Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KAJIAN BAHAN BERBAHAYA FORMALIN, BORAKS ,RHODAMIN B DAN METHALYN YELLOW PADA PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH DI BANJARBARU Sajiman Sajiman; Nurhamidi Nurhamidi; Mahpolah Mahpolah
Jurnal Skala Kesehatan Vol 6 No 1 (2015): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.771 KB) | DOI: 10.31964/jsk.v6i1.26

Abstract

Pangan jajanan bermanfaat terhadap penganekaragaman makanan dalam rangka peningkatan mutu gizi makanan yang dikonsumsi. Makanan jajanan memberikan kontribusi masing-masing sebesar 22,9%, dan 15,9% terhadap keseluruhan asupan energi dan protein anak sekolah dasar (Rahmi AA dan Muis SF, 2005). Namun demikian, keamanan jajanan tersebut baik dari segi mikrobiologis maupun kimiawi masih dipertanyakan.Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan Survei, penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar (SD) diwilayah Kota Banjarbaru. Populasi adalah pangan jajan  yang dijual oleh penjaja di lingkungan  SD di wilayah kota Banjarbaru. Sampel adalah pangan jajanan yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan berdasarkan uji kimia yang akan dilakukan. Data dikumpulkan dengan melakukan pemeriksaan secara laboraturium terhadap sampel pangan jajanan yang telah dikumpulkan.Hasil pemeriksaan terhadap sampel tidak ditemukan kandungan bahan berbahaya (Formalin, Boraks, Rodhamin B dan Methalyn Yellow) pada makanan jajanan yang dijual dilingkungan Sekolah Dasar di Kota Banjarbaru. Kata Kunci : Formalin, Boraks, Rodhamin B dan Methalyn Yellow
Pertumbuhan Dan Perkembangan Motorik Kasar Bayi Dengan Pemberian Asi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Ulin Banjarbaru sajiman sajiman; Nurhamidi nurhamidi; Mahpolah mahpolah
Jurnal Skala Kesehatan Vol 7 No 1 (2016): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.436 KB) | DOI: 10.31964/jsk.v7i1.168

Abstract

Proses pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi dan balita merupakan proses yang teramat penting dalam menentukan masa depan anak baik secara fisik, mental maupun perilaku.Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh, termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia bayi 6 bulan. Penelitiaan ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan dan perkembangan motorik kasar bayi dengan pemberian ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Ulin Banjarbaru. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan design cross sectional.Populasi adalah semua bayi yang berada di wilayah kerja Puskesmas Seungai Ulin, sedangkan Sampel adalah bayi usia 3 - 6 bulan yang diambil secara purposive sampling. Pengumpulan data pemberian ASI Ekslusif dengan menggunakan kuesioner, data pertumbuhan bayi diukur dengan metode antropometri dengan Indeks IMT/U dimana berat badan (BB) di ukur dengan alat timbang Dacin dan panjang badan (PB) diukur dengan alat pengukur panjang badan, sedangkan untuk mengukur perkembangan menggunakan instrument kuesioner pra-skrining perkembangan (KPSP). Analisis menggunan Mann Whitney U Test Hasil menunjukkan bahwa 63,3% bayi sudah tidak mendapatkan ASI Eksklusif, 80,0% bayi berkembang dengan normal dan selebihnya mengalami perkebangannya meragukan. Sebanyak 73,3% bayi tumbuh normal selebihnya mengalami pertumbuhan dengan kegemukan. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan pertumbuhan antara bayi yang mendapat ASI ekslusif dan yang tidak mendapat ASI eksklusif (p=0,235), sedangkan bayi yang mendapat ASI eksklusif mengalami perkembangan yang berbeda dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif (p=0,040)
Kandungan Indeks Glikemik Dan Beban Glikemik Beras Lokal Hanyar Dan Usang zulfiana dewi; sajiman sajiman
Jurnal Skala Kesehatan Vol 12 No 2 (2021): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jsk.v12i2.318

Abstract

The prevalence of Diabetes Mellitus (DM) in South Kalimantan Province increased from 1.0% in 2007 to 1.4% in 2013. Low Glycemic Index (IG) foods can improve insulin sensitivity and also increase sugar efficiency, and increase DM efficiency. The purpose of this study is to publicize the differences between the Glycemic Index and the Glycemic Load in local rice. This type of experiment research. The expected data obtained is the value of the Glycemic Index and Glycemic Load. The design in this study is Post-only Control Group Design using controls without random assignment. The results of the glycemic index test obtained the highest IG value in rice from karang dukuh usang by 120.31%, and the lowest in rice from Unus Hanyar rice is equal to 87.15%. The results of glycemic load obtained the highest BG value in rice from karang dukuh usang rice is equal to 25.75%, and the lowest in rice from karang dukuh hanyar rice that is equal to 19.26. The conclusion in this study is the difference in the glycemic index and the glycemic load on rice from floating and obsolete local rice Keyword : Glycemic Index; Glycemic load; Local Usang Rice; Local Hanyar Rice.
FAKTOR KONVERSI MENTAH KE MASAK BERBAGAI JENIS BERAS LOKAL sajiman sajiman; nurhamidi nurhamidi
Jurnal Riset Pangan dan Gizi Vol 1 No 1 (2018): JURNAL RISET PANGAN DAN GIZI
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.118 KB) | DOI: 10.31964/jr-panzi.v1i1.5

