Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

IbDM Pengelolaan Tata Air melalui Canal Blocking dalam Meningkatkan Produktivitas Cabai di Desa Langsat Permai Kecamatan Bunga Raya Kabupaten Siak, Provinsi Riau Hapsoh Hapsoh; Wawan Wawan; Isna Rahma Dini
Wikrama Parahita : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30656/jpmwp.v4i1.1897

Abstract

Air merupakan unsur penting yang dibutuhkan dalam budidaya tanaman cabai di Desa Langsat Permai. Selama ini, petani Desa Langsat Permai memanfaatkan air kanal yang berada di sekitar lahan untuk usaha budidaya cabai maupun tanaman lainnya. Akan tetapi, petani sulit mendapatkan air apabila terjadi musim kemarau sehingga menghambat usaha budidaya tanaman yang mereka lakukan. Berangkat dari permasalahan tersebut, kegiatan Iptek bagi Desa Mitra (IbDM) melakukan pembangunan canal blocking yang bertujuan untuk mengelola ketersediaan air khususnya pada musim kemarau. Pembangunan canal blocking tersebut sangat memberikan manfaat pada peningkatan hasil produksi cabai dimana tahun 2018 produksi cabai sebesar 14-15 ton/Ha dibandingkan pada tahun 2017 hanya berkisar 10-11 ton/Ha. Tidak hanya produksi cabai yang meningkat, pembangunan canal blocking ini juga memberikan dampak kepada meluasnya lahan sawit yang dikonversi menjadi lahan budidaya tanaman pangan maupun hortikultura. Terlihat dari jumlah lahan sawit yang dikonversi menjadi lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura sebesar 26 Ha pada tahun 2018. Hal ini sangat mendukung program Pemerintah Kabupaten Siak dimana pemerintah mendorong kegiatan pertanian baik pangan maupun hortikultura dibandingkan perkebunan sawit. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Siak dalam hal ini Bupati dan Kepala Dinas terkait melakukan kegiatan panen raya pada tahun 2018. Kegiatan ini sangat menguntungkan petani karena mereka dapat mengajukan beberapa sarana dan prasarana guna meningkatkan budidaya tanaman khususnya cabai. Pemerintah Kabupaten Siak juga mendorong Desa Langsat Permai menjadi salah satu daerah agrowisata berbasis tanaman cabai yang menampilkan budidaya cabai sampai penanganan pascapanen cabai.
Pengolahan Cabai Merah menjadi Saus Cabai di Desa Langsat Permai Kecamatan Bunga Raya Kabupaten Siak: Processing of Red Chili into Chili Sauce in Langsat Permai Village, Bunga Raya District, Siak Regency Isna Rahma; Shanti Fitriani; Yusmarini Yusmarini; Hapsoh Hapsoh; Wawan Wawan
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 7 No 3 (2022): Desember
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-dinamika.v7i3.3315

Abstract

Desa Langsat Permai merupakan salah satu desa di Provinsi Riau yang memiliki potensi pengembangan tanaman cabai. Pada tahun 2018, produksi cabai mencapai 7-8 ton dengan luas lahan 18 Ha. Hasil panen tanaman cabai tersebut dipasarkan ke daerah Pekanbaru dan Medan. Namun, apabila produksi cabai di beberapa daerah lain melimpah mengakibatkan harga cabai menurun sehingga menimbulkan kerugian para petani cabai. Ditambah lagi cabai merupakan tanaman yang mempunyai kadar air yang cukup tinggi (55-85%) sehingga mudah mengalami pembusukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengabdian untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu pelatihan pengolahan saus cabai. Sasaran kegiatan pengabdian ini yaitu ibu PKK Desa Langsat Permai. Dari hasil pengabdian yang dilakukan, peserta pengabdian sangat antusias mengikuti kegiatan ini dan termotivasi untuk memproduksi saus cabai menggunakan formulasi saus yang diberikan meskipun sebagian masyarakat sudah mengikuti pelatihan yang sama sebelumnya. Akan tetapi, peserta belum mengetahui penggunaan bahan pengawet yang diizinkan dalam produk saus cabai. Terlihat dari persentase kemampuan peserta dalam hal bahan pengawet setelah pengabdian meningkat menjadi 81% dari 19% sebelum dilakukan pengabdian. Pengolahan saus cabai ini juga mendapat dukungan dari Kepala Desa dan Pemerintah Daerah setempat karena penggunaan Rosella sebagai bahan pengawet alami. Selain itu, pengolahan ini sejalan dengan program desa dan kabupaten yang ingin mengembangkan agroeduwisata berbasis budidaya dan pengolahan cabai.