Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

APLIKASI PEMANFAATAN TAWAS DARI LIMBAH KALENG COCACOLA MENGGUNAKAN PELARUT HCl DALAM PROSES PENJERNIHAN AIR LIMBAH Arif Setiawan; Azhari Azhari; Masrullita Masrullita; Novi Sylvia; jalaluddin jalaluddin
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 1, No 4 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - April 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v1i4.5934

Abstract

Semua kaleng minuman rata-rata terbuat dari aluminium sehingga sangat memungkinkan untuk dimanfaatkan dalam pembuatan tawas. Tawas atau alum adalah suatu senyawa aluminium sulfat dengan rumus kimia [Al2(SO4)212H2O].  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan kandungan aluminium yang terkandung di dalam kaleng minuman bekas untuk pembuatan tawas kemudian tawas tersebut dimanfaatkan untuk penjernihan air. Pada penelitian ini digunakan konsentrasi HCl 20 % dan H2SO4 9M dan berat sampel 5 gram dimana nilai yield yang diperoleh yaitu 52,36%. Hasil penjernihan air kolam dengan turbidity awal 27,83 NTU dan pH 7,6 pada waktu 1 jam dan massa tawas 0,5 gr didapat turbidity 17,40 NTU dan pH 3,9 tetapi dari penelitian ini hasil penjernihan air yang terbaik yaitu pada dosis tawas 0,5 gr dengan waktu penjernihan 2,5 jam.
PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK KOPI SEBAGAI INHIBITOR TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAJA Desi Afrilia; Syamsul Bahri; Jalaluddin Jalaluddin; Masrullita Masrullita; Nasrul ZA
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 1, No 4 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - April 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v1i4.6416

Abstract

Penggunaan bahan logam khususnya besi atau paduan besi (alloy) seperti baja banyak dimanfaatkan pada masa modern ini. Namun, kekurangan dari logam yaitu adanya reaksi pengkaratan yang menyebabkan besi keropos sehingga kehilangan kekuatannya.Laju korosi dapat diperlambat salah satunya dengan penambahan inhibitor. Inhibitor organik efektif dan tidak berbahaya bagi lingkungan. Tanin merupakan senyawa alami yang dapat menghambat korosi, salah satu bahan alam yang banyak mengandung tanin adalah kopi, pada penelitian ini menggunakan  kopi. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh dan presentase efisiensi inhibisi korosi dengan menggunakan ekstrak kopi terhadap laju reaksi korosi pada baja. Tahap pendahuluan pada baja murni diukur, dipotong, dicuci, dikeringkan, dan ditimbang sebagai berat awal, kemudian kopi ditimbang dan ditambahkan heksane, direndam 2x24 jam ditutup dengan aluminium foil dipanaskan disaring jika belum mengental maka dipanaskan kembali. Inhibitor ekstrak kopi dengan konsentrasi 1:10, 1:7,5, 1:5, ditambahkan ke dalam baja murni untuk melapisi permukaan selama 3 hari sebelum direndam dalam media korosi NaCl 4% dengan variasi waktu 6, 9, dan 12 hari. Kemudian hitung sebagai berat akhir. Perhitungan laju korosi dan efisiensi menggunakan metode gravimetri, yaitu pengurangan berat pada baja murni sebelum adanya ekstrak  kopi dan setelah adanya ekstrak kopi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ekstrak kopi dengan konsentrasi 1;10 dapat menurunkan laju korosi pada baja murni dalam media korosi larutan NaCl 4% dan efisiensi inhibisi sebesar 6,0625%.
Ekstraksi Antioksidan Likopen Menggunakan Solven Campuran Ethanol dan N-heksan pada Buah Jambu Biji Rina Zahara; Jalaluddin Jalaluddin; Eddy Kurniawan; Muhammad Muhammad; Masrullita Masrullita
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 3 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Agustus 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i3.6618

