Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Role of the Dialogical Patrol of Sabhara's Dialogue Use to Prevent Curanmor Action in the Legal Area of The Polresta Sidoarjo Ramadhan, Danny
Police Studies Review Vol. 5 No. 2 (2021): February, Police Studies Review
Publisher : Indonesian National Police Academy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research based on the increasing number of curanmor cases in Indonesia. In Sidoarjo Police, although it is not as high as the number of curanmor in other Polresta jurisdictions, the opportunity for curanmor action in this jurisdiction is quite high. The aim of this research is to see how the role of the Sabhara unit dialogic patrol is to prevent curanmor actions in the legal area of the Sidoarjo Police and what are the factors that affect the role of the Sabhara unit dialogic patrol in preventing criminal acts of curanmor cases in the Sidoarjo Police jurisdiction. Researchers use routine activity theory to see an overview of curanmor actions in this jurisdiction. The researcher used role theory, POAC management theory and the Police Perkap in describing the role of dialogical patrols in the jurisdiction of the Sidoarjo Police. Finally, the researcher uses The Six M management theory to identify the factors that influence the role of dialogical patrols in this jurisdiction. This study uses a qualitative approach with a descriptive analysis method. The sources of information were obtained from primary data, namely interviews with KBO, Wakasat Sabhara, Kanit Sabhara, and communities in the jurisdiction of the Sidoarjo Police, while secondary data was obtained from internal documents of the Sidoarjo Police. The result of this research is that the Dialogical Patrol which is carried out routinely by the Sabhara Unit of the Sidoarjo Police has a role in preventing curanmor actions. This is of course based on several factors that support this role so that this patrol activity can run according to the provisions in order to achieve its goals. However, there are some of the most important obstacles that come from the human factor itself. Both in terms of the police and the community. Researchers suggest that the police can improve the quality of its members so as not to become an obstacle in carrying out patrols in the future.
Implementasi Algoritma Apriori Pada Transaksi Penjualan Berbasis Web Ramadhan, Danny; Syam, Syahriani; Kurniasari, Ratih; Hidayat, Taufik
JURNAL TEKNIK INFORMATIKA UNIS Vol. 12 No. 1 (2024): Jutis (Jurnal Teknik Informatika)
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33592/jutis.v12i1.5179

Abstract

Goodmend Store, located on Jalan Raya Serang, Tangerang Regency, experienced a decrease in monthly revenue due to competition in the clothing industry. So far, sales transaction records have only been archived without further use, even though this data has great potential to increase sales and produce new products. This research aims to develop a web-based application using an a priori algorithm to analyze sales transaction data and understand customer purchasing patterns. With a minimum support of 4% and a minimum confidence of 30%, eight association rules were found, one of which showed that 35.42% of consumers who bought Shorts also bought Long Pants. The results of this research provide insight into products that customers frequently purchase together, allowing stores to make better business decisions and increase sales. With this system, Goodmend Store is expected to increase its sales by understanding customer purchasing habits and providing optimal product recommendations.
PENGEMBANGAN GAME 2D PLATFORMER SEJARAH KERAJAAN MAJAPAHIT DENGAN MENGIMPLEMENTASIKAN METODE GAME DEVELOPMENT LIFE CYCLE (GDLC) Ramadhan, Danny; Asriyanik, Asriyanik; Indrayana, Didik
JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika) Vol. 9 No. 2 (2025): JATI Vol. 9 No. 2
Publisher : Institut Teknologi Nasional Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/jati.v9i2.13209

