Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Studi Literatur : Analisis Penyediaan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Urban Meirina Wahyu Purnamaselfi; Hasti Widyasamratri
Jurnal Kajian Ruang Vol 1, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.032 KB) | DOI: 10.30659/jkr.v1i1.19976

Abstract

ABSTRACTGreen open space is one of the noteworthy lists in development planning and implementation. The existence of green open space will increase the quality of urban ecology. In accordance with Minister of Public Works Regulation No. 05 / PRT / M / 2008 concerning Guidelines for Provision and Utilization of Green Open Space in Urban Areas, the ideal area of green open space in urban areas is 30% consisting of 10% private green open space and 20% public open green space from the city area. The effort to make this happen is by determining and revitalizing public green open space. Damaged green open space needs to be a concern of the government because it can reduce the aesthetics and function of the environment. The use of the method for writing this research is a method of literature study obtained from books and journals with locations : Kartasura District, Martapura, East Palu District,. The outputs of this study conclude that the requisite and existence of green open space in several cities that still do not meet the broad percentage contained in the regulations so that development planning needs to optimize areas that have the potential for the determination of green open space.Keywords : Provision, Green Open Space, Urban. ABSTRAKRuang terbuka hijau merupakan salah satu daftar penting dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Adanya ruang terbuka hijau akan meningkatkan kualitas ekologi perkotaan. Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, luasan ideal RTH di perkotaan adalah 30 % yang terdiri dari 10 % RTH privat dan 20 % RTH publik dari luas kota. Usaha untuk mewujudkannya adalah dengan cara penetapan dan revitalisasi RTH publik. Ruang terbuka hijau yang rusak perlu menjadi perhatian pemerintah karena dapat mengurangi estetika dan fungsi lingkungan. Penggunaan metode untuk penulisan penelitian ini adalah metode studi literatur yang diperoleh dari buku dan jurnal dengan lokasi di Kecamatan Kartasura, Martapura, dan Kecamatan Palu Timur. Hasil dari kajian ini menyimpulkan bahwa kebutuhan dan keberadaan RTH di beberapa kawasan kota yang ada masih belum memenuhi presentase luas yang terdapat dalam peraturan sehinngga perencanaan pembangunan perlu mengoptimalkan wilayah yang memiliki potensi untuk penetapan RTH.Kata kunci : Penyediaan, Ruang Terbuka Hijau, Urban.
Kajian Literatur : Arahan Pengembangan Wilayah Berbasis Struktur Geologi Kawasan Di Pulau Belitung Nabil Fahrezy; Feldian Hendargi; Hasti Widyasamratri
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 2, No 2 (2021): September
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.095 KB) | DOI: 10.26418/uniplan.v2i2.50028

Abstract

Keberagaman di Indonesia merupakan pengaruh negara yang berbentuk kepulauan sehingga karakteristik geologi pada setiap wilayah akan berbeda, karena itu pengembangan di setiap wilayah akan berbeda. Pengembangan wilayah berbasis struktur geologi kawasan merupakan kajian dari pengembangan suatu wilayah dengan mengkaji struktur geologi yang terdapat pada kawasan tertentu. Perbedaan struktur geologi ini harus diperhatikan agar tidak terjadi ketidakcocokan, khususnya untuk pengembangan wilayah Pulau Belitung yang mulai tumbuh seiring dengan beralihnya kegiatan pertambangan ke kegiatan pariwisata sebagai prioritas pengembangan wilayah, khususnya di Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur.
MITIGASI BENCANA BERDASARKAN TINGKAT RISIKO BENCANA TANAH LONGSOR Vira Ananda Zulfa; Hasti Widyasamratri; Jamilla Kautsary
Jurnal Kajian Ruang Vol 2, No 2 (2022): September, 2022
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v2i2.26532

Abstract

Bencana Tanah longsor merupakan jenis bencana dengan intensitas kejadian tertinggi ke tiga  di Indonesia pada tahun 2020. Longsor yang terjadi membawa dampak timbulnya korban jiwa meninggal, hilang dan terluka serta kerugian dari kerusakan bangunan milik pribadi maupun fasilitas umum dan sosial. Salah satu bentuk upaya pengurangan risiko bencana longsor dapat dilakukan melalui perencanaan mitigasi bencana longsor untuk meminimalkan ancaman dan kerentanan serta mengoptimalkan kapasitas. Mitigasi longsor dapat didasarkan atas urgensi atau kebutuhan kawasan berdasarkan tingkat risiko bencana longsor. Metode dalam tulisan ini menggunakan kajian studi kasus mitigasi berdasarkan tingkat risiko longsornya dari beberapa wilayah. Hasil dari tulisan ini menunjukan berbagai bentuk upaya mitigasi bencana longsor baik secara struktural maupun non struktural berdasarkan urgensi yang harus diterapkan sesuai klasifikasi tingkat risiko bencana longsor. Hasil dalam tulisan ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam perencanaan mitigasi bencana baik secara struktural maupun non struktural yang tepat dengan kebutuhan kawasan.Kata kunci: mitigasi bencana, risiko bencana, tanah longsor
ANALISIS PERUBAHAN LAHAN Studi Kasus : Kecamatan Mijen Kota Semarang, Kota Malang, dan Bali Rizal Mubarok; Hasti Widyasamratri; Sadar Pakarti Budi
Jurnal Kajian Ruang Vol 2, No 2 (2022): September, 2022
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v2i2.26533

