Wondal, Rosita
Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Khairul Ternate

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PREVIEW, QUESTIONS, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW (PQ4R) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI Wondal, Rosita
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Vol 7, No 1` (2016)
Publisher : Pascasarjna Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract : PQ4R is a model that used to help students understand the matter, because this learning model the students are asked to read the sub topics or the title of matterial that appropriate with the aim of learning. Result of learning is students competence to reach a level of learning experience in basic competence.This research is an action Research. The aim of research is increasing actvity and result biology learning on students grade VIII1 SMP Negeri 5 Kota Tidore Kepulauan on concept Human Breathing System. The subject of the research were 20 students. The result of research have shown the mean score of students’ learning Biology after using PQ4R Learning model (Preview, Questions, Read, Reflect, Recite, Review) firts cycle were as much as 8 students or 40 % than second cycle increase 16 student or as much as 80.00%. The result presentation of students observation activity in first cycle is 49.99% and the second cycle reached 74.99%. Using PQ4R Learning Model (Preview, Questions, Read, Reflect, Recite, Review, can increase activity and Biology study grade VIII1 SMP Negeri 5 Kota Tidore Kepulauan on concept Human Breathing System.Keyword : Learning Model Preview, Questions, Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R), result study.Abstrak : PQ4R merupakan model pembelajaran, dengan tujuan untuk meningkatkan daya paham dan daya ingat siswa kepada tentang materi yang mereka baca. Hasil belajar merupakan kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam kompetensi dasar.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dengan tujuan adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar biologi siswa kelas VIII1 SMP Negeri 5 Kota Tidore Kepulauan pada konsep sistem pernapasan pada manusia. Subjek penelitian berjumlah 20 siswa.Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini yaitu nilai rata hasil belajar Biologi siswa setelah diterapkan model pembelajaran PQ4R (Preview, Questions, Read, Reflect, Recite, Review) pada siklus I hasil belajar siswa yang tuntas sebanyak 8 orang (40%) sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 16 siswa (80%). Presentase hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus I yaitu 49,99% dan siklus II meningkat mencapai 74,99%. Penerapan model pembelajaran PQ4R, dapat meningkatkan hasil belajar biologi di kelas VIII1 SMP Negeri 5 Kota Tidore Kepulauan pada konsep sistem pernapasan pada manusia.Kata Kunci: Model Pembelajaran Preview, Questions, Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R), Hasil belajar.
Early Listening Skill on Lesson Study-Based Activities Farida Samad; Rosita Wondal; Nurhasanah Nurhasanah
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v6i3.1895

Abstract

This study aimed to describe children's listening skills in lesson study-based learning activities at Telkom preschool group B1 in Ternate City. The students involved were 24 early students. The lesson study process included preparing, observing, and reflecting lessons in the context of listening skills. In data analysis, Miles and Huberman interaction model was employed to describe the data qualitatively and quantitative data analyzed using descriptive statistics. The results showed that children listening skill on lesson study-based learning activity on the ‘market day’ topic implemented at Telkom Preschool Group B1 in Ternate City  was categorized as good (81.8) and sufficient (68.2). Furthermore, the data the development of a non-cognitive assessment instrument for listening ability in early childhood based on lesson study is feasible to be implemented .The result can be used as a basis for improvement and strengthening a lesson study activities dealing with listening skills in preschool that lesson study-based activities can improve children early listening skills in understanding subjects on the theme ‘market day’.
KAJIAN PENERAPAN PERMAINAN BOWLING BERBAHAN BEKAS PADA KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK Fiska Fara; Rosita Wondal; Nurhamsa Mahmud
Jurnal Ilmiah Cahaya Paud Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Cahaya Paud (Edisi November)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/cahayapd.v2i2.2036

