Pattipeiluhu, Shelly Mieke
2Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Pattimura 97233

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Histopatologi Dan Ekspresi TNF-α (Tumor Necrosis Factor-α) Terhadap Kerusakan Hati akibat Invasi Parasit pada Ikan Kembung (Rastrelliger brachysoma) Allyes Amarens Lekatompessy; Shelly Mieke Pattipeiluhu; Betsy Jane Pattiasina
Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik Vol 5 No 4 (2021): November
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46252/jsai-fpik-unipa.2021.Vol.5.No.4.176

Abstract

Mackerel (Rastrelliger brachysoma) is a type of small pelagic fish lives on the coast and offshore that common infected by parasites. This study aims to identify endoparasits in fish and the effect of the invasion on fish liver tissue through immunohistochemistry technique. The results indicate that there were parasitic agents attack fish livers, including Contracaecum sp and Henneguya sp. The histopathology of liver tissue shows some cells infiltration, cells degeneration and necrosis. The TNF-α expression were positive that was almost all tissue of fish liver infected and cause damage to fish specifically.
Memperkenalkan Potensi Rumput Laut Endemik dan Pemanfaatannya bagi Masyarakat Dusun Tapi Negeri Wakasihu Bethsy J Pattiasina; Agapery Y Pattinasarany; Shelly M Pattipeiluhu; Joice W Loupatty
Innovation for Community Service Journal Vol 1 No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Department of Chemistry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/icsj.v1i2.10807

Abstract

Potensi sumberdaya alam penting untuk diteliti dan dieksplorasi dalam konteks pembangunan masyarakat lokal. Salah satu sumberdaya alam yang memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan adalah rumput laut. Namun masyarakat belum mengolahnya sehingga belum bermanfaat. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan wawasan tentang manfaat rumput laut dan memberikan keterampilan baru dalam pembuatan produk pangan berbasis rumput laut. Sasaran kegiatan ini adalah ibu-ibu Dusun Tapi, Negeri Waksihu, Kabupaten Maluku Tengah dengan permasalahan yaitu belum pernah mendapatkan penyuluhan atau pelatihan peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang pengolahan pangan berbahan rumput laut. Untuk itu dilakukan kegiatan penyuluhan tentang manfaat rumput laut sebagai makanan dan tehnik pembuatan makanan menggunakan bahan dasar rumput laut Gymnogongrus sp. Dari kegiatan ini ada pengetahuan baru yang diperoleh yaitu meningkatnya kesadaran masyarakat akan manfaat rumput laut terhadap kesehatan bila digunakan dalam makanan dan meningkatnya keterampilan peserta dalam mengolah makanan untuk keluarga dari bahan rumput laut.
Infeksi Aeromonas hydrophila dan Dampaknya pada Parameter Darah Ikan Nila Oreochromis niloticus Pattipeiluhu, Shelly Mieke; Laimeheriwa, Bruri Melky; Lekatompessy, Allyes Amarens P.
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 6 No. 3 (2022): JFMR on December
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2022.006.03.2

Abstract

Ikan nila memiliki kerentanan terhadap infeksi Aeromonas hydrophila dan itu merupakan kendala pada produksi dan pengembangan industri akuakultur. Ikan yang terinfeksi mengalami perubahan gambaran sel darah yang disebabkan oleh respon imun ikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh infeksi bakteri A. hydrophila pada parameter darah ikan nila dalam hal ini total eritrosit (TEC), total leukosit (TLC), diferensial leukosit, dan tanda-tanda klinisnya. Sembilan ekor ikan nila ukuran 98 ± 9,3 cm dipaparkan melalui perendaman dalam tiga konsentrasi bakteri yang berbeda, yaitu 0 cfu/ml (kontrol), 103cfu/ml, dan 105cfu/ml. Sampel darah diambil pada hari pertama, ketiga, dan kelima setelah paparan. Metode hemositometer dan hapusan darah digunakan untuk menghitung dan mengidentifikasi jenis sel darah putih. Hasil penelitian menunjukkan jumlah leukosit tertinggi yaitu 160.900 sel/mm3 dan limfosit 79,6 % ditemukan pada sampel darah ikan setelah 5 hari percobaan dan telah dipapar 105bakteri. Dengan perlakuan yang sama, eritrosit (TEC), sebaliknya, paling rendah yaitu 1,2 x 106 sel/mm3. Gejala klinis menunjukkan perdarahan hebat pada kulit, lepasnya sisik dan kerusakan sirip yang terjadi setelah 3 hari percobaan. Sistem kekebalan tubuh ikan nila jelas memiliki reaksi positif terhadap infeksi Aeromonas. Hasil ini akan berkontribusi untuk pemahaman lebih lanjut tentang patogenesis dan sistem pertahanan ikan yang terinfeksi Aeromonas.   Tilapia is susceptible to Aeromonas hydrophila and it is a constraint on production and development of the aquaculture industry. Infected fish experience changes in the appearance of blood cells caused by the fish's immune response infection. A. hydrophila on blood parameters of tilapia in this case total erythrocytes (TEC), total leukocytes (TLC), differential leukocytes, and clinical signs. Nine tilapia sized 98 ± 9.3 cm were exposed by immersion in three different concentrations of bacteria, namely 0 cfu/ml (control),103cfu/ml, and 105cfu/ml. Blood samples were taken on the first, third, and fifth days after exposure. The hemocytometer and blood smear methods are used to count and identify the type of white blood cells. The results showed that the highest number of leukocytes was 160,900 cells/mm3 and 79.6% lymphocytes were found in fish blood samples after 5 days of experimentation and had been exposed to 105bacteria. With the same treatment, erythrocytes (TEC), on the other hand, were the lowest at 1.2 x 106cells /mm3. Clinical symptoms showed heavy bleeding on the skin, loss of scales and fin damage that occurred after 3 days of experimentation. The immune system of tilapia clearly has a positive reaction to Aeromonas. These results will contribute to further understanding of the pathogenesis and defense systems of fish infected with Aeromonas.
ANALISIS HEMATOLOGI IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer Bloch, 1790) DALAM SISTEM KARAMBA JARING APUNG DI TELUK AMBON DALAM Borut, Ruku Ratu; Pattipeiluhu, Shelly Mieke; Rijoly, Stefanno Markus Anthony; Sahetapy, Jacqueline Marleen F
MUNGGAI : Jurnal Ilmu Perikanan dan Masyarakat Pesisir Vol 10 No 02 (2024): MUNGGAI : Jurnal Ilmu Perikanan Dan Masyarakat Pesisir
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Banda Naira

