Bali, Adat dan Banjar, Arsitektur Bali