Articles
HUBUNGAN PROSES PENCUCIAN DENGAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS PERALATAN MAKAN (STUDI LITERATUR)
inayah, inayah;
Muharram, Ashar
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 20, No 2 (2020): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32382/sulolipu.v2i20.1849
Makanan dapat menjadi permasalahan apabila yang dimakan tidak memenuhi syarat. Kuantitas makanan diproduksi sesuai dengan pertumbuhan jumlah penduduk, sedangkan kualitas makanan harus dijamin keamanannya mulai dari tahap sebelum panen, bahan mentah, proses produksi hingga makanan tersebut siap untuk dikonsumsi.. Jaminan keamanan pangan menjadi keharusan jika produksi pangan memasuki pasar global atau internasional. Keracunan makanan dapat terjadi karena terkontaminasi mikroba patogen maupun toksin yang dihasilkan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan proses pencucian dengan kualitas bakteriologis peralatan makan.Jenis penelitian ini adalah studi literatur, yaitu dengan mengumpulkan data berupa data sekunder yang diperoleh dari literatur-literatur, buku-buku dan hasil penelitian sebelumnya yang mengkaji hubungan variabelbebas dan variabel terikat.Hasil penelitian menunjukkan proses pencucian sangat mempengauhi kandungan bakteriologis peralatan makan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi angka kuman pada usap alat makan adalah Bahan dasar alat makan, Kondisi awal piring, Air pencuci, Bak pencuci, Tenaga pencuci Dan Alat penggosokBagi semua kalangan masyarakat baik pemilik warung makan, pedagang makanan serta rumah tangga sebaiknya melaksanan proses yang benar mulai dari menggunakan air bersih, cara mencuci, cara mencuci yang benar dan memperhatikan kebersihan tempat dan alat pencucian yang digunakan.Kata Kunci           : Bakteriologis, Peralatan Makan
HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS PADA MINUMAN YANG DIJUAL DI SEPANJANG PANTAI LOSARI
Mahmud, Inayah;
Astuti, Sri Reski
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 19, No 1 (2019): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32382/sulolipu.v19i1.953
ABSTRACTFood and beverages trading by street vendors in the process of processing often less attention to sanitation hygiene factors who makes potentially the existence of biological contamination causing digestive infections.The purpose of this research is there is a correlation between the sanitation hygiene with the bacteriological contentin sold the beverages at Losari Beach.The type of this research is quantitative research using observational method withapproach cross sectional. The population is 150 traders,and samples used by 50 traders.The results of this research indicate that there is a correlation hygiene of the handler with bacteriological content(p = 0.011 CC = 0.41). There is a correlation of sanitary equipment with bacteriological content (p = 0,00 CC = 0.64). There is a correlation of sanitation beverage processing with existence bacteriological (p = 0,00 CC = 0,665) and a correlation of storage sanitation with bacteriological content (p = 0,00 CC = 0,687) TheThe conclusion in this research is there is a correlation between hygiene of handlers, sanitation equipment, beverage processing sanitation, and sanitary storage materials with existence bacteriological. Suggestion for traders is have to increase the food sanitation hygiene.Keywords: Hygiene Handkerchief, Sanitation Drink, Bacteriological Content.Â
Reducing Natrium Chloride Concentration by Using the Alkali from Banana Stems in Bracket Water
Inayah;
Wahyuni Sahani;
Syamsuddin S;
Agus Erwin Ashari
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology Vol. 15 No. 3 (2021): Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology
Publisher : Institute of Medico-legal Publications Pvt Ltd
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37506/ijfmt.v15i3.15804
Objective: This study aims to reduce the concentration of sodium chloride using banana stem media with a thickness of 10 cm, 15 cm, and 20 cm. Method: This type of research is quasi-experimental research by conducting trials of hard water management using banana stem media with variations in the thickness of the media, namely 10 cm, 15 cm, and 20 cm by replicating 3 times. Sampling was carried out in rivers containing chloride levels in Makassar. The sampling method is using Grab Sample which is taken directly from a river flow which is classified as brackish water. The data analysis technique was carried out by using the ANOVA test. Result: The results obtained are banana stem media with a thickness of 10 cm can reduce levels of chloride (Cl) 2377, 69 mg/l, a thickness of 15 cm can reduce levels of chloride (Cl) 1772.27 mg/l, and a thickness of 20 cm can reduce levels of chloride (Cl) 1166.18 mg/l. Conclusion: The decrease in chloride levels in water is due to the presence of 4.60 grams of charcoal hydrate content in banana stems which functions to bind chloride levels in the water, besides that there is also a membrane in the banana stem in the form of cellulose which plays a role in binding chloride levels in water and also as an osmosing. Banana stalks can bind chloride levels.
