Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pola Kelekatan di Kalangan Santri Usia Remaja Awal (Studi Kasus di Pondok Pesantren Anwarussholihin Pamujan Teluk, Banyumas) Muskinul Fuad; Alief Budiyono
Personifikasi: Jurnal Ilmu Psikologi Vol 3, No 2 (2012)
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.171 KB) | DOI: 10.21107/personifikasi.v3i2.707

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara mendalam pola kelekatan yang terjadi di kalangan santri usia remaja awal. Untuk tujuan tersebut, penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dalam bentuk studi kasus terhadap Pondok Pesantren Anwarussolihin yang berada di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Data ini kemudian dianalisis secara interaktif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelekatan adalah masalah yang utama yang dihadapi oleh para santri di pesantren, khususnya yang masih berusia anak dan remaja awal. Hal ini biasanya terkait dengan perasaan kehilangan figur orangtua oleh para santri. Meskipun Kyai, pengasuh, dan ustadz yang ada di pesantren telah berupaya menggantikan peran orangtua, melalui kegiatan kepengasuhan di pesantren, hal ini tidak otomatis berhasil mengatasi problem kelekatan yang dialami oleh masing-masing santri. Secara potensial pesantren sesungguhnya telah memiliki nilai-nilai dan budaya kepengasuhan yang baik untuk dapat membantu santri mengatasi problem psikologisnya, khususnya dalam masalah kelekatan. Nilai-nilai tersebut adalah pola interaksi yang penuh dengan ukhuwah, kekeluargaan, kehangatan, dan kebersamaan antara pengasuh, ustadz, dan santri.
Kontribusi Pola Asuh dan Religiusitas Orang Tua terhadap Moralitas Siswa SMA Islam Hidayatullah Semarang Alief Budiyono
Personifikasi: Jurnal Ilmu Psikologi Vol 2, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.872 KB) | DOI: 10.21107/personifikasi.v2i1.703

Abstract

Kemajuan teknologi banyak sekali membawa dampak, terutama bagi remaja. Remaja sebagai generasi penerus bangsa harus memiliki moral yang baik sehingga nantinya terbentuk pribadi yang unggul. Untuk menanamkan moral pada diri remaja sangat dibutuhkan dukungan dari berbagai kalangan, terutama keluarga yang merupakan komunitas pertama yang dikenal remaja. Dari lingkungan keluarga inilah remaja mengenal semua hal termasuk agama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi dari : (1) pola asuh otoriter terhadap moralitas siswa, (2) pola asuh demokratis terhadap moralitas siswa, (3) pola asuh permisif terhadap moralitas siswa, dan (4) religiusitas orang tua terhadap moralitas siswa SMA Islam Hidayatullah. Populasi penelitian adalah siswa SMA Islam Hidayatullah Semarang. Data penelitian dianalisis dengan statistik korelasi dan regresi yang selanjutnya diuji dengan uji F dengan menggunakan analisis program SPSS 11.0 for windows. Hasil penelitian didapatkan : (1) ada kontribusi yang signifikan  antara pola asuh otoriter dengan moralitas siswa, dengan r = 0,387 dan koefisien determinasinya (R2) = 0,150, kontribusi yang diberikan pola asuh otoriter terhadap  hasil belajar siswa sebesar 15 %. (2) Ada kontribusi yang signifikan  antara pola asuh demokratis dengan moralitas siswa, dengan r = 0,541 dan koefisien determinasinya (R2) = 0,293,  kontribusi yang diberikan pola asuh demokratis terhadap  hasil belajar siswa sebesar 29,3 %. (3) Ada kontribusi yang signifikan  antara pola asuh permisif dengan moralitas siswa, dengan r = 0,334 dan koefisien determinasinya (R2) = 0,112, kontribusi yang diberikan pola asuh permisif terhadap  hasil belajar siswa sebesar 11,2 %. (4) Ada kontribusi yang signifikan antara religiusitas orang tua dengan moralitas siswa, dengan r = 0,596 dan koefisien determinasinya (R2) = 0,355, kontribusi yang diberikan religiusitas orang tua terhadap  moralitas siswa sebesar 35,5 %. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar moralitas siswa SMA Islam Hidayatullah Semarang dapat ditingkatkan atau diprediksi melalui pola asuh orang tua (terutama pola asuh demokratis)  dan religiusitas orang tua yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap peningkatan moralitas siswa. Dengan terjawabnya penelitian ini, pihak sekolah lewat guru bimbingan konseling hendaknya memberikan informasi kepada orang tua tentang pentingnya pola asuh yang tepat, dan juga menghimbau orang tua untuk lebih meningkatkan ketaatan beragama.
Penanggulangan Kenakalan Remaja Melalui Pendekatan Terapi Rasional Emotif Alief Budiyono
Personifikasi: Jurnal Ilmu Psikologi Vol 4, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.236 KB) | DOI: 10.21107/personifikasi.v4i1.726