Abstract

Likopen atau yang sering disebut sebagai a-carotene adalah suatu pigmen merah terang, suatu fitokimia yang banyak ditemukan dalam buah jambu biji danbuah-buahan lain yang berwarna merah. Jambu biji (Psidium Guajava) adalah salah satu tanaman buah jenis perdu, Jambu memiliki buah yang berwarna hijau (agak kekuningan setelah matang) dengan daging buah berwarna putih atau merah dan berasa asam manis, Jambu biji mengandung vitamin C yang paling tinggi dan cukup mengandung Vitamin A, Kandungan Vitamin C dua kali lipat lebih banyak. Pengaruh waktu terhadap densitas bahwa semakin tinggi waktu yang kita gunakan maka semakin rendah nilai densitas yang diperoleh, karena semakin tinggi suhu yang kita gunakan maka semakin sedikit hasil ekstrak yang didapat, pada run 9 Volume jambu biji 50 ml dan volume n-Heksana 150 ml dengan waktu 110 menit dan suhu yang dipakai 70 oC maka densitas yang diperoleh sebesar 0,397. Kadar likopen semakin banyak larutan yang digunakan maka semakin tinggi pula nilai absorbansi yang didapat pada bahan baku sebanyak 50 ml dengan suhu 70 oC dan pelarut n-Heksana 150 ml, panjang gelombang 470 nm, maka absorbansi yang diperoleh sebesar 0,250 dan kadar likopen yang terekstrak sebesar 6,27.
PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS TEBU SEBAGAI ADSORBEN PENYERAPAN LOGAM DAN KESADAHAN PADA AIR SUMUR Nur Annisa; Muhammad Muhammad; Masrullita Masrullita; Zulnazri Zulnazri; Rozanna Dewi
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 3, No 1 (2023): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - April 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v3i1.8013

Abstract

Ampas tebu mengandung berbagai komponen biomassa, selulosa dan lignin yang berpotensi untuk dikonversikan menjadi sumber arang pada proses adsorpsi. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah ampas tebu sebagai adsorben penyerapan logam besi dan kesadahan dalam air sumur. Penelitian ini dilakukan dengan pembuatan adsorben, uji kinerja adsorben dengan memvariasikan massa dan waktu kontak yang bertujuan untuk melihat kadar dan kapasitas penyerapan. Penelitian ini hanya memvariasikan massa adsorben ampas tebu dengan jumlah 2,5; 3; 3,5; dan 4 gram dengan memvariasikan waktu kontak yaitu 30, 60, 90, dan 120 menit. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kadar penyerapan logam besi maksimum diperoleh 99,81%, sedangkan pada kesadahan diperoleh 53,846% dengan massa adsorben 4 gr. Lalu kapasitas penyerapan logam besi diperoleh 0,042 mg/gr, sedangkan pada kesadahan diperoleh 0,07 mg/gr.Kata Kunci : Adsorpsi, Ampas Tebu, Arang Aktif, Logam Besi (II) , Ion Ca2+
PENGARUH PERBANDINGAN MINYAK KEMIRI DAN MINYAK BUNGA LAVENDER TERHADAP SIFAT LILIN AROMATERAPI FORMULASI LILIN AROMATERAPI BERBASIS MINYAK KEMIRI DENGAN PENAMBAHAN MINYAK BUNGA LAVENDER Sulhatun Sulhatun; Sarah Sarah; Masrullita Masrullita; Novi Sylvia; Zainuddin Ginting
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 12, No 1 (2023): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2023
Publisher : Chemical Engineering Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v12i1.11610

