Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

HUBUNGAN HYGIENE PERORANGAN DAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN KEJADIAN INFEKSI KECACINGAN PADA PEMULUNG SAMPAH DI TPA TAMANGAPA KOTA MAKASSAR Andi Ruhban; Andi Mennie Tri Rahayu
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 18, No 2 (2018): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v18i2.1141

Abstract

Di Indonesia prevelansi penyakit kecacingan masih tinggi ,yaitu 45-46%. Di wilayah-wilayah tertentu dengan sanitasi buruk ,prevalansi kecacingan dapat mencapai 80%. Infeksi terjadi oleh karena tertelan telur cacing dari tanah yang terkontaminasi atau dari penetrasi aktif melalui kulit oleh larva ditanah. Kelompok yang berisiko tinggi terinfeksi penyakit kecacingan diantaranya komunitas pemulung sampah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan hygiene perorangan dan pemakaian alat pelindung diri dengan kejadian infeksi kecacingan pada pemulung sampah di TPA Tamangapa Kota Makassar. Jenis penelitian pada penelitian ini adalah cross-sectional. Jumlah sampel 73 sampel tinja dan 73 responden, sampel dipilih secara purposive sampling. Data hygiene perorangan dan pemakaian APD pada pemulung diperoleh melalui pengamatan secara langsung berdasarkan kuesioner pengamatan, sedangkan data kejadian infeksi kecacingan diperoleh dari hasil pemeriksaan Laboratorium. Data dianalisis dengan korelasi uji chi square. Uji statistik menunjukkan bahwa variabel kebiasaan mandi (p=0,639) yang lebih besar nilainya dari p>0,05, sehingga H0 diterima. Sedangkan, variabel kebiasaan mencuci tangan (p=0,000), kebiasaan memotong kuku  (p=0,000), dan pemakaian APD (p=0,004), yang lebih kecil dari p<0,05, sehingga Ha diterima. Hasil penelitian hampir semua sampel (99%) terdapat telur cacing. Kesimpulan dari penelitian ini adalah infeksi kecacingan tidak berhubungan dengan kebiasaan mandi, akan tetapi, berhubungan dengan kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan memotong kuku, dan pemakaian APD. Untuk itu diharapkan bagi pemulung sampah, agar memperhatikan hygiene perorangan saat selesai bekerja di Tempat Pembuangan Akhir sampah Tamangapa Kota Makassar.  Kata kunci: Hygiene Perorangan, Alat Pelindung Diri, Kejadian Infeksi Kecacingan, Pemulung Sampah
TINGKAT KUANTITATIF PENCEMARAN LOGAM BERAT TIMBEL (Pb) DALAM UDARA AMBIEN DI TERMINAL MALENGKERI KOTA MAKASSAR Andi Ruhban; Nurwahidah wahidah
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 17, No 1 (2017): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v17i1.683

Abstract

ABSTRAK Pencemaran udara yaitu masuknya zat pencemar (berbentuk gas-gas dan partikel kecil/aerosol) ke dalam udara seperti timbel (Pb).Timbel (Pb) yang mencemari udara terdapat dalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk gas dan partikel-partikel.Aerosol Timbel (Pb) sebagian besar dihasilkan dari asap kendaraan bermotor dan industry yang menggunakan bensin. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran tentang pencemaran logam berat timbel (Pb) pada udara ambien di sekitar Terminal Malengkeri Kota Makassar.Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan deskriptif dengan pengambilan sampel pada tiga lokasi masing-masing satu titik. Berdasarkan penelitian, diperoleh hasil kandungan logam berat timbel (Pb) di pintu masuk yaitu 0,022 µg/Nm3, di bagian tengah yaitu 0,009 dan di pintu keluar Terminal Malengkeri µg/Nm3,Kota Makassar yaitu 0,027µg/Nm3. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan Lampiran Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 69 Tahun 2010 Tentang Baku Mutu & Kriteria Kerusakan Lingkungan setelah pengujian satu jam pengukuran yaitu 2 µg/Nm3. Meskipun demikian disarankan adanya penghijauan dan penanaman pohon di kawasan Terminal Malengkeri Kota Makassar, karena pohon dapat menyerappenyebaran timbel (Pb) di udara. Kata Kunci                   : Timbel (Pb), Udara Ambien, dan Terminal.
KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DALAM RESIDU PESTISIDA PADA TANAH, AIR DAN BAWANG MERAH DI DESA SALU DEWATA KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG Andi Ruhban; Kurniati Kurniati
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 17, No 2 (2017): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v17i2.796