Abstract

Mengetahui tingkat penyerapan air dan Pengembangan volume nasi dari berbagai jenis beras sangat penting dalam rangka survey untuk mengetahui konsumsi pangan seseorang atau kelompok orang. Dari pengembangan volume dan penyerapan air dapat diketahui nilai konversi dari beras menjadi nasi. Kesalahan menggunakan nilai konversi dapat berakibat pada kesalahan penilaian konsumsi pangan dan gizi, yang pada akhirnya terjadi kesalahan dalam penentuan status gizi. Karena beras yang dikonsumsi oleh masyarakat Kalimantan Selatan bermacam-macam dan mempunyai kandungan amilosa yang berbeda, maka perlu diketahui pengembangan volume dan rasio penyerapan air berbagai jenis beras lokal untuk menentukan factor konversi beras mentah masak. Penelitian ini bersifat ekperimen , Populasi adalah beras lokal yang beredar dipasaran di kota Banjarmasin dan Banjarbaru dan sampel diambil dari populasi yang ada. Data dikumpulkan melalui pengujian penyerapan air dan pengembangan volume dilaboraturium. Analisis dilakukan secara deskriptif dengan membandingkan dengan teori dan hasil penelitian terkait Terdapat 13 jenis beras lokal yang ditemukan umumnya jenis beras siam dan beras unus. Rerata penyerapan air beras lokal adalah 1.59, dimana penyerapan air terendah adalah pada beras jenis cihirang dan siam pandak, yaitu 1.54, sedangkan penyerapan air tertinggi pada beras unus mayang usang, yaitu 1.71, sedangkan Rerata pengembangan volume beras lokal adalan 2.97, dimana pengembangan terkecil adalah beras cihirang dan siam gambut hanyar, yaitu 2.5, sedangkan pengembangan tertinggi terjadi pada beras unus mutiara usang yaitu 3.5. factor koversi mentah kemasak beras lokal antara 0.37 – 0.39. Adanya perbedaan rasio penyerpan air dan pengembangan volume dari berbagai beras lokal yang mungkin disebabkan oleh perbedaan kandungan amilosanya, maka disarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan kandungan amilosa berbagai jenis beras lokal.
Perbedaan Metode Penyuluhan Gizi Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu dan Tingkat Konsumsi Anak Usia Dini Dewi Deviyanty; zulfiana Dewi; Sajiman sajiman
Jurnal Riset Pangan dan Gizi Vol 1 No 1 (2018): JURNAL RISET PANGAN DAN GIZI
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.274 KB) | DOI: 10.31964/jr-panzi.v1i1.24

Abstract

Balita BGM masih merupakan masalah kesehatan di Kabupaten Banjar. Setelah rutin dilakukan penyuluhan gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura Timur, para ibu masih banyak yang belum mengetahui tentang gizi seimbang dan pola konsumsi anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan metode penyuluhan gizi terhadap tingkat pengetahuan ibu dan tingkat konsumsi anak usia dini di PAUD Nuri dan An Najwa. Metode penelitian ini menggunakan quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan non-equivalent control group. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2017 di PAUD Nuri dan An Najwa, Martapura Timur. Populasi dalam penelitian ini ibu yang memiliki anak usia dini yang bersekolah di PAUD Nuri dan An Najwa sebanyak 72 orang. Sampel sebagian dari populasi sesuai kriteria inklusi sebanyak 20 orang. Pengambilan data dengan cara wawancara menggunakan kuesioner. Variabel penelitian yaitu tingkat pengetahuan ibu, tingkat konsumsi dan metode penyuluhan gizi. Analisis data dengan uji Mann Whitney dengan α = 0,05%. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik ibu dengan umur antara 17 sampai 35 tahun, rata-rata tingkat pendidikan dalam kategori rendah dan ibu tidak bekerja lebih banyak. Ada perbedaan metode penyuluhan gizi terhadap peningkatan pengetahuan ibu sedangkan dengan peningkatan konsumsi energi dan protein anak usia dini diketahui tidak terdapat perbedaan yang bermakna. Disarankan kepada ibu untuk dapat menerapkan ke dalam kehidupan. Bagi puskesmas untuk melakukan pendidikan gizi menggunakan metode diskusi kelompok dan mengembangkan media yang sesuai dengan sasaran. Bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian dengan metode lain dan melakukan kelayakan media yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan konsumsi responden.
FAKTOR KONVERSI MENTAH KE MASAK BERBAGAI JENIS BERAS LOKAL sajiman sajiman; nurhamidi nurhamidi
Jurnal Riset Pangan dan Gizi Vol. 1 No. 1 (2018): JURNAL RISET PANGAN DAN GIZI
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jr-panzi.v1i1.5

