Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISIS POTENSI KEBERLANJUTAN MULTI USAHA SUB SEKTOR PERIKANAN DI KABUPATEN SIDOARJO Titis Istiqomah; M. Pudjihardjo; Sumarno Sumarno; Bagyo Yanuwiadi
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 9, No 1 (2019): JUNI 2019
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.966 KB) | DOI: 10.15578/jksekp.v9i1.7343

Abstract

Permasalahan sektor perikanan saling terkait antar sub sektor perikanan tangkap, budidaya, serta olahan dan pemasaran hasil perikanan. Penelitian bertujuan menganalisis potensi keberlanjutan usaha multi sub sektor perikanan skala kecil - menengah oleh masyarakat di Kabupaten Sidoarjo. Penelitian deskriptif dilaksanakan April 2015 s/d April 2018. Survey terestris dengan teknik rekam data tertutup dan terarah menggunakan alat bantu kuesioner. Data diberi bobot dan dianalisa menggunakan analisis shift share dan statistik untuk mengetahui keterkaitan antar sub sektor perikanan terhadap potensi keberlanjutannya. Hasil analisis keberlanjutan usaha tangkap (kode 01.T) bernilai terendah 2,3529 gap 6,0 dari nilai tertinggi 8,3529. Nilai regresi usaha penangkapan ikan Y = 0,005 + 0,961 X menunjukkan usaha penangkapan ikan belum mampu memberdayakan sektor lain. Tingkat signifikansi uji T tidak nyata 22,2%. Nilai R Square 0,005 dan Adjusted R Square -0,061 merepresentasikan tingkat kepercayaan usaha penangkapan ikan sangat rendah. Keberlanjutan usaha perikanan budidaya di tambak (simbol 02.Y) bernilai terendah 2,9783. Nilai regresi linier sebesar Y = 0,980 + 3,375 X menunjukkan usaha budidaya memberikan keberdayaan bagi sub sektor lain secara signifikan 97,8%*. Nilai R Square 0,225 dan Adjusted R Square 0,188 merepresentasikan keberlanjutan usaha budidaya kurang menjanjikan. Keberlanjutan olahan dan pemasaran hasil perikanan (kode 03.U) bernilai terendah 7,2600 dengan shift share gap positif 0,2600. Nilai regresi linier Y = 6,031 + 3,235 X signifikansi 100% menunjukkan usaha olahan dan pemasaran berpengaruh terhadap usaha lainnya, dengan nilai R Square 0,651 dan nilai Adjusted R Square 0,636. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa sub sektor olahan dan pemasaran hasil perikanan berpeluang besar untuk ditumbuh-kembangkan.Title: Analysis of Potential Sustainability of Multi Fisheries Sub Sector Business in the Sidoarjo RegencyThe problems of fisheries sector are interrelated between the capture fisheries, cultivation, processing and marketing of fishery products. The research aims to analyze the potential sustainability of small and medium scale multi sub-sector fisheries businesses by people in Sidoarjo Regency. Descriptive research was conducted from April 2015 to April 2018. Terrestrial survey with closed data recording techniques and questionnaires were used in the study. Data were measured and analyzed using shift share matrix and statistics to find out the relation between fisheries sub-sectors to their potential sustainability. Results of the capture business sustainability analysis (code 01.T) have the lowest value of 2.3529 gap 6.0 from the highest value of 8.3529. The regression value of fishing business Y = 0.005 + 0.961 X indicates that fishing businesses have not been able to empower other sectors. The significance level of the T test is not real 22.2%. The R Square value of 0.005 and Adjusted R Square -0.061 represents the relatively low level of trust in fishing businesses. The sustainability of aquaculture business in the pond (symbol 02.Y) has the lowest value of 2.9783. The linear regression value of Y = 0.980 + 3.375 X indicates that cultivation provides empowerment for other sub-sectors significantly of 97.8%*. The value of R Square 0.225 and Adjusted R Square 0.188 representing the sustainability of aquaculture is less promising. Sustainability of processed and marketing of fishery products (code 03.U) has the lowest value of 7.2600 with a positive shift share gap of 0.2600. The linear regression value Y = 6.031 + 3.235 X 100% significance indicates that the processed business and marketing affect other businesses, with the value of R Square 0.651 and the value of Adjusted R Square 0.636. It is concluded that the processed and marketing of fishery products subsector have a great opportunity to be developed.
Dynamic Interaction Between Organellas In the Management of Cytosolic Calcium Huvecs Exposed to 22 mM Glucose With Different Period Exposure Olly Indrayani PWM; Djanggan Sargowo; Mochammad Aris Widodo; Rully MA Roesli; S Sumarno
Jurnal Kardiologi Indonesia Vol. 28, No. 6 November 2007
Publisher : The Indonesian Heart Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30701/ijc.v28i6.205