Abstract

Dunia anak adalah dunia bermain, anak belajar melalui bermain. Salah satu permainan yang dapat mengajarkan anak dalam berhitung adalah permainan boling .Kemampuan berhitung pada anak usia dini perlu di asah sejak dini. Berhitung, pad anak usia dini merupakan bagian dari  keenam aspek perkembangan yanitu aspek kognitif. Anak yang diasah perkembangan kognitifnya sejak dini akan membantu anak menjadi pribadi yang memiliki intelektual yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji tentang penerapan permainan boling berbahan bekas pada kemampuan berhitung permulaan. Melalui metode kajian penilitian literatur Dari hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa permainana bowling berbahan bekas dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak.Children world is the world of play, children learn through playing. One game that can teach children to count is bowling. The ability of numeracyneeds to be sharpened. Counting in early childhood is part of the six aspects of development that are cognitive aspects. Children who have good cognitive developmentmust be taught early so that they will have good intellectuals also. The study aim is to examine the application of bowling games with used material on children numeracy ability through literature research studies. The results showed that bowling games with used material can improve children numeracy skill. 
KAJIAN TENTANG KEGIATAN COOKING CLASS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN Julaeha Rasid; Rosita Wondal; Rita Samad
Jurnal Ilmiah Cahaya Paud Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Cahaya Paud (Edisi November)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/cahayapd.v2i2.2041

Abstract

Keterampilan motorik halus merupakan suatu kemampuan individu yang beraktivitas dengan menggunakan otot-otot halus. motorik halus merupakan salah satu aspek perkembangan anak yang wajib dikembangkan. Motorik halus anak dapat dikembangkan melalui kegiatan kelas memasak (cooking class). melalui penelitian kajian pustaka yang dilakukan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa Kegiatan cooking class merupakan suatu aktivitas yang menyenangkan bagi anak serta dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Kegiatan cooking class selain dapat meningkatkan pengalaman belajar anak secara langsung. Melalui kegiatan ini  dapat mengenalkan  bahan  makanan, cara mengolah makanan,  perpaduan warna, juga dapat melatih keterampilan motorik halus anak, melalui gerakan memotong, meremas, membentuk dan mencetak. Berdasarkan hasil kajian  ini diharapkan kepada guru untuk dapat menjalankan     kegiatan cooking class ini dengan menggunakan bahan-bahan yang ada disekitar, serta memperhatikan unsur keselamatan bagi anak.    Fine motor skills are the abilities of individuals who use smooth muscles. Fine motor is one aspect of child development that must be developed. Fine motor skills can be developed through cooking class activities. Through library research, researchers conclude that cooking class activities representing activities that are fun for children to improve children's fine motor skills. Besides, it is able to enhance children's learning experience directly through activities, but also introducing food ingredients, how to process food, and color combination. It trains the children fine motor skills, through the movements of cutting, squeezing, making and printing. Based on the results of the study it is expected for teachers who can carry out cooking class activities using available materials, and pay attention to children safety. 
PERAN KEGIATAN MENGECAP DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN Farida Iksan; Rosita Wondal; Umikalsum Arfa
Jurnal Ilmiah Cahaya Paud Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Cahaya Paud (Edisi November)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/cahayapd.v2i2.2109

