Rusli r
Laboratorium Klinik Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENINGKATAN AKTIVITAS ENZIM LIPOPROTEIN LIPASE (LPL) DAN PERUBAHAN HISTOPATOLOGIS HATI TIKUS (Rattus norvegicus) HIPERKOLESTEROLEMIA YANG DIBERI EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia sp.) (The Increase Activity of Lipoprotein Lipase (LPL) Enzyme and Histophatological Changes of Liver of Hypercholesterolemic Rat (Rattus norvegicus) Induced by Ethanolic Extract of Ant Plant (Myrmecodia sp.)) R, Roslizawaty; R, Rusli; N, Nazaruddin; S, Syafruddin; Bangun, Indahlia Syahfitri; J, Jumaidar
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 10, No 1 (2016): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v10i1.3376

Abstract

This study was aimed to find out the effect of ethanolic extract of ant plant (Myrmecodia sp.) to increase the activity of enzyme lipoprotein lipase (LPL) serum and to observe the histopathological changes of hypercholesterolemic rat liver. This study used 20 male rats grouped into 4 treatment groups, namely negative control group (K1), hypercholesterolemic group (K2), and hypercholesterolemic group that administered with ethanolic extract of ant plant 100 (K3) and 200 mg/kg bw (K4). The LPL enzyme activity were measured by the titration method and histopatological changes of liver were observed by calculated fatty degeneration and fatty infiltration. The data were analyzed using one way anova followed by Duncan test. The average of LPL enzyme activity on group K1, K2, K3, and K4 were 0.800.06, 0.450.10, 0.830.11, and 0.760.03 unit, respectively. The average number of fatty degeneration on hepatocyte and fatty infiltration were 1.800.83, 3.601.14, 23.00 1.22, and 40.201.30; and 9.200.84, 16.401.14, 2.600.54, and 4.800.83, respectively. The results showed that theraphy ethanolic extract of ant plant effects significantly (P0.01) on the increase of enzyme LPL and improve liver damage in hypercholesterolemic male rats. To conclude the administration of ethanolic extract of ant plant increases the LPL enzyme activity and improves liver damage on hyperch olesterolemic rats.Key words: Myrmecodia sp., LPL activity, histopathological liver, hypercholesterolemia
The effect of Cattle Fat and Coconut Oil on the Blood LDL Cholesterol of the Chicken (Gallus gallus) R, Rusli; Nur Salim, M.
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 1, No 1 (2007): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v1i1.3102

Abstract

This study was conducted to know the influence of cattle fat and coconut oil in affecting bloodLDL cholesterol. Eighteen male local chickens (Gallus gallus) at the age of 2 months were used. Thechickens were allotted into 3 groups of 6 each. The chickens in each groups were fed with 521 standardration (control groups); 9% cattle fat in standard ration 521 (group II); 9% coconut oil in standardration 521 (group III) for 45 days. All chickens were fed ration and drunk ad libitum every day. At theend of the experiment, the blood samples were collected for analysis blood LDL cholesterol withenzymatic methods using spectrophotometre. Analysis of variance with completely randomized designindicated that treatment significantly effect on blood LDL cholesterol (P0.01). From the results could beconcluded that cattle fat 9% supplementation could be increase blood LDL cholesterol levels. While coconut oil supplementation significantly effect on decrease blood LDL cholesterol levels. Keywords: cattle fat, coconut oil, LDL cholesterol
MENCIT (Mus musculus) GALUR BALB-C YANG DIINDUKSIKAN STREPTOZOTOSIN BERULANG SEBAGAI HEWAN MODEL DIABETES MELITUS e, Erwin; e, Etriwati; r, Rusli
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 6, No 1 (2012): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v6i1.352