Abstract

Background.In our previous research, when cell culture were exposed to high glucose, this will cause the increase of H2O2. At the exposure to 22 mM glucose on 3rd day, the increase of H2O2 that induced the activation of Phospholipase C (PLC) have caused 1P3 (Inositol tri-phosphate) mobilizing the release of Ca²+ from the depo Endoplasmic reticulum (ER). Thus, causing the increase of cytosolic Ca²+. Giving thapsigargin (TG) will cause significant increase in Cytosolic Ca²+ so that the most contribution to the increasing of Cytosolic Ca²+ derives from the ER . On the 7th day exposure, H2O2 played the same role as TG, causing direct incease in Cytosolic Ca²+ and an addition of Ca²+ free/buffer ethyleneglyco bis (ßaminoethyl ether).&NNN’N’– tetraacetic acid (EGTA) caused significant decrease of cytosolic Ca²+ basal and the greatest contribution to the increase of cytosolic Ca²+ on the 7th day, comes from extracellular. Administrating Cyclosporin A (CSA) 10 µM on the 9th day, caused significant decreasing on cytosolic Ca²+ basal, the ability of CSA in decreasing Ca²+ basal concentration was less than the 3rd and 7th days. At a high glucose condition with different length of exposure, a change of new cytosolic Ca²+ homeostatic regulation occurred and this enable a change in the dynamic interaction among ER, extracellular and mitochondria.Method.HUVECs culture exposed to 22 mM glucose for 3, 7 and 9 days. The cells were incubated with FURA2-AM. The evaluation of fluorescence cytosolic Ca²+ was done by epifluorescence Nikon digital camera-computerized analyser. To measure the cytosolic Ca²+ concentration we use Histogram Image Corel Draw Photo Paint 12.Result. Exposure to glucose 22mM on the 3rd day (65.4 ± 12.2) it showed the increase of cytosolic Ca²+ by giving Ca²+ free/EGTA 1 mM and CSA 10 mM caused the decrease of cytosolic Ca²+ (33.2 ± 4.47) TG1µM and CSA caused the decrease of cytosolic Ca²+ basal (53.07 ± 2.75) and Ca²+ -free/EGTA, TG and CSA (68.59 ± 5.71). On the 7th day exposure (92.74 ± 7.66) the decrease of cyto -solic Ca²+ basal occurred at the giving of Ca²+ -free/EGTA, TG (50.52 ± 9.23). EGTA and CSA (45.59 ±6.2). TG and CSA (73.55 ± 7.30), Ca²+ -free/EGTA and TG much more decrease the concentrate of cytosolic Ca²+ basal (17.58 ±4.5). On the 9th day of exposure to glucose (72.32 ±7.46), the giving of Ca²+ -free/EGTA, TG and CSA(35.76 ± 5.25) have caused the decrease of cytosolic Ca²+ basal. Conclusion.HUVECs culture exposed to 22mM glucose will cause the increase in H2O2and cytosolic Ca²+ basal. ER, mitochondria and extracellular regulate the Cytosolic Ca²+ and a dynamic interaction occurred among them to obtain a new homeostatic.
Tipologi Kebun Campuran Petani Tradisional Hatam di Pegunungan Arfak Indrawati Indrawati; Sumarno Sumarno; Zaenal Kusuma; Bambang Tri Raharjo
JURNAL TRITON Vol 13 No 1 (2022): JURNAL TRITON
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/jt.v13i1.256