Abstract

Timbal adalah logam lunak kebiruan atau kelabu keperakan yang lazim terdapat dalam kandungan endapan sulfit yang tercampur mineral-mineral lain terutama seng dan tembaga. Perpindahan Timbal Pb dari tanah ke tanaman tergantung komposisi dan pH tanah . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang kandungan Timbal (Pb) sebagai residu Pestisida pada tanah, air serta bawang merah  di lokasi penelitian yang berada di Desa Salu Dewata Kecematan Anggeraja Kabupaten Enrekang.Penelitian ini menggunakan survai pendekatan Deskriptif. Jumlah sampel yang digunakan adalah 7 sampel yakni sampel tanah dan sampel bawang merah yang diambil  pada tiga lokasi dan satu sampel air. Data yang diperoleh dari hasil observasi dilapangan dan hasil pemeriksaan laboratorium dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata kandungan timbal (Pb) pada tanah pertanian dengan usia garapan 10 Tahun sebesar 15.413 ppm, usia garapan 20 Tahun sebesar 15.224 mg/kg dan usia garapan 25 Tahun sebesar 17.523 ppm. Selain itu kandungan timbal (Pb) pada air bersih yaitu sebesar ≤ 0.01 ppm. Sedangkan kandungan timbal (Pb) pada bawang merah pada usia tanah garapan 10,20, dan 25 tahun yaitu ≤ 0.01 ppmKesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu kandungan timbal (Pb) pada tanah petanian dengan usia garapan 10 tahun, 20 tahun dan 25 tahun sudah tidak memenuhi syarat. Kandungan timbal  (Pb) pada air masih memenuhi syarat sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan  Nomor: 416/Menkes/Per/IX/1990 untuk persyaratan Timbal pada air yaitu 0,05 mg/l. Sedangkan pada pemeriksaan kandungan timbal (Pb) pada bawang merah juga masih memenuhi syarat sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor:27/permetan/pp:340/2009 dikatakan memenuhi syarat jika hasil pemeriksaan menunjukan jumlah maksimum 0,1 ppm.Keyword : Timbal (Pb), Tanah, Air, Bawang Merah
IDENTIFIKASI KANDUNGAN BAKTERI Escherichia coli dan Salmonella PADA BURGER YANG DIJUAL PEDAGANG KAKI LIMA DI KOTA MAKASSAR Noviana Noviana; Andi Ruhban
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 19, No 2 (2019): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v19i2.1348

Abstract

Berdasarkan survai awal yang dilakukan dalam proses pembuatan burger dapat dilihat pedagang cenderung tidak memperhatikan hygiene sanitasi makanan yang baik seperti tidak memakai sarung tangan, tidak memperhatikan kebersihan tempat pengolahan, air yang digunakan dan berbicara pada saat melakukan proses pengolahan sehingga berdampak memindahkan penyakit ke konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan bakteri E.coli dan Salmonella  pada burger yang dijual pedagang kaki lima di kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan secara observasi yang melalui pengamatan langsung dilapangan dan pemeriksaan laboratorium sebanyak 4 sampel yang diambil dijalan dijalan Rappocini, Banta-Bantaeng, Andi Djemma dan Hertasning dengan metode tabung fermentasi, endo agar dan metode gores. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium untuk parameter E.coli dan Salmonella pada burger yang dijual pedagang kaki lima dijalan Rappocini, Banta-Bantaeng, Andi Djemma dan Hertasning masing-masing menunjukkan hasil negatif. Hal ini memenuhi syarat berdasarkan peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.06.1.52.4011, tentang cemaran mikroba pada makanan. Dari hasil uji laboratorium diperoleh kesimpulan bahwa keberadaan bakteri E.coli dan Salmonella pada burger yang dijual pedagang kaki lima dijalan Rappocini, Banta-Bantaeng, Andi Djemma dan Hertasning menunjukkan hasil negatif. Hal ini burger tidak mempunyai masalah dikarenakan pengolahan daging dengan menggunakan suhu didih dan suhu penyimpanan makanan yang baik sehingga peluang terjadinya kontaminasi bakteri pada makanan secara langsung tidak terjadi. Kata kunci : E.coli, Salmonella, Burger dan Pedagang Kaki Lima
HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DIARE DAN PENYAKIT KULIT DI HUNIAN SEMENTARA PASCA BENCANA KELURAHAN LERE, KECAMATAN PALU BARAT, KOTA PALU Fauziah Hasan; Andi Ruhban
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 20, No 2 (2020): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v2i20.1754