Abstract

Kreativitas sangat penting dimiliki oleh seorang individu termasuk pada anak usia dini yang merupakan genarasi penerus bangsa. Oleh karena itu kreativitas perlu dikembangkan sejak dini dengan berbagai kegiatan. Salah satu kegiatan yang dapat membantu mengembangkan kreativitas anak yaitu dengan kegiatan mengecap. Penelitian kajian literatur ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji tentang peran kegiatan mengecap dengan menggunakan alat dan bahan alam di lingkungan sekitar (buah belimbing dan pelepah pisang) dalam rangka mengembangkan kreativitas anak. Hasil yang diperoleh dari kajian ini adalah kegiatan mengecap dengan menggunakan buah belimbing dan pelepah pisang berperan dalam mengembangkan kreativitas anak. Dengan kegiatan mengecap, kemampuan imajinasi anak akan berkembang untuk menuangkan ide-ide baru, anak mampu berpikir dan membentuk suatu karya yang baru dan menarik. The creativities are certainly substantial to everyone as personal instead of children such as the next generation of the nation. In this case, needs the creativity to develop children throughout any activities at an early age. The stamp is the one activity that can help to enhance children's creativity. This research of literature examines the main role of stamp activity throughout the tools and materials of the environment surrounding (Star fruit and stem of the banana bunch) in the development of children's’ creativity.  The results of this research are the activities using Star fruit and the stem of the banana bunch in the development of children’s creativity. By using stamp activity, will develop children's skills of imagination to explore new ideas, creative thinking, and create new things and interesting.
KEGIATAN MEMBATIK DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK Yuni Ingkir; Rosita Wondal; Umikalsum Arfa
Jurnal Ilmiah Cahaya Paud Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Cahaya Paud (Edisi November)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/cahayapd.v2i2.2043

Abstract

Motorik halus merupakan kemampuan mengkoordinasikan gerakan-gerakan fisik yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti jari jemari tangan dan gerakan pengelangan tangan yang tepat. Adapun salah satu kegiatan yang dapat diterapkan dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak yaitu dengan menggunakan kegiatan membatik untuk mengembangkan kemampuan motorik halus. Kegiatan membatik dalam kajian ini adalah menghias pada kain polos dengan teknik menutup kain menggunakan tali untuk mengikat bagian yang tidak diinginkan untuk diwarnai. adapun cara yang dilakukan dalam kegiatan ini yaitu kain dibentuk segiempat buat bentuk motif dengan cara mengikat tissu pada beberapa bagian kain menggunakan tali ikat secara kencang dan membentuk motif bulat serta basahi kain yang sudah diikat dengan cairan pewarna makanan dengan warna yang berbeda-beda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan pendekatan studi literatur (library research). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan kegiatan membatik dapat mengembangkan kemampuan motorik halus anak.Kata Kunci: Kegiatan Membatik, Motorik Halus  Abstract: Fine motor skill is the ability to coordinate physical movements that involve certain parts of the body and carried out by small muscles, such as fingers and hand movement. One of the activities can be applied in developing children's fine motor skills is batik activities. Batik activity is way of decorating a plain cloth with a closing cloth technique using a rope to tie the unwanted parts to be colored. The method used in this activity, a rectangular fabric is formed to form a motif by binding tissues to several parts of the fabric with a tight rope. Then it forms a round motif and wet cloth that has been bound with liquid food coloring in different colors. This study is library research approach. Based on the results, it can be concluded that by applying batik activities can develop children's fine motor skills.Keywords: Batik Activity, fine motor skills  
PERAN PERMAINAN LUDO DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA 5-6 TAHUN Rosita Wondal; Rita Samad; Desna Kore
Jurnal Ilmiah Cahaya Paud Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Cahaya Paud (Edisi November)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/cahayapd.v2i2.2068