Abstract

Penelitian yang bersubyek pada petani tradisional Arfak dari Subsuku Hatam telah dilaksanakan di Kampung Syoubri, Kwau dan Mokwam Distrik Warmare Kabupaten Manokwari yang bertujuan mengkaji dan mendeskripsikan tipologi kebun campuran petani Hatam eksisting dan permasalahannya. Penelitian ini merupakan penelitian survei deskriptif yang didesain menggunakan pendekatan kualitatif naturalistik yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat terkait fakta-fakta, karakteristik serta hubungan antar fenomena yang diteliti. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah primary methods yang menggunakan beberapa teknik sekaligus seperti teknik partisipasi, observasi langsung, wawancara mendalam dan studi literasi/pustaka (Morrisan, 2016). Jumlah sampel ditetapkan sebanyak 5 orang per kampung dan menggunakan teknik sampling bola salju mengingat subyek penelitian bersifat homogen (Yunus, 2010).Variabel yang diamati adalah karakteristik kebun campuran meliputi lama bera, luas lahan, jenis tanaman, cara bercocok tanam, produksi, dan pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebun campuran petani tradisional Hatam saat ini termasuk dalam tipologi agroforesti sederhana semi subsisten, yang dicirikan dengan masa bera 2 -5 tahun, terbatasnya jenis tanaman yang ditanam, terdiri dari tanaman hortikultura dan tanaman pangan semusim, tidak menggunakan input kimia, tanpa olah tanah dan pola tanam tidak teratur, produksi terbatas dengan kualitas yang rendah dimana hasil kebun separuh untuk kebutuhan sendiri dan lainnya untuk dijual. Permasalahan utama yang dihadapi antara lain pendapatan rendah dari hasil kebun, meningkatnya kebutuhan ekonomi, rendahnya pengetahuan dan ketrampilan petani karena belum adanya pembinaan yang intens dari Dinas terkait, terbatasnya lahan pertanian potensial yang dapat dikelola, faktor resiko kegagalan panen cukup tinggi akibat bencana alam dan ketiadaan lembaga tataniaga yang membantu pemasaran produk petani.
Identifikasi Protein Adhesi Pili Proteus Mirabilis P355 dan Protein Reseptor pada Vesika Urinaria Kelinci Dian Chusna Mufida; Sumarno Sumarno; Sanarto Santoso
The Journal of Experimental Life Science Vol. 1 No. 1 (2011)
Publisher : Postgraduate School, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (852.907 KB) | DOI: 10.21776/ub.jels.2011.001.01.01

Abstract

Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi nosokomial yang sering terjadi di rumah sakit. Penyebab ISK nosokomial ini diantaranya adalah Proteus mirabilis p355 dan sering dijumpai pada pasien yang memakai kateter. Proteus mirabilis mempunyai berbagai macam faktor virulensi, diantaranya adalah fimbria atau pili. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi protein pili Proteus mirabilis (molekul adhesin) serta mencari protein reseptor bakteri tersebut pada epitel vesika urinaria kelinci. Penelitian ini dilakukan dengan isolasi protein pili, selanjutnya dilakukan uji hemaglutinasi dan uji hambat adhesi. Uji hambat adhesi mempergunakan protein pili  yang telah dielektroelusi dan didialisa, disalutkan pada sel epitel vesika urinaria kelinci dengan dosis 400 µl, 200 µl, 100 µl, 50 µl, 25 µl, 12,5 µl dan 0 µl sebagai kontrol. Selanjutnya dilakukan identifikasi protein reseptor dengan cara menyalut bakteri Proteus mirabilis dengan matriks ekstra seluler dari epitel vesika urinaria kelinci. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya reaksi hemaglutinasi dari protein pili dengan berat 35,2 kDa dengan titer tertinggi 1/521. Hasil uji hambat adhesi epitel vesika urinaria yang disalut protein pili dengan berat 35,2 kDa menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis protein yang diberikan, semakin sedikit bakteri yang melekat pada epitel vesika urinaria. Penurunan ini terjadi secara signifikan dengan indeks regresi  (r) = 0,95 dan p-value = 0,00. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa protein pili Proteus mirabilis dengan berat molekul 35,2 kDa merupakan protein adhesin, sedangkan protein reseptor Proteus mirabilis diprediksi mempunyai berat molekul, 36 kDa, 24,5 kDa dan 24 kDa. Kata kunci : adhesi, pili, protein reseptor, Proteus mirabilis
Pengaruh Pemberian Kalsium terhadap Pertumbuhan Plasmodium falciparum in Vitro Verry Asfirizal; Soebaktiningsih Soebaktiningsih; Sudjari Sudjari; Sumarno Sumarno; Loeki Enggar Fitri
The Journal of Experimental Life Science Vol. 1 No. 1 (2011)
Publisher : Postgraduate School, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.63 KB) | DOI: 10.21776/ub.jels.2011.001.01.03