Abstract

Sanitasi dasar ialah upaya minimum yang diperlukan untuk menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan dengan menitikberatkan pada aspek pengawasan berbagai faktor lingkungan yang akan mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Tujuan penelitian Untuk mengetahui hubungan sanitasi dasar dengan kejadian penyakit diare dan penyakit kulit di hunian sementara pasca bencana Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu. Adapun populasi dan sampel adalah kepala keluarga pengungsi yang mendiami hunian sementara dengan jumlahsampel sebanyak 135 kepala keluarga yang diambil secara acak (random sampling). Setelah itu data dianalisis dengan menggunakan uji statistikpearson correlation dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 dikatakan bermakna jika p < 0,05.Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sarana sanitasi dengan kejadian penyakit diare dan kulit di hunian sementara pasca bencana alam di Kelurahan Lere Kota Palu dimana ; sarana penyediaan air bersih (p = 0,000 (p < 0,05), sarana pembuangan kotoran/jamban (p= 0,004 (p < 0,05), sarana pengolahan air limbah (p = 0,000 (p < 0,05) dan untuk sarana pengelolaan sampah tidak ada hubungan dengan kejadian penyakit diare dan kulit (p =0,082 (p > 0,05).
ANALISIS KONSENTRASI KARBON MONOKSIDA (CO) DAN SULFUR DIOKSIDA (SO2) UDARA PADA SUMBER BERGERAK DI JALAN A.P PETTARANI DAN RAPOCCINI RAYA KOTA MAKASSAR Andi Ruhban; Indah Rahmadana
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 18, No 1 (2018): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v18i1.723

Abstract

Karbon monoksida adalah gas yang tak berwarna,  tidak berbau dan juga tidak berasa. Sulfur dioksida adalah salah satu spesies dari gas-gas oksida sulfur (SO2). Gas ini sangat mudah terlarut dalam air, memiliki bau namun tidak berwarna. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengatahui Konsentrasi Karbon Monoksida dan Sulfur Dioksida di udara pada sumber bergerak di jalan A. P. Pettarani dan Rapoccini Raya kota Makassar. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriftif dengan melakukan pengukuran secara langsung di lapangan. Hasil penelitian CO diperoleh di jalan A.P. Pettarani (Persimpangan jalan Urip Sumoharjo pada pagi dan sore yaitu 5.725 µg/m3 dan 18.580 µg/m3) dan (Persimpangan jalan Sultan Alauddin pada pagi dan sore yaitu 5.325 µg/m3 dan 11.623 µg/m3) sedangkan hasil yang diperoleh di jalan Rapoccini Raya (Persimpangan jalan Veteran Selatan pada pagi dan sore yaitu 6.184 µg/m3 dan 5.640 µg/m3) dan (Persimpangan jalan A.P.Pettarani pada pagi dan sore yaitu 6.527 µg/m3 dan 5.239 µg/m3). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi Karbon Monoksida tertinggi terdapat pada jalan A.P. Pettarani Persimpangan jalan Urip Sumoharjo pada sore. Hasil penelitian SO2 disemua lokasi diperoleh nihil (memenuhi syarat). Konsentrasi Karbon Monoksida (CO) pada pagi dan sore hari dijalan A.P. Pettarani dan jalan Rapoccini Raya Kota Makassar, hasil tertinggi pada sore hari dijalan A.P. Pettarani (persimpangan jalan urip sumoharjo) sebesar 18.580 μg/Nm3, sedangkan hasil terendah pada sore hari dijalan Rapoccini Raya (persimpangan jalan pettarani) sebesar 5.239 μg/Nm3. masih memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomer 69 Tahun 2010 Tentang Baku Mutu Udara Dan Kriteria Kerusakan Lingkungan Hidup, untuk Karbon Monoksida dengan standar 30.000 μg/Nm3. Kata kunci : Karbon Monoksida dan Sulfur Dioksida
Hubungan Kondisi Rumah Dengan Kejadian Penyakit TBC Paru Di kelurahan Baraya Kecamatan Bontoala Kota Makassar Andi Ruhban; Indah Dwi Lestary; A.AR.Rakhmansya Iskandar
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 20, No 1 (2020): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v20i1.1501