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62176/.v10i02.416

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran darah ikan ikan kakap putih (Lates calcarifer Bloch, 1790) dalam sistem KJA di perairan Teluk Ambon Dalam. Jumlah sampel ikan yang digunakan sebanyak 5 ekor. Pengambilan sampel sekali dalam 1 bulan selama 3 perlakuan pengamatan. Ikan dianalisis gambaran darahnya mencakup eritrosit total, leukosit total, kadar hemoglobin, kadar hematokrit. Hasil pengamatan menunjukkan kakap putih memiliki jumlah eritrosit total 2,80×106 sel/mm3; leukosit total 4,76×104 sel/mm3; kadar hemoglobin 7,91 g%; kadar hematokrit 18,26%. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa ikan kakap putih tidak sehat karena kadar hemoglobin, kadar hematokrit di luar batas normal ikan sehat.
KEBERADAAN Vibrio spp. PADA IKAN KERAPU CANTANG Epinephelus sp. DI KJA PERAIRAN KEPULAUAN SERIBU Borut, Ruku Ratu; Pattipeiluhu, Shelly Mieke; Rijoly, Stefanno Markus Anthony; Sahetapy, Jacqueline Marleen F.
Media Akuakultur Vol 19, No 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.19.2.2024.47-54

Abstract

Analisis keberadaan Vibrio spp. pada lingkungan budidaya sangat penting diketahui. Hal tersebut berkaitan dengan prinsip-prinsip biosecurity yang ketat untuk memastikan kesehatan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri Vibrio spp. ikan kerapu cantang di Keramba Jaring Apung (KJA) perairan Pulau Kelapa Dua. Jumlah ikan sampel sebanyak 10 ekor terdiri dari 5 ekor ikan kerapu cantang dan 5 ekor ikan liar. Media agar Sea Water complete (SWC) digunakan sebagai media pengamatan total bacteria count, sedangkan media agar Tiosulfat Citrate Bile-Salt Sucrose (TCBS) digunakan sebagai media pengamatan parameter total Vibrio count, sampel organ hati dan ginjal diinkubasi pada suhu 28ºC selama 24 jam. Identifikasi jenis Vibrio spp. dengan uji biokimia dan uji KIT API 20 NE secara deskriptif. Jenis-jenis bakteri Vibrio spp. yang ditemukan terdeteksi tiga jenis bakteri, yaitu Vibrio vulnificus, V. alginolyticus dan V. parahaemolyticus. Histopatologi organ hati mengalami perubahan pada sel necrosis dan vacuolasi sedangkan ginjal mengalami kongesti pada leukocyte infiltration; necrosis; tubular cells. Simpulan penelitian ini adalah keberadaan bakteri Vibrio spp. terdapat pada ikan liar dan kerapu cantang yang mengindikasikan terjadinya transmisi patogen dari ikan liar ke ikan budidaya atau sebaliknya, sedangkan histologi pada organ hati terjadi perubahan pada sel necrosis dan vacuolasi sedangkan ginjal mengalami kongesti pada leukocyte infiltration; necrosis; tubular cells.Analysis of the presence of Vibrio spp. in the cultivation environment is very important to know. This is related to strict biosecurity principles to ensure fish health. This study aims to identify Vibrio spp.—bacteria in hybrid groups in KJA in the waters of Kelapa Dua Island. The number of sample fish was 10, consisting of 5 hybrid groupers and 5 wild fish. Sea Water Complete (SWC) agar media was used as a medium for observing total bacteria count, while Thiosulfate Citrate Bile-Salt Sucrose (TCBS) agar media was used as a medium for observing total Vibrio count parameters. Liver and kidney organ samples were incubated at 28 C for 24 hours. Identification of Vibrio spp. types with biochemical tests and KIT API 20 NE tests descriptively. Vibrio spp. bacteria were detected as three types of bacteria, namely Vibrio vulnificus, V. alginolyticus, and V. parahaemolyticus. Histopathology of the liver organ experienced changes in necrosis and vacuolation cells while the kidneys experienced congestion in leukocyte infiltration, necrosis, and tubular cells. The conclusion of this study is the presence of Vibrio spp. bacteria in wild fish and hybrid grouper, which indicates the transmission of pathogens from wild fish to farmed fish or vice versa, while histology of the liver organ experienced changes in necrosis and vacuolation cells, while the kidneys experienced congestion in leukocyte infiltration, necrosis, and tubular cells.