Abstract

Minyak kemiri (candlenut oil) yang berarti candle yaitu lilin dan nut yaitu kacang. Sesuai dengan namanya, kemiri juga dapat dijadikan bahan dasar lilin karena kemiri mengandung 55-66% minyak dari berat bijinya. Berbagai penelitian yang berkaitan dengan lilin aromaterapi telah banyak dilakukan terutama dalam memformulasikan essential oil. Namun dalam  memformulasikan minyak kemiri sebagai basis lilin belum pernah dilakukan sebelumnya. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh dari perbedaan formula minyak kemiri dan minyak bunga lavender terhadap basis lilin aromaterapi yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan dengan menimbang soy wax sesuai dengan berat yang sudah ditentukan lalu dilelehkan sempurna. Kemudian, ditambahkan variasi minyak kemiri ( 5,7,10 dan 12 gram ) dan variasi essential lavender oil ( 2, 3, 4 dan 5 gram ) diaduk hingga homogen. Terakhir, dituangkan lilin cair kedalam gelas lilin yang telah dipasangkan sumbu. Pengujian lilin aromaterapi berupa organoleptik, waktu bakar, titik leleh dan kesukaan terhadap aroma. Dari hasil pengujian lilin aromaterapi diperoleh, untuk organoleptik lilin dengan bentuk padat, tidak retak, tidak cacat dan warna yang merata yaitu lilin A1 ( 5 : 2 ), A2 ( 5 : 3 ), A3 ( 5 : 4 ), A4 ( 5 : 5 ), B1 ( 7 : 2 ), B2 ( 7 : 3 ), B3 ( 7 : 4 ), B4 ( 7 : 5 ) dan C1 ( 10 : 2 ). Untuk titik leleh, titik leleh tertinggi yaitu pada formula A1 ( 5 : 2 )  yaitu 44,8⁰C sedangkan titik leleh terendah yaitu formula D4 ( 12 : 5 ) yaitu 38,8⁰C. Untuk waktu bakar, lilin dengan waktu bakar terlama adalah lilin D1 ( 12 : 2)  yaitu 12 jam 10 menit. Sedangkan lilin dengan waktu bakar paling singkat adalah lilin A4  ( 5 : 5 )  yaitu 8 jam 26 menit. Dapat disimpulkan bahwa, berdasarkan hasil dari perbandingan formula lilin, semakin banyak minyak kemiri dan minyak bunga lavender yang digunakan maka tekstur lilin akan semakin lunak dan titik leleh lilin akan semakin rendah begitupula sebaliknya. Dan semakin banyak minyak kemiri dan semakin sedikit minyak bunga lavender yang digunakan maka waktu bakar lilin akan semakin lama. 
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI ASAM SITRAT DAN SUHU PADA TAHAP DEMINERALISASI UNTUK PEMBUATAN KITOSAN DARI LIMBAH TULANG SOTONG (SEPHIA OFFICINALIS) Emil Izmilia; Suryati Suryati; Masrullita Masrullita; Sulhatun Sulhatun; Rizka Nurlaila
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 3, No 4 (2023): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Agustus 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v3i4.10342

Abstract

Kitosan merupakan produk turunan dari polimer kitin, yang sudah mengalami proses deasetilasi. Proses demineralisasi adalah penghilangan kandungan mineral yang terdapat pada tulang sotong. Kandungan mineral dalam tulang sotong adalah CaCO3, mineral yang terkandung dalam tulang sotong ini lebih mudah dipisahkan dibandingkan protein karena mineral hanya terikat secara fisik. Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengkaji faktor apa yang mempengaruhi proses pembuatan kitosan dari limbah tulang sotong dengan menggunakan variasi konsentrasi asam sitrat dan suhu pada tahap demineralisasi serta mengkaji karakterisasi apa saja yang terdapat didalam kitosan dari tulang sotong. Uji terhadap kitosan dari limbah tulang sotong ini ialah berupa uji rendemen, uji derajat deasetilasi, uji kelarutan kitosan, uji kadar air dan uji gugus fungsi. Penelitian ini sebelumnya sudah pernah dilakukan menggunakan tulang sotong dengan variasi suhu dan waktu pemanasan deasetilasi sebesar 70°C, 80°C, 90°C, 100°C dan waktu 40 menit, 50 menit, 60 menit , 70 menit, namun pada penelitian ini menggunakan tulang sotong dengan variasi konsentrasi asam sitrat dan suhu pemanasan demineralisasi sebesar 40%, 50%, 60% dan 70% dan suhu 50oC, 60oC, 70oC dan 80oC . Maka didapatkan hasil dari penelitian ini yang terbaik berupa: Rendemen dan kelarutan pada konsentrasi asam sitrat 70% suhu 800C sebesar 47,42% dan 85,33%, Kadar air dan derajat deasetilasi pada konsentrasi asam sitrat 40 % suhu 800C sebesar 9,12% dan 77,34%. Serta gugus fungsi pada konsentrasi asam sitrat 40 % suhu 800C dengan gugus fungsi OH ulur pada puncak bilangan gelombang 3534cm-1 , NH2 ulur pada puncak bilangan gelombang 3356 cm-1, Bilangan gelombang 2989cm-1 memperlihatkan gugus fungsi CH ulur, dan bilangan gelombang 1656cm-1 menunjukan gugus fungsi C=O amida.
MODIFIKASI PROSES PEMBUATAN POMADE UNTUK HAIR STYLE DARI MINYAK KEMIRI ( Aleurites Mollocana Wild) Eva Nurmaidah Nurmaidah; Sulhatun Sulhatun; Suryati Suryati; Rizka Nurlaila; Masrullita Masrullita
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 3, No 5 (2023): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Oktober 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v3i5.11392