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui persentase peningkatan sel beta Langerhans pankreas yang mengalami nekrosis setelah diinduksistreptozotosin berulang.Tiga puluh ekor mencit jantan galur Balb-c, umur 12-14 minggu dengan bobot badan 30-40 g dikelompokkan menjadi 2kelompok perlakuan.Kelompok I (KI)diberikan pelarut streptozotosin danKelompok II (KII) diberikan streptozotosin dengan dosis 40 mg/kg bbdalam 50 mM natrium sitrat buffer pH 4,5.Semua perlakuan diberikan secara intraperitoneum selama 5 hari berturut-turut. Pemeriksaan kadarglukosa darah dan berat badan dilakukan pada hari ke-0, 7, 14, 21, dan 28 sesudah pemberian perlakuan. Hewan percobaan dari masing-masingkelompok dieutanasiasebanyak 2 ekor pada hari ke-7, 14, 21, dan 28 setelah pemberian perlakuan untuk pewarnaan Gomori. Data pengamatanberat badan adalah42,862,3 vs 32,787,4 gdan kadar glukosa darah puasa 95,892,5 vs 255,7787,60 mg/dl menunjukkan perbedaan yangsignifikan (P0,05) antara kedua kelompok perlakuan, sedangkan persentase sel beta yang mengalami nekrosis antara kedua kelompok perlakuan4,570,47 vs 64,114,10juga menunjukkan perbedaan yang signifikan (P0,05). Induksi dosis rendah streptozotosin secara berulang dapatmenyebabkan peningkatan persentase nekrosis sel beta Langerhans pankreas.
AKURASI METODE OBSERVASI TIDAK KEMBALI BERAHI (NON-RETURN TO ESTRUS) DAN ULTRASONOGRAPHY (USG) UNTUK DIAGNOSIS KEBUNTINGAN KAMBING PERANAKAN ETTAWAH s, Syafruddin; r, Rusli; h, Hamdan; r, Roslizawaty; Rianto, Sapta; Hudaya, Sapto
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 6, No 2 (2012): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v6i2.308

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui akurasi pemeriksaan kebuntingan dengan metode observasi tidak kembali berahi (non-return toestrus) dan ultrasonography (USG) pada kambing peranakan Ettawah (PE). Penelitian ini terdiri atas 2 percobaan. Pada percobaan I, digunakan kambing betina PE sebanyak 24 ekor dan 5 ekor kambing jantan PE sebagai pengusik. Observasi tidak kembali berahi dilakukan 18-24 hari setelah inseminasi buatan secara visual dan dibantu dengan kambing jantan. Kambing yang tidak memperlihatkan gejala berahi pada saat pemeriksaan diberi nilai positif sedang kambing yang memperlihatkan gejala berahi pada saat pemeriksaan diberi nilai negatif. Hasil pemeriksaan ini akan dikonfirmasi dengan pemeriksaan kebuntingan secara ultrasonography (USG). Kambing yang memiliki nilai positif pada observasi tidakkembali berahi tetapi negatif pada pemeriksaan USG diberi nilai positif palsu, sedang kambing yang memiliki nilai negatif pada observasi tidak kembali berahi tetapi positif pada pemeriksaan USG diberi nilai negatif palsu. Akurasi hasil pemeriksaan untuk diagnosis bunting dan tidak bunting masing-masing adalah 93,75 dan 37,50%. Pada percobaan II, digunakan kambing betina PE sebanyak 160 ekor. Pemeriksaan kebuntingan dilakukan menggunakan USG pada waktu yang telah ditetapkan pada kambing yang telah dikawinkan pada waktu yang bervariasi. Estimasi usia kebuntingan ditentukan dengan memperhitungkan lama kebuntingan pada kambing yakni 5 bulan, kemudian diikuti selisih waktu antara kelahiran dengan jadwal pemeriksaan. Hasil positif dari pemeriksaan ditandai dengan bentukan bulat anechoic di sebelah dorsal dari vesika urinaria sedangkan terlihatnya gambaran muskulus mengindikasikan kambing negatif bunting. Hasil pemeriksaan ini akan dikonfirmasi dengan angka kelahiran. Dari hasil penelitian diperoleh akurasi diagnosis bunting adalah 94,3% sedang akurasi diagnosis tidak bunting adalah 100%. Dari 160 ekor kambing yang diperiksa, diperkirakan jumlah kambing yang bunting pada usia 1, 2, dan 3 bulan masing-masing adalah 19, 98, dan 7 ekor kambing.