Abstract

Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberkulosis. Umumnya setelah masuk ke dalam tubuh melalui rongga pernapasan, bakteri ini akan menuju ke paruparu.Tetapi bukan hanya di paruparu,bakteri ini juga dapat menuju organ tubuh lain,seperti ginjal, limpa, tulang dan otak.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya Hubungan antara kejadian penyakit Tuberculosis paru dengan beberapa faktor kondisi rumah yaitu Kepadatan penghuni, Kamarisasi, Ventilasi, suhu, kelembaban, dan pencahayaan . Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Dengan Uji Chi-Square, adapun sampel dalam penelitian ini yaitu 65 rumah.Hasil dari penelitian ini didapatkan kepadatan penghuni yang memenuhi syarat (p=0,000), Ventilasi yang memenuhi syarat (p=0,000), Suhu yang memenuhi syarat (p=0,000), Kelembaban yang memenuhi syarat (p=0,000), Pencahayaan yang tidak memenuhi syarat (p=0,757).Kesimpulan yang didapatkan yaitu ada hubungan yang signifikan antara TBC paru dengan Kepadatan penghuni, Kamarisasi, Ventilasi, Suhu,dan Kelembaban,Tidak ada hubungan antara TBC paru dengan Pencahayaan terhadap kejadian penyakit Tuberculosis Paru . Maka itu disarankan untuk mengadakan penyuluhan tentang bahaya serta penanganan penyakit Tuberculosi Paru secara rutin.Kata kunci : Kondisi rumah, Kejadian penyakit TBC paru
Identifikasi Gas Karbon Monoksida Di Persimpangan Jalan Sultan Alauddin Kota Makassar inayah inayah; Andi Ruhban; Hamsir Ahmad
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 21, No 1 (2021): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v21i1.2099

Abstract

Karbon Monoksida atau CO merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mengiritasi yang dihasilkan dari proses pembakaran tidak sempurna. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar kadar Karbon Monoksida di persimpangan jalan Sultan Alauddin Kota Makassar. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan melakukan pengukuran secara langsung pada dua titik lokasi. Alat yang digunakan adalah Odalog dan Hygrothermometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan karbon monoksida pada titik I yaitu di pertigaan jalan Monumen Emmy Saelan-Sultan Alauddin pada pagi hari sebesar 9508,57 µg/Nm3, siang hari sebesar 7748,57 µg/Nm3 dan sore hari sebesar 13302,85 µg/Nm3  dan pada titik II yaitu di Pertigaan Jl. Sultan Alauddin-A.P Pettarani pada pagi hari sebesar 8571,42 µg/Nm3, siang hari sebesar 5645,71 µg/Nm3 dan sore hari sebesar 6902,85 µg/Nm3.Hasil pengukuran menunjukkan dibawah standar baku mutu udara ambien yang ditetapkanberdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 69 Tahun 2010 Tentang Baku Mutu dan Kriteria  Kerusakan Lingkungan Hidup.Kata Kunci : Karbon Monoksida
KONDISI SANITASI KOLAM RENANG JE’NE TALLASA SILEO DESA PARAIKATTE KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA Widiyanti Widiyanti; Andi Ruhban
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 19, No 1 (2019): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v19i1.961