Abstract

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah memanfaatkan ekstrak minyak kemiri (Aulirites Mollocana Wild) menjadi produk kosmetik di kalangan pria yaitu pomade, untuk meningkatkan kualitas pomade. Metodelogi yang digunakan yaitu dengan menggunakan metode percobaan dengan konsentrasi ekstrak minyak kemiri rendering, roasting, dan sangrai masing-masing 0ml, 5ml, 15ml, dan 25ml, Pembuatan pomade menggunakan bahan baku vaseline putih, cera alba, dan beberapa bahan lainnya. Hasil yang didapatkan pada uji homogenitas memenuhi standar dan di katakan homogen, akan tetapi paling bangus terdapat pada sedian pomade minyak kemiri rendering, roasting, dan sangrai dengan presentase 25%, dan hasil pH yang paling tinggi terdapat pada kemiri roasting yaitu bekisar antara 6,37 sampai 6,83. Penelitian pembuatan pomade ini sudah pernah di lakukan sebelumnya, yang membedakan degan sebelumnya adalah proses minyak kemiri yang digunakan yaitu ada 3 jenis rendering roasting dan sangrai. Daya sebar yang terbaik di dapat pada sedian pomade rendering,roasting, dan sangrai dengan presentase minyak 25% dengan nilai 6,0 cm. Pada uji organoleptik yang paling disukai oleh panelis adalah pomade oil based pada persentase minyak kemiri 25% dengan proses rendering dan yang tidak di sukai oleh penelis adalah pomade oil based pada presentase minyak kemiri 25% dengan proses roasting. Maka penelitian ini menunjukan semakin rendah persentase minyak kemiri yang digunakan, maka daya sebar yang dihasilkan semakin rendah dan tidak memenuhi standar, begitu pula dengan homogenitas semakin tinggi persentase minyak kemiri yang digunakan maka homogenitas yang dihasilkan semakin homogen.
KARAKTERISASI METIL ESTER DARI MINYAK KEPAYANG (PANGIUM EDULE REINW) MELALUI PROSES TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN KATALIS KULIT JENGKOL (ARCHIDENDRON PAUCIFLORUM) Ika Pratiwi Berliana Sitorus; Meriatna Meriatna; Masrullita Masrullita; Jalaluddin Jalaluddin; Rizka Nurlaila
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 3, No 6 (2023): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-Desember 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v3i6.11968