GAMBARAN KANDUNGAN BAKTERI SALMONELLA PADA AYAM BROILER YANG TERDAPAT DI CARREFOUR PENGAYOMAN KOTA MAKASSAR
Nur Rahmadani;
Inayah Inayah
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 19, No 2 (2019): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32382/sulolipu.v19i2.1351
Bakteri Salmonella merupakan bakteri yang memicu sejumlah penyakit seperti tifoid, dan paratifoid. dan apabila bakteri Salmonella ada pada makanan/minuman dan tertelan masuk kedalam tubuh akan menimbulkan gejala-gejala seperti berak-berak, sakit kepala, muntah-muntah, serta demam dan dapat berakhir selama 1-7 hari. Daging ayam broiler merupakan salah satu yang berpotensi untuk terjadinya kontaminasi bakteri Salmonella.Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui apakah ada kandungan bakteri Salmonella pada daging ayam broiler yang terdapat di Carrefour Pengayoman Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah observasional yang bersifat deskriktif. Sampel dalam penelitian adalah diambil sebanyak 6 sampel, 4 sampel diambil dietalase dan 2 sampel yang dibekukan yang dipilih secara non probability sampling.Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pada daging ayam broiler yang disimpan dietalase dan dibekukan di Carrefour Pengayoman Kota Makassar Menunjukkan hasil negatif. Hal ini memenuhi syarat berdasarkan peraturan kepala badan pengawas obat dan makanan Republik Indonesia nomor Hk.00.06.1.52,4011.Berdasarkan hasil uji laboratorium diperoleh kesimpulan bahwa kebaradaan Salmonella pada daging ayam broiler yang disimpan dietalase dan dibekukan menunjukkan hasil negatif. Saran yang diberikan yaitu diharapkan kepada pihak pengelolah Carrefour Pengayoman Kota Makassar agar mempertahankan suhu penyimpanan supaya daging ayam tidak terkontaminasi dengan bakteri Salmonella. Kata Kunci : Bakteri Salmonella, Daging Ayam Broiler
EFEKTIVITAS LENGKUAS (LENGUAS GALANGA) DALAM MENGAWETKAN IKAN BANDENG
inayah inayah;
Alifia Citra Bestari
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 18, No 1 (2018): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32382/sulolipu.v18i1.726
Ikan bandeng merupakan suatu komoditas perikanan yang populer di Indonesia timur karena rasa yang enak dan gurih serta mempunyai harga yang terjangkau. Kandungan yang terdapat pada ikan bandeng selain dibutuhkan oleh tubuh juga merupakan media yang cocok untuk pertumbuhan bakteri pembusuk sehingga perlu dilakukan pengawetan pada ikan bandeng. Pengawet yang digunakan dalam penelitian ini adalah lengkuas. Lengkuas memiliki potensi sebagai bahan pengawet alami karena memiliki senyawa antibakteri yaitu minyak atsiri, galangol dan galangin.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas lengkuas (lenguas galanga) dalam mengawetkan ikan bandeng dengan 2 perlakuan yaitu larutan lengkuas dan parutan lengkuas.Jenis penelitian dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah bersifat eksperimen yaitu perlakuan pengujian penggunaan larutan dan parutan lengkuas (lenguas galanga) sebagai bahan pengawet pada ikan bandeng.Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah ikan bandeng yang diawetkan menggunakan larutan lengkuas dapat bertahan hingga 42 jam ditinjau dari kondisi fisik yang telah mengalami perubahan nilai organoleptik dibawah nilai 7 sedangkan ikan bandeng yang diawetkan menggunakan parutan lengkuas dapat bertahan hingga 47 jam. Pemeriksaan ALT pada pengawetan menggunakan larutan lengkuas dan parutan lengkuas mengalami penurunan dibandingkan dengan ikan bandeng tanpa perlakuan.Kesimpulan pada penelitian ini, larutan lengkuas dan parutan lengkuas mampu mengawetkan ikan bandeng. Sebaiknya menggunakan parutan lengkuas karena daya awet lebih lama dibandingkan menggunakan larutan lengkuas. Kata kunci: Ikan Bandeng, Lengkuas, Daya Awet.
HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PENGOLAHAN BAKSO DENGAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS DI LIMBUNG KABUPATEN GOWA
Desminarti Eka Saputri;
inayah inayah
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 20, No 1 (2020): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32382/sulolipu.v20i1.1472
Bakso sangat digemari oleh semua kalangan dan sangat mudah untuk ditemukan, faktor yang dapat mengakibatkan kerusakan maupun menurunnya kualitas bakso yaitu kontaminasi makanan yang dipengaruhi dari proses pengolahan mulai dari kondisi tempat pengolahan, kondisi peralatan dan kondisi hygiene dan sanitasi penjamah makanan. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi analitik observasional bersifat desktiptif dengan tujuan untuk menganalisis kondisi tempat pengolahan, kondisi peralatan dan kondisi hygiene sanitasi penjamah makanan pada pembuatan bakso dengan kualitas bakteriologis di Limbung Kabupaten Gowa. Sampel dalam penelitian ini adalah bakso sebanyak 5 sampel dan peralatan 10 sampel yang diambil dari pedagang yang berbeda . Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi tempat pengolahan bakso dari 5 sampel hanya 1 yang memenuhi persyaratan dan 4 masuk dalam kriteria tidak memenuhi syarat. Kondisi peralatan peralatan pada pengolahan bakso dari 5 sampel masuk dalam kriteria tidak memenuhi syarat, dan kondisi hygiene dan sanitasi penjamah makanan pada pengolahan bakso 5 masuk dalam kriteria tidak memenuhi syarat. Serta kualitas bakteriologi pada bakso di Limbung Kabupaten Gowa dari 5 sampel yang diperiksa semua melebihi ambang batas dan tidak memenuhi syarat menurut BPOM RI No. 16 Tahun 2016 dengan jumlah kuman tertinggi 34.750.000 koloni/gram. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah proses pengolahan yang meliputi kondisi tempat pengolahan 80% tidak memenuhi syarat, kondisi peralatan dan hygiene sanitasi penjamah makanan 100% tidak memenuhi syarat, dapat mempengaruhi kualitas bakteriologis bakso, dari 5 sampel masuk dalam kriteria tidak memenuhi syarat. Kata kunci : Higiene Sanitasi Pengolahan, Bakso, Penjamah.
IDENTIFIKASI KEBERADAAN LARVA CACING PITA (Taenia solium) PADA JENIS OLAHAN DAGING BABI DI KOTA MAKASSAR
Gladys Libra Eni Tangkeallo;
inayah inayah
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 21, No 2 (2021): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32382/sulolipu.v21i2.2346
Ketersediaan pangan hewani yang aman, sehat dan utuh merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam pembangunan di bidang pangan.Salah satu bahan pangan yang mengandung nilai gizi ialah daging. Mikroorganisme seperti parasit pada daging babi dapat menyebabkan penyakit. Perlunya mengetahui keberadaan larva cacing pita (Taenia solium) pada jenis olahan daging babi khususnya di Kota Makassar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan larva cacing pita pada jenis olahan daging babi di Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey deskriptif ialah untuk menggambarkan keberadaan larva cacing pita (Taenia solium) pada daging babi mentah dan daging babi olahan di warung makan olahan daging babi Kota Makassar. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 16 sampel yang diambil dari 4 daging babi mentah dan 12 makanan olahan daging babi di Kota Makassar. Hasil Penelitian ini menunjukkan hasil identifikasi 4 (empat) sampel daging babi mentah dari jenis olahan masak bambu (Pa’piong), jenis olahan bakar (Sate), jenis olahan tumis (Tumis usus) dan Jenis Olahan Panggang (Babi Panggang) serta 3 (tiga) jenis olahan daging babi ialah dari jenis olahan masak bambu (Pa’piong), jenis olahan bakar (Sate), dan Jenis Olahan Panggang (Babi Panggang) dinyatakan positif mengandung kista cacing pita(Taenia solium). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah proses pengolahan meliputi waktu, suhu dan ketebalan daging dapat berpengaruh pada tingkat kematangan dan keberadaan larva cacing pita (Taenia solium), sehingga kondisi olahan daging babi di Kota Makassar masuk dalam kriteria tidak memenuhi syarat. Kata Kunci : Cacing Pita, Daging Babi, Olahan Makanan
