Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANEMIA REMAJA DAN KESEHATAN REPRODUKSI Khobibah Khobibah; Tri Nurhidayati; Mimi Ruspita; Budi Astyandini
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan Vol 3, No 2 (2021): Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan
Publisher : Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jpmk.v3i2.7855

Abstract

Anemia merupakan salah satu masalah gizi yang umum terjadi di dunia, terutama di negara berkembang. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada wanita umur 13-18 tahun adalah 23% sedangkankan pada pria usia 13-18 yaitu 17 %. Kekurangan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah akan  menyebabkan tubuh cepat lelah, lemah, lesu dan letih yang dapat mengakibatkan dapat terjadinya penurunan prestasi belajar dan produktivitas kerja remaja. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah peningkatan pengetahuan remaja tentang anemia dan resiko terhadap kesehatan reproduksi melalui pemberian pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kadar hemoglobin. Sasaran dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah Siswi SMA N 1 Kendal sejumlah 100 orang. Kegiatan pengabdian masyarakat diawali dengan pemeriksaan kadar Hb, dilanjutkan dengan pemberian pendidikan kesehatan tentang anemia dan pengaruhnya dalam kesehatan reproduksi. Evaluasi dilakukan dalam bentuk pemeriksaan kadar Hb kedua, dengan jarak 4 minggu. Selain itu, disediakan booklet untuk memberikan keluasan pengetahuan bagi siswi.  Evaluasi akhir dilaksanakan pemeriksaan Hb ulang. Hasil Pemeriksaan awal kadar Hb didapatkan 85 siswi tidak mengalami anemia (85%) dan 15 siswi mengalami anemia (15%). Pemeriksaan kadar Hb kedua menunjukkan hasil 94 siswi tidak mengalami anemia (94%) dan 6 siswi masih mengalami anemia (6%). Simpulannya bahwa pemberian informasi sangat diperlukan agar siswa mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan mengandung zat besi agar angka kejadian anemia pada remaja berkurang.
IDENTIFIKASI PENANGANAN KEHAMILAN SEROTINUS DI RSUD DR. H SOEWONDO KENDAL Tri Nurhidayati; Budi Astyandini; Sri Setiasih
Midwifery Care Journal Vol 1, No 1 (2019): Oktober 2019
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.727 KB) | DOI: 10.31983/micajo.v1i1.5297

Abstract

Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT). Namun, sekitar 3,4-14% atau rata-rata 10% kehamilan berlangsung sampai 42 minggu atau lebih.Kehamilan lewat waktu merupakan salah satu kehamilan resiko tinggi.Hal ini berhubungan erat dengan mortalitas, morbiditas perinatal, ataupun makrosomia.Adapun penyebab kematian perinatal adalah kelainan kongenital, prematuritas, trauma persalinan, infeksi, gawat janin dan asfiksia neonatorum.Terjadinya gawat janin disebabkan oleh induksi persalinan, infeksi pada ibu, perdarahan, insufisiensi plasenta, prolapsus tali pusat, kehamilan dan persalinan preterm dan postterm. Untuk mengetahui seberapa besar upaya tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan, Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi penanganan kehamilan serotinus di RSUD Dr.H.Soewondo Kabupaten Kendal.Desain yang digunakan adalah deskriptif yaitu suatu desain yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang bertujuan unuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi disuatu populasi tertentuserta metode yang digunakan adalah dengan melihat data ibu bersalin serotinus dengan penanganannya yang tertera di Rekam Medis. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin kehamilan serotinussebanyak 108 responden.Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh.Menunjukkan bahwa dari 108 ibu bersalin dalam penanganannya adalah 22 (20,4%) dengan metode menunggu, 11 (10,2%) dengan induksi persalinan, 75 (69,4%) dengan seksio sesarea. Kesimpulannya sebagian besar responden (ibu bersalin) dalam penanganannya menggunakan metode seksio sesarea.Bagi ibu hamil disarankan untuk segera datang ke rumah sakit untuk mendapat penanganan secara optimal.
USIA IBU SAAT HAMIL DAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN Tri Nurhidayati; Heny Rosiana; Rozikhan Rozikhan
Midwifery Care Journal Vol 1, No 5 (2020): October 2020
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.883 KB) | DOI: 10.31983/micajo.v1i5.6491

Abstract

One of the nutritional problems at this time is the high stunting of child in under five yearsStunting caused by a multidimensional factor and not only caused by malnutritionexperienced by pregnant women and children under five. Other factors that affect the motherare the mother's posture (short), the pregnancy is too close, the mother is still a teenagerand the lack of nutritional intake during pregnancy. This study aims to analyze therelationship between the age of pregnant women and the incidence of stunting. This type oresearch is analytic observational with a case control design, the number of samples is 80respondents, namely mothers who have children aged 1-3 years (40 cases and 40 controls)Data analysis used univariate and bivariate analysis. Maternal age at pregnancy did nosignificantly influence the incidence of stunting p value 0.368. The conclusion is that themother's age at pregnancy hasn’t a risk of stunting in children who are born.