Abstract

Abstrak:Bermain merupakan cara anak dalam belajar. Dengan bermain anak akan mendapatkan sejumlah pengalaman-pengalaman serta tantangan baru yang akan memperkaya diri anak baik dari segi pengenalan nilai-nilai agama dan moral, fisik motorik, bahasa, kognitif, sosial emosional bahkan seni anak akan berkembang ketika anak melakukan kegiatan bermain. Pendekatan yang tepat dalam mengajar pada anak usia dini adalah dengan kegiatan bermain. Salah satu permainan yang disenangi anak masa kini adalah permainan ludo. Permainan ini dapat diciptakan sendiri oleh guru dengan bahan-bahan bekas yang ada di lingkungan sekitar. Berdasarkan  penelitian kajian literatur dapat disimpulkan bahwa permainan ludo dapat membantu perkembangan kognitif, khususnya anak dapat mengenal konsep angka sederhana (1 sampai dengan 6) dengan dadu yang dimainkan, anak juga dapat mengetahui konsep banyak-sedikit dan panjang-pendekKata kunci: Permainan Ludo, Kemampuan KognitifAbstract: Play is a way for children to learn. Children will get experiences and new challenges that will enrich their religious and moral values, physical motor and language, cognitive, social emotional, even art development when they do play activities. One of the approaches in teaching early childhood is game. A game is activity which executed only for pleasure and sometimes used as an educational tools. Ludo is one of them. This game can be created by the teacher himself using used materials around us. Based on the literature review, it can be concluded that ludo game can improve cognitive development, especially children can recognize the concept of simple numbers (1 to 6) with the dice being played and they also know the concepts of many-little and long-short.                         Keywords: Ludo Game, Cognitive Ability
PERANAN KEGIATAN MERONCE DENGAN BAHAN BEKAS DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN Gerli Yomima Ariska Tjaya Y.A Tjaya; Rosita Wondal; Haryati Haryati
Jurnal Ilmiah Cahaya Paud Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Cahaya Paud (Edisi November)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/cahayapd.v2i2.1984

Abstract

Perkembangan fisik merupakan hal penting dalam kehidupan anak usia 5-6 tahun terutama perkembangan fisik motorik halus, sebagai langkah awal dalam menyiapkan anak untuk menulis. Dalam meningkatkan perkembangan motorik halus anak banyak aktivitas kelas yang membantu anak-anak dalam mengendalikan motorik halus guna menstimulasi syaraf-syaraf otot anak agar berfungsi dengan baik. Aktivitas perkembangan motorik halus anak usia dini bertujuan untuk melatihkan ketrampilan koordionasi motorik anak diantaranya koordinasi antara tangan dan mata yang dapat dikembangkan melalui aktivitas bermain. Salah satu stimulus yang biasa dilakukan adalah melatih anak dalam memegang benda-benda kecil seperti pada kegiatan meronce. Dalam penelitian kajian pustaka ini penulis mengkaji tentang kegiatan meronce dalam meningkatkan motorik halus anak. Kegiatan meronce yang dikaji dengan menggunakan bahan-bahan yang sering ditemukan anak dalam kehidupan sehari-hari bahkan anak menggunakan bahan tersebut (bahan bekas) sehingga bahan-bahan tersebut tidak menjadi sampah yang membebani pemerintah. Berdasarkan kajian literatur yang dilakukan disimpulkan bahwa dengan kegiatan meronce dapat membantu anak untuk mengembangkan motorik halus.Physical development is important for children aged 5-6 years, especially fine motor skills development, as a first step in preparing them to write.In improving fine motor skills, many class activities can be done by children to stimulate nerves of the child's muscles to function properly. The aim of this activity is to practice children's motor coordination skills include coordination between hands and eyes through play activities.One stimulus usually done is to train children in handling small objects such as meronce activities.In this literature study, the author examines meronce activities in improving children fine motor skills.Meronce activities are studied by used materials that are often found by children in their daily life and even children use these materials so that these materials do not become waste that burdens the government.Based on the literature review, it is concluded that meronce activities can help children to develop fine motor skills.
KAJIAN STRATEGI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI Prisilia Sandra Habibu; Rosita Wondal; Bujuna Alhadad
Jurnal Ilmiah Cahaya Paud Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Cahaya Paud (Edisi November)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/cahayapd.v2i2.2085