Abstract

Kolam renang merupakan tempat umum yang harus mendapatkan pengawasan dan perhatian sanitasi, karena memiliki potensi sebagai tempat terjadinya penularan penyakit, pencemaran lingkungan, atau gangguan kesehatan lainnya.                                  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi sanitasi Kolam Renang Je’ne tallasa Sileo Desa Paraikatte Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Jenis penelitian yang digunakan bersifat observasional dengan pendekatan secara deskriptif yang akan memberikan gambaran tentang kondisi sanitasi kolam renang Je’ne tallasa Siloe.                                                                                                                                                            Dari hasil penelitian kolam renang Je’ne tallasa Sileo untuk keseluruhan variabel diperoleh hasil 89%. Adapun variabel untuk persyaratan kesehatan lingkungan memperoleh hasil 74%, persyaratan kesehatan kamar/ruang 88% dan fasilitas sanitasi 76% dari variabel ketiga tersebut telah memenuhi standar akan tetapi untuk variabel karyawan memperoleh 0% dan kualitas air kolam 9% ini berarti hasil tersebut tidak memenuhi standar.                                                                                                             Kesimpulan penelitian adalah kolam renang Je’ne tallasa sileo Desa Paraiksatte Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa tidak laik sehat menurut Permenkes 32 Tahun 2017. Saran sebaiknya pengelola kolam renang memperhatikan kondisi sanitasi, melakukan pemeriksaan bakteriologis secara berkala dan bagi peneliti selanjutnya meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh perilaku pengunjung akan kualitas kolam renang.Kata Kunci : Sanitasi Kolam Renang
TINGKAT KEPATUHAN MAHASISWA DALAM PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN DI KAMPUS POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR Andi Tenriyola Madjid; Andi Ruhban; Rafidah Rafidah
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 21, No 2 (2021): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v21i2.2411

Abstract

Kepatuhan adalah perubahan sikap dari sikap yang tidak mentaati aturan ke sikap yang mentaati aturan. Kepatuhan masyarakat masih menjadi fenomena yang harus terus ditingkatkan dalam penerapan protokol kesehatan untuk memperbaiki perilaku dalam memutus mata rantai penularan dari virus Covid-19. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian observasi dengan pendekatan deskriptif. Instrumen dalam penelitian ini kuesioner online dengan menggunakan google form, kemudian diolah menggunakan microsoft excel. Populasi adalah seluruh mahasiswa Poltekkes Kemenkes Makassar dengan sampel sebanyak 365 orang yang terdistribusi di 8 jurusan. Hasil penelitian didapatkan bahwa kepatuhan mahasiswa dalam penerapan protokol kesehatan dengan mencuci tangan pakai sabun 75,61%, tertinggi jurusan kesehatan gigi 87,50% dan terendah jurusan fisioterapi 53,65%. Kepatuhan memakai masker 87,12%, tertinggi jurusan kesehatan lingkungan 95,12% dan terendah jurusan keperawatan makassar 68,29%. Sedangkan kepatuhan menjaga jarak 67,13%, tertinggi jurusan kebidanan 75,60% dan terendah jurusan farmasi 58,53%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa mahasiswa patuh dalam penerapan protokol kesehatan di kampus Poltekkes Kemenkes Makassar. Hal ini diharapkan mahasiswa dapat ikut dalam upaya penanganan penyebaran kasus Covid-19 dengan baik. Namun demikian, diperlukan pemantauan dari pihak kampus dan pemerintah agar tetap mempertahankan situasi yang kondusif dalam upaya pemutusan mata rantai penularan covid-19.Kata Kunci: Kepatuhan, Protokol Kesehatan, Mahasiswa