Abstract

Peningkatan permeabilitas sel eritrosit yang terinfeksi Plasmodium falciparum terhadap ion dan makromolekul diketahui sebagai mekanisme parasit untuk memenuhi nutrisi dalam proses pertumbuhan. Peningkatan permeabilitas terhadap kalsium masih merupakan hal yang kontradiktif dalam peranannya meningkatkan pertumbuhan Plasmodium falciparum dalam sel eritrosit. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui peningkatan pertumbuhan Plasmodium falciparum dalam sel eritrosit pasca pemberian kalsium. Biakan primer Plasmodium falciparum dalam medium biakan RPMI 1640 yang menghasilkan parasitemia 15%, dilakukan inokulasi untuk pembuatan subkultur yang menghasilkan parasitemia 2% dan dilakukan pembagian untuk kelompok perlakuan pemberian kalsium dan kontrol (ML 10%) dengan replikasi 3 kali. Pengamatan dilakukan hari pertama sampai hari ke-6 setelah perlakuan. Pengamatan pertumbuhan dilakukan dengan parameter parasitemia, bentuk skizon, hemolisis dan kalsium intraseluler. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kalsium menghasilkan peningkatan tertinggi jumlah total rerata parasitemia (11,09 ± 4,01) (Rerata ± SD), bentuk skizon (23,52 ± 10,83), hemolisis (0,278 ± 0,03) dan kalsium intraseluler (6,55 ± 1,88), dibandingkan dengan media biakan kontrol (ML 10%). Analisis T-test (α= 0,05) menghasilkan perbedaan yang signifikan pada parameter parasitemia, bentuk skizon, hemolisis tetapi tidak memberikan perberbedaan yang signifikan pada parameter kalsium intraseluler. Kata kunci: glukosa, hemolisis, kalsium, kalsium intraseluler, parasitemia, skizon
Pengaruh Outer Membrane Protein Helicobacter Pylori terhadap Perubahan Histopatologi Mukosa Lambung dan S-IgA pada Mus musculus Outbred Balb/C Yuniati Yuniati; Harijono Achmad; Sumarno Sumarno
The Journal of Experimental Life Science Vol. 1 No. 1 (2011)
Publisher : Postgraduate School, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (997.84 KB) | DOI: 10.21776/ub.jels.2011.001.01.04

Abstract

Helicobacter pylori (H. pylori) merupakan bakteri penyebab inflamasi mukosa lambung. Faktor virulensi bakteri berperan pada patogenesis penyakit infeksi oleh bakteri yang pada umumnya dapat merangsang sistem imun. Secara umum antigen yang merupakan faktor virulensi ini terdapat dalam Outer Membrane protein (OMP). Pemberian antigen secara per oral mampu menginduksi respon imun mukosal dengan cara membentuk Secretory IgA (S-IgA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh OMP H. pylori terhadap histopatologi mukosa lambung Mus musculus Outbred Balb/C dan peningkatan konsentrasi S-IgA pada Mus musculus Outbred Balb/C. Metode Penelitian yang digunakan adalah Post-test only kontrol group design. Bakteri H. pylori dikultur kemudian dilakukan isolasi OMP dengan menggunakan bahan n-Octyl-ß-D-Glucopyranoside (NOG) 0,5% melalui isolasi bertahap dan dilakukan SDS-PAGE. Setelah itu dilakukan coupling dengan CTB dan diberikan ke mencit secara intragastrik dengan dosis 100 μgml-1 setiap minggu. Pada akhir minggu ke-2, ke-4, ke-6 dan ke-8 dilakukan pemeriksaan histopatologis dan kadar S-IgA. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) pada perhitungan jumlah sel polimorfonuklear (PMN), jumlah sel Mononuklear (MN) dan kadar S-IgA antara kelompok kontrol dan perlakuan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa OMP H. pylori dapat menyebabkan kerusakan mukosa lambung menginduksi S-IgA Mus musculus Outbred Balb/C. Kata Kunci : Helicobacter pylori, n-Octyl- ß-D-Glucopyranoside, outer membrane protein (OMP)