Abstract

Metil ester adalah salah satu jenis ester yang dapat digunakan sebagi bahan bakar alternatif untuk mesin diesel yang terdiri dari ester monoalkil dari minyak nabati atau minyak hewani. Minyak nabati yang gunakan adalah Minyak kepayang (Pangium Edule Reinw). Penelitian tentang metil ester sudah pernah dilakukan sebelumnya, yang belum pernah dilakukan adalah pembuatan metil ester dari minyak kepayang (pangium edule reinw) dengan menggunakan katalis kulit jengkol dengan suhu kalsinasi 500oC dan waktu 4 jam. Penelitian ini bertujuan untuk memakai katalis heterogen yang didapat dari kulit jengkol yang di furnace pada suhu 500°C selama 4 jam untuk menghasilkan metil ester dari minyak kepayang. Metil ester dan gliserol diproduksi dari minyak dan metanol dengan proses transesterifikasi. Setelah itu, gliserol dan metil ester dipisahkan dan dimurnikan. Pengaruh dari variabel waktuk respons dan  dosis katalis di amati dalam penelitian ini. Yield maksimum pada 100 menit dan jumlah dosis katalis 5%, densitas hasil terbaik 0,878 mg/ml selama waktu reaksi 80 menit jumlah dosis katalis 4%,  dan viskositas yang terbaik adalah 2,52 cSt yang  merupakan karakteristik dari metil ester. Kadar air yang diproleh sebeser 0,02% selama waktu reaksi 60 menit Dengan berbagai jenis permainan yang lengkap, mulai dari poker, blackjack, hingga slot bertema menarik, indohoki77 memanjakan para pemain dengan beragam pilihan dengan jumlah dosis katalis 5% selama waktu reaksi 100 menit. Penelitian ini menunjukan bahwa katalis berbasis kulit jengkol dapat dimanfaatkan untuk produksi metil ester.
PEMBUATAN SABUN MANDI PADAT TRASNPARAN DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU (Morinda Citrifolia) SEBAGAI BAHAN ANTIOKSIDAN Nazwa Meliyani Harahap; Suryati Suryati; Sulhatun Sulhatun; Masrullita Masrullita; Rizka Nurlaila
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 4, No 1 (2024): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-April 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v4i1.11142

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisa potensi kandungan buah mengkudu sebagai bahan antisoksidan pembuatan sabun mandi transparan, menganalisa kualitas sabun mandi transparan sesuai standar mutu yang dihasilkan dan mengkaji pengaruh waktu fermentasi pengolahan ekstrak buah mengkudu terhadap karakteristik sabun mandi padat transparan. Penelitian dilakukan dengan metode panas (fullboiled) proses saponifikasi yaitu memanaskan minyak kelapa dengan suhu 70℃, selanjutnya direaksikan dengan larutan NaOH diaduk dengan magnetic stirrer. Ditambahkan asam stearat, etanol, gliserol, glukosa, dan DEA lalu dihomogenkan. Kemudian ditambahkan ekstrak buah mengkudu dengan variasi volume yaitu 10%, 20%, 30%, dan 40%. Dengan variasi waktu fermentasi ekstrak buah mengkudu 21 hari, 28 hari, 35 hari, 42 hari, dan 49 hari. Penelitian pembuatan sabun mandi ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, yang membedakan dengan yang sebelumnya adalah penambahan ekstrak buah mengkudu sebagai bahan baku dalam penelitian sabun antioksidan. Pada penelitian ini hasil yang didapatkan pH sabun transparan yang paling baik diperoleh pada sediaan waktu fermentasi 28 hari dengan volume ekstrak 40% sebesar 9,33, kadar air terendah ditujukan pada sediaan waktu fermentasi ekstrak 49 hari dengan variasi volume esktrak 10% sebesar 1,16%. Stabilitas busa tertinggi pada perlakuan persentase volume ekstrak buah mengkudu 40% dengan lama waktu fermentasi 49 hari, dan antioksidan kuat terdapat pada perlakuan variasi waktu fermentasi 49 hari sebesar 29,2%. Hasil penelitian ini adalah semakin tinggi persentase volume ekstrak buah mengkudu yang digunakan, maka pH yang dihasilkan semakin rendah begitu pula dengan stabilitas busa dan kadar air semakin tinggi persentase volume ekstrak buah mengkudu yang digunakan maka akan semakin tinggi.Kata Kunci :Antioksidan, Ekstrak, Mengkudu, Minyak, Sabun, Transparan, Persentase