Nazarwin Saputra
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Bakti Sosial Khitanan Massal Dihartawan Dihartawan; Dadang Herdiansyah; Nazarwin Saputra; Suherman Suherman; Nur Romdhona; Abul A'la Al Maududi
AS-SYIFA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Vol 1, No 2 (2020): As-Syifa: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/assyifa.1.2.55-60

Abstract

Tradisi khitan di Indonesia sudah dikenal sejak jaman dahulu, terutama semenjak masuknya Islam ke nusantara. Namun perlu diketahui pula bahwa tradisi khitan ini sesungguhnya sudah ada sejak pertama kali manusia diturunkan ke muka bumi. Nabi adam adalah manusia pertama yang dikhitan. Selain dari sisi perintah agama dari sisi kesehatan khitan pun sangat berpengaruh dalam meningkatkan kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit-penyakit yang diakibatkan tidak bersihnya alat kelamin pria ini. WHO pada 2007 menyatakan sirkumsisi memberi manfaat mencegah penularan penyakit HIV/AIDS dan kanker. Ikatan Dokter Anak indonesia pada tahun 2008 juga menyatakan khitan dapat mencegah penumpukan kotoran atau smegma serta mencegah fimosis, yang kedua kondisi ini dapat menyebabkan infeksi pada alat kelamin bayi dan anak. Namun terkadang pelaksanaan khitan ini belum dapat dilakukan karena terkendala faktor biaya yang cukup besar, sehingga pelaksanaannya pun tertunda. Salah satu upaya agar setiap anak dapat melakukan khitan adalah dengan diadakannya bakti sosial khitanan massal. Dan dari kegiatan khitanan massal ini diharapkan akan banyak anak di Indonesia yang dapat dikhitan, sehingga tercapai peningkatan derajat kesehatan dan pertumbuhan anak Indonesia yang baik.---The circumcision tradition in Indonesia has been known since ancient times, especially since the entry of Islam into the archipelago. However, it should also be noted that the circumcision tradition has actually existed since the first time humans were descended to the earth. Prophet Adam was the first man to be circumcised. Apart from the religious orders in terms of circumcision health is also very influential in improving health and preventing the emergence of diseases caused by unclean male genitals. WHO in 2007 said circumcision provided benefits to prevent transmission of HIV / AIDS and cancer. Indonesian Pediatrician Association in 2008 also stated circumcision can prevent the accumulation of dirt or smegma and prevent phimosis, both of these conditions can cause infection of the genitals of infants and children. But sometimes the implementation of circumcision can not be done because of significant cost factors, so the implementation was delayed. One effort that every child can circumcise is to hold a mass circumcision social service. And from this mass circumcision activity, it is expected that many children in Indonesia can be circumcised, so that an improved degree of health and growth of Indonesian children can be achieved.
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP ODHA DI YAYASAN PELITA ILMU TAHUN 2020 Khairunniza Khairunniza; Nazarwin Saputra
AN-NUR: Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Vol 1, No 1 (2020): Annur:Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/an-nur, 1, 1, 15-18

Abstract

Masalah yang hadir karena kasus HIV/AIDS cukup kompleks, seperti pada fisik, psikososial, sosial, juga spritual. Masalah ini dapat mempengaruhi kualitas hidup ODHA sehingga ODHA membutuhkan dukungan peran dari keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap kualitas hidup ODHA di Yayasan Pelita Ilmu tahun 2020. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional study. Penelitian dilakukan di Yayasan Pelita Ilmu pada maret – juni 2020. Besar sampel 70 ODHA yang diambil dengan cara total sampling. Analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup ODHA di Yayasan Pelita Ilmu tahun 2020 dengan nilai p value  0,009 dan prevalensi rasio 4,26 (95% CI : 1,537-11,476). Kesimpulan, dukungan keluarga yang postif kepada ODHA membantu ODHA untuk menghadapi masalah kesehatan dan psikologi yang dimiliki. Oleh sebab itu, keluarga memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas hidup ODHA.---The problem that arises because the case of HIV / AIDS is quite complex, such as the physical, psychosocial, social, and spiritual. This problem can affect the quality of life of PLWHA so PLHIV need support from the family. This study aims to determine the relationship of family support to the quality of life of PLHIV in Pelita Ilmu Foundation in 2020. This research is a descriptive analytic study with a cross-sectional study approach. The study was conducted at the Pelita Ilmu Foundation in March - June 2020. A large sample of 70 PLHIV were taken by total sampling. The analysis used in the study is bivariate analysis. The results showed that there was a relationship between family support and the quality of life of PLHIV in Pelita Ilmu Foundation in 2020 with a p value of 0.009 and a prevalence ratio of 4.26 (95% CI : 1,537-11,476). In conclusion, positive family support for PLHIV helps PLHIV to deal with their psychological and health problems. Therefore, the family has an important role in improving the quality of life of PLWHA.