Abstract

Penutup lahan mengacu pada karakteristik biofisik permukaan bumi,termasuk distribusi vegetasi, air, tanah, dan lain-lain ciri fisik tanah. Sedangkan penggunaan lahan adalah kegiatan campur tangan oleh manusia terhadap lingkungan, biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia sehari-hari. Pada studi kasus tersebut yaitu Kecamatan Mijen, Semarang, Malang, dan Bali memiliki kesamaan yaitu perubahan perubahan lahan yaitu pertumbuhan penduduk dengan upaya untuk memenuhi kehidupan seperti rumah, sarana, dan prasarana. Lahan yang memiliki perubahan paling banyak yaitu lahan terbangun atau permukiman. Sedangkan lahan yang berkurang adalah lahan vegetasi. Pengurangan lahan vegetasi memiliki dampak yang buruk yaitu menjadi salah satu pendorong perubahan lingkungan global, perubahan air permukaan, dan penurunan muka air tanah.
PEMETAAN PEMANFAATAN RUANG DESA WISATA LEREP KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG Mila Karmilah; Eppy Yuliani; Hasti Widyasamratri
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 2 No. 3: Maret 2023
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat , Kabupaten Semarang salah satu wilayah potensial berkembangnya sektor pariwisata dalam bentuk Desa wisata Lerep. Atraksi wisata di desa tersebut cukup beragam, seperti panorama alam, embung, dan budaya kearifan lokal cukup menarik wisatawan domestik dari wilayah sekitarnya, karena murah. Adanya atraksi tersebut menggerakkan masyarakat untuk beraktivitas untuk melakukan usaha seprti hal usaha kuliner, pengolahan pangan, jamu dan sebagainya. Event promosi Desa Wisata diwujudkan dalam pasar rakyat, setiap akhir pekan. Beraneka produk olahan pangan, dan kerajinan masyarakat setempat dijajakan. Dengan adanya aktivitas tersebut, berdampak pada pemanfaatan ruang di Desa Lerep. Permasalahannya kurangnya pengendalian penggunaan lahan untuk berktivitas masyarakat. Kelemahan pemerintah Desa belum memiliki peta tata ruang potensi desa yang digunakan sebagai arahan aktivitas pada masyarakat. Peta tata ruang potensi desa Wisata merupakan kelengkapan sarana informasi baik pada masyarakat sebagai pelaku usaha dan kepada para wisatawan Desa Wisata. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah menyusun Peta Pemanfaatan Ruang Desa Wisata Lerep. Dengan tersusunnya peta Rencana Pemanfaatan Desa Wisata dapat digunakan sebagai kelengkapan dalam penetapan Peratusa Desa (PERDES), dan sebagai arahan pemerintah desa dalam mengembangkan Desa Wisata Lerep. Kegiatan ini dilakukan oleh Tim Dosen Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Univeristas Islam Sultan Agung dengan melibatkan mahasiswa, aparat desa dan tokoh masyarakat Desa Lerep.
MITIGASI KEBAKARAN DI KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN Hasti Widyasamratri; Adha Aulia Nur Afifah; Rachmawati Okyani
Jurnal Manajemen Bencana (JMB) Vol. 8 No. 2 (2022): Jurnal Manajemen Bencana (JMB)
Publisher : Republic of Indonesia Defense University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jmb.v8i2.1121

Abstract

Kebakaran merupakan salah satu peristiwa yang dapat mengancam kawasan perkotaan yang padat penduduk. Inilah sebabnya mengapa penelitian mitigasi kebakaran menjadi penting. Artikel ini mengkaji tentang perilaku dan kesiapsiagaan masyarakat di daerah permukiman perkotaan terhadap cara mitigasi kebakaran. Jalur evakuasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi optimalisasi proses pemulihan. Rute evakuasi di tempat kejadian masih belum dipahami dengan baik. Penilaian dalam penelitian ini berupa teknik observasi kualitatif dilakukan dengan mengamati kondisi dengan metode studi literatur pada beberapa studi kasus yakni kondisi bangunan, kondisi jalan dan kondisi sarana dan prasarana yang tersedia. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah akses langsung ke area outdoor di lantai 2, serta ketersediaan peralatan seperti detektor, alarm, alat penyiram, alat pemadam kebakaran dan prosedur evakuasi untuk mengoptimalkan kebutuhan, kenyamanan dan keamanan di masa mendatang. Banyaknya peristiwa kebakaran di permukiman yang mengakibatkan kerugian meteri dan jiwa membuktikan perlunya mitigasi kebakaran.