Abstract

Mengetahui tingkat penyerapan air dan Pengembangan volume nasi dari berbagai jenis beras sangat penting dalam rangka survey untuk mengetahui konsumsi pangan seseorang atau kelompok orang. Dari pengembangan volume dan penyerapan air dapat diketahui nilai konversi dari beras menjadi nasi. Kesalahan menggunakan nilai konversi dapat berakibat pada kesalahan penilaian konsumsi pangan dan gizi, yang pada akhirnya terjadi kesalahan dalam penentuan status gizi. Karena beras yang dikonsumsi oleh masyarakat Kalimantan Selatan bermacam-macam dan mempunyai kandungan amilosa yang berbeda, maka perlu diketahui pengembangan volume dan rasio penyerapan air berbagai jenis beras lokal untuk menentukan factor konversi beras mentah masak. Penelitian ini bersifat ekperimen , Populasi adalah beras lokal yang beredar dipasaran di kota Banjarmasin dan Banjarbaru dan sampel diambil dari populasi yang ada. Data dikumpulkan melalui pengujian penyerapan air dan pengembangan volume dilaboraturium. Analisis dilakukan secara deskriptif dengan membandingkan dengan teori dan hasil penelitian terkait Terdapat 13 jenis beras lokal yang ditemukan umumnya jenis beras siam dan beras unus. Rerata penyerapan air beras lokal adalah 1.59, dimana penyerapan air terendah adalah pada beras jenis cihirang dan siam pandak, yaitu 1.54, sedangkan penyerapan air tertinggi pada beras unus mayang usang, yaitu 1.71, sedangkan Rerata pengembangan volume beras lokal adalan 2.97, dimana pengembangan terkecil adalah beras cihirang dan siam gambut hanyar, yaitu 2.5, sedangkan pengembangan tertinggi terjadi pada beras unus mutiara usang yaitu 3.5. factor koversi mentah kemasak beras lokal antara 0.37 – 0.39. Adanya perbedaan rasio penyerpan air dan pengembangan volume dari berbagai beras lokal yang mungkin disebabkan oleh perbedaan kandungan amilosanya, maka disarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan kandungan amilosa berbagai jenis beras lokal.
Perbedaan Metode Penyuluhan Gizi Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu dan Tingkat Konsumsi Anak Usia Dini Dewi Deviyanty; zulfiana Dewi; Sajiman sajiman
Jurnal Riset Pangan dan Gizi Vol. 1 No. 1 (2018): JURNAL RISET PANGAN DAN GIZI
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jr-panzi.v1i1.24

Abstract

Balita BGM masih merupakan masalah kesehatan di Kabupaten Banjar. Setelah rutin dilakukan penyuluhan gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura Timur, para ibu masih banyak yang belum mengetahui tentang gizi seimbang dan pola konsumsi anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan metode penyuluhan gizi terhadap tingkat pengetahuan ibu dan tingkat konsumsi anak usia dini di PAUD Nuri dan An Najwa. Metode penelitian ini menggunakan quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan non-equivalent control group. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2017 di PAUD Nuri dan An Najwa, Martapura Timur. Populasi dalam penelitian ini ibu yang memiliki anak usia dini yang bersekolah di PAUD Nuri dan An Najwa sebanyak 72 orang. Sampel sebagian dari populasi sesuai kriteria inklusi sebanyak 20 orang. Pengambilan data dengan cara wawancara menggunakan kuesioner. Variabel penelitian yaitu tingkat pengetahuan ibu, tingkat konsumsi dan metode penyuluhan gizi. Analisis data dengan uji Mann Whitney dengan α = 0,05%. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik ibu dengan umur antara 17 sampai 35 tahun, rata-rata tingkat pendidikan dalam kategori rendah dan ibu tidak bekerja lebih banyak. Ada perbedaan metode penyuluhan gizi terhadap peningkatan pengetahuan ibu sedangkan dengan peningkatan konsumsi energi dan protein anak usia dini diketahui tidak terdapat perbedaan yang bermakna. Disarankan kepada ibu untuk dapat menerapkan ke dalam kehidupan. Bagi puskesmas untuk melakukan pendidikan gizi menggunakan metode diskusi kelompok dan mengembangkan media yang sesuai dengan sasaran. Bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian dengan metode lain dan melakukan kelayakan media yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan konsumsi responden.