Identifikasi Gas Karbon Monoksida Di Persimpangan Jalan Sultan Alauddin Kota Makassar
inayah inayah;
Andi Ruhban;
Hamsir Ahmad
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 21, No 1 (2021): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32382/sulolipu.v21i1.2099
Karbon Monoksida atau CO merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mengiritasi yang dihasilkan dari proses pembakaran tidak sempurna. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar kadar Karbon Monoksida di persimpangan jalan Sultan Alauddin Kota Makassar. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan melakukan pengukuran secara langsung pada dua titik lokasi. Alat yang digunakan adalah Odalog dan Hygrothermometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan karbon monoksida pada titik I yaitu di pertigaan jalan Monumen Emmy Saelan-Sultan Alauddin pada pagi hari sebesar 9508,57 µg/Nm3, siang hari sebesar 7748,57 µg/Nm3 dan sore hari sebesar 13302,85 µg/Nm3 dan pada titik II yaitu di Pertigaan Jl. Sultan Alauddin-A.P Pettarani pada pagi hari sebesar 8571,42 µg/Nm3, siang hari sebesar 5645,71 µg/Nm3 dan sore hari sebesar 6902,85 µg/Nm3.Hasil pengukuran menunjukkan dibawah standar baku mutu udara ambien yang ditetapkanberdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 69 Tahun 2010 Tentang Baku Mutu dan Kriteria Kerusakan Lingkungan Hidup.Kata Kunci : Karbon Monoksida
IDENTIFIKASI RESIDU PESTISIDA CHLORPYRIFOS DALAM SAYURAN SAWI HIJAU (BRASSICA RAPA VAR. PARACHINENSIS L.) DI PASAR TERONG KOTA MAKASSAR TAHUN 2016
Inayah Inayah;
Nita Nirmala
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 17, No 1 (2017): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32382/sulolipu.v17i1.680
ABSTRAK Residu pestisida dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang dikonsumsi setiap hari seperti sayuran. Salah satu tanaman yang sering disemprotkan pestisida adalah tanaman sayuran khususnya tanaman sawi hijau (Brassica rapa var. parachinensis L.). Hal ini terjadi karena bentuk dan struktur tanaman sawi yang memungkinkan ulat untuk bersarang di sela-sela daunnya. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional yakni menggunakan daftar pemeriksaan atau pengukuran terhadap residu pestisida Chlorpyrifos dalam sayuran sawi hijau (Brassica rapa var. parachinensis L.).Hasil pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan metode kromatografi gas menunjukkan bahwa kadar residu pestisida pada sampel sawi hijau yang dijual di pasar Terong Kota Makassar dengan bahan aktif chlorpyrifos sebelum proses pencucian adalah sebesar 0,276 mg/kg sedangkan kadar residu pestisida sesudah proses pencucian adalah 0 mg/kg.Berdasarkan standar persyaratan SNI 7313 Tahun 2008 tentang batas maksimum residu pestisida pada hasil pertanian untuk sayuran sawi hijau yaitu 1 mg/kg, maka kadar residupestisida yang terdapat pada sampel sawi hijau sebelum dan sesudah proses pencucian masih di bawah BMR (Batas Maksimum Residu) sehingga memenuhi syarat kesehatan.Penurunan kadar residu pestisida chlorpyrifos pada sayuran terjadi karena proses pencucian dengan air mengalir menyebabkan residu insektisida chlorpyrifos yang terdapat pada permukaan sayuran akan larut dalam air. Residu yang tertinggal pada permukaan tanaman pada saat disemprot dapat hilang karena pencucian atau pembilasan. Kata kunci : Sawi Hijau (Brassica rapa var. parachinensis L.) dan Kadar Residu Pestisida.