Abstract

Indonesia memiliki kekayaan sejarah masa lalu yang dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran yang menarik dan informatif, khususnya sejarah kerajaan-kerajaan yang pernah berjaya di nusantara. Salah satu contohnya adalah Kerajaan Majapahit, yang pada masa kejayaannya memiliki wilayah kekuasaan yang mencakup hampir seluruh Indonesia saat ini. Namun, sayangnya, minat masyarakat untuk mempelajari sejarah semakin menurun, diperparah dengan kurangnya variasi media pembelajaran. Seiring dengan kemajuan teknologi saat ini, teknologi dapat dimanfaatkan sebagai sarana media pembelajaran yang inovatif. Oleh karena itu, diperlukan metode untuk meningkatkan minat belajar sejarah, khususnya tentang Kerajaan Majapahit. Penelitian ini memanfaatkan media permainan video sebagai sarana pembelajaran, menggunakan pendekatan Game Development Life Cycle (GDLC) yang terdiri dari enam tahap pengembangan. Tahap pertama adalah inisiasi, yaitu merancang konsep permainan yang akan dikembangkan, dengan memilih genre platformer untuk game ini. Setelah desain awal selesai, tahap berikutnya melibatkan pembuatan aset permainan dan pengembangan mekanisme permainan. Selanjutnya, dilakukan pengujian yang mencakup pengujian mekanisme hingga kelayakan game. Setelah itu, tahap beta dilakukan untuk menguji dampak game terhadap pemainnya. Tahap terakhir adalah peluncuran game, di mana permainan dirilis dan didistribusikan kepada masyarakat.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa permainan yang dikembangkan dapat menjadi alternatif media untuk meningkatkan minat masyarakat dalam mempelajari sejarah Kerajaan Majapahit.
Analisis Perbandingan Level Kognitif dan Keterampilan Proses Sains dalam Standar Isi (SI), Soal ‎Ujian Nasional (UN), Soal (Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS), dan ‎Soal Programme for International Student Assessment (PISA)‎ Ramadhan, Danny; Wasis, Wasis
IPF: Inovasi Pendidikan Fisika Vol. 2 No. 1 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan perbandingan level kognitif dan keterampilan proses sains dalam SI, Soal UN, TIMSS, dan PISA. Level kognitif yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (menciptakan), sedangkan keterampilan proses sains yang digunakan meliputi: kemampuan mengamati, merumuskan hipotesis, merencanakan percobaan, melakukan percobaan, menginterpretasi data/grafik, meramal/memprediksi, menerapkan konsep, dan kemampuan berkomunikasi. Dalam penelitian ini soal yang dianalisis meliputi soal UN tahun 2011/2012, soal TIMSS tahun 2007 yang direlease, dan soal PISA tahun 2006 yang direlease. Analisis level kognitif dan keterampilan proses sains disajikan berupa tabel kemudian dibuat dalam bentuk diagram dan dikomparasikan hingga diperoleh suatu kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) level kognitif dalam standar isi lebih dominan pada level C3 (menerapkan), sedangkan keterampilan proses sains yang terukur sebesar 48% dari seluruh standar isi yang dianalisis. 2) level kognitif dalam soal UN lebih dominan pada level C3 (menerapkan), sedangkan keterampilan proses sains yang terukur sebesar 78% dari seluruh soal UN yang dianalisis. 3) level kognitif dalam soal TIMSS lebih dominan pada level C2 (memahami), sedangkan keterampilan proses sains yang terukur sebesar 96% dari seluruh soal TIMSS yang dianalisis. 4) level kognitif dalam soal PISA lebih dominan pada level C2 (memahami), sedangkan keterampilan proses sains yang terukur sebesar 89% dari seluruh soal PISA yang dianalisis. 5). Perbandingan level kognitif yang terukur pada soal UN dan PISA diperoleh bahwa soal UN masih rendah pada level tinggi yaitu C4 dan C5 dibanding dengan soal PISA, serta perbandingan persentase keterampilan proses sains pada SI, UN, TIMSS, dan PISA secara berturut-turut 48%, 78%, 96%, dan 89%.. Penelitian ini hanya menganalisis ditinjau pada level kognitif dan keterampilan proses sains sehingga perlu dikembangkan secara lebih luas ditinjau dari aspek yang lain.