Benediktus Ege
STKIP Persada khatulistiwa

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE, INTEGRATED, READING, AND COMPOSITION BERBASIS MEDIA PETA KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA Riawaty Dewi; Benediktus Ege; Didin Syafruddin
JPBIO (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol 3, No 2 (2018): November 2018
Publisher : STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.085 KB) | DOI: 10.31932/jpbio.v3i2.307

Abstract

Kemampuan berpikir kritis siswa merupakan salah satu indikator keberhasilan belajar. Agar kemampuan berpikir kritis siswa dapat meningkat diperlukan strategi pembelajaran dengan menggunakan model maupun media pembelajaran salah satunya yaitu model pembelajaran CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition) berbasis media peta konsep rantai kejadian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh model CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition) berbasis media peta konsep rantai kejadian terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Sintang pada materi sistem pencernaan manusia. Pendekatan dalam penelitian ini berupa pendekatan kuantitatif dengan bentuk penelitian Quasi Eksperimental Design. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Sungai Tebelian terdiri dari 142siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan total sampel 48 siswa, 24siswa untuk kelas eksperimen dan 24 siswa untuk kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi lansung, teknik pengukuran, dan teknik komunikasi tidak langsung. Instrumen untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa berupa essay sebanyak 8 item. Berdasarkan uji hipotesis pada posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai sig. (2–tailed) sebesar 0,00 dan α = 0,05. Pengujian hipotesis membuktikan bahwa nilai sig. (2–tailed)< α (0,00 < 0,05) yang artinya Hoditolak dan H1 diterima, yakni terdapat perbedaan hasil kemampuan berpikir kritis siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pengukuran akhir posttest.
PENYULUHAN PENDIDIKAN TENTANG KURIKULUM MERDEKA BAGI GURU SEKOLAH DASAR Adriana Gandasari; Nurapni Sopia; Benediktus Ege
JPPM: Jurnal Pelayanan dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 1, No 2 (2022): Edisi November
Publisher : STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.609 KB) | DOI: 10.31932/jppm.v1i2.2055

Abstract

Dalam sejarah perkembangan kurikulum, Indonesia telah mengalami beberapa kali pengembangan kurikulum. kebijakan kurikulum merdeka menjadi salah satu produk pengembangan kurikulum yang saat ini sedang diimplementasikan. Dalam ranah pengimplementasian kebijakan kurikulum, konstruksi pengetahuan yang kokoh tentang kurikulum menjadi syarat utama. Oleh karena itu, dilakukanlah kegiatan penyuluhan kurikulum bagi guru dengan tujuan untuk memberikan informasi serta penguatan pengetahuan tentang kurikulum bagi guru. Fokus materi penyuluhan yaitu kurikulum merdeka yang memuat kurikulum instruksional dan kurikulum operasional. Kegiatan ini dilakukan di Kabupaten Melawi dan Kabupaten Sintang dengan sasaran yaitu guru Sekolah Dasar Negeri 14 Batu Nanta Melawi dan guru Sekolah Dasar Panca Setya Sungai Durian Sintang. Hasil kegiatan diperoleh bahwa melalui pemberian informasi serta penguatan pengetahuan tentang kurikulum berdampak pemahaman guru dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka sebagai kurikulum nasional.Kata Kunci: Penyuluhan pendidikan, kurikulum merdeka, kurikulum instruksional, kurikulum operasional 
Inventory of potential spice plants as care cosmetics Florentina Rahayu Esti Wahyuni; Yakobus Bustami; Benediktus Ege
JPBIO (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol 8, No 1 (2023): April 2023
Publisher : STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpbio.v8i1.2337

Abstract

This research is motivated by the absence of previous research that examines the use of spice plants as care cosmetics by the people of Belonsat Village. This result can make vanished of knowledge about the efficacy of spice plants as care cosmetics, so it is necessary to have a instrument used to document in writing about spice plants used as care cosmetics by the people of Belonsat Village. This study aims to 1) identify the types of spice plants that are used as care cosmetics, 2) identify parts of spice plants that are used as care cosmetics, 3) identify how to use them as care cosmetics. The research uses a qualitative descriptive approach, the research method used is a survey. The source of the data from this research was obtained from the main informant who also served as a key informant. Data obtained through in-depth interviews and participatory observation. The results of an interview with a key informant as well as a key informant showed that there were 11 species of spice plants that have the potential as care cosmetics. These spice plants include: basil, cardamom, kencur, temu giring, ginger emprit (ginger rice), elephant ginger, red ginger, temulawak, lime, orange chili sauce, and garlic. There are uses that are singular, there are also those that must be combined.