Abstract

Abstrak: Tujuan utama pendidikan karakter adalah untuk memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses sekolah maupun setelah proses sekolah. Agar pendidikan karakter dapat diimplementasikan dengan baik, perluh adanya strategi yang baik pula guna mengoptimalkan penerapan pendidikan karakter pada siswa. Strategi merupakan bagian dari proses perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Guru wajib memahami serta dapat menentukan strategi-srategi yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran agar diharapkandapat mengoptimalkan kegiatan pembelajaran. Dalam artikel ini, penulis ingin membahas tentang strategi guru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter pada anak usia dini. Metode yang digunakan penulis adalah  metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Tujuan penulis adalah untuk membantu guru menentukan strategi khususnya strategi dalam pengembangan karakter anak.Dalam menentukan strategi, sebaiknya ditinjau dari budayadisekitar anak sehingga mudah bagi anak untuk dapat  mengaplikasikannya.Terdapat tujuh strategi dalam mengimplementasikan pendidikan karakter  yang perluh diketahui guru yakni: 1) tujuan, sasaran dan target yang dicapai harus jelas dan kongkrit, 2) kerjasama antara sekolah dengan orang tua peserta didik, 3) kesadaran dan tanggung jawab guru demi mencapai keberhasilan dari tujuan pendidikan, 4) kesadaran guru dalam mengembangkan karakter peserta didik, 5) memiliki kompetensi pedagogik, 6) dapat memanfaatkan kultur sekolah sebagai pengembangan karakter anak, 7) peran orang tua dalam memonitor dan mengontrol perilaku anak.Kata kunci:Strategi Pedidikan KarakterAbstract: The main purpose of character education is to facilitate the reinforcement and development of certain values so that they manifest in the behavior of children, either during the school process and after the school process. So that character education can be implemented well, it is also necessary to have a good strategy to optimize the application of character education to students. Strategy is part of the learning planning and implementation process. The teacher must understand and be able to determine which strategies that will be used in the implementation of learning so that it is expected to optimize learning activities. In this article, the author wants to discuss the teacher's strategy in implementing character education in early childhood. The method used by the writer is a qualitative method with a descriptive approach. The aim of the writer is to help the teacher determine the strategy especially the strategy in developing the character of the child. In determining the strategy, it should be viewed from the culture around the child so that it is easy for children to be able to apply it. There are seven strategies in implementing character education that teachers need to know, namely: 1) the goals, objectives and targets achieved must be clear and concrete, 2) collaboration between the school and the students' parents, 3) teacher's awareness and responsibility to achieve the success of the goals education, 4) teacher awareness in developing students' character, 5) having pedagogical competence, 6) can utilize school culture as a child's character development, 7) the role of parents in monitoring and controlling children's behavior.Keywords: Stratgy, Character Education 
Analisis Implementasi dan Kendala Penerapan Kurikulum 2013 pada SD Kelas Awal (Studi Kasus di SD 104/III Koto Iman) Amalia Husna; Rosita Wondal; Umikalsum Arfa; Winda Oktaviani; Yayat Suharyat
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 5 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v4i5.6939

Abstract

Kurikulum menjadi isu yang serius dalam menyongsong pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 adalah suatu kebijakan baru pemerintah pada bidang pendidikan yg dibutuhkan agar dapat menjawab tantangan & dilema yg akan dihadapi bangsa Indonesia ke depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi dan kendala penerapan kurikulum 2013 pada sd kelas awal di SD 104/III Koto Iman. Metode dalam penelitian ini adalah studi kasus yang termasuk pada jenis penelitian kualitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bentuk-bentuk dari Implementasi kurikulum 2013 pada kelas awal di SD 104/III Koto Iman adalah: (1) membuat perangkat pembelajaran; (2) pembelajaran tidak hanya menekankan pada aspek kognitif; (3) penilaian autentik; (4) pembelajaran berbasis tematik; (5) menggunakan pendekatan saintifik; (6) menggunakan model pembelajaran projek; dan (7) strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Adapun kendala-kendala yang ditemukan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 pada kelas awal di SD 104/III Koto Iman adalah: (1) Keahlian Guru dalam Merencanakan Pembelajaran di Sekolah; (2) Kurangnya Media Pembelajaran; (3) Kurangnya Sarana dan Prasarana. Untuk mengatasi kendala ini, perencanaan dalam implementasi Kurikulum 2013 harus dilakukan secara matang.