Abstract

Kenakalan remaja merupakan gambaran dari kepribadian antisosial atau gangguan tingkah laku remaja.  Hal ini kalau dibiarkan akan mengganggu banyak hal dan juga perkembangan remaja itu sendiri. Model pendekatan rasional terapi yang dikembangkan Albert Ellis kiranya sangat tepat untuk mengatasi kenakalan remaja. Karena terapi ini bertumpu pada pandangan utama bahwa individu merupakan makhluk yang rasional dan juga tidak rasional. Melalui pendekatan terapi rasional emotif ini diharapkan remaja yang berperilaku menyimpang mampu berfikir rasional sehingga mereka akan kembali ke perilaku yang sesuai dengan norma masyarakat.
Representasi Women Power Pada Film Karya Disney Studi Semiotika pada Film Mulan Muhammad Abdurrauf Nasrullah; Alief Budiyono
Harmoni: Jurnal Ilmu Komunikasi dan Sosial Vol. 2 No. 3 (2024): September : Harmoni : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Sosial
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59581/harmoni-widyakarya.v2i3.3687

Abstract

This study focuses on how the portrayal of female power in one of Disney's films, Mulan. Film can provide a construct in socio-cultural reality. With this construction, the content of the film needs to be considered, because the content of the film can change the mindset of the audience who watches. Women are usually often complementary figures and do not have dominance than men. This is an interesting study because women can be constructed with the image above. Therefore, researchers dissect the portrayal of female power presented by Disney. Researchers use Ferdinand De Sausure's semiotic analysis method which focuses on signifiers and signified in interpreting women's power in Mulan. The supporting theory in this study is film as mass communication and women in the media. The results of the study showed three depictions of female strength from the film Mulan, namely women who are brave, women who resist and women who has a confident nature.
Integrasi Konseling Berbasis Logoterapi dalam Meningkatkan Ketahanan Hidup Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam (BKI) UIN Purwokerto dengan Keterbatasan Sumber Daya Ekonomi Fahmi Fahrezi; Nurinawati Kurnianingsih; Amelia Nurul Aisyah; Alief Budiyono
Advice: Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 6 No 2 (2024): Advice: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/advice.v6i2.6152

Abstract

This study explores the effectiveness of logotherapy-based counseling in enhancing the resilience of students in the Islamic Guidance and Counseling (BKI) program at UIN Purwokerto, who face economic resource limitations. The research subjects were five BKI students from UIN Purwokerto, selected through purposive sampling based on specific criteria: economic resource limitations, active participation in academic activities, and openness to undergoing logotherapy-based counseling. The research method used was qualitative with a case study approach, and data were collected through in-depth face-to-face interviews, supplemented by observations and documentation. The use of face-to-face interviews allowed the researcher to gather deeper information and capture the emotional nuances and experiences of the subjects directly, which is crucial in logotherapy-based research. Data were analyzed using thematic analysis. The results showed that logotherapy-based counseling helped students find meaning in the challenges they faced, improved their emotional regulation skills, and strengthened their adaptive coping strategies. The students also reported increased self-confidence and the ability to set realistic life goals despite their limitations. These findings emphasize the important role of counselors in providing logotherapy-based support to help students overcome economic resource constraints. This study recommends the development of logotherapy-based counseling modules that can be widely applied in higher education.
Pembentukan Karakter Religius Untuk Mereduksi Problem Remaja Putri Melalui Kajian An-Nisa khasanah2323, aas; Kartika Wulandari; Alief Budiyono
Jurnal Pendidikan Sosial Dan Konseling Vol. 2 No. 4 (2025): Januari - Maret
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teenage girls' problems are the main problems that can hinder the development of young people's qualities. Therefore, there is a need for religious character formation to describe the formation of female students' religious character and the an-nisa study activities at MAN 2 Cilacap. This research uses a qualitative approach. Data sources consist of primary data sources and secondary data sources. The subjects in this research were class X students at MAN 2 Cilacap. Data collection techniques were carried out by means of interviews, observation and documentation. The results of this research show that the formation of religious character through the An-Nisa study at MAN 2 Cilacap which is attended by young women in class X every Friday coincides with young men carrying out Friday prayers. This An-Nisa study is one of the most effective solutions for building religious character in class women who are not studied in detail in class, for example menstruation, istihadloh, the morals of Muslim women, and the obligation to cover